Anda di halaman 1dari 56

Edisi Juni-Desember 2019

DAFTAR ISI
SUSUNAN REDAKSI

02 Sambutan Redaksi Pemimpin Redaksi:


Rezki Handarta
Expert Reviewer:
Robert Na Endi Jaweng

03 Evaluasi Awal Pelaksanaan OSS


Staf Redaksi:
Herman Nurcahyadi Suparman,
Lenida Ayumi, Henny
Prasetyowati, Naomi N.
Simanjuntak, Gliddheo
Algifariyano Riyadi, Ditha

13 Mampukah OSS Mendongkrak Mangiri


Distribusi:
Maria Regina Retno Budiastuti,
Kemudahan Berusaha? Eka Sukmana, Agus Salim
Desain Layout:

24 Korupsi Perizinan Usaha di


Yulius Wahyu Tri Utomo

Daerah ALAMAT REDAKSI


Kantor:
Gedung Permata Kuningan Lt. 10

32 Reformasi Perizinan Investasi Jl. Kuningan Mulia, Kav. 9C


Guntur, Setiabudi, Jakarta Sela-
tan, 12980
untuk Mempercepat Hilirisasi Telepon:
(021) 8378 0642/53
Industri Fax:
(021) 8378 0643
Email:

42 Tantangan Pelaksanaan OSS di


kppod@kppod.org

Media Sosial:
Sektor Pariwisata kppod
kppod_id
KPPOD_Jakarta

www.kppod.org

gambar sampul didapat dari


forbes.com dan unsplash.com

KPPOD Brief 1
Edisi Juni-Desember 2019

EDITORIAL
Oleh: Rezki Handarta
Pemimpin Redaksi
Staf Knowledge Management KPPOD

I
klim investasi yang baik diyakini dapat terjadi ketika kepastian dan kemudahan
berusaha terwujud sebagai bagian dari upaya penciptaan iklim usaha yang
kondusif. Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah Indonesia pada tahun 2018
mendorong terciptanya sistem perizinan yang memudahkan dengan mengan-
dalkan sistem elektronik melalui pemberlakuan online single submission (OSS).
Sistem ini diinisiasi dan diperkuat dengan penerbitan PP No. 24 Tahun 2018 ten-
tang Sistem Pelayanan Perizinan Terintegrasi Berbasis Elektronik (Sistem Online
Single Submission, OSS). OSS hadir dengan harapan mereformasi layanan periz-
inan usaha guna mendorong kemudahan dan kepastian berusaha melalui lay-
anan perizinan terstandard. Namun, setahun pelaksanaan OSS, tantangan/ham-
batan masih muncul terutama pada regulasi, sistem dan tata laksana. Berangkat
dari latar tersebut, studi ini mendalami peta dan akar penyebab masalah yang
dihadapi dalam implementasi OSS. Sebuah evaluasi dilakukan atas pelaksanaan
OSS di daerah-daerah yang selama ini memiliki peran signiikan dalam perekono-
mian nasional.

Artikel pertama mendeskripsikan tantangan reformasi perizinan usaha melalui


platform digital online single submission. Penulis memaparkannya dalam konsep
debirokratisasi, deregulasi, dan digitalisasi. Sementara pada artikel kedua, meng-
gambarkan tentang reformasi perizinan dan relasinya dengan Ease of Doing Busi-
ness (EODB). Penerapan OSS dan implikasinya terhadap kemudahan berusaha
di Indonesia juga diulas secara menarik di artikel ini. Pada artikel keempat, penu-
lis merespon tentang pengaruh kemudahan dan kepastian berusaha terhadap
praktek korupsi di Indonesia. Tantangan penerapan perizinan berbasis elektronik
(OSS) dalam upaya pemberantasan atau pencegahan korupsi juga dikupas dalam
artikel ini. Dan masih banyak artikel-artikel selanjutnya yang juga tajam mengulas
terkait penerapan perizinan OSS di Indonesia.

Semoga artikel-artikel tersebut mampu memuaskan dahaga keingintahuan dan


antusiasme mengenai pelayanan perizinan, reformasinya, dan implikasinya terha-
dap iklim investasi, kepastian, dan kemudahan berusaha di Indonesia.

Selamat membaca.

2 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

EVALUASI AWAL
D
alam mel-
akukan
reformasi
kebijakan

PELAKSANAAN dan birokrasi perizinan


di daerah telah mele-
wati proses yang cukup

ONLINE SINGLE panjang, dari masa


pemerintahan sentral-
istik Orde Baru hingga

SUBMISSION masa reformasi saat


ini. Adanya kesulitan
para pelaku usaha dan

(OSS) masyarakat yang men-


gurus izin ke berbagai
instansi yang terpisah
dan menjadi sangat
berbelit. Dari situasi
yang terjadi, pemerin-
tah berusaha memun-
Oleh: Gliddheo Algifariyano R.
Analis Kebijakan KPPOD

gambar: oss.go.id

KPPOD Brief 3
Edisi Juni-Desember 2019

culkan sebuah inisiatif Konsep dilakukan adalah dari


yang dinilai mampu Reformasi segi debirokratisasi
melaksanakan perbai- Perizinan perizinan. Dalam hal ini
kan regulasi dan kelem- salah satu strategi yang
Reformasi perizinan
bagaan yang dapat dianggap idel adalah
merupakan sebuah
terasa lewat 16 paket dengan melakukan
jalan institusional yang
ekonomi. Paradigma perampingan birokrasi
dapat dilakukan untuk
utama yang ada dalam atau pemangkasan
menuju sebuah kemu-
paket ekonomi terse- aneka prosedur regu-
dahan dan kepastian
but adalah reformasi lasi. Strategi simplii-
berusaha. Arena refor-
layanan usaha dan per- kasi menjadi semakin
masi perlu menyasar
izinan terintegrasi. Atas penting dalam praktik
kepada integrasi kepa-
dasar tersebut pemer- manajemen pelayanan
da tiga hal berikut, de-
intah mengeluarkan
regulasi, debirokratisasi
PP no. 24 Tahun 2018
dan digitalisasi. Sebuah
tentang Sistem Pelay-
upaya deregulasi dapat
anan Perizinan Terin-
dilakukan dengan cara
tegrasi Berbasis Elek-
terobosan hukum sep-
tronik (Online Single
erti Omnibus Law. Pada
Submission). KPPOD
aras pelaksanaan Om-
melakukan studi terkait
nibus Law, pemerintah
dengan evaluasi pelak-
perlu untuk melaklu-
sanaan OSS di daerah
kan rangkaian deregu-
berdasarkan tiga aspek
yaitu, regulasi, sistem
lasi. Dalam hal ini, pent- Produk hukum
dan tata laksana.
ing untuk menerapkan utama yang
strategi rasionalisasi
menjadi payung
izin dapat dilakukan
melalui penghapusan,
hukum dalam
penggabungan, penye- pelaksanaan OSS
derhanaan, pelimpa- adalah PP No. 24
han atau lebih familiar Tahun 2018 tentang
dengan sebutan hapus,
Pelaksanaan
gabung, sederhanakan
dan limpahkan1. Upaya
Sistem Terintegrasi
lainnya yang dapat Berbasis Elektronik

1 Robert Endi Jaweng, “Perizinan Usaha di Daerah: Langkah Penyederhanaan Melalui Deregulasi”, KPPOD Brief,
Edisi Januari-Maret 2-14, Hlm. 24-29

4 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

publik. Hal tersebut pihak swasta, kondisi pengurusan izin; serta


dapat menjadi esen- ideal juga dapat di- penyerahan dan pen-
sial jika dalam praktik harapkan tercermin erimaan dokumen izin
manajemen pelayanan dari agensi pemerintah secara online. Untuk
publik karena dinilai sebagai pelayan proses mencapai kondisi ideal
mampu meminimali- perizinan, antara lain; tersebut, perlu adanya
sir potensi mis-mana- persepsi publik yang dibangun sebuah
jemen dan berbagai meningkat mengenai platform perizinan
penyimpangan kelembagaan sector berbasis online yang
lainnya2. publik; kemampuan dapat dijalankan se-
beradaptasi terhadap cara efektif dan eisien3.
Dalam hal digitalisasi,
perubahan teknologi, Salah satu pengalaman
operasional perizinan
hukum dan peraturan; dari platform perizinan
berbasis elektronik, sis-
penetapan key perfor- dimiliki oleh Amerika
tem yang diharapkan
mance indicator ber- Serikat. Dalam kerang-
pihak swasta adalah
dasarkan tahap layanan ka reformasi perizinan,
layanan online yang
perizinan; pengu- platform e-licensing
tersedua dimanapun
rangan dokumen; oto- Arizona memberi-
dan kapanpun. Selain
malisasi dalam proses kan manfaat dengan
adanya transparansi
informasi dan aksesi-
bilitas pengurusan
izin, dashboard proses
aplikasi izin terintegrasi,
self-administred dan
delegated administra-
tor, serta proses alur
kerja melalui integrasi
sistem4.

gambar: oss.go.id

2 Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada Univeristy Press, 2015
3 Robert Endi Jaweng, Op.Cit., Hlm 431
4 Department of Administration, Arizona State, USA “2018 Arizona NASCIO Award Nomination Arizona
Statewide e-Licensing Platform”,Diakses pada 10 Juni 2019 dari https://WWW.nascio.org

KPPOD Brief 5
Edisi Juni-Desember 2019

Tabel 1. Konsepsi Reformasi Perizinan

Area Reformasi Konsep Strategi Reformasi Arah Perubahan

Deregulasi Omnibus law Analisis HGSL Rasionalisasi Jum-


lah dan jenis izin
Sistem closed list Kepastian izin

Debirokratisasi Reinventing Downsizing Bureaucracy Eisiensi prosedur


Bureaucracy waktu dan biaya

Digitalisasi Perizinan Platform digital periz- Integrasi data,


berbasis sistem inan model komparatif: standarisasi dan
informasi Case: Arizona practice. transparansi

• Transparansi
layanan

informasi dan
aksesibilitas
pengurusan izin

• Dashboard proses
aplikasi izin
terintegrasi

• Self-administered
dan delegated
administrator

• Proses alur kerja


melalui integrasi
sistem

Aspek implementasi. Banyak regulatory delivery me-


Regulatory negara yang mengala- mungkinkan adanya
Delivery mi adanya kesenjangan penggabungan antara
antara isi regulasi dan keahlian kebijakan dan
Desain yang telah di-
praktik secara imple- pengalaman praktis
tawarkan sebelumnya
mentasi, utamanya regulasi dapat tersam-
hanya akan bermanfaat
terkait dengan hal yang paikan secara efektif
jika dapat tersampai-
mempengaruhi proses (mengutip Presiden
kan (delivered) dengan
pelaksanaan regulasi Jokowi: making deliv-
baik dan sesuai pada
(regulatory delivery)5. ered, bukan sekedar
tataran efektivitas
Dalam konteks ini, sent).3

5 Chied J.O. Udoji, “he African Public Servant as A Public Policy in Africa,”, addis ababa: African Association for
Public Administration Management, 1981
6 Analogi yang disitir dari cara kerja itur media social (whatsapp) ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam
pidato pelantikan sebagai Presiden RI di depan Sidang Paripurna MPR, tanggal 20 Oktober 2019.

