Anda di halaman 1dari 13

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGGUNAAN METODE


KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI PUSKESMAS TRUCUK I
KABUPATEN KLATEN

Jayanti Wulan Selfanay1, Amintul F2, Ika Winarningrum3

ABSTRAK

Latar belakang.Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan adalah
prediksi Rendahnya pemanfaatan MKJP KB disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang
mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi yang digunakan adalah faktor prediksi (umur, pendidikan,
jumlah anak, pengetahuan, sikap), faktor pendukung (ketersediaan alat kontrasepsi, jarak rumah ke
puskesmas, waktu dan biaya perjalanan), faktor pendorong (dukungan pelayanan kesehatan). .
Akseptor yang memilih alat kontrasepsi tidak jangka panjang menyebutkan alasan memilih metode
KB karena tidak perlu menunjukkan alat kelamin dalam pemasangannya. Metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) adalah pengguna alat kontrasepsi (IUD) dan implan 221.824 (23,74%) dan bukan
pengguna metode kontrasepsi jangka panjang 712.481 (76,26%)

Tujuan.Mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang di Puskesmas
Trucuk Kabupaten Klaten.

Metode penelitian.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross


sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) di Puskesmas Kecamatan Trucuk I Kabupaten Klaten pada tanggal 1 Januari sampai
November 2016, dengan jumlah 1.631 orang, 86 sampel. Teknik pengambilan sampel purposive
sampling. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi.

Hasil penelitian. Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan
adalah faktor prediksi (umur 46,5%, pendidikan 44,2%, jumlah anak 65,1%, pengetahuan 69,8%),
faktor pendukung 77,9% (ketersediaan alat kontrasepsi, jarak rumah ke kesehatan masyarakat,
waktu dan biaya perjalanan), faktor pendorong (dukungan pelayanan kesehatan). Kesimpulan.
Tingkat pengetahuan tentang KB cukup, dukungan suami baik, sosial budaya kurang baik.

Kata kunci: Mempengaruhi, Kontrasepsi MKJP

1Mahasiswa KebidananDIII STIKES Duta Gama Klaten


2 KuliahSaya
3 KuliahII

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 10


64 juta jiwa adalah remaja (BPS, 2010). Hal
menurutOrganisasi Kesehatan ini menunjukkan kemungkinan terjadinya
Dunia (WHO) (2014) penggunaan ledakan penduduk akibat angka
kontrasepsi telah meningkat di banyak kesuburan yang stagnan (Kemenkes,
bagian dunia, terutama di Asia dan 2012). Ledakan penduduk adalah suatu
Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara keadaan kependudukan yang
Afrika. Secara global, pengguna saya pertumbuhan yang
kontrasepsi modern telah meningkat melonjak cepat dalam jangka waktu yang

signifikan dari 54% pada tahun 1990 relatif pendek yang terjadi karena angka

menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara kelahiran sangat tinggi (Anonim, 2016).

regional, proporsi pasangan usia Indonesia merupakan sebuah negara

pinggiran kota 15-49 tahun melaporkan berkembang dengan jumlah penduduk

penggunaan metode kontrasepsimodern sebanyak 252.124.458 jiwa dengan luas

telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. wilayah 1.913.378,68 km2dan kepadatan

Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia penduduk sebesar 131,76 jiwa/km2

telah meningkat dari 60,9% menjadi (Depkes RI, 2014). Masalah yang
61,6%, sedangkan Amerika latin dan terdapat di Indonesia adalah laju
Karibia naik sedikit dari 66,7% menjadi pertumbuhan penduduk yang relatif
67,0%. Diperkiraan 225 juta perempuan di masih tinggi. Kira-kira penduduk
negara-negara berkembang akan pertengahan (2013) sebesar 248,8 juta
menunda atau menunda masa depan, tapi jiwa dengan laju pertumbuhan
tidak menggunakan metode kontrasepsi penduduk sebesar 1,48%. Laju
apapun dengan alasan berikut: terbatas pertumbuhan ditentukan oleh kelahiran
pilihan metode dan pengalaman efek dan kematian dengan perbaikan
pelayanan kesehatan

