Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis


Dosen Pengampu Bapak Gono Sutrisno, S.E, M.M

Dusun Oleh Kelompok 8 :

Azzahra Nur Apriliani


2022020018

Cindy Yuniar
2022020026

Informulia Buulolo 2022020040

Lusia Lilisdayanti Daeli 2022020003

Marsela Ristiani Binsasi 2022020019

Mutia Apriliani 2022020011

Novita Royana Meha 20220200

Regina Vadilla Sembiring 2022020028


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan dan karunia-Nya
kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah Pengantar
Bisnis Universitas Utpadaka Swastika.
Makalah ini di buat dari hasil penyusunan data-data sekunder yang telah kami peroleh
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan materi yang akan kami bawakan serta jelaskan.
Sumber tersebut berupa internet, referensi materi yang di berikan yang berkaitan dengan
Bisnis.
Tak lupa kami ucapkan kepada dosen/pengajar mata kuliah Pengantar Bisnis atas
bimbingan dan arahan dalam mata kuliah ini. Tak lupa juga kepada rekan-rekan satu
kelompok yang telah membantu dan mendukung sehingga dapat terselesaikannya makalah
ini. Saya harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi rekan-rekan
semua,dalah hal ini dapat menambah wawasan kita semua dalam kehidupan berbisnis.
Khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih
baik.

Tangerang, 7 April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

LINGKUNGAN BISNIS

A. Pengertian Lingkungan Bisnis


Lingkungan bisnis adalah nilai keseluruhan dari individu, institusi, maupun
kekuatan lain yang berasal dari luar kontrol perusahaan, tapi perusahaan masih bisa
bergantung pada mereka karena mereka sudah mampu mempengaruhi performa
perusahaan dan keberlanjutan perusahaan.
Beberapa hal yang membentuk lingkungan bisnis adalah kompetitor,
pemasok, media, kelompok pelanggan, pelanggan, pemerintah, kondisi pasar,
kondisi ekonomi, teknologi, pemodal, tren, dan beragam pihak lain yang berasal dari
luar perusahaan.
Contoh sederhananya, perubahan pajak yang dikeluarkan oleh pihak
pemerintah berpotensi membuat pelanggan membeli produk dalam jumlah yang
lebih sedikit daripada yang Anda jual. Dalam hal ini, bisnis harus menetapkan
kembali harga jualnya agar bisa keluar dari masalah tersebut.

B. Ciri-ciri Lingkungan Bisnis yang Sehat


1. Dinamis
Lingkungan bisnis yang sehat adalah lingkungan bisnis yang dinamis, atau
dengan kata lain senantiasa melakukan pembaharuan dan tidak stagnan. Untuk
menciptakan lingkungan bisnis yang sehat, maka kamu harus senantiasa
mengikuti perkembangan terkini mengenai industri bisnis yang ditekuni dan
menyesuaikan diri. Setiap program yang direncanakan maupun pengambilan
keputusan harus selalu didasarkan pada relevansi dengan kondisi dan situasi di
masa kini.

2. Kompleks
Meskipun kerap dianggap sepele, rupanya lingkungan bisnis memuat aspek-
aspek penerapan dan perencanaan yang sangat kompleks karena kamu harus
melibatkan setiap pihak yang berkaitan dengan perusahaan.setiap keputusan
yang mungkin kamu pikir dapat membawa perusahaan ke arah yang lebih baik
dalam praktiknya mungkin tidak demikian karena nyatanya setiap keputusan
pasti menghasilkan pro dan kontra dari satu atau beberapa pihak.
3. Sudut Pandang yang Beragam
Lingkungan bisnis yang sehat adalah lingkungan bisnis yang mampu
menampung setiap sudut pandang, ide, gagasan, opini, maupun pemikiran yang
terlahir dalam benak orang-orang yang terlibat di dalamnya mengenai situasi
atau kondisi tertentu.Semakin banyak sudut pandang, ide, gagasan, opini
maupun pemikiran yang dapat ditampung, maka semakin mudah pula bagi
kamu untuk dapat mengambil keputusan etis yang tidak hanya menguntungkan
satu pihak.