6 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

Aspek dari regulatory Regulasi OSS bisnis perizinan, pengu-


delivery ini menunju- rusan izin sejak Nomor
Peraturan yang men-
kan sebuah model yang Induk Berusaha (NIB),
jadi sebuah payung
menjelaskan pelaksan- Izin Usaha hingga izin
hukum bagi diberlaku-
aan dan lingkungan Operasional/Komersial
kannya pelaksanaan
kebijakan yang mampu harus melewati proses
OSS adalah dengan
mempengaruhi pelak- yang sangat beragam.
adanya PP No.24 Tahun
sanaan regulasi bisnis Saat pengurusan awal,
2018 tentang Pelak-
secara efektif di lapa- proses perizinan hanya
sanaan Sistem Terin-
ngan. Lebih lanjut, melibatkan pelaku us-
tegrasi Berbasis Elek-
terdapat dua tahapan aha sebagai pemohon
tronik. Dengan adanya
esensial jika sebuah dengan OSS. Namun
regulasi ini mengatur
regulatory delivery jika dilihat berdasarkan
kewajiban bagi kemen-
dapat dijalankan, yaitu tahapan selanjutnya,
terian atau lembaga
prasyarat dan imple- pengurusan izin usaha
untuk menyusn aturan
mentasi. Efektivitas reg- dilakukan ke daerah
pelaksana pada level
ulasi juga dipengaruhi dan kementerian atau
peraturan menteri (per-
oleh derajat represen- lembaga pusat8.
men) terkait pedoman
tasi masyarakat sipil,
teknis (NSPK) bagi
partisipasi dari sector
pelaksanaan OSS di
swasta dan efektivitas
sektor/ bidang terkait.
mekanisme akuntabili-
Jika melihat model
tas pemerintah7.
generic dalam proses

gambar: antaranews.com

7 Robert Endi Jaweng,, Evaluasi Awal Pelaksanaan OSS, Jurnal Analisis CSIS, Kuartal Keempat 2019,
Vol. 48 No.4 Hlm 437
8 Robert Endi Jaweng, Op.Cit., Hlm 437

KPPOD Brief 7
Edisi Juni-Desember 2019

Gambar 1. Model Generik Pengurusan Izin

Dari sini muncul regu- kan tenaga teknis yang umum (PP OSS) dan
lasi sektoral maupun masih sepenuhnya be- regulasi khusus di sek-
tantangan di pemer- rada di bawah kendali tor yang menjadi fokus
intah daerah (integrasi masing-masing OPD). obyek studi evaluasi
pengurusan izin ke Uraian lebih jauh terkait KPPOD ( Permen Per-
DPMPTSP belum pe- dengan esensi kebija- industrian dan Permen
nuh dan masih meli- kan yang menjadi dasar Pariwisata).
batkan dinas teknis dari konstruksi periz-
dalam pengecekan inan dalam kerangka
lapangan, pemberian OSS dapat dilihat pada
rekomendasi dan bah- ringkasan isi regulasi

8 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

Fokus Objek pelanggaran, akan jadinya variasi dalam


Studi KPPOD dilaporkan pada sistem layanan perizinan di
(Permen OSS oleh Dirjen Kem- daerah, terutama per-
Perindustrian perin, Dinas Provinsi syaratan dan prose-
dan Permen maupun Dinas Kabu- dur. Hal positif yang
Pariwisata) paten/Kota. Sementara terkan-dung dalam
mekanisme koordinasi regulasi ini adalah
Pada Permen Perin-
untuk pengawasan per- perihal kegiatan fasili-
dustrian No.15 Tahun
izinan. tasi: pembinaan untuk
2019 terkait dengan
pemenuhan Standar
Penerbitan Izin Usaha Untuk NSPK di bidang
Usaha Pariwisata. Hal
Industri merupakan usaha pariwisata ada-
ini jelas penting bagi
sebuah pedoman lah Permenpar No.10
para pelaku usaha yang
teknis (NSPK) kegiatan Tahun 2018, yang
membutuhkan pembi-
usaha perindustrian. mengatur layanan per-
naan untuk pemenu-
Dalam prosedur periz- izinan berusaha terinte-
han standar usaha
inan telah jelas diatur grasi secara elektronik.
pariwisata9.
keharusan bagi pelaku Dalam regulasi ini dia-
usaha untuk mendaf- tur dua jenis izin, yakni
tarkan usahanya ke izin usaha (Tanda Daf-
dalam sistem informasi tar Usaha Pariwisata)
industry nasional. Hal dan izin komersial/oper- NSPK di
tersebut dapat terlihat asional (Sertiikat Usa-
menjadi sebuah sum- ha Pariwisata), dengan
bidang usaha
ber masalah baru dari tata cara pengurusan pariwisata ada-
segi tahapan prosedur izin merujuk PP No.24 lah Permenpar
tambahan yang justru Tahun 2018. Namun, ke-
tidak dikenal dalam tentuan ihwal persyara-
No.10 Tahun
perizinan OSS. Klausul tan, prosedur, waktu 2018, yang
lain yang diatur dalam dan biaya perizinan mengatur lay-
regulasi ini adalah dalam Permen¬par No.
adanya mekanisme 10 Tahun 2018 masih
anan perizinan
pengawasan. Penga- bersifat umum. Peng- berusaha terin-
wasan tersebut dilaku- aturan yang bersifat tegrasi secara
kan setiap tahun, dan umum dan tidak detil
jika ditemukan adanya ini menyebabkan ter-
elektronik.

9 Ibid., Hlm 439

KPPOD Brief 9
Edisi Juni-Desember 2019

Sketsa Masalah
Secara umum, dapat
teridentiikasi masalah
awal dari pelaksanaan
OSS sealama setahun
ini. Dijabarkan dalam
studi ini memiliki akar
penyebab pada tiga
tataran berikut ini;
pertama, pada aspek
regulasi sesuai perintah
PP No. 24 Tahun 2018,
Kementerian/ Lem-
baga harus menyusun
standar perizinan beru-
saha sebagai pedoman
pelaksanaan perizinan gambar: tribunnews.com
di sektor/ bidang terkait
berupa NSPK. Hingga
saat ini belum semua (RTRW), serta keterse- sebenarnya. Ketiga,
K/L mengeluarkan diaan Rencana Detil pada ranah operasional
NSPK perizinan yang Tata Ruang (RDTR).10 masih menjadi sebuah
dipergunakan sebagai Penentuan klasiikasi kendala. Dalam hari
acuan pelaksanaan pe- usaha yang berdasar- ini pada tingkat pu-
layanan izin terkait OSS. kan pada Klasiikasi sat, sistem OSS belum
Kedua, elemen sistem Baku Lapangan Usaha terintegrasi utuh den-
yang merupakan aspek Indonesia juga masih gan sistem perizinan
krusial bagi keberhasi- belum memadai. Hal K/L. pada tingkat dae-
lan pelaksanaan pelay- tersebut berdampak rah juga dapat terlihat
anan perizinan. Kele- kepada para pelaku belum terintegrasinya
mahan dari OSS adalah usaha yang mengu- sistem OSS dan sis-
itur penentuan lokasi rus NIB terpaksa me- tem daerah tersbut
usaha yang belum sink- masukan data klasii- yang menggambarkan
ron dengan Rencana kasi usaha yang dekat adanya problem koor-
Tata Ruang Wilayah dengan jenis usaha dinasi. Adanya minim

10 Hal ini berimplikasi pada pendirian lokasi usaha yang tidak sesuai dengan perencanaan daerah sebagaimana
yang telah diatur dalam dokumen RTRW

10 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

komitmen pemda yang tang perizinan. Ketiga, dalam closed list sys-
belum tegak lurus perizinan yang diatur tem. Keempat, materi
dengan prioritas na- berbasis resiko (risk yang diatur adalah
sional. Minimnya peng- based) secara social jumlah dan jenis periz-
etahuan aparat terkait dan lingkungan, men- inan, sementara pem-
dengan OSS juga jelas dorong integrasi tata berian izin yang diatur
menjadi sebuah ken- ruang syarat mutlak adalah jumlah dan jenis
dala di daerah. Belum dalam setiap izin yang perizinan.
adanya panjduan berbasis lahan atau
Pemerintah pusat
pelaksanaan dari pu- memiliki eksternali-
dan daerah juga perlu
sat sehingga pemda tas lingkungan, serta
memiliki modalitas
membuat form laporan mengatur semua itu
kuat dalam penyeleng-
pengawasan komitmen
garaan. Presiden perlu
yang bervariasi11.
melakukan penataan
ulang arah reformasi
Catatan Akhir strukural yang ada.
Indonesia butuh tero-
Untuk menjawab ber-
bagai permasalahan
Untuk mengatasi bosan fundamental

yang masih dapat masalah imple- yang fundamental

ditemukan dari imple- mentasi OSS, dan menyeluruh bagi


perekonomian Indone-
mentasi OSS, pada titik
ini perlu adanya suatu
Perlu Omnibus sia. Mulai dari merajut

konsep pembentukan Law yang fragmentasi dan dis-

UU utama atau sering memiliki konsep: harmonhi semua lini


dan didukung dengan
disebut dengan Omni-
bus Law. Pertama, level
1. Levelnya UU sosok kuat pemimpin

produknya adalah UU 2. Kedudukan- yang tepat di tingkat

karena hampir seluruh nya sebagai pusat dan daerah.


Strategi reformasi juga
izin di payungi oleh UU.
Kedua, kedudukannya
UU Pokok perlu di implementasi-

sebagai sebuah UU 3. Perizinan kan dengan baik.

yang pokok, bahkan yang diatur


sebagai satu-satunya
yang mengatur ten-
berbasis resiko

11 Robert Endi Jaweng, Op.Cit., Hlm 440

KPPOD Brief 11
Edisi Juni-Desember 2019

Referensi
Department of Ad-
ministration, Arizona
State, USA “2018 Ari-
zona NASCIO Award
Nomination Arizona
Statewide e-Licensing
Platform”,Diakses pada
10 Juni 2019 dari https://
WWW.nascio.org
Dwiyanto, Agus, Refor-
masi Birokrasi Publik di
Indonesia, Yogyakarta:
Gadjah Mada Univeristy
Press, 2015.
Endi Jaweng, Robert, ,
Evaluasi Awal Pelaksan-
aan OSS, Jurnal Analisis
CSIS, Kuartal Keempat
2019, Vol. 48 No.4
Endi Jaweng Robert,
“Perizinan Usaha di
Daerah: Langkah Pe-
nyederhanaan Melalui
Deregulasi”, KPPOD
Brief, Edisi Januari-
Maret
Nasution, Darmin,
“Bank Sentral Ini Harus
Membumi”, Yogyakarta:
Galang Pustaka, 2013.
Tim Peneliti KPPOD,
“Setahun Pelaksanaan
OSS: Stui Evaluasi PP
No. 24 Tahun 2018 di
Daerah” KPPOD, Okto-
ber 2019
Udoji, Chied J.O., “The
African Public Servant
as A Public Policy in
Africa,”, addis ababa:
African Association for
Public Administration
Management, 1981

12 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

S
alah satu

MAMPUKAH ukuran ke-


mudahan
berusaha

ONLINE SINGLE yang menjadi kiblat


berbagai penjuru ne-
gara adalah peringkat

SUBMISSION (oss)
Ease of Doing Business
(EoDB) yang dikeluar-
kan oleh Bank Dunia.
Oleh karena itu, perbai-

MENDONGKRAK kan atas indeks EoDB


juga menjadi salah satu
agenda reformasi besar

KEMUDAHAN saat ini di Indonesia.


Setiap tahun, setidakn-
ya dalam kurun waktu

BERUSAHA? empat tahun bela-


kangan, Pemerintah
giat mengupayakan
Oleh: Lenida Ayumi berbagai cara untuk
Analis Kebijakan KPPOD

gambar: tempo.co

KPPOD Brief 13
Edisi Juni-Desember 2019

meningkatkan kemu- Dalam memecahkan


dahan berusaha di hambatan tersebut, Peringkat
Indonesia. Berbagai pada tahun 2018, Kemudahan Berusaha
paket kebijakan ekono- pemerintah menitik- (Ease of Doing Business)
mi beserta turunannya beratkan intervensi 2018
telah diterbitkan demi pada standarisasi pe-
menciptakan realisasi layanan perizinan yang Negara ASEAN
investasi yang besar terintegrasi melalui
2017 2018
dalam rangka pening- Online Single Submis-
katan kesejahteraan sion (OSS). OSS yang 2 2
masyarakat. pelaksanaannya diatur Singapura

Namun, peringkat In- dalam PP No. 24/2018,


donesia dalam indeks merupakan upaya 23 24
Malaysia
EoDB justru melorot pemerintah dalam
ke posisi 73 dari per- menyederhanakan 46 26
ingkat 72 pada tahun perizinan berusaha Thailand

2018. Pada waktu yang dengan menciptakan


bersaamaan, realisasi model pelayanan periz- 72 56
Brunai
PMA 2018 juga mero- inan terintegrasi secara
sot 8,8 persen men- elektronik. Standarisasi 82 68
jadi Rp 392,7 triliun dari perizinan melalui Vietnam

tahun 2017 sebesar OSS diharapkan akan


430,5 triliun. Salah satu berimplikasi pada
91 72
Indonesia
hambatan yang masih berkurangnya praktik
dirasakan oleh pelaku birokrasi red tape yang 99 113
usaha adalah kesulitan pada gilirannya men- Filipina

untuk mengakses dan ciptakan kemudahan


mendapatkan periz- dan kepastian beru- 139 141
Laos
inan usaha. Penguru- saha. Namun, dapatkah
san izin usaha yang OSS menjadi daya un-
berbelit-belit sering kali gkit kemudahan beru-
menghalangi keingi- saha di Indonesia?
nan para penanam
modal untuk berin-
vestasi.1