samping. Kebutuhan yang belum menyebabkan tingkat kematian rendah,


terpenuhi untuk pemakaian masih terlalu sedangkan tingkat kelahiran tetap tinggi
tinggi. Ketidakadilan oleh pertumbuhan hal ini penyebab utama ledakan
populasi (WHO, 2014). penduduk. Menekan jumlah penduduk
Indonesia berada di urutan ke-4/ dengan menggalakan program Keluarga
empat dengan penduduk terbesar di dunia Berencana (KB) (BPS, 2013).
setelah Amerika, China, dan India. Jumlah Cakupan peserta KB baru dan KB aktif

penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 di Indonesia pada tahun 2014 dengan

mencapai angka 237.641.326, dari total jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak

penduduk, sebesar 28 persen atau 47.019.002. Peserta KB baru

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 11


7.761.961 (16,15%) meliputi suntik operasi pria (MOP/vasektomi) dan
sebanyak 3.855.254 (49,67%), pil KB metode operasi wanita (MOW/
sebanyak 1.951.252 (25,14%), kondom tubektomi) hanya sebesar 10, 6%. Data
sebanyak 441.141 (5,68%), implan BKKBN (2014), target peserta KB baru di
sebanyak 826.627 ( 10,65%), IUD (Intra provinsi Jawa Tengah sebesar 899.163
Uterine Device) sebanyak 555.241 (7,15%), peserta dan total peserta KB baru
Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak tersebut mencapai 934.305 (103,90%)
116.384 (1,5%), Metode Operasi Pria dengan rincian penggunaan metode
(MOP) sebanyak 16,062 (0,2%) . kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yaitu
Sedangkan peserta KB aktif sebanyak pengguna alat kontrasepsi dalam rahim
35.202.908 meliputi IUD sebanyak (AKDR) ) dan implan 221.824 (23,74%)
3.896.081 (11,07%), MOW sebanyak dan pengguna non metode kontrasepsi
1.238.749 (3,52%), MOP sebanyak jangka panjang 712.481 (76,26%)
241,642 (0,69%), implan sebanyak (Kemenkes RI, 2013) Kabupaten
3.680.816 (10,46%), kondom sebanyak Klaten merupakan salah satu Kabupaten
1.110.341 (3,15%), dituangkan sebanyak di provinsi Jawa Tengah dengan jumlah
16.734.917 (47,54%), dan pil KB penduduk 1.194.237 jiwa dan jumlah
sebanyak 8.300.362 (29.58%) (Depkes PUS yang memakai kontrasepsi sebesar
RI, 2014). 75,90% dari total PUS 203.448 jiwa.
Data survei demografi dan Jumlah peserta KB baru di Kabupaten
kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun Klaten yaitu 104,09% dari target 22,633
2012,tingkat prevalensi penggunaan jiwa, yang sebagian besar
alat kontrasepsi menunjukan tingkat menggunakan alat kontrasepsi suntik
kesertaan KB di antara usia pasangan 50,72%, dan implan 20,64%.kebutuhan
mencapai 61,9%. Sebanyak 57,9% di yang tidak terpenuhi)yang masih tinggi
antaranya menggunakan cara KB yaitu sebesar 18,13%, angka turunkant
modern, hanya meningkat sebesar 0,5% peserta KB aktif sebesar 29.264 peserta,
dari 57,4% dalam lima tahun terakhir. dan penurunan jumlah peserta aktif
Penggunaan yang digunakan oleh alat sebanyak 5.705 peserta (KP3AKB Klaten,
kontrasepsi jangka pendek, terutama 2016).
yang mencapai 31,9%. Tingkat
pemakaian KB jangka panjang Pengguna KB IUD berada diurutan
kontrasepsi jangka panjang (MKJB), ke-3 dari pengguna KB Suntik dan Pil.
yaitu IUD, implan, metode Jumlah pasangan usia suburb di wilayah