C. Manfaat Memahami Lingkungan Bisnis Yang Sehat


1. Membantu Mengidentifikasi Peluang Bisnis
Contoh sederhananya adalah jika waktu dulu masyarakat Indonesia kesulitan
untuk mendapatkan layanan ojek, yang mana mereka harus pergi ke pangkalan
ojek untuk bisa mendapatkannya. Hal ini disadari oleh Gojek, sehingga mereka
membuat layanan ojek online agar bisa mengatasi masalah tersebut.
2. Memanfaatkan Sumber Daya Dengan Baik
Jika perusahaan mampu melakukan pemindaian yang cermat atas lingkungan
perusahannya, maka perusahaan akan terbantu dalam hal memanfaatkan
sumber daya yang diperlukan untuk bisnis. selain itu, hal tersebut akan
membantu perusahaan untuk melacak ataupun memantau sumber daya untuk
kemudian diubah menjadi produk barang dan jasa.
3. Menghadapi Perubahan
Perusahaan harus menyadari sepenuhnya atas perubahan yang terjadi di
lingkungan perusahaan, apakah itu perubahan dalam hal persyaratan pelanggan,
trend, kebijakan baru dari pemerintah, atau perubahan teknologi. Jika
perusahaan bisa menyadari adanya perubahan tersebut, maka akan membantu
perusahaan dalam memberikan respon yang tepat dalam menangani perubahan.
4. Bantuan Dalam Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan dengan benar adalah perencanaan yang berlaku
dalam jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. Ketika ada masalah
atau peluang dalam lingkungan perusahaan, maka sebagai pemilik bisnis Anda
bisa menentukan rencana yang tepat untuk mengatasinya dan memecahkan
masalah tersebut atau mengubahnya menjadi peluang bisnis. Setelah itu, Anda
bisa menggabungkan rencana yang tepat untuk menghindari adanya perubahan
di masa depan.
5. Membantu Bisnis Meningkatkan Performanya
Perusahaan yang mampu memperhatikan lingkungan bisnis dengan baik bisa
berkembang dengan meningkatkan performanya sesuai perubahan yang terjadi.
Dengan beradaptasi dengan kekuatan eksternal, maka akan membantu
perusahaan dalam meningkatkan performanya dan bertahan lama di pasar.
6. Mengidentifikasi Ancaman Dan Sinyal Peringatan Dini
Contoh kasus pada pemindaian lingkungan perusahaan terjadi pada
perusahaan Maruti Udyog yang memperoleh informasi kualitatif bahwa ada
banyak sekali perusahaan manufaktur mobil asing yang hendak membangun
bisnis di India. Kemudian, mereka menganggap hal tersebut sebagai sinyal
bahaya dan perlahan mulai meningkatkan kapasitas produksinya.
7. Bermanfaat Dalam Mendeteksi Dan Merakit Sumber Daya
Perusahaan bisa memilih sumber daya sesuai nilai ketersediaan di lingkungan
dan permintaan outputnya. Sebagai contoh, pada permintaan warna layar datar
pada TV, pihak produsen mengumpulkan sumber daya yang memang sedang
diperlukan untuk memproduksi TV dengan warna layar datar daripada
mengumpulkan sumberdaya TV yang hanya memiliki warna Hitam Putih.
8. Lingkungan Bisnis Membantu Beradaptasi Dengan Perubahan Yang Cepat
Perubahan yang tengah terjadi secara cepat dalam berbagai aspek akan
berdampak besar pada bisnis. Untuk itu, perusahaan harus mengerti adanya
perubahan sesegera mungkin. Dengan memahami lingkungan bisnis, maka akan
membantu pengusaha dalam memindai dan memahami perubahan yang tengah
terjadi.
9. Lingkungan Bisnis Membantu Perencanaan dan Penetapan Kebijakan
Setiap rencana dan kebijakan, serta peraturan dalam suatu perusahaan bisa
disusun dengan memperhatikan lingkungan perusahaan, karena seluruh rencana
dan kebijakan tersebut memang harus diterapkan dengan berdasarkan faktor
lingkungan.
D. Faktor Dalam dan Luar Yang Mempengaruhi Lingkungan Bisnis
1. Faktor Internal Lingkungan Bisnis
Faktor internal yang mempengaruhi lingkungan bisnis meliputi perencanaan
dan kebijakan, penawaran nilai, sumber daya manusia, sumber daya pemasaran
dan finansial, citra korporat dan merek, peralatan dan perlengkapan.
manajemen tenaga kerja, hubungan antar karyawan, ketergantungan sumber
daya teknologi, struktur organisasi, kualitas dan struktur infrastruktur,
operasional, dan  perkiraan finansial.
2. Faktor Eksternal Lingkungan Bisnis
Sedangkan faktor eksternal yang mampu memengaruhi lingkungan bisnis
meliputi konsumen, pemasok, kompetitor, publik, media dan pemasaran,
talenta, ekonomi makro, sikap politik, dan penggunaan teknologi.
BAB II