1 KPPOD. Tata Kelola Ekonomi Daerah 2016: Survei Pemeringkatan 32 Ibukota Propinsi di Indonesia.
Jakarta: Januari 2017.

14 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

Ease of Doing Doing Business tidak gai rangkaian prosedur,


Business dan diragukan lagi menjadi lama waktu dan jum-
Reformasi ukuran penting bagi lah biaya bagi pelaku
Perizinan perekonomian dari usaha untuk mengurus
suatu negara. legalitas pembentukan
Dalam menilai kemu- badan usaha, adminis-
dahan berusaha, World Doing Business men-
trasi pajak dan jaminan
Bank meluncurkan jadi salah satu indikator
sosial. Komponen pen-
indeks tahunan yang penting bagi pelaku
gukuran kinerja suatu
bertajuk “Ease of Doing usaha dan calon inves-
negara dalam indika-
Business”. Sejak dilun- tor untuk menentukan
tor starting a business
curkan, laporan Doing lokasi berinvestasi.
ditimbang berdasarkan
Business tidak diragu- Perilaku investor ber-
kejelasan dan
kan lagi menjadi uku- hubungan erat dengan
keringkasan prosedural,
ran penting bagi pere- indikator pertama in-
kepastian dan kecepa-
konomian dari suatu deks EODB yaitu me-
tan layanan, legalitas
negara. Indeks EoDB mulai usaha (starting a
dan keringanan biaya
merupakan data agre- business). Setiap pelaku
transaksi, serta keterse-
gat yang mencakup usaha atau investor
diaan opsi-opsi dalam
parameter-parameter memiliki fase-fase awal
penyetoran modal
yang menentukan dalam siklus opera-
minimum.
kemudahan berbisnis sional usahanya. Meru-
di suatu negara. Sejak juk metode EoDB, fase
diluncurkan, laporan awal ini dimaknai seba-

gambar: beltandroad.news

KPPOD Brief 15
Edisi Juni-Desember 2019

Dalam rangka simpli-


ikasi fase memulai
berusaha tersebut,
pemerintah di berba-
gai negara melakukan
strategi reformasi periz-
inan. Sejak tahun 2015,
Reformasi Perizinan di
Indonesia mengalami
akselerasi yang cukup
membanggakan. Hing-
ga hari ini, pemerintah
telah mengeluarkan
16 Paket Kebijakan gambar: tempo.co

Ekonomi mengenai
harmonisasi regulasi Prestasi yang didapat- deregulasi dari pemer-
(deregulasi), penyeder- kan Indonesia dalam intah pusat, tidak dit-
hanaan birokrasi (debi- laporan tersebut erapkan secara utuh
rokratisasi) serta untuk sedikit banyak dikontri- di daerah. Beberapa
memastikan kepatu- busi oleh upaya ambi- alasan daerah sulit
han hukum. Dampak sius pemerintah dalam untuk menindaklanjuti
reformasi perizinan melakukan reformasi perubahan kebijakan
yang telah digulirkan perizinan. Pada tataran dari pemerintah pu-
tersebut berdampak itu, strategi deregu- sat adalah kurangnya
cukup signiikan pada lasi dan debirokratisasi kapasitas pemda untuk
peningkatan peringkat cukup berhasil terbaca merumuskan regulasi,
Indonesia dalam in- pada tataran helicop- minimnya petunjuk
deks EoDB. Indonesia ter view kemudahan pelaksanaan regulasi
mengalami loncatan berusaha. Namun, antar level pemerinta-
dari peringkat 120 pada praktik riil dari tingkat han serta sistem pen-
tahun 2014 menjadi kemudahan berusaha dukung sebagai daya
peringkat 72 di tahun di Indonesia dilihat dari ungkit yang belum
2017. 2
implementasi kebija- optimal. Nuansa dis-
kan hingga level dae- harmoni pusat-daerah
rah. Faktanya, instruksi terlihat pada sejumlah
daerah yang masih

2 Peningkatan Peringkat EODB Indonesia pada periode 2014 – 2017 banyak dikontribusi dari indikator kemuda-
hahan memulai usaha, memperoleh listrik, registrasi properti, pembayaran pajak, akses perdagangan antarnega-
ra, dan penegakan kontrak.

16 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

menerapkan izin-izin suatu sistem perizinan


kecil yang telah dicabut berusaha terinte-
oleh pemerintah pusat grasi secara elektronik
seperti halnya Surat Izin (PBTSE) yang disebut
Tempat Usaha3. Upaya sebagai Online Single
deregulasi dan debirok- Submission (OSS). Pada
ratisasi dalam tataran tahun 2018, pemerintah
ini bisa disebut belum menerbitkan PP No. 24
optimal dalam mem- Tahun 2018 sebagai lan-
benahi proses perizinan dasan hukum sistem
di berbagai daerah. OSS. OSS merupakan OSS diharapkan
strategi penyempur- dapat menyeder-
Online Single
naan dari deregulasi
dan debirokratisasi
hanakan rantai
Submission
dan Implikas-
yang sudah masif di- list of procedure
inya bagi EoDB
lakukan sebelumnya. yang menjadi
Indonesia
Penyempurnaan dilihat
dari aspek digitalisasi
penilaian dalam
Fakta kebermasalahan
yang digunakan oleh indikator me-
dalam pelaksanaan
deregulasi dan debi-
OSS berupa suatu mulai berusaha
rokratisasi pada tataran
platform digital sebagai
instrumen pelaksana
pada indeks
actual practice, tak
reformasi perizinan EoDB
menyurutkan ikhtiar
secara komprehensif.
pemerintah untuk
Tujuan utama pem-
terus melakukan refor-
bentukan OSS adalah
masi perizinan. Pada
terciptanya standard-
tahun 2017, Melalui PP
isasi layanan perizinan
No. 91/2017 tentang
yang berujung pada
Kebijakan Percepatan
kemudahan berusaha
Pelaksanaan Beru-
di seluruh Indonesia.4
saha, pemerintah mu-
lai mengembangkan

3 Masih terdapat beberapa daerah yang mengeluarkan SITU/SKDU menjadi salah satu prasyarat untuk mengurus
izin dan fasilitas pemerintah dan keuangan lainnya seperti halnya DKI Jakarta, Surabaya dan Makassar.
4 Sistem OSS dibangun melalui interkoneksi dan integrasi sistem pelayanan perizinan yang sebelumnya sudah
beroperasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)/Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat dan
PTSP daerah. OSS juga terintegrasi dengan berbagai Kementerian dan Lembaga penerbit izin, termasuk sistem
Indonesia National Single Window (INSW), Sistem Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan
HAM, serta Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Kementerian dalam Negeri

KPPOD Brief 17
Edisi Juni-Desember 2019

OSS diharapkan dapat potensi untuk menge- BPJS, menjadi bentuk


menyederhanakan isiensi pendaftaraan debirokratisasi dengan
rantai daftar prosedur BPJS bagi perusahaan. menggabungkan dua
(list of procedure [LoP]) Hal ini dimungkinkan prosedur yang se-
yang menjadi penilaian karena BPJS Kesehatan harusnya diurus secara
dalam indikator me- dan Ketenagakerjaan terpisah menjadi satu
mulai berusaha pada telah mengintegrasi- prosedur yang mele-
indeks EoDB. kan sistemmya dengan kat dalam pendaftaran
OSS. Pelaku usaha yang NIB. Dengan perubahan
Nomor Induk Berusaha
telah mendapatkan tersebut, pada tataran
(NIB), misalnya, meru-
NIB sekaligus terdaftar ideal, OSS berkontribusi
pakan salah satu lang-
sebagai peserta jami- bagi kemudahan beru-
kah deregulasi melalui
nan sosial kesehatan saha yang salah satunya
strategi penggabungan
dan jaminan sosial dinilai melalui indeks
dalam analisis HGSL5.
ketenagakerjaan. Terin- EoDB.
Selain itu, OSS juga ber-
tegrasinya OSS dengan

gambar: pngdownload.id

5 Berdasarkan PP No. 24/2018, NIB berfungsi juga sebagai Tanda Datar Perusahaan (TDP), Angka Pengenal
Importir (API) dan akses kepabeanan.

18 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

Tabel 1. Perbandingan Prosedur dalam Memulai Usaha (Starting a Business)


Sebelum dan Sesudah OSS

Prosedur
No. Pra OSS Pasca OSS
Memulai Usaha

1. Mendaftarkan dan men- Pengurusan TDP di Dinas Penana- TDP diganti menjadi NIB yang
dapatkan TDP dan SIUP man Modal Terpadu Satu Pintu diurus di laman OSS. Selain
Provinsi/Kabupaten/Kota dengan itu, NIB berfungsi sebagai API
rentang waktu 1 – 7 hari kerja dan akses kepabeanan. Pelaku
usaha dapat memperoleh
dokumen Pendaftaran SIUP
saat pendaftaran NIB. Pengu-
rusan NIB dan SIUP di laman
OSS kurang dari setengah hari
kerja.

2 Mendaftarkan BPJS ke- Pengurusan BPJS ketenagakerjaan Kepesertaan BPJS ketenagak-


tenagakerjaan dan kes- dan kesehatan di Kantor BPJS dan erjaan dan kesehatan otomatis
ehatan sistem mandiri BPJS maksimal 7 diberikan setelah mendapatkan
hari kerja NIB di laman OSS sehingga
tidak ada waktu tambahan
dalam pengurusan BPJS

3 Mendaftarkan wajib Pemohon menyerahkan laporan Pemohon memasukkan laporan


lapor ketenagakerjaan ketenagakerjaan kepada Kemen- ketenagakerjaan dalam pen-
terian Ketenagakerjaan dan Trans- daftaran NIB sehingga tidak
migrasi maksimal 1 hari kerja. ada waktu tambahan dalam
pengurusan laporan ketena-
gakerjaan

4 Mendapatkan NPWP Pengurusan NPWP bersamaan Pemohon yang belum memiliki


dengan NPPKP ke Direktorat Jen- NPWP dapat mendapatkannya
deral Pajak (manual dan online) simultan dengan penerbitan
selama maksimal 1 hari kerja NIB di laman OSS

Sumber: Laporan Doing Business, World Bank (2019) dan Dokumen Pedoman Perizinan Berusaha melalui
Sistem OSS, Kemenko Perekonomian RI (2018), diolah kembali oleh penulis.

Pemeringkatan Indonesia pada indeks EoDB direpresentasikan dua kota bisnis


terbesar yaitu DKI Jakarta dan Surabaya6. Namun, hingga hari ini, baik Jakarta
dan Surabaya belum melaksanakan perizinan secara utuh melalui OSS. Dari sisi
regulasi, keduanya belum menerbitkan suatu produk hukum daerah sebagai tin-

6 Sebagian besar lokus penilaian EODB adalah kota bisnis terbesar di suatu negara, kecuali untuk 11 negara yang
memiliki populasi lebih dari 100 juta penduduk yaitu Bangladesh, Brasil, Cina, India, Indonesia, Jepang, Meksiko,
Nigeria, Pakistan, Federasi Rusia dan Amerika Serikat). Di negara-negara tersebut digunakan dua kota bisnis
terbesar sebagai lokus penilaian indeks EoDB.

KPPOD Brief 19
Edisi Juni-Desember 2019

Tabel 2. Indikator Memulai Berusaha EoDB 2019 dan Proyeksi Pasca OSS di DKI Jakarta

EODB 2019 Proyeksi Setelah OSS


No.
Prosedur Waktu Biaya Prosedur Waktu Biaya
1. Membayar 1 hari 100.000 Membayar 1 hari 100.000
pengecekan pengecekan nama
nama perusa- perusahaan
haan
2. Mendapatkan 1 hari - Mendapatkan 1 hari -
persetujuan persetujuan nama
nama perusa- perusahaan di Ke-
haan di Kemen- menkumham
kumham
3. Mendapatkan 1 hari 500.000 Mendapatkan form 1 hari 500.000
form akta dan – akta dan dokumen –
dokumen no- 4.000.000 notaris 4.000.000
taris

4. Mendapatkan 1 hari - Mendapatkan per- 1 hari -


persetujuan setujuan akta dan
akta dan pengesahan perusa-
pengesahan haan
perusahaan
5. Mendapatkan 2 hari - Mendapatkan SKDU 2 hari -
SKDU
6. Membayar bi- 1 hari 930.000 Membayar biaya 1 hari 930.000
aya jasa notaris jasa notaris (PNBP)
(PNBP)
7. Mendaftarkan 7 hari - Mendapatkan NPWP 1 hari -
dan mendapat- (kondisi dan NPPKP
kan SIUP&TDP riil adalah
di PTSP < 1 jam)
8. Mendaftarkan 1 hari - Mengurus Pendaf- Kurang -
wajib lapor ke- taran NIB, BPJS dari 1
tenagakerjaan Ketenagakerjaan hari
dan Kesehatan di
Sistem OSS
9. Mendaftarkan 7 hari - Mendapatkan SIUP > 3 jam -
BPJS ke- dari sistem OSS
tenagakerjaan
dan kesehatan

10. Mendapatkan 1 hari -


NPWP dan
NPPKP

Sumber: Laporan Doing Business, World Bank (2019) dan hasil wawancara dengan Pemda Provinsi DKI Jakarta,
diolah kembali oleh penulis.