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 12


kerja Puskesmas Trucuk yaitu sebanyak bahkan terus ditingkatkan karena

11.221 pasang. Akseptor KB aktif penolong tersebut belum merata.

sebanyak 1.631 orang. Dimana Sementara ini kegiatan Keluarga

persentase akseptor dengan Metode KB Berencana Masih Kurang Penggunaan


dalam

Jangka Panjang (MKJP) sebanyak 764 Metode Kontrasepsi Jangka Panjang


akseptor dan presentase akseptor (MKJP) (BKKBN 2010).
dengan Non-Metode KB Jangka Panjang Hasil studi pendahuluan yang
sebanyak 867 akseptor (Profil dilakukan di Puskesmas Trucuk
Puskesmas Trucuk I Klaten, 2015). Kabupaten Klaten pada bulan
Banyak faktor yang mempengaruhi November 2016 bahwa 10 akseptor
seseorang dalam pemilihan metode yang memilih Non Metode Kontrasepsi
kontrasepsi yang digunakan. Purba (2009) Jangka Panjang (MKJP)
dari hasil wawancara didapatkan
menemukan beberapa faktor yang tujuh dari sepuluh orang yang
berpengaruh terhadap pemilihan metode diwawancarai telah memiliki anak
kontrasepsi yang digunakan yaitu sebanyak dua orang. Enam dari sepuluh
prediposisi (umur, pendidikan, jumlah anak, orang yang diwawancarai mengatakan
pengetahuan, sikap), faktor pendukung takut efek samping jika bekerja keras alat
(ketersediaan alat kontrasepsi, jarak rumah yang akan dipasang di bagian tubuh yang
ke puskesmas, waktu tempuh dan biaya), lain. Pasangan usia subur yang memilih
faktor pendorong (dukungan petugas non metode kontrasepsi jangka pendek
kesehatan). Akseptor yang memilih jika dibandingkan dengan metode
kontrasepsi jangka panjang menyebutkan kontrasepsi jangka panjang wilayah kerja
alasan memilih KB tidak perlu menunjukkan Puskesmas Trucuk membuat penulis
alat kelamin dalam pemasangannya dan tertarik untuk meneliti tentang “faktor
tidak perlu memasukkan alat ke dalam penyebab rendahnya penggunaan
tubuh seperti spiral dan implan. metode kontrasepsi jangka panjang di
Puskesmas Trucuk Kabupaten Klaten.
Upaya peningkatan penduduk adalah

dengan meningkatkan gerakan KB Nasional. METODE PENELITIAN


Gerakan KB Nasional selama ini telah Jenis penelitian yang digunakan
berhasil mendorong peningkatan peran adalah jenis penelitian deskriptif
serta masyarakat dalam membangun kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
keluarga kecil yang semakin mandiri. adalah semua akseptor KB Non Metode
Keberhasilan ini mutlak harus diperhatikan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 13


wilayah Puskesmas Trucuk I Kabupaten Klaten sebanyak 22 responden (25,6%)
pada tanggal 1 Januari sampai November dengan umur > 35 tahun.
2016, dengan jumlah 1.631 orang. Tehnik b. pendidikan

pengambilan sampel yang bertujuan. Tabel 4.2 Distribusi frekuensi


karakteristik Responden
Pengambilan sampel secara purposif yaitu cara Berdasarkan pendidikan di
Puskesmas Trucuk I Klaten
pengambilan sampel berdasarkan tujuan
Tidak pendidikan f (%)
tertentu atau Kriteria inklusi. Dalam 1 SD 22 25,6
2 SMP 38 44,2
melakukananalisis, khususnya terhadap 3 SMA 18 20,9
4 PT/DIII 8 9,3
data penelitian akan menggunakan ilmu jumlah 86 100

statistik terapan yang di sesuaikan


Hasil penelitian menunjukkan
dengan tujuan yang akan di analisis
mayoritas pendidikan responden
(Hidayat, 2009). Analisis data yang
minimal SMP dengan dilihat
digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 44,2% dan paling sedikit
dengan menggunakan analisis univariat.
sebanyak 8 orang 9,3% responden
dengan pendidikan Perguruan
HASIL PENELITI DAN
Tinggi.
PEMBAHASAN
c. Pekerjaan
A. Hasil Penelitian
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi
kuesioner yang diberikan karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan di
peneliti sebanyak 86 lembar. Adapun Puskesmas Trucuk I Klaten

hasil penelitian dapat dilihat pada tabel Tidak Pekerjaan f (%)