BISNIS INTERNASIONAL

A. Pengertian Bisnis Internasional


Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas –
batas suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis
internasional (International Trade). Bisnis Internasional merupakan seluruh transaksi
bisnis oleh swasta dan pemerintah yang melibatkan dua atau lebih negara. Kegiatan
bisnis ini bagi pihak swasta memiliki tujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya, sedangkan bagi pemerintah kegiatan bisnis ini bukan hanya untuk
keuntungan semata, akan tetapi juga memiliki tujuan untuk kesejahteraan sosial.
Ada beberapa alasan sebuah perusahaan ikut serta dalam kegiatan bisnis
internasional, diantaranya adalah :
a) Untuk memperbesar penjualan. Bisnis internasional memungkinkan sebuah
perusahaan untuk melakukan ekspansi dalam hal penjualan produknya, hal ini
dikarenakan bisnis internasional memiliki pasar yang sangat luas, tidak terbatas
pada negara dimana perusahaan tersebut berada akan tetapi juga perusahaan
dapat mengembangkan pasarnya ke luar negeri.dengan pasar yang luas, besar
kemungkinan perusahaan dapat meningkatkan jumlah penjualan barang yang
diproduksinya, contoh: Perusahaan provider telekomunikasi terbesar di
Indonesia, yaitu PT. Telkomsel mendirikan anak perusahaan Telkomcel yang
beroperasi di negara yang baru berdiri yaitu Timor Leste. Hal ini dilakukan PT.
Telkomsel dalam rangka memperluas pasarnya, tidak hanya di dalam negeri
Indonesia, akan tetapi juga merambah ke luar negeri. Menurut Griffin (2010)
bisnis internasional adalah transaksi bisnis antara beberapa pihak dalam lebih
dari satu negara. Sedangkan menurut Hadi (2010) bisnis internasional adalah
suatu studi tentang transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan internasional
(ekspor dan impor) dan foreign investment (direct maupun indirect) yang
dilakukan oleh individu dan perusahaan atau organisasi dengan tujuan
mendapatkan keuntungan dan manfaat tertentu. Sedangkan menurut Cavusgil
(2008) bisnis internasional adalah aktivitas perdagangan dan investasi yang
dilakukan oleh perusahaan melintas batas satu negara dengan negara lainnya.
Pertumbuhan aktivitas bisnis internasional meningkat sejalan dengan fenomena
semakin luasnya pasar yang diakibatkan globalisasi.

b) Untuk mengakuisisi sumber daya. Saat ini, sebuaha perusahaan yang


memiliki akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan atau perusahaan yang
memiliki akses lebih baik terhadap faktor-faktor produksi (man, money, material,
method) maka dapat dipastikan perusahaan tersebut akan memenangkan
persaingan. Hal ini terjadi karena sumber daya produksi yang jumlah terbatas,
sedangkan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi oleh perusahaan sebagai
produsen semakin tak terbatas. Kegiatan bisnis internasional, memungkinkan
sebuah perusahaan berada di sebuah negara memiliki akses terhadap sumber daya
yang ada di negara lainnya. Perusahaan tersebut dapat memiliki akses dengan cara
melakukan investasi baik langsung maupun tidak langsung di negara yang memiliki
keunggulan dalam hal sumber daya. Sebagai contoh: Saat ini banyak sekali
perusahaan-perusahaan multinasional melakukan investasi besar-besaran di negara
Vietnam dengan cara membuka pabrik di Vietnam. Hal ini terjadi karena Vietnam
dianggap sebagai negara yang dapat menyediakan sumber daya manusia yang
banyak, terampil dan berharga murah.

c) Untuk mendiversifikasikan sumber-sumber penjualan dan


penawaran. Bisnis internasional dapat membuat perusahaan menjadi lebih kreatif
dan inovatif untuk menambah sumber penjualan dan penawaran yang dilakukannya.
Dengan pangsa pasar yang semakin luas dan jumlah konsumen yang semakin
meningkat, maka perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi harapan konsumen
akan produk yang dijual. Karena keinginan konsumen yang tidak terbatas, maka
perusahaan harus mampu berinovasi sesering mungkin, dengan tujuan
memenangkan persaingan dengan para pesaingnya.