20 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

dak lanjut sistem OSS. grasi sistem layanan SIUP dari satu jam
Hal ini berimplikasi perizinan JakEVO menjadi tiga jam9. Izin
pada adanya variasi khususnya pelayanan Mendirikan Bangunan
jenis dan jumlah izin perizinan SIUP dan TDP juga masih menjadi
serta pelayanan periz- dengan OSS. Selama persoalan di OSS ka-
inan di daerah terse- masa uji coba, SIUP rena belum terintegrasi
but7. Sedangkan dari dapat diproses dan optimal dengan SIMBG
segi sistem dan tata diterbitkan melalui sis- (sistem informasi Ke-
laksana, komitmen un- tem OSS dalam waktu menterian PUPR). Oleh
tuk mengintegrasikan selambat-lambatnya 3 karenanya sistem OSS
sistem perizinan daerah (tiga) jam sejak pemo- masih dirasa belum
lebih besar ditunjuk- honan diterima oleh mampu mengganti-
kan oleh Pemprov DKI sistem OSS8. Dengan kan fungsi dari JakEVO,
Jakarta dibandingkan demikian, integrasi OSS mengingat banyaknya
dengan Pemkot Sura- dan JakEVO menam- pengajuan IMB di DKI
baya. Upaya uji coba bah waktu pelayanan Jakarta.
integrasi saat ini se-
dang dilakukan di DKI
Jakarta. Sementara,
Surabaya masih ber-
sikeras untuk menggu-
nakan sistem perizinan
daerah.

Pada pertengahan
tahun 2019, Kemenko
Perekonomian, BKPM
dan Provinsi DKI Ja-
karta melakukan inte- gambar: tribunnews.com

7 Misalnya, di Jakarta dan Surabaya masih terdapat praktik penerbitan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)/Surat
Keterangan Domisili Usaha (SKDU), yang tidak diatur dalam PP 24/2018. Beberapa instansi pemerintahan dan
perbankan bahkan meminta dokumen SITU/SKDU sebagai salah satu persyaratan. Keberadaan SITU/SKDU
pada akhirnya menambah prosedur, memperpanjang waktu, dan menimbulkan biaya tidak resmi saat memulai
usaha
8 Dokumen Pengumuman Bersama Kemenko Perekonomian, BKPM dan Provinsi DKI Jakarta tentang Integrasi
Sistem Layanan SIUP dan TDP.
9 Dalam usaha integrasi ini, dokumen permohonan SIUP ternyata perlu melakukan penapisan zonasi berdasar-
kan Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Provinsi DKI Jakarta. Pasca-pengajuan permohonan SIUP ke sistem OSS,
data akan dikirimkan ke JakEVO untuk dicocokan tagging lokasi yang dimohon dengan RDTR. Proses penapisan
ini seringkali masih bermasalah karena perbedaan koordinat antara OSS dengan JakEVO. Meski terintegrasi den-
gan OSS, tata laksana (internal) perizinan SIUP tetap mengikuti SOP JakEVO yaitu kajian lokasi dan rekomendasi
tetap diproses di kelurahan, kecamatan, dan kota administratif sesuai dengan skala usaha

KPPOD Brief 21
Edisi Juni-Desember 2019

Serupa dengan DKI tidak mengakomodir Langkah


Jakarta, Pemda Kota inovasi perizinan yang ke Depan
Surabaya juga perlu telah diterapkan oleh
menindaklanjuti OSS pemda seperti paket Salah satu penyebab
untuk melakukan in- investasi. belum optimalnya
tegrasi dengan SSW10. pelaksanaan perizinan
Namun, usaha integrasi melalui OSS di kedua
antar sistem tersebut daerah ini adalah
belum dilakukan pem- komitmen pemimpin
da. Oleh karenanya, daerah yang masih
saat ini, OSS tidak rendah. Kedua daerah
berkontribusi apapun tersebut belum menin-
bagi indeks EoDB Sura- daklanjuti peraturan
baya. Integrasi terse- BPJS terkait OSS. Pemerin-
tah daerah perlu me-
but belum dilakukan
karena belum adanya
Kesehatan dan nangkap semangat
komitmen dari Wa- Ketenagakerjaan OSS sebagai suatu
likota Surabaya untuk telah menginte- upaya standardisasi
pelayanan perizinan
segera menindaklanjuti
OSS. Belum optimalnya
grasikan sistem- yang membuka pintu
sistem OSS khususnya mya dengan kemudahan dan kepas-
terkait dengan screen- OSS. tian usaha. Karena itu,
pemerintah pusat perlu
ing dokumen dijadikan
ladang bagi pemohon tegas untuk mem-
untuk berbuat curang berikan insentif dan
dengan mengunggah disinsentif bagi pemer-
dokumen yang tidak intah daerah dalam
relevan dan langsung pelaksanaan perizinan
dapat mengantongi melalui OSS. Jika dae-
izin yang efektif 11. Se- rah tidak bergerak
lain masih dianggap sejalan dengan amanat
bermasalah, OSS juga PP 24/2018, OSS tidak

10 Dalam memberikan layanan perizinan usaha yang eisien, pada tahun 2013, pemda meluncurkan aplikasi
Surabaya Single Window (SSW). SSW merupakan sistem pelayanan perizinan online yang berada di bawah ke-
wenangan DPMPTSP Kota Surabaya. Melalui SSW, izin-izin dapat langsung diproses secara bersamaan. Rentang
waktu penyelesaian perizinan di SSW ini beragam, mulai dari 14 hari hingga 30 hari tergantung jenis izin yang
diajukan.
11 Hal ini khusus bagi pemohon yang mengajukan izin yang tidak memerlukan pemenuhan komitmen (izin
tanpa komitmen) salah satunya SIUP. Setelah mendapatkan NIB dengan mengunggah dokumen yang diperin-
tahkan, pemohon juga langsung mendapatkan SIUP tanpa komitmen yang efektif dan dapat langsung digunakan
untuk kegiatan operasional usaha.

22 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

mampu berkontribusi Referensi


besar dalam perbaikan
indeks EoDB. Ansari, Lubna dan Sana World Bank. “Doing
Moid. 2013. “Factors Af- Business 2019: Trining
fecting Investment Be- for Reform, Comparing
Terlepas dari imple- haviour Among Young Business Regulations
mentasi di daerah, Professional”. Interna- for Domestic Firms in
tional Journal of Techni- 190 Economies”, World
pemerintah pusat juga cal Research and Appli- Bank Group, 2018.
perlu segera merumus- cations, Vol. 1, No. 2.
World Economic Fo-
kan strategi perbaikan KPPOD. Tata Kelola rum. The Global Com-
Ekonomi Daerah 2016: petitiveness Report.
sehingga reformasi ini Survei Pemeringkatan 2017.
dapat berjalan se- 32 Ibukota Propinsi
di Indonesia. Jakarta: https://ekonomi.-
cara komperhensif Januari 2017. bisnis.com/
--melalui aras deregu-
KPPOD. Penyederha-
lasi, debirokratisasi dan naan Perizinan Usaha
digitalisasi. Langkah di Daerah. Jakarta: 2016.

perbaikan di atas da- KPPOD. Tata Kelola


Ekonomi Daerah 2016:
pat terimplementasi Survei Pemeringkatan
secara optimal apabila 32 Ibukota Propinsi
di Indonesia. Jakarta:
terbentuk suatu peta Januari 2017.
jalan (roadmap) bagi
BPJS Kesehatan. “OSS
pebaikan OSS secara Permudah Pelaku
Usaha Mengurus Periz-
fundamental dan me-
inan, Termasuk Pendaf-
nyeluruh. Roadmap taran JKN-KIS”. Buletin
Info BPJS Kesehatan,
tersebut berisikan selu-
Edisi 67. Diunduh dari
ruh strategi implemen- https://bpjs-kesehatan.
go.id/bpjs/dmdocumen
tasi yang perlu dilaku-
ts/1d50b66d5546820d8
kan pemerintah pusat 5741ca935949317.pdf
dan daerah khususnya World Bank. “Doing
dari 3 (tiga) aras peru- Business 2017: Equal
Opportunity for All,
bahan. Hal ini menjadi Comparing Business
penting karena peru- Regulations for Domes-
tic Firms in 190 Econo-
bahan secara parsial mies”, World Bank
tidak akan mampu Group, 2016.
menjadi daya konversi World Bank. “Doing
Business 2018: Reform-
yang kuat bagi sebuah ing to Create Jobs,
perbaikan menuju Comparing Business
Regulations for Domes-
kemudahan dan kepas- tic Firms in 190 Econo-
tian berusaha. mies”, World Bank
Group, 2017.

KPPOD Brief 23
Edisi Juni-Desember 2019

KO R U P S I
P ER IZINA N
D
i tengah
riuh pole-
mik Capim
KPK dan

U SA H A RUU KPK, persoalan


hulu korupsi yang
patut mendapat per-

DI DA ER A H hatian publik adalah


regulasi dan birokrasi
perizinan usaha. Prob-
Oleh: Herman N. Suparman lem ini sesungguhnya
Analis Kebijakan KPPOD
telah direspons rezim
pemerintahan Jokowi-
JK dengan melakukan
reformasi struktural
(deregulasi dan de-
birokratisasi) pelay-
anan perizinan. Selain
memberi kemudahan
dan kepastian beru-
saha, upaya tersebut
berpotensi menutup
peluang bagi praktik
korupsi perizinan di
daerah. Namun, ikhtiar
tersebut rupanya hanya
akan menjadi kosmetik
pemerintah, jika Jokowi
di periode kedua tidak
mampu mengatasi
masalah kelembagaan
politik Indonesia yang
masih berkarakter
gambar: news.detik.com oligarkis-ekstraktif.

24 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

daerah menjadi arena


Korupsi Jumlah
Perizinan korupsi terbanyak di
Korupsi
Indonesia:
Sudah menjadi ra- Pemerintah Daerah
Dari sekian modus,
hasia umum, daerah tahun 2018
salah satu area favorit
menjadi gelanggang para koruptor di daerah
baru korupsi saat ini. adalah perizinan usaha.
Sistem otonomi dan Kabupaten
Menurut salah satu
desentralisasi rupanya
tidak hanya mengeser
komisioner KPK, 80%
OTT selama ini terjadi
170
kasus
kewenangan adminis- pada sektor perizinan.
tratif, iskal, politik, dan Kerumitan dan ketidak-
ekonomi dari pusat
Desa
pastian (prosedur,
ke daerah. Sistem ini
juga memindahkan
waktu, dan biaya) pe-
layanan perizinan men-
104
kasus
persoalan korupsi ke jadi “lahan basah” bagi
daerah. Fenomena tindak pidana korupsi
ini menggarisbawahi
Kota
yang selalu melibat-
dalil Lord Acton bahwa
kekuasaan cenderung
kan penguasa (kepala
daerah), birokrat
48
kasus
korup. Ketika kekua- (kepala dinas/staf), dan
saan berpindah tangan pebisnis. Kajian KPPOD
ke daerah, virus korupsi (2017) menunjukkan, Provinsi
juga beralih-pencar
dari Jakarta ke selu-
ruh nusantara. Data
ketidakpastian ini be-
rakar pada disharmoni 20
kasus
(tumpang tindih) regu-
Indonesia Corruption lasi (pusat dan daerah),
Watch (ICW) menun- birokrasi yang gemuk, Sumber: Data ICW
jukkan bahwa selama dan sistem pelayanan
tahun 2018, pemerintah manual.