1 IRT 59 68,6
berikut : 2 Swasta 21 24,4
3 PNS 6 7
1. Karakteristik Responden jumlah 86 100
Hasil penelitian menunjukkan
sebuah. umur
mayoritas responden tidak bekerja
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi
karakteristik Responden atau ibu rumah tangga sebnayak 59
Berdasarkan umur di
Puskesmas Trucuk I Klaten orang (68,6%) dan yang paling

Tidak umur f (%) sedikit PNS sebanyak 6 orang (7%).


1 < 20 tahun 24 27,9
2 20-35 tahun 40 46,5 d. pengetahuan
3 > 35 tahun 22 25,6
jumlah 86 100 Tabel 4.4 Distribusi frekuensi
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik Responden
Berdasarkan Pengetahuan
bahwa mayoritas responden dengan
Tidak pengetahuan f (%)
umur 20-35 tahun sebanyak 40 orang 1 Baik 20 23,3
2 cukup 60 69,8
(46,5%) dan yang paling sedikit 3 Kurang 6 7
jumlah 86 100

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 14


Hasil penelitian menunjukkan Hasil mencari agama

pengetahuan responden yang besar responden adalah islam sebanyak


adalah cukup dengan dilihat 69,8% 69 orang (80,2%) dan paling sedikit
dan pengetahuan paling sedikit agama kristen sebanyak 5 orang
sebanyak 6 orang (7%) (5,8%).
e. Jumlah Anak h. Sosial Budaya
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Tabel 4.8 Distribusi frekuensi
karakteristik Responden karakteristik Responden
Berdasarkan Jumlah Anak di Berdasarkan Sosial Budaya
Puskesmas Trucuk I Klaten
Tidak sosial f (%)
jumlah f (%)
Budaya
Tidak

Anak
1 <2 56 65,1 1 tidak 62 72,1
2 2 8 9,3
3 >2 22 25,6 2 Baik 24 27,9
jumlah 86 100 Baik
Hasil penelitian menunjukkan jumlah 86 100
jumlah anak yang paling banyak
Hasil penelitian menunjukkan
jumlah anak kurang dari 2 sebanyak
mayoritas responden adalah sosial
56 orang (65,1%) dan paling sedikit 2
budaya tidak baik sebanyak 62 orang
anak sebanyak 8 orang (9,3%).
(72,1%) dan baik sebanyak 24 orang
f. Dukungan Suami
(27,9%)
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi
karakteristik Responden
Berdasarkan dukungan PEMBAHASAN
Suami di Puskesmas Trucuk I
Klaten 1. Umur
Hai Dukungan Suami f (%) Hasil penelitian menunjukkan
1 Baik 67 77,9
2 Tidak Baik 19 22,1 bahwa sebagian besar umur akseptor
jumlah 94 100
KB adalah 20-35 tahun sebanyak 40
Hasil penelitian menunjukkan
orang (46,5%). Hasil ini sesuai dengan
baik sebanyak 67 orang (77,9%) dan
Kusumaningrum (2009) dalam
paling tidak baik sebanyak 19 orang
penelitiannya menyatakan bahwa
(33,1%).
umur dalam hubungan dengan
g. Agama
pemakaian KB berperan sebagai
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi
karakteristik Responden faktorintrinsik.Umur berhubungan
Berdasarkan Agama
dengan struktur organ, fungsi
Tidak Agama f (%)
1 Islam 69 80,2 perdarahan, komposisibiokimiawi
2 Kristen 5 5,8
3 Katolik 6 7 termasuk sistem hormonal seorang
4 Hindu 6 7
5 Bunda 0 0
jumlah 86 100
wanita. Perbedaan fungsi peredaran