Saat ini perkembangan kegiatan bisnis internasional semakin maju, hal ini
dikarenakan adanya aspek-aspek yang menyebabkan kegiatan ini semakin cepat
berkembang, diantaranya adalah:

a) Peningkatan yang pesat dalam teknologi dan ekspansinya sehingga


transportasi menjadi lebih cepat dan sistem kiomunikasi yang memungkinkan untuk
melakukan sesuatu dari jarak jauh.
b) Liberalisasi dalam kebiajakan pemerintah sehubungan dengan
pergerakan perdagangan dan sumber daya lintas negara.

c) Pengembangan lembaga yang diperlukan untuk mendukung dan


memfasilitasi perdagangan internasional. lembaga-lembaga ini dibentuk oleh
kalangan bisnis dan pemerintah sehingga keberadaan lembaga ini mengurangi resiko
perusahaan. d) Peningkatan dalam kompetisi global, dimana persaingan bisnis tidak
saja hanya antara perusahaan-perusahaan dalam satu negara, akan tetapi juga
persaingan itu diikuti oleh perusahaan-perusahaan lain yang ada dalam satu
regional/kawasan bahkan antar benua. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk dapat terlibat dalam bisnis internasional, diantaranya adalah :

a) Kegiatan Ekspor-Impor. Kegiatan ekspor dan impor ini merupakan kunci


transaksi ekonomi suatu negara. Apabila dalam neraca suatu negara
kegiatan ekspor lebih tinggi daripada kegiatan impor, maka dapat dipastikan
negara itu menjadi negara yang maju dengan pendapatannya yang besar,
sedangkan apabila sebaliknya dimana kegiatan impor lebih tinggi dari
ekspor, maka negara tersebut dapat dikatakan laju pertumbuhan
ekonominya tidak maju karena negara tersebut cenderung tergantung
kepada negara lainnya.
b) Kegiatan Investasi. Investasi adalah sebuah kegiatan dimana perusahaan
menanamkan modalnya. Investasi ini bisa dalam bentuk investasi langsung
luar negeri (Foreign Direct Investment/FDI) dimana perusahaan
menginvestasikan modalnya dalam bentuk fisik di negara tujuan. Cara lain
dari investasi adalah dengan cara berinvestasi di pasar modal, dimana
perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional membeli saham atau
melakukan akuisisi.
BAB III

PEMASARAN INTERNASIONAL

A. DEFINISI PEMASARAN INTERNASIONAL

Kotabe dan Helsen memiliki pandangan mengenai pemasaran global yakni mengacu pada
kegiatan-kegiatan perusahaan yang menekankan pada upaya-upaya standarisasi, koordinasi
lintas pasar, dan integrasi global yang bertujuan untuk berpartisipasi dalam meningkatkan
kemampuan bersaing di pasar dunia.

Sedangkan Michael E. Czinkota menyampaikan bahwa pemasaran internasional adalah


proses perencanaan dan pengorganisasian transaksi melampaui batas negara untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan para individu dan organisasi yang terlibat.

James E Keegan menyebutkan, pemasaran global merupakan serangkaian kegiatan


pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang menekankan pada efisiensi biaya dan upaya
yang menembus batas negara dan regional.

James menekankan pada kesempatan mentransfer produk, merek, dan ide lain yang
melampaui negara, memenuhi kebutuhan pelanggan global, serta mengembangkan koordinasi
antara infrastruktur pemasaran nasional menjadi infrastruktur pemasaran global.

B. Manajemen Pemasaran Internasional


Dalam prosesnya, dibutuhkan manajemen pemasaran internasional yang terintegrasi
agar sebuah perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasarannya secara luas. Ini
menjadi penting untuk dilakukan supaya perusahaan dapat menguasai dan mempersiapkan
diri, sebab manajemen pasar internasional berbeda dengan pasar lokal yang mungkin sudah
perusahaan ketahui. Berikut ini adalah beberapa langkah manajemen pemasaran
internasional:

 Mengetahui keadaan lingkungan internasional


 Mempunyai tujuan serta kebijakan yang jelas
 Mengetahui sasaran pasar internasional yang diincar
 Memiliki program pemasaran
 Mempunyai organisasi pemasaran
 Melakukan proses pengendalian dan evaluasi
C. Strategi Pemasaran Internasional
Dalam menjalankan strategi pemasaran internasional tiap perusahaan dapat
memilih metode yang paling sesuai bagi produk dan sasaran pasarnya. Ada beberapa
strategi yang digunakan perusahaan untuk dapat bersaing di pasar global.