vorit
area fa uptor
r
para ko adalah
h
di daeraan usaha.
perizin

gambar: jawapos.com

KPPOD Brief 25
Edisi Juni-Desember 2019

Akar soal ini sesung- Reformasi


guhnya sudah disadari Perizinan
Pemerintahan Jokowi- Pada aras normatif-
JK dengan meluncur konseptual, OSS seba-
sejumlah kebijakan gai kristalisasi program
sejak tahun 2015. Pe- deregulasi, debirokra-
luncuran Paket Ekono- tisasi, dan digitalisasi
mi XII (2016) dan Paket pelayanan perizinan,
Ekonomi XII (2018) menjamin prinsip tata
merupakan pembena- kelola yang baik. Selain OSS
han struktural (deregu-
lasi dan debirokratisasi)
memberikan standard- memberikan
isasi dan simpliikasi
perizinan. Paling anyar, prosedur, waktu dan
kesempatan
penerbitan PP No. 24 biaya, OSS juga menja- yang sama
Tahun 2018 tentang
Sistem Pelayanan
min ruang bagi partisi- (bagi setiap
Perizinan Terintegrasi
pasi publik dalam busi-
ness process pelayanan
pelaku usaha,
Berbasis Elektronik perizinan. Sistem ini baik dari
(Online Single Submis-
sion [OSS]). Regulasi
memberikan kesempa- level UMKM
ini tampil sebagai new
tan yang sama (inklusi)
bagi setiap pelaku
maupun yang
fashion dan new regim usaha, baik dari level berskala besar
melalui standard-
isasi dan simpliikasi
UMKM maupun yang untuk
pelayanan perizinan
berskala besar untuk
mengakses pelayanan
mengakses
yang membuka jalan yang cepat dan murah. pelayanan
selebar-lebarnya bagi
kemudahan dan kepas-
Sistem ini juga me- yang cepat
tian berusaha. Dalam
mungkinkan tanggung
gugat (akuntabilitas)
dan murah
konteks pemberan- antara pemohon izin
tasan korupsi, kemu- dan pemerintah (pusat
dahan dan kepastian dan daerah) sekaligus
berusaha yang menjadi prinsip penegakan
roh OSS, diharapkan hukum bisa berjalan
mampu menjadi anti- efektif. Corak OSS yang
tesis bagi narasi korupsi demikian tentu menu-
dengan modus periz- tup peluang bagi per-
inan di daerah. ilaku koruptif dan rent
seeking.

26 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

gambar: oss.go.id

Namun, Penelitian KP- terintegrasi berbasis


No. 24/2018 tentang
POD (2019) mengam- elektronik. Sementara
OSS mengamanatkan
barkan jalan panjang pada aspek sistem dan
Lembaga OSS sebagai
nan terjal untuk men- tata laksana, belum
pihak yang menerbit-
capai kondisi ideal siapnya RDTR daerah,
kan izin usaha. Keten-
tersebut. OSS yang menabung masalah
tuan ini bertentangan
digadang-gadang di masa depan, karena
UU No. 23/2014 tentang
sebagai instrumen berkaitan kenyamanan
Pemda dan UU No.
ampuh dalam mem- dan kelestarian ling-
25/2007 tentang Pe-
berikan kemudahan kungah hidup dan
nanaman Modal yang
dan kepastian beru- sosial. Belum lagi bicara
memberi kewenangan
saha, rupanya masih soal komitmen pemer-
pemberian izin kepada
bermasalah pada as- intah daerah, khususn-
Kepala Daerah. Pada
pek regulasi, sistem, ya kepala daerah, untuk
tataran yang lebih
dan tata laksana. Dari mengintegrasikan sis-
operasional, peraturan
beragam soal, sejumlah tem perizinan mandiri
menteri sektoral—yang
masalah penting patut daerah dengan OSS.
menjadi Norma, Stand-
diangkat. Pada aspek Kebermasalahan terse-
ard, Prosedur, Krite-
regulasi, persoalan but sesungguhnya bisa
ria (NSPK) perizinan,
klasik selalu muncul: diatasi jika pemerintah
tidak sejalan dengan
disharmoni antaregu- (pusat dan daerah)
semangat pelayanan
lasi. Sebagai misal, PP

KPPOD Brief 27
Edisi Juni-Desember 2019

berdiri di fondasi kesa- dasar dalam seluruh


Institusi
daran bersama tentang dinamika interaksi ber-
Inklusif
urgensi pembenahan bangsa dan bernegara,
Kelembagaan politik
struktural pelayanan termasuk pembenahan
inklusif-lah yang men-
perizinan. Namun, se- tata kelola di negeri ini.
jadi penentu kemajuan
bagaimana ditekankan Dinamika yang terjadi
sebuah negara (Daron
Vedi R. Hadiz (2005), di birokrasi sebagai
Acemoglu dan James
pendekatan deregulasi, garda terdepan dalam
A. Robinson, 2012).
debirokratisasi, dan pelayanan publik, san-
Model lembaga yang
digitalisasi pelayanan, gat bergantung pada
demikian akan mem-
termasuk upaya pem- institusi politik. Kelem-
buka akses kesem-
berantasan korupsi, bagaan politik seperti
patan kepada semua
sering kali tidak efektif, apa?
warga negara untuk
karena belum meny-
terlibat dalam seluruh
entuh akar soal: kelem-
proses kebijakan dan
bagaan politik (relasi
pembangunan. Kelem-
kuasa). Kelembagaan
bagaan politik yang
politik menjadi fondasi
inklusif akan menjamin
terbentuknya institusi
ekonomi yang inklusif
yang terwujud dalam
kepastian dan kemu-
dahan berusaha bagi
semua skala
usaha.

Dalam konteks Indo-


nesia saat ini, kelem-
bagaan politik inklusif
masih sebatas cita-cita.
Indikasinya jelas, insti-
tusi politik kita masih
dikuasai oligarki dan
menutup akses bagi
non-elite. Oligark-
oligark ini memiliki
modal tidak terbatas
dan menjalar dalam tu-
gambar: tempo.co buh kekuasaan, baik di

28 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

eksekutif dan legislatif


(J. Winters, 2011). Ciri
ini tampak kuat dalam
kelembagaan politik
khususnya pada wajah
partai politik (parpol)
saat ini. Semua parpol
dikuasai segelintir elit
yang memiliki modal
inansial tak berseri dan
dukungan kapital sosial
yang besar.

Reformasi perizinan
usaha Jokowi, celakan-
ya, hadir di era oligarki
masih mengegoroti
institusi politik Indo-
nesia. Sebab, dalam
ruang oligarki, politisi,
pengusaha, dan bi-
bat kekuatan oligarki Partai Politik dan UU Pe-
rokrat, berkoalisi mem-
yang menubuh dalam milihan Umum. Kedua
produksi lembaga dan
para pengambil kebija- UU ini harus mampu
kebijakan publik yang
kan, dari pusat sampai menginjeksi semangat
berlawanan dengan
daerah. meritokrasi dalam partai
kepentingan rakyat.
politik. Ini tentu bukan
Koalisi ini sesung- Karena itu, dukungan
perkara dan pekerjaan
guhnya melahirkan institusi politik inklusif
rumah yang mudah, ter-
rent seeking dengan merupakan sebuah ke-
utama bagi Jokowi. Na-
modus pemberian niscayaan yang mutlak
mun, semangat “tanpa
izin usaha yang marak bagi kesuksesan refor-
beban” beliau di periode
terjadi pada masa masi perizinan usaha
kedua, tentu menjadi
reformasi ini. Tidak sulit sebagai jalan menuju
jaminan asa publik bagi
membayangkan dan daerah yang bebas ras-
terciptanya inklusivitas
bahkan menyimpulkan, uah. Dalam rangka me-
lembaga politik seba-
program deregulasi, raih dukungan terse-
gai dasar kokoh bagi
debirokratisasi, dan but, intervensi negara
pemberantasan korupsi
digitalisasi pelayanan terutama mesti fokus
perizinan usaha di
perizinan akan diham- pada pembenahan UU
daerah. ***

KPPOD Brief 29
Edisi Juni-Desember 2019

Referensi
Daron Acemoglu dan Wana Alamsyah, dkk.
J. Robinson, Mengapa Laporan Tren Peninda-
Negara Gagal Terj. kan Kasus Korupsi
Arif Subiyanto (Kom- Tahun 2008 (Indonesia
pas Gramedia: Jakarta, Corruption Watch)
2014)
________Laporan Tren
Susan Rose-Ackermen, Penindakan Kasus
Korupsi Pemerintahan: Korupsi Tahun 2017,
Sebab, Akibat dan (Indonesia Corruption
Reformasi (Pustaka Watch)
Sinar Harapan: Jakarta,
________Laporan Tren
2006)
Penindakan Kasus
Vedi R. Hadiz, Dinamika Korupsi Tahun 2016,
Kekuasaan Ekonomi (Indonesia Corruption
Politik Indonesia Pas- Watch)
ca-Soeharto (LP3ES:
https://news.detik.
Jakarta, 2005)
com/berita/4321331/
Akhmad Sukardi, Par- kpk-80-persen-ott-
ticipatory Governance terkait-masalah-
dalam Pengelolaan perizinan. https://
Keuangan Daerah nasional.kompas.com/
(Laksbang Pressindo:
Yogyakarta, 2009).
UNDP, Governance
Principles, Institutional
Capacity and Quality
(2011)
Timnas Pencegahan
Korupsi, Strategi Nasio-
na Pencegahan Korupsi
2019
World Bank. Youth for
Good Governance, dis-
tance learning program
(Module), Washington:
World Bank.
Poltak Partogi Naing-
golan, “Peran Kapital
dan Gagalnya Kon-
solidasi Demokrasi di
Indonesia: Pendekatan
Ekonomi-Politik” dalam
Politica, Vol.7 No.1 2016
Ratna Solihah, “Pola
Relasi Bisnis dan Poli-
tik di Indonesia Masa
Reformasi: Kasus Rent
Seeking” dalam Jurnal
Wacana Politik Vol. 1
2016.

30 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

Sojan Wanandi
selaku Dewan
Pembina
KPPOD
memberikan
pengarahan
dalam Seminar
Setahun
Pelaksanaan
OSS

Robert Endi
Jaweng selaku
Direktu
Eksekutif
memberikan
pemaparan
dalam Seminar
OSS

Dari Kanan ke kiri:


Robert Endi Jaweng (Direktur
Eksekutif KPPOD),
Bambang Adi Winarso (Deputi
Bidang Perniagaan dan Industri
Kementerian Koordinator Bi-
dang Perekonomian),
Farah Ratnadewi Indriani
(Deputi Bidang Promosi Pena-
naman Modal Badan Koordinasi
Penanaman Modal RI),
Sutrisno Iwantono (Ketua Kebi-
jakan Publik APINDO),
Agung Pambudhi (Direktur
APINDO Research Institute).

KPPOD Brief 31
Edisi Juni-Desember 2019

reformasi
perizinan investasi
untuk mempercepat
hilirisasi industri
Oleh : Ditha Mangiri
Analis Kebijakan KPPOD

P
erkem-
bangan
industri
dunia
saat ini
memasuki fase Industri
4.0. Indonesia men-
gambil momentum
baik ini dengan mem-
prioritaskan hilirisasi
pada sektor industri.
Hilirisasi diharapkan
mampu meningkatkan
nilai tambah dan rasio
ekspor. Salah satu con-
toh kesuksesan hiliri-
sasi terjadi pada sek-
tor agroindustri, yaitu
manufaktur minyak
kelapa sawit (Crude
gambar: Frauke Feind dari Pixabay

32 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

Palm Oil – CPO)1 yang


saat ini sudah men-
diversiikasi produk
turunan. Selain itu
pada sektor agro kes-
uksesan ini terjadi juga
pada nikel ore menjadi
stainless steel yang
dilakukan di Kawasan
Industri Morowali,
Sulawesi Tengah2. Hil-
irisasi yang dilakukan
dapat meningkatkan
pendapatan negara.
Jika selama ini Indone-
sia hanya melakukan
ekspor bahan mentah,
hilirisasi industri akan
membuka peluang gambar: theborneopost.com
bagi peningkatan nilai
perdagangan melalui
hilirisasi CPO (produk teknologi. Namun saat
barag ekspor setengah
turunan CPO)3. ini, tidak banyak in-
jadi atau bahkan ba-
vestasi yang dilakukan
rang jadi. Nilai barang Untuk mempercepat
pada industri hilir, may-
lanjutan tersebut jauh hilirisasi industri, dibu-
oritas investasi dilaku-
lebih besar daripada tuhkan dukungan dari
kan di industri hulu
nilai ekspor barang tiga hal yaitu teknologi,
sehingga diperlukan
mentah. Hilirisasi pada sumber daya manusia
upaya untuk menarik
CPO telah menunjuk- (SDM), dan investasi.
investasi industri hilir.
kan adanya perubahan Investasi pada industri
Salah satu upaya yang
komposisi ekspor:19 hilir mengarah pada
dapat dilakukan adalah
persen CPO mentah upaya peningkatan
penciptaan kemuda-
dan 81 persen hasil kualitas SDM dan