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 15


darah, komposisi biokimiawi dan sistem produktif (lebih dewasa) orang
hormonal pada suatu periode umur dewasa telah memiliki pengalaman
menyebabkan perbedaan pada yang mempengaruhi pola pikir
kontrasepsi yang dibutuhkan. Masa sehingga sulit diubah karena
reproduksi (kesuburan) dibagi menjadi (Notoatmodjo, 2013).
3, yaitu: masa menunda pernikahan 2. Pendidikan
(kesuburan), masa mengatur Faktor pendidikan menunjukkan

Kesuburan (menjarangkan bahwa paling banyak pendidikkan

kehamilan), dan masa penebusan responden adalah SMP yaitu


kehamilan (tidak ingin hamil lagi). sebanyak 38 orang (44,2%).
Masa reproduksi ini merupakan dasar Menurut Notoatmodjo (2013),
pola penggunaan alat kontrasepsi pendidikan dapat mengubah
rasional. Umur terbaik bagi istri perilaku seseorang. Hal ini bahwa
melahirkan adalah 20-30 tahun semakin tinggi pendidikan
(Hartanto, 2010). Ciri-ciri kontrasepsi seseorang maka pengetahuannya
yang sesuai yaitu kembalinya akan semakin luas atau baik, selain
kesuburan cukup, efektifitas cukup itu semakin tinggi pendidikan akan
seseorang

tinggi, dapat dipakai 2-4 tahun sesuai kemudahan responden tersebut

dengan jarak kehamilan yang aman dalam menerima informasi (Soekanto,

bagi ibu dan anak, tidak menghambat 2000). tingkat pendidikan

produksi air susu ibu (ASI). Prioritas melatarbelakangi pengetahuan

alat kontrasepsi yang dipakai yaitu seseorang. Dengan pendidikan yang

AKDR, suntik, Pil, kondom, implan dan cukup tinggi terjadi proses

kontap (jika umur istri 30 tahun). pertumbuhan, perkembangan atau

Umur sangat menentukan kesehatan. perubahan ke arah yang lebih dewasa,

Semakin tua atau muda umur akan lebih baik dan matang pada diri

mempengaruhi seseorang dalam individu (Notoatmodjo, 2002). Sehingga

berpikir. Umur merupakan salah satu responden akan mudah menerima

faktor yang mempengaruhi tingkat pengaruh dari luar, lebih objektif dan

pengetahuan. Seseorang yang terbuka terhadap berbagai informasi,

berumur produktif (muda) lebih termasuk informasi kesehatan.

mudah menerima pengetahuan Pendidikan adalah upaya untuk

dibandingkan seseorang yang memberikan pengetahuan sehingga

berumur tidak terjadi perubahan-perubahan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 16


perilaku yang positif. Semakin tinggi penginderaan terhadap suatu objek

tingkat pendidikan seseorang maka tertentu. Penginderaan ini terjadi

semakin tinggi tingkat melalui panca indera manusia, yaitu

pengetahuannya. indera penglihatan, pendengaran,

3. Pekerjaan penciuman, rasa dan raba. Sebagian

Berdasarkan hasil penelitian besar pengetahuan manusia diperoleh

menunjukkan bahwa responden melalui mata dan telinga. Pengetahuan

mayoritas tidak bekerja sebanyak 59 atau kognitif merupakan domain yang

orang (68,6%). pekerjaan dapat sangat penting untuk terbentuknya

mempengaruhi tingkat penghasilan. perilaku seseorang (Notoatmodjo,

Besar sedikitnya tingkat penghasilan 2013).