1 https://kemenperin.go.id/artikel/19840/Efek-Hilirisasi-Industri:-78-Persen-Ekspor-CPO-Bernilai-Tambah-
Tinggi
2 http://industri.kontan.co.id/news/hilirisasi-nikel-di-kawasan-industri-morowali-berpotensdi-besar.
3 https://ekbis.sindonews.com/read/1433648/34/fokus-hilirisasi-industri-untuk-dukung-lompatan-ekono-
mi-1566819471

KPPOD Brief 33
Edisi Juni-Desember 2019

han berusaha melalui Hilirisasi Industri menjadi barang siap


pelayanan perizinan pakai. Sektor industri
Industri memiliki bera-
yang lebih eisisen, di Indonesia saat ini
gam jenis. Jika dikat-
cepat, dan memberi- didominasi industri
egorikan berdasarkan
kan kepastian hukum hulu. Fase 4.0 meng-
tahapan pengolahan
berusaha. Berang- gugah Indonesia un-
bahan baku, maka
kat dari hal tersebut, tuk mulai fokus pada
dapat dibagi atas dua:
pemerintah menert- pengembangan indus-
hulu dan hilir. Industri
ibkan PP NO.24 Tahun tri hilir (hilirisasi indus-
hulu adalah industri
2018 tentang Pelayanan tri). Menurut PP No.14
yang mengolah bahan
Terintegrasi Berba- Tahun 2014 mengenai
mentah menjadi ba-
sis Sistem Elektronik Rencana Induk Pem-
rang setengah jadi. In-
(Online Single Submis- bangunan Industri Na-
dustri ini menyediakan
sion – OSS). Sistem OSS sional (RIPIN), manfaat
bahan baku bagi in-
kemudian menjadi hilirisasi industri adalah
dustri lain, sedangkan
arah baru dari pelay-
industri hilir mengolah
anan perizinan. Akan
bahan setengah jadi
tetapi, setelah setahun
implementasi, sistem
baru tersebut masih
menghadapi beberapa
tantangan, termasuk
pelayanan perizinan
yang berkaitan dengan
pelayanan pada sektor
industri hilir. Berangkat
dari konteks tersebut,
artikel ini mengupas
tantangan yang diha-
dapi oleh sistem OSS,
khususnya berkaitan
dengan dukungan
percepatan hilirisasi
industri.

gambar: tempo.co

34 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

(1) pendalaman dan yang berkualitas dan but kemudian ditindak-


penguatan struktur berpengalaman, dan lanjuti dengan hadirnya
industri; (2) percepatan teknologi tepat guna PP No.24 Tahun 2018
penyebaran industri ke sehingga beberapa yang melahirkan sistem
seluruh dunia; (3) pen- kondisi harus dipenuhi OSS.
ingkatan penerimaan agar pembangunan
devisa melalui ekspor; industri dapat tercapai.
(4) peningkatan nilai Pertama, penyediaan
tambah dalam negeri; infrastruktur industri di
(5) peningkatan peneri- dalam kawasan mau- Manfaat Hilirisasi
maan devisa melalui pun di luar kawasan. Industri:
substitusi ekspor; (6) Kedua penetapan
perluasan kesempatan kebijakan dan regulasi
1. Pendalaman dan
kerja; (7) percepatan bagi sektor industri; penguatan struktur
pertumbuhan ekonomi. dan Ketiga penyediaan industri
alokasi dan kemuda-
Hirilisasi industri memi-
han pembiayaan yang
2. Percepatan
liki dampak pada pen-
kompetitif untuk pem- penyebaran industri
ingkatan nilai tambah
(value added), dapat
bangunan industri nasi- ke seluruh dunia
onal.4
meningkatkan ekspor 3. Peningkatan
yang dapat berkontri- Pemerintah telah
penerimaan devisa
busi bagi peningkatan melaksanakan pro-
devisa negara. Salah gram dan kegiatan melalui ekspor
satu contohnya yaitu diatas, namun pada 4. Peningkatan nilai
minyak kelapa sawit, (prasyarat 2) sejumlah
tambah dalam negeri
yang menunjukkan ra- persoalan masih perlu
sio ekspor produk hilir dibenahi diantaranya 5. Peningkatan
lebih besar 80 persen terkait perizinan dan penerimaan devisa
dibandingkan produk pungutan. Upaya yang
melalui subtitusi ekspor
hulu.Selain itu produk dilakukan pemerintah
turunan CPO mencapai adalah pencabutan 3114 6. Perluasan
lebih 100 produk, ter- peraturan pada tahun kesempatan kerja
masuk produk biodies- 2016, kemudian dii-
7. Percepatan
el. Hilirisasi tidak dapat kuti penertiban Perpres
lepas dari pengem- No.91 Tahun 2017. Ke- pertumbuhan ekonomi
bangan investasi, SDM beradaan Perpres terse-

4 PP No.14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional.

KPPOD Brief 35
Edisi Juni-Desember 2019

Tantangan Pelaksanaan OSS di industri masih belum


Pelaksanaan OSS daerah saat ini bera- seluruhnya terbit. Ke-
gam, belum seluruh menterian Perindus-
Hilirisasi produk mem- daerah, baik Provinsi, trian baru menertibkan
butuhkan investasi Kabupaten, dan Kota satu NSPK, padahal
untuk pengembangan menerapkan OSS. OSS NSPK wajib ditertibkan
industri yang berperan di derah baru sebatas berjumlah 4 regulasi,
pada hasil produk tu- penertiban NIB dan salah satu NSPK yang
runan yang bervariasi belum terintegrasi me- belum diterbitkan
sehingga membutuh- nyeluruh untuk layanan adalah terkait kawasan
kan tata kelola layanan perizinan seperti DKI industri5.
perizinan investasi yang Jakarta dan Kota Sura-
Ketiadaan NSPK terse-
mudah dan mem- baya sedangkan daerah
but membuat pelayan-
berikan kan kepastian yang sudah mengin-
an perizinan di daerah
berusaha. Upaya untuk tegrasikan secara total
berpotensi menggu-
menghadirkan layanan layanan perizinannya
nakan Standar Opera-
yang optimal terse- seperti Kabupaten
sional Prosedur (SOP)
but terimplementasi Sidoarjo.
lama. SOP lama masih
melalui sistem OSS.
Pada tataran regulasi dengan prosedur yang
Keberadaan sistem
OSS membutuhkan berbelit, waktu layanan
tersebut akan menia-
peraturan pelaksana yang lama serta ber-
dakan seluruh periz-
yaitu Norma, Standar, potensi menimbulkan
inan di luar daftar yang
Prosedur, dan Kriteria praktik negatif karena
telah ditentukan oleh
(NSPK). Namun NSPK masih bersifat manual
PP No.24 Tahun 2018.
perizinan bagi sektor (tatap muka antara

Tantangan Pelaksanaan OSS :


1. Ketiadaan NSPK perizinan industri.
2. Adanya prosedur yang tidak perlu di sektor industri
3. Belum semua daerah memiliki RDTR
4. Penggunaan basis data KLBI 2017 menyulitkan pelaku usaha
5. Kompetensi aparatur masih lemah
6. Ketiadaan Infrastruktur
7. Komitmen kepala daerah

36 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

pelaku usaha dan aparat). Namun, jika tidak menggunakan SOP lama, maka akan
terjadi kekosongan hukum dan acuan bagi pelaksanaan pelayanan perizinan.
Salah satu bentuk standar adalah Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI wajib
untuk seluruh produk yang dihasilkan oleh industri. Untuk jenis usaha hilir seperti
makanan, diwajibkan untuk mengurus sertiikasi halal dari Majelis Ulama Indone-
sia (MUI). Keberadaan izin usaha yang beragam seharusnya dapat diringkas den-
gan integrasi kepada sistem OSS. Dengan demikian dapat mempersingkat waktu
dan mengeisiensikan biaya pengurusan. Regulasi lainnya yang perlu diperhati-
kan adalah peraturan mengenai insentif hal ini dibutuhkan agar dapat memacu
inovasi-inovasi terbaru. Selain itu, OSS diharapkan dapat mengatasi ketidakeisi-
ennya birokrasi.

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pelayanan Perizinan Melalui OSS

Sumber: Kemenko Perekonomian, 2019

Keunggulan sistem OSS sebagai platform pelayanan adalah menggunakan elek-


tronik yang terintegrasi dengan sistem Kementerian/Lembaga/Daerah. Sistem ini
memungkinkan pelaku usaha dapat mengakses layanan tanpa ruang dan waktu
sehingga menutup peluang bertemunya pelaku usaha dan pemda yang dapat
berpotensi terjadinya perburuan rente. Selain itu, pelaku usaha mendapatkan
kepastian hukum dan berusaha sehingga sistem ini dapat mendorong pelaku
usaha yang bergerak di hilirisasi industri. Meskipun demikian, masih terdapat
prosedur yang tidak perlu dalam penggunaan sistem OSS di sektor industri. Inte-
grasi sistem OSS yang dimiliki oleh Kemenperin (SiINAS) dapat dilihat dari bagan
alir di bawah. Kepemilikan akun SiINAS menjadi salah satu yang harus dilalui oleh
pelaku usaha industri untuk kemudian memdapatkan surat keterangan dari Di-
rektur Pengembangan Industri (PI). Surat tersebut untuk pemeriksaan lapangan,
hal ini tidak sesuai dengan sistem OSS yang mengutamakan kemudahan melalui

KPPOD Brief 37
Edisi Juni-Desember 2019

integrasi antarsistem. Tantangan lain yang dihadapi oleh sistem OSS yaitu belum
semua daerah memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). RDTR digunakan
sebagai dasar bagi persetujuan lokasi usaha oleh sistem OSS, hal tersebut dikare-
nakan tidak adanya kemampuan daerah dalam aspek anggaran sehingga banyak
daerah yang hanya menggunakan RTRW yang pada akhirnya memunculkan po-
tensi ketidaktepatan penentuan lokasi usaha sehingga keberadaan RDTR sangat
penting untuk mendukung penguatan industri hilir.

Gambar 2. Bagan Alir Pengurusan Usaha Industri Melalui OSS

Sumber: Kemenperin, 2019


Usaha industri hilir erat kaitannya dengan kepemilikan bangunan, sebab memiliki
ketentuan khusus pada aspek lingkungan dikarenakan industri pengolahan um-
umnya menghasilkan limbah atau residu sehingga salah satu layanan perizinan
adal Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertiikat Laik Fungsi (SLF). Pelayanan
IMB dan SLF di sistem OSS terintegrasi dengan Sistem Informasi Managemen
Bangunan Gedung (SIMBG). SIMBG memfasilitasi pemenuhan izin IMB dan SLF.
Namun, terdapat permasalahan dalam implementasi pelayanan perizinan IMB
dan SLF. Pada SIMBG terdapat prosedur mengenai adanya rekomendasi atau
persetujuan dari Tim Ahli Bnagunan (TABG) yang menilai rencana pembangunan.
Prosedur ini dapat menjadi hambatan bagi daerah dan menghambat pemenu-
han komitmen bagi pelaku usaha industri, hal ini dikarenakan tidak semua dae-
rah memiliki TABG sehingga untuk beberapa daerah seperti Kota Pontianak tidak
terdapat progress atau kemajuan dalam proses pengurusan izin untuk menam-
bah lantai bangunan hotel karena belum terbitnya IMB yang sudah diajukan seta-
hun lalu padahal seluruh persyaratan sudah terpenuhi termasuk AMDAL.

38 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

Selain itu, penggu- kurangnya sosialisasi tegrasikan sistem


naan basis data yang yang dilakukan pemer- pelayanan perizinan
mengacu pada Klasii- intah kepada aparatur daerah, maka pelaku
kasi Baku Lapangan pelaksana maupun usaha akan mendapat-
Usaha Indonesia (KLBI) pelaku usaha di dae- kan hambatan dalam
versi 2017 ternyata me- rah sehingga terdapat pemenuhan izin komit-
nyulitkan pelaku usaha pemahaman yang men sehingga sangat
industri yang sudah kurang atas deinisi mungkin tidak dapat
memiliki akta pendirian izin yang diterbit- mengefektifkan berop-
usaha dengan menga- kan OSS, komitmen ersi. Kota Surabaya
cu KBLI 2015 sehingga Kepala Daerah juga masih menerapkan
harus dilakukan pen- mempengaruhi efek- sistem surabaya single
gubahan data dan akta tivitas pelayanan me- window (SSW) karena
pendirian usaha yang lalui sistem OSS. Jika menganggap sistem
hanya dapat dilakukan kepala daerah tidak OSS belum siap untuk
di notaris. Kalimantan memiliki komitmen memfasilitasi pelayan-
Barat memutuskan untuk segera mengin- an perizinan.
untuk tidak melanjut-
kan pendirian usaha
dikarenakan penguru-
san ubah akta memiliki
ketidakpastian dari sisi
waktu dan biaya yang
memang tidak me-
miliki standard sesuai
peraturan perundang-
undangan.