dapat mempengaruhi keluarga dalam 5. Jumlah anak


mencukupi kebutuhan anggota Faktor jumlah anak menunjukkan
keluarga. tingkat kemampuan bahwa mayoritas responden dengan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan jumlah anak 1 sebanyak 56 orang
hidup, meningkatkan tingkat sosial (65,1%). Salah satu faktor yang
ekonomi akan menambah menentukan keikutsertaan pasangan
pengetahuan (Notoatmodjo, 2013). suami istri dalam gerakan Keluarga
Hasil ini sesuai dengan penelitian Berencana adalah banyaknya anak
Mahmudah (2015) tentang yang ditawarkan. Dimana diharapkan
menganalisis faktor yang berhubungan pada pasangan yang memiliki anak
dengan metode pemilihan kontrasepsi lebih banyak, kemungkinan untuk
jangka panjang pada akseptor KB memulai lebih besar dibandingkan
wanita di Kecamatan Banyubiru bahwa pada pasangan usia yang memiliki
ibu yang bekerja cenderung memilih anak lebih sedikit. BKKBN (2012)
kontrasepsi non MKJP. menjelaskan bahwa yang dimaksud
4. Pengetahuan dengan keluarga kecil adalah
Hasil penelitian menunjukkan keluarga yang jumlah anaknya paling
sebagian besar pengetahuan banyak 2 (dua ) orang, sedangkan
responden cukup. Hal ini dikarenakan keluarga besar adalah suatu keluarga
sebagian responden dapat memahami dengan jumlah anak lebih dari dua ( >
tentang manfaat MKJP. Pengetahuan 2 ) orang anak. Keluarga yang hanya
adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi terdiri ibu, ayah dan anak memiliki
setelah orang melakukan pengetahuan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 17


lebih baik dibandingkan dengan mengatakan bahwa sebenarnya

tipe keluarga nuklear dan keluarga membatasi anak tidak boleh,


lansia. Keadaan ini dikarenakan sedangkan kepercayaan lainnya

keluarga inti memiliki lebih banyak seperti sosial ekonomi


kesempatan untuk mencari kebanyakan mereka berpendapat
informasi. Semakin banyak bahwa rejeki bukan ditentukan
informasi maka semakin baik, oleh banyak anak atau sedikitnya
semakin tinggi pendidikan tetapi mereka lebih percaya
semakin baik (Notoatmodjo, 2003). bahwa rejeki ditentukan oleh Allah
6. Dukungan Suami SWT. Penelitian ini sejalan dengan
Dukungan data suami sebanyak penelitian yang dilakukan oleh
67 orang (77,9%) adalah baik. Hasil Siswati yang melakukan penelitian
penelitian Syamsiah (2002) dalam di Puskesmas Tanah Tinggi
Farahwati (2010) bahwa dukungan Tangerang menyatakan bahwa
suami menunjukkan adanya tidak ada hubungan antara
hubungan antara dukungan suami kepercayaan dengan pemilihan
dengan pemilihan alat kontrasepsi kontrasepsi jangka panjang
yang digunakan ibu/istri. Dimana (Siswati, 2013). Tokoh agama
dukungan suami merupakan faktor merupakan tokoh panutan yang
yang paling dominan untuk memilih memiliki wawasan keagamaan
alat kontrasepsi yang efektif dan yang luas, memiliki peran yang
efisien pada istri sebagai akseptor sangat strategis dalam
KB. Dukungan suami dalam mendukung program KB dan
penelitian ini adalah dukungan kesehatan reproduksi. BKKBN
informasi, dukungan finansial dan pusat telah membuat kesepakatan
dukungan perhartian. bersama (MOU) dengan
7. Agama departemen agama republik
Hasil penelitian menunjukkan Indonesia, kesepakatan bersama
bahwa mayoritas responden dengan tersebut dilksanakan mulai dari
agama islam sebanyak 69 orang tingkat pusat, provinsi,
(80,2%). Kepercayaan responden yang 8. Sosial Budaya
negatif paling karena Faktor sosial budaya sebanyak
kepercayaan berdasarkan dari suku 62 orang (72,1%) adalah baik.
atau adat atau agama mereka yang Lingkungan memiliki peran yang

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 18


sangat kuat dalam menentukan membayangkan, dan dirasakannya bertahan

tindakan individu. Nilai-nilai budaya dengan orang lain.

merupakan norma yang dipegang


erat setiap masyarakat. Setiap daerah KESIMPULAN DAN SARAN
memiliki nilai budaya yang berbeda A. Kesimpulan
dan menjadi pegangan hidup setiap 1. karakteristik responden sebagian
warganya. Beberapa penelitian besar adalah umur 20-35 tahun,
menunjukkan hasil bahwa agama pendidikan responden sebagian
memiliki peranan yang sangat kuat besar adalah umur 20-35 tahun,
dalam mempengaruhi seseorang pendidikan adalah SMP,
untuk memutuskan dalam memilih pekerjaan responden sebagian
metode penggunaan yang digunakan besar adalah ibu rumah tangga,
untuk mengatur jumlah anak mereka. jumlah anak lebih dari dua dan
Penelitian di Tanzania mendapatkan agama islam.
hubungan yang signifikan antara 2. Tingkat pengetahuan tentang KB
agama dengan pemakaian sudah cukup
kontrasepsi dengan nilai OR 2,802 3. dukungan suami adalah baik

dan p =0,02 (Mosha & Ruben, 2013). 4. Sosial budaya itu baik
Penelitian di Turki juga menemukan
hasil yang serupa, didapatkan 32,5% B. Saran
pada usia 15-45 tahun WUS tidak 1. Bagi Ilmu Pengetahuan dan

menggunakan kontrasepsi karena Teknologi

alasan kepercayaan bahwa mendapat Agar dapat menambah

dosa jika mereka menggunakan KB pengetahuan tentang metode

(Sahin, 2003). Sosial budaya dalam kontrasepsi jangka panjang agar

penelitian ini diukur dengan dapat meningkatkan pengetahuan

lingkungan tempat tinggal dan tentang kontrasepsi jangka panjang.

lingkungan kerja. Sosial budaya yang 2. Bagi Puskesmas Trucuk Kabupaten

terwujud dalam perilaku seseorang Klaten

dalam lingkungan sosialnya juga Agar memberikan informasi


mempengaruhi pengetahuan. Hampir mengenai faktor-faktor apa saja
segala sesuatu yang dilakukan yang mempengaruhi rendahnya
bahkan apa yang diketahui, metode kontrasepsi Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 19


(MKJP) oleh masyarakat, sehingga fisik mengenai penggunaan KB
dapat menciptakan strategi dalam tentang alat Metode Kontrasepsi
memberikan konseling kepada Jangka Panjang (MKJP).
akseptor keluarga berencana (KB) 7. Bagi Peneliti Selanjutnya Agar
tentang alat kontrasepsi Metode menjadi masukan bagi
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). selanjutnya yang ingin meneliti
tentang tema yang sama
3. Bagi STIKES Duta Gama Klaten Agar dengan menggunakan variabel
dapat menambah referensi yang berbeda.
mengenai faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya

penggunaan metode kontrasepsi

kontrasepsi jangka panjang.

4. Bagi Akseptor Keluarga Berencana

(KB)

Agar dapat melihat secara


objektif alat kontrasepsi
sehingga pemilihan alat
kontrasepsi tidak hanya
berdasarkan pada pengaruh
dan larangan dari suami, orang
berdasarkanalat
tua, atau temankecocokan
kontrasepsi berdasarkan

pemeriksaan medis maupun

kenyamanan responden sendiri.