Kondisi pelaksanaan
sistem OSS juga dipen-
garuhi oleh lemahnya
kompetensi aparatur
pelaksana, perbedaan
pemahaman antar
instansi, ketersediaan
inftastruktur pendu-
kung dan komitmen
Kepala Daerah. Hal
ini tidak terlepas dari
gambar: keuangan.co

KPPOD Brief 39
Edisi Juni-Desember 2019

Penutup NSPK mutlak dibutuh- akhirnya menyebabkan


kan sebagai petunjuk ketidakpastian bagi
Sistem OSS sebagai
pelaksanaan pelay- pelaku usaha, (5) Pros-
platform baru pelayan-
anan perizinan industri, es integrasi dengan
an perizinan memiliki
khususnya industri hilir. sistem Kementerian/
beberapa keunggulan,
Keberadaan NSPK akan Lembaga perlu ditin-
antar lain kemuda-
meminimalisir pelu- jau kembali agar ke-
han akses bagi pelaku
ang terjadinya variasi beradaan sistem man-
usaha, ringkasnya
pelaksanaan pelayanan, diri yang dimiliki K/L
prosedur yang harus
(3) Kualitas substansi tidak menjadi tamba-
ditempuh dan kepas-
NSPK harus diperhati- han prosedur tersendiri,
tian waktu penguru-
kan karena perbedaan (6) Perlu standarisasi
san. Namun terdapat
karakteristik setiap izin layanan di notaris, teru-
beberapa yang hal
seperti sertiikasi, izin tama untuk perubahan
yang perlu diperbaiki:
ekspor/impor, standari- akta terkait penye-
(1) Perlu merancang
sasi dan lainnya, (4) In- suaian dengan KBLI
roadmap perbaikan
tegrasi sistem mandiri 2017, (7) Perlu dilakukan
layanan untuk usaha-
daerah dan OSS perlu pendampingan kepala
usaha yang bergerak di
dipercepat agar tidak daerah sampai memi-
hilir industri terutama
terjadi dualisme dalam liki kesiapan dalam pe-
untuk peraturan sek-
penerapan yang pada nyediaan infrastruktur
toral, (2) Ketersediaan
pendukung layanan,
termasuk ketersedi-
aan jaringan internet
agar sistem OSS dapat
Hal yang perlu diperbaiki pada sistem OSS: diterapkan, (8) Perlu
1. Roadmap peraturan sektoral untuk usaha dilakukan sosialisasi
hilir industri untuk meningkatkan
2. Ketersediaan NSPK terkait pemahaman aparatur
3. Kualitas substansi NSPK yang handal pelaksana secara kon-
4. Proses integrasi sistem mandiri dan OSS tinyu dan berkala. Hal

5. Proses integrasi dengan sistem ini akan membantu


meningkatkan pema-
Kementerian/Lembaga
haman, kompetensi
6. Standarisasi layanan notaris dan kapabilitas dalam
7. Pendampingan kepala daerah melakukan pelayanan
8. Sosialisasi pemahaman aparatur perizinan bagi pelaku
usaha industri.

40 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

Referensi

Hadjon P, Pengantar Pemerintah Republik


Hukum Perizinan. Sura- Indonesia, Peraturan
baya (ID): Yuridika, 1993. Pemerintah Nomor 24
Tahun 2018 tentang
Hodgkinson IR, Hanni-
pelayanan Perizinan
bal C, Keating BW,
Berusaha Terintegrasi
Buxton RC, Bateman N,
seacara Elektronik. Ja-
Toward a Public Service
karta (ID): Pemerintah
Management: Past,
RI, 2018.
Present, and Future
Direction, Journal of Rangriz H, Soltanieh
Service Management, F., Exploring The Ef-
28(5), pp.998-1023, ISSN: fects of Organizational
1757-5818, 2017. Capabilities and Mana-
gerial Competencies
https://ekbis.sindonews.
on The Organizational
com/read/1433648/34/
Effectiveness, Journal
fokus-hilirisasi-indus-
of Human Resources
tri-untuk-dukung-
Management. 4(2):1-8,
lompatan-ekono-
2015.
mi-1566819471

Komite Pemantauan
Pelaksanaan Otonomi
Daerah (KPPOD), Tata
Kelola Ekonomi Daerah
2016: Survei Pemer-
ingkatan 32 Ibukota
Provinsi di Indonesia.
Jakarta (ID): KPPOD
Pr.,2017.

Mulyadi MB. 2018.


Pelayanan Perizinan
Terpadu dalam Menin-
gkatkan Investasi dan
Pertumbuhan UMKM.
Jurnal Hukum Mimbar
Justitia. 4(1):112-127

KPPOD Brief 41
Edisi Juni-Desember 2019

TANTANGAN
PELAKSANAAN
ONLINE SINGLE
SUBMISSION (oss)
DI SEKTOR
PARIWISATA
Oleh: Henny Prasetyowati & Naomi A. Simanjuntak
Analis Kebijakan KPPOD

gambar: bisniswisata.co.id

42 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

S
ektor pari- datang. Namun fakta
wisata dan menunjukan bahwa
segala kegia- Indonesia masih ber-
tan turu-nan- masalah pada supply
nya merupakan mesin side-reform pariwisata
Pemerintah
penggerak utama Problem ini tergambar
perekonomian Indo- dalam penurunan per-
memposisikan
nesia saat ini. Pemer- ingkat Indonesia dalam sektor pariwisata
intah melalui Rencana laporan Doing Business
sebagai leading
Pembangunan Jangka yang dikeluarkan oleh
Menengah Nasional Bank Dunia3.
sector pemban-
(RPJMN) 2015-2019 pun gunan nasional
Merespons persoalan
memposisikan sek-
ini, pemerintah sudah
tor pariwisata sebagai
menerbitkan sejumlah
leading sector pem-
kebijakan dan peratu-
bangunan nasional1.
ran yang berfokus pada
Perkembangan investa-
pembenahan struktural
si di sektor pariwisata
(regulasi dan birokrasi).
juga berkontribusi pada
Hal ini dituangkan pada
peningkatan angka
PP Nomor 24 Tahun layanan izin berusaha
serapan tenaga kerja
2018 tentang Pelayanan masih menghadapi
dalam periode waktu
Perizinan Berusaha sejumlah hambatan
2016-20182. Melihat
Terintegrasi Secara dalam pelaksanaannya.
capaian tersebut, per-
Elektonik sebagai dasar Hambatan sistemik ini
anan sektor pariwisata
hukum pelaksanaan terlihat dari tiga aspek
memang strategis
Online Single Submis- kebermasalahan yakni
untuk menyokong laju
sion (OSS). OSS sebagai aspek regulasi, sistem
perekonomian Indo-
eksperimen baru pe- dan tata laksana.
nesia di masa men-

1 Fokus Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019 menetapkan 5 (lima) fokus program pembangunan yaitu In-
frastruktur, Maritim, Energi, Pangan dan Pariwisata (IMEPP). Dari 5 (lima) sektor tersebut pariwisata ditetapkan
sebagai sektor unggulan (leading sector).
2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2018. Kementerian Pariwisata, Jakarta.
3 Peringkat indeks kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EODB) Indonesia turun satu tingkat ke
posisi 73 dari 190 negara. Dalam laporan Doing Business 2019 yang dikeluarkan Bank Dunia, Indonesia turun
satu peringkat ke posisi ke-73 dari 190 negara. Padahal sebelumnya selumnya berada di urutan ke-72. Peringkat
Indonesia tersebut berada di bawah Ukraina dan Yunani. Di tingkat ASEAN, posisi Indonesia berada di posisi
ke-6 di bawah Brunei Darussalam dan Vietnam. Skor tingkat kemudahan berusaha di Indonesia naik 1,42 poin
kelevel 67,96. Namun, kenaikan tersebut belum mampu mengerek posisi Indonesia di tingkat global maupun Asia
Tenggara.

KPPOD Brief 43
Edisi Juni-Desember 2019

Daya Saing daya saing pariwisata kungan berusaha yang


Pariwisata & yang digunakan dalam kondusif-kompetitif 7.
Reformasi laporan Travel & Tour- Secara konseptual,
Perizinan Usaha ism Competitiveness reformasi perizinan
Sektor Pariwisata Index (TTCI) tersebut pariwisata sangat
dalam kurun waktu 5 berhubungan dengan
Daya saing merupa- tahun terakhir menjadi deregulasi dan debi-
kan salah satu kriteria acuan utama pemerin- rokratisasi sistem per-
untuk menentukan tah melalui Kemente- izinan. Dalam aspek
keberhasilan dan pen- rian Pariwisata dalam debirokratisasi, sektor
capaian sebuah tujuan merumuskan kebijakan perizinan pariwisata
yang lebih baik oleh pengembangan pari- mengarah pada per-
suatu negara dalam wisata yang progresif. ampingan business
peningkatan pendapa- process perizinan
tan dan pertumbuhan Investasi hanya akan
dengan meningkatkan
ekonomi4. Dalam sek- datang dan berkem-
eisiensi, efektivitas dan
tor industri pariwisata, bang jika didukung
transparansi proses
indeks daya saing men- secara kuat oleh ling-
jadi instrumen yang rel-
evan dalam mengiden-
tiikasi isu-isu strategis5.

World Economic Fo-


rum (WEF) melaku-
kan pengukuran daya
saing pariwisata di
140 negara-negara di
dunia dengan meng-
gunakan indikator
yang dikelompokkan
ke dalam 14 subindex6.
Indikator penilaian
gambar: hollandamerica.com

4 Porter, 1990, he Competitive Advantage of Nations, he Free Press, New York.


5 Kozak, M. and Rimmington, M. (1998),`Benchmarking: destination attractivenessand small hospitaly business
performance`, International Journal of Contemporary Hospitaly Management Vol 10 no 5.
6 14 Indikator meliputi aspek lingkungan, keamanan, kesehatan, SDM, teknologi, objek wisata, keterbukaan,
harga, lingkungan, bandara, transportasi darat dan akomodasi, sumber daya budaya dan sumber daya alam
7 Reformasi Kemudahan Berusaha Evaluasi Pelaksanaan Paket Kebijakan Ekonomi di Daerah, 2016, KPPOD
Brief

44 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

perizinan. Sedangkan
untuk aspek deregulasi,
dapat diwujudkan den-
gan mendesain periz-
inan pariwisata yang
ramah investasi. Dan
yang terakhir aspek
digitalisasi pelayanan
berfokus pada penggu-
naan media digital/ele-
ktronik dalam layanan
publik untuk mening-
katkan mutu layanan
melalui
pemanfaatan
teknologi IT.