5. Bagi Peneliti
Agar dapat menambah wawasan
dan menerapkan ilmu yang pernah
diperoleh selama menempuh
pendidikan.
6. bidan
Agar dapat memberikan pengaruh
pengaruh positif kepada akseptor
dengan bukti-bukti

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 20


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2010.Prosedur Pengantar _______. 2007. Kelangsungan


Suatu Pendekatan Praktek. penggunaan kontrasepsi di
Jakarta : Rineka Cipta Indonesia. Kesmas: Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional.
_________. 2015.Prosedur Pengantar Jilid III. 5 diakses http://
Suatu Mendekat Praktek. www.risbinakes.co.id pada
Jakarta : Rineka Cipta tanggal 17 September 2016
Ghazali. 2005.Metode Penelitian. Jakarta
tanpa nama. 2016. Kelangsungan : EGC
penggunaan kontrasepsi di
Indonesia. Kesmas: Jurnal Hanafi. 2012. Panduan Keluarga
Kesehatan Masyarakat Nasional. Berencana untuk Bidan. Jakarta :
Jilid III. 5 diakses http:// EGC
www.risbinakes.co.id pada
tanggal 17 September 2016 Hidayat. 2009. Metode penelitian
Kesehatan. Jakarta : Salemba
Arum. 2008. faktor-faktor yang Medika
Mempengaruhi Kontrasepsi. Jilid
III. 5 diakses ______. 2010. Metode penelitian
http://www.risbinakes.co.id pada Kesehatan. Jakarta : Salemba
tanggal 17 September 2016 Medika

BKKBN. 2012. Kelangsungan Khanifah (2015),penentuan penggunaan


penggunaan kontrasepsi di Metode Kontrasepsi Jangka
Indonesia. Kesmas: Jurnal panjang reversibel pada
Kesehatan Masyarakat kegiatan SAFARI KB. Skripsi.
Nasional. Jilid III. 5 diakses Yogyakarta
http://www.risbinakes.co.idpada
tanggal 17 september 2016 Kemenkes RI. 2013.Panduan Lengkap
Pelayanan KB Terkini.
________. 2015. Kelangsungan Yogyakarta: Mitra Cendikia.
penggunaan kontrasepsi di
Indonesia. Kesmas: Jurnal Kusumaningrum. 2011. faktor-faktor
Kesehatan Masyarakat yang Mepengaruhi Pemilihan
Nasional. Jilid III. 5 diakses Alat Kontrasepsi di Puskesmas
http://www.risbinakes.co.idpada Tanah Tinggi Kabupaten
tanggal 17 september 2016 Tangerang Tahun 2013. KTI.
Jakarta
________. 2011. Kelangsungan
penggunaan kontrasepsi di Mahmudah. 2015. faktor yang
Indonesia. Kesmas: Jurnal berhubungan dengan pemilihan
Kesehatan Masyarakat Nasional. metode kontrasepsi jangka
Jilid III. 5 diakses http:// panjang pada akseptor KB
www.risbinakes.co.id pada wanita di Kecamatan Banyubiru.
tanggal 17 September 2016 Yogyakarta : UGM

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 21


Mosa dan Retes. 2016.Kelangsungan
penggunaan kontrasepsi di
Indonesia. Kemas: Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional.
Jilid III. 5 diakses http://
www.risbinakes.co.id pada
tanggal 17 September 2016

Mubarok. 2012.Promosi Kesehatan.


Yogyakarta : Fitramaya

Notoatmojo. 2012. Ilmu Perilaku


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. 2013. Ilmu Perilaku


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurcahyani 2014,dukungan hubungan


suami dalam Pemilihan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang.
Yogyakarta

Prawirohardjo, 2012.Panduan Keluarga


Berencana. Jakarta : YBPSP

Purba. 2009. faktor-faktor yang


Berhubungan dengan Pemilihan
Kontrasepsi. Skripsi. Jakarta

Satria. 2015.Interaksi dan Motivasi


Belajar & Mengajar.Jakarta:
Raja Grafindo Persada. (Susi
Nurhikmah dan Etik
Sulistiyorini).

Suratun. 2008.Kelangsungan Penggunaan


kontrasepsi di Indonesia.
Kemas: Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional. Jilid III. 5
diakses
http://www.risbinakes.co.id pada
tanggal 17 September 2016

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. X Juni 2018 22

Anda mungkin juga menyukai