Tantangan
Regulasi
Sebagai sebuah acuan
pelaksanaan, Studi
KPPOD memberikan
Kedua, jangka waktu menpar No. 18 tahun
beberapa catatan ter-
pelayanan belum diatur 2016 justru lebih detil
hadap PP No.24 Tahun
dalam batang tubuh mengatur persyaratan
2018: Pertama, regulasi
NSPK (Norma Kriteria perizinan pariwisata.
ini tidak detil menga-
Standar dan Prosedur)
tur persyaratan untuk Sebelum rezim OSS,
yang dikeluarkan Ke-
mendapatkan TDUP. persoalan utama per-
menterian Pariwisata.
Hal ini berpotensi me- izinan pariwisata ber-
Sebagai peraturan
munculkan praktek kutat pada tumpang
turunan, peraturan ini
bervariasi di daerah. tindih regulasi serta
belum mampu menter-
Perizinan sektor pa- diberlakukannya izin
jemahkan PP 24
riwisata membawahi yang sudah dihapus
Tahun 2018 ke dalam
bidang-bidang usaha di level pusat, seperti
pedoman yang lebih
yang beragam yang halnya izin gangguan/
operasional. NSPK per-
sudah semestinya per- HO dan izin tetangga
izinan pariwisata yang
syaratan izin dibedakan. sebagai persyaratan
terdahulu yakni Per-

KPPOD Brief 45
Edisi Juni-Desember 2019

untuk mendapatkan Tahun 2018. Izin lokasi


TDUP (Tanda Daftar Us- tidak diberlakukan di
aha Pariwisata). Di Kota Kota Pontianak yang
Makassar dan Kota masih mengikuti SOP
Mataram, contohnya, Perizinan lama, meski-
penghapusan terhadap pun PP 24 Tahun 2018
izin yang tidak perlu jelas menyatakan izin
sudah dilakukan. Se- lokasi merupakan salah
Catatan KPPOD mentara di Kabupaten satu komitmen dasar
terhadap PP No. Tobasa, Kota Pontianak untuk memperoleh izin
24/2018: dan Kabupaten Lom- usaha. Sementara itu,
bok, izin-izin tersebut dalam SOP perizinan
1. Regulasi tidak masih menjadi per- Kabupaten Tobasa ter-
detil mengatur syaratan dalam pengu- dapat ketentuan yang
persyaratan untuk rusan TDUP. Tantangan melarang pelaku usaha
lainnya menyangkut memulai kegiatan
mendapatkan TDUP eksistensi Perda provin- usaha sebelum menda-
2. Jangka waktu si yang menyulitkan pat TDUP efektif8.
pelayanan belum pelayanan izin di Kabu-
Hal ini bertentangan
paten. Seperti ketentu-
diatur dalam batang an Perda Provinsi Su-
dengan ketentuan PP

tubuh NSPK yang matera Utara tentang


No. 24 Tahun 2018 yang
justru mengizinkan
dikeluarkan Kemen- Penataan Kawasan Da-
pelaku usaha memulai
nau Toba (pelarangan
terian Pariwisata pembangunan diseki-
kegiatan (terbatas pada
pengadaan tanah, pe-
tar danau) menyebab-
rubahan luas lahan dan
kan penataan ruang
pengadaan peralatan
di Kabupaten Tobasa
serta SDM).
menjadi dilematis.

Berbagai temuan di
Melihat dari SOP pe-
atas menunjukkan
layanan, perizinan
variasi respon Pemda
Kota Pontianak dan
dalam menindaklan-
Kabupaten Tobasa
juti OSS. Implikasi yang
pun belum mengikuti
lebih jelas barangkali
ketentuan PP No. 24

8 Lihat Keputusan Kepala DPMPTSP No. 503 Tahun 2019 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
menggunakan OSS.

46 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

dapat digambarkan Mode pelayanan baru ness process perizinan


dari pengalaman menggunakan OSS secara otomatis
pelaku usaha di Kabu- mewajibkan pelaku berubah.
paten Tobasa. Pelaku usaha untuk mengurus
Apabila dilihat dari
usaha yang bermaksud Sertiikat Laik Fungsi
tahapan pengurusan,
melakukan perluasan (SLF) melalui aplikasi
perbedaan diantara
bangunan hotel tidak tambahan OSS yang
kedua rezim terlihat
berhasil mendapat disebut SIMBG (Sistem
pada prosedur pengu-
izin lantaran lahan Informasi Manajemen
rusan izin serta imp-
berada di sempadan Bangunan Gedung).
likasinya. OSS me-
danau. Hal ini menjadi
mungkinkan pelaku
ambigu bagi pelaku
usaha memulai kegia-
usaha mengingat posisi Tantangan
tannya lebih cepat, bila
bangunan yang akan Birokrasi
dibandingkan dengan
diperluas berada di Perizinan
rezim sebelumnya.
aera yang sama. Se-
Studi KPPOD (2017) Pada sistem sebel-
dangkan, potret di Kota
menunjukkan, terdapat umnya, penerbitan
Pontianak setidaknya
empat tahapan berusa- TDUP tergantung pada
menggambarkan ke-
ha di sektor pariwisata. kesanggupan pemo-
sulitan yang sama bagi
Pasca terbitnya PP No. hon memenuhi keleng-
pelaku bisnis hotel.
24 Tahun 2018, busi- kapan syarat. Pelaku

gambar: kemenpar.go.id

KPPOD Brief 47
Edisi Juni-Desember 2019

Gambar 1. Tahapan Berusaha Sektor Kepariwisataan

Sumber: Laporan Studi KPPOD (2017), diolah kembali oleh penulis

usaha diperbolehkan memulai kegiatan usaha, setelah seluruh proses perizinan


rampung. Berbeda dengan mengurus izin melalui OSS, dimana pelaku usaha da-
pat memulai kegiatannya (pada pembangunan gedung dan pengadaan tenaga
kerja) hanya menggunakan TDUP belum efektif.

Tahapan selanjutnya (pemenuhan komitmen) adalah proses yang menantang


dan bervariasi di seluruh daerah. Ketentuan waktu, prosedur dan persyaratan
dalam SOP perizinan pariwisata belum sepenuhnya mengikuti logika PP 24 Ta-
hun 2018. Kota Pontianak, misalnya, hanya mensyaratkan dua izin komitmen
saja (Izin Lingkungan dan IMB) untuk mendapatkan TDUP. Izin lokasi ke dalam
SOP pemenuhan komitmen dianggap sebagai penambahan prosedur sebab izin
tersebut tidak dikenal dalam sistem perizinan Kota Pontianak.

Gambar 2. Business Process Perizinan Resort

Sumber: Diolah dari Kementerian Pariwisata

48 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

Tantangan Kota Mataram, Kab. Daya Dorong


Digitalisasi Lombok Tengah dan OSS dalam
Kota Makassar. Imp- Memperbaiki
Sistem OSS adalah sis-
likasinya adalah pada Investasi di
tem perizinan berusaha
keamanan data yang Daerah
yang terintegrasi se-
sulit dijamin serta kuo-
cara elektronik. Sistem Jalan panjang menuju
ta penyimpanan yang
OSS bertujuan untuk perbaikan investasi
terbatas karena meng-
memangkas waktu masih menjadi per-
gunakan tempat pe-
dan birokrasi dalam tanyaan yang belum
nyimpanan data pihak
proses perizinan usaha. terjawab jika melihat
ketiga. Ketiga, terdapat
Namun, fakta menun- praktik pelaksanaan
blind spot atau daerah
jukkan bahwa masih OSS di sejumlah dae-
yang tidak terakomodir
terdapat sejumlah rah. Penyebab belum
dengan jaringan inter-
kebermasalahan terkait efektifnya pelaksanaan
net. Hal ini menyulitkan
sistem OSS sendiri. OSS juga ditengarai
bagi pemohon yang
Pertama, ketidakleng- kondisi kapasitas SDM
perlu usaha lebih besar
kapan itur OSS. Pada yang belum optimal
agar dapat mengakses
tataran ideal, digital- serta kurangnya infras-
OSS.
isasi pelayanan men- truktur IT.
syaratkan sistem yang
ramah akan pengguna
(user friendly). Selain
itu, kekurangan itur
OSS yang lain ditemu-
kan pada ketiadaan i-
tur e-payment. Kedua,
hampir seluruh daerah
(kecuali DKI Jakarta)
menghadapi masalah
dalam mengintegrasi-
kan sistem daerah den-
gan OSS. Bagi sebagian
daerah, sinkronisasi
data ke sistem OSS
gambar: pngdownload.id
justru menggunakan
google drive. Kondisi ini
terjadi di beberapa dae-
rah studi KPPOD yaitu

KPPOD Brief 49
Edisi Juni-Desember 2019

Namun, masalah kru- Strategi


sial sebetulnya terletak Kedepan
pada kesiapan regulasi Perbaikan
daerah. Pemda belum Investasi Sektor
secara menyeluruh Pariwisata di
melakukan respon Sektor OSS
atas PP 24 Tahun 2014
OSS belum bisa men-
dalam bentuk perda/
jawab tantangan in-
perkada/perwali/per-
vestasi khususnya di
bup. Deregulasi periz-
sektor pariwisata. Ber-
inan seharusnya dapat
bagai tantangan men-
Sejumlah berjalan optimal, apa-
jadi hambatan utama
bila regulasi perizinan
permasalahan menuju level pariwisata
yang bertentangan
terkait OSS: dengan PP No. 24
yang berdaya saing.
Oleh karenanya, demi
1. ketidaklengkapan Tahun 2018, langsung
mewujudkan pari-
ditindaklanjuti dengan
feature OSS. wisata yang berdaya
cara menggabung, me-
2. permasalahan nyederhanakan mau-
saing, perlu adanya
intervensi pada OSS
dalam integrasi pun menghapus regu-
sebagai kunci perizinan
lasi tersebut. Dengan
sistem daerah investasi. Perbaikan
melihat fakta lapangan
dengan OSS diatas, dapat ditarik
struktural mengarah
pada beberapa strategi,
3. terdapat daerah kesimpulan bahwa OSS
yakni: (1) Merumuskan
cukup efektif mering-
yang belum Ulang PP No. 24 Tahun
kas prosedur izin hanya
dijangkau jarin- sampai pada persyara-
2018. Pemerintah perlu
meninjau ulang mua-
gan internet tan awal (NIB).
tan PP No. 24 Tahun
2018 dalam kaitannya
dengan rasionalisasi
waktu dalam business
process. (2) Melengkapi
Muatan NSPK Pari-
wisata dengan me-
nambahkan ketentuan
waktu, prosedur dan
persyaratan yang leng-

50 KPPOD Brief
Edisi Juni-Desember 2019

kap dan jelas mengacu Referensi


pada UU N. 10 Tahun
Indrajit, Richardus Monika Suhayati, 2019,
2009 tentang Kepa-
Eko. 2004. Electronic Permasalahan Periz-
riwisataan. (3) Revisi Government (Strategi inan Berusaha Terinte-
Regulasi Perizinan di Pembangunan dan grasi Secara Elektronik
Pengembangan Sis- (Online Submission
Daerah yang tidak se-
tem Pelayanan Publik System), Ajian Singkat
jalan dengan PP No. 24 Berbasis Teknologi Terhadap Isu Aktual
Tahun 2018. (4) Pening- Digital. ANDI. Yogya- Dan Strategis, DPR RI
katan Kapasitas SDM karta
Nurhaita, Tia. 2013.
Pemda melalui bimbin- Kozak, M. and Rim- Pengaruh Kreativitas
mington, M. (1998), Dan Inovasi Produk
gan teknis (bimtek) un-
“Benchmarking: Des- Terhadap Daya Sa-
tuk pelaksana layanan tination attractivenes- ing Usaha Cake Yo &
di instansi daerah. (5) sand small hospitaly Yo Bandung. Unikom.
Pendampingan Pelaku business performance`, Bandung.
International Journal of
Usaha untuk menin- Peraturan Pemerintah
Contemporary Hospi-
Nomor 24 Tahun 2018
gkatkan pemahaman taly Management Vol 10
tentang Pelayanan
pelaku usaha terhadap no 5.
Perizinan Berusaha
OSS. Selain sistem baru, KPPOD Brief, 2016, Terintegrasi secara Ele-
kesuksesan OSS san- Reformasi Kemuda- ktronik.
han Berusaha Evalu-
gat bergantung pada Peraturan Presiden
asi Pelaksanaan Paket
Nomor 91 Tahun 2017
pemahaman pelaku us- Kebijakan Ekonomi di
tentang Percepatan
aha terhadap regulasi, Daerah, Jakarta.
Pelaksanaan Berusaha.
sistem, dan tata laksana KPPOD, 2017. Regulasi
Porter, 1990, The Com-
sistem pelayanan ber- Usaha di Daerah Kajian
petitive Advantage of
Perda Pungutan dan
basis elektronik ini. Nations, The Free Press,
Perizinan, Jakarta.
New York.
Laporan Akuntabilitas
UNCTAD, “Promoting
Kinerja Kementerian
Foreign Investment in
Pariwisata Tahun 2018.
Tourism”, Investment
Kementerian Pariwisa-
Advisory Series Series A,
ta, Jakarta.
number 5.
Laporan Tourism Com-
World Bank Report,
petitiveness Index, 2019,
2018. Doing Business
World Economic Fo-
2018 Reforming to Cre-
rum.
ate Jobs. International
Bank for Reconstruc-
tion and Development -
The World Bank. Wahi-
ngton DC.

KPPOD Brief 51
Edisi Juni-Desember 2019

DOKUMENTASI KEGIATAN
Diskusi Panel pada Seminar
Indonesia Development Index

Talkshow “Ada Bibir


di Pro3” dengan topik
“Perlukah Audit Dana
Otsus Papua” oleh
RRI TV

Kunjungan delegasi INAP


(Instituto Nacional de
Administração Pública)
dari Timor Leste
untuk berdiskusi mengenai
otonomi daerah

Launching Modul KKNI


dan SKKNI Profesi Analis
Kebijakan

52 KPPOD Brief

Anda mungkin juga menyukai