1. Customer Lifetime Value (CLV)


Customer lifetime value adalah nilai sekarang dari arus kas (profit) di masa depan yang
diberikan seorang konsumen dikaitkan dengan hubungannya dengan perusahaan. Strategi
CLV ini menekankan pemasar untuk dapat memenuhi kepuasan dan memaksimalkan
pelayanan kepada pelanggan untuk jangka panjang.

2. Experiential Marketing
Dalam proses pemasaran pengalaman (experiential marketing), targetnya terfokus pada
pengalaman yang akan didapatkan oleh konsumen ketika mengonsumsi produk. Pemasaran
ini menggabungkan elemen logika, emosi, dan tindakan untuk menjadi penghubung antara
produk dengan konsumen.

3. Blue Ocean Strategy


Strategi ini memiliki tujuan untuk menciptakan permintaan pasar yang baru. Dalam blue
ocean strategy, permintaan diciptakan bukan direbut. Sehingga perusahaan memiliki
kesempatan besar untuk tumbuh dan mendapatkan keuntungan. 

Berikut ini beberapa prinsip yang digunakan pada blue ocean strategy ini.

 Bersaing pada ruang pasar yang baru


 Membuat sistem kompetisi menjadi tidak relevan
 Menangkap dan menciptakan permintaan baru
 Mendobrak pertukaran value cost
 Memadukan diferensiasi dan biaya rendah

4. Ekuitas Merek (Brand Equity)


Dalam hubungannya dengan merek, ada beberapa sikap yang dapat diambil oleh konsumen,
yaitu:

 Mengganti merek karena harganya


 Tidak memiliki alasan kuat untuk mengganti merek
 Akan merasa rugi jika mengganti merek
 Menganggap merek sebagai teman
 Terikat pada merek 
Beberapa hal tersebut dapat menentukan tingkat keberhasilan sebuah brand memiliki
ekuitas merek yang baik di mata konsumen. Perusahaan pun mendapat keuntungan dari
merek yang sudah memiliki ekuitas besar, seperti:

1. Ketahanan harga: harga yang sudah ada di pasaran tidak akan mudah terganggu oleh
harga yang dikeluarkan oleh pesaing lain.
2. Harga lebih tinggi: produk dengan ekuitas merek yang baik dapat menetapkan harga
yang lebih tinggi dari produk lainnya karena mendapat dukungan melalui tingkat
kepercayaan dan persepsi yang positif dari konsumen.
3. Biaya pemasaran lebih kecil: jika suatu produk sudah mendapat tempat di hati
konsumennya, maka usaha dan biaya yang diperlukan untuk mempertahankan citra
tersebut akan jauh lebih kecil daripada pesaing yang masih harus membangun citra
dari produknya.
4. Posisi yang kuat di hadapan distributor maupun pengecer: perputaran yang lebih
cepat dari produk dengan ekuitas merek yang baik dapat menjadi nilai lebih di mata
distributor dan pengecer, sehingga keuntungan yang diperoleh juga lebih besar. Hal
ini menjadikan distributor dan pengecer lebih senang menangani produk dengan
ekuitas merek yang terbukti baik.
5. Kredibilitas tinggi, mudah melakukan perluasan merek: perusahaan dengan ekuitas
merek yang baik juga dapat dengan mudah membuat produk-produk turunan
berbasis merek yang sudah ada. Juga, akan memiliki kemungkinan yang besar produk
baru tersebut diterima serta mendapat perhatian dari konsumen.

5. Kualitas Jasa (Service Quality)


Pada strategi ini, keunggulan kompetitif perusahaan dapat dicapai melalui pelayanan
(jasa) penghantaran produk yang baik. Seluruh proses pemasaran didominasi oleh elemen
jasa dibandingkan dengan elemen fisik produk itu sendiri. Elemen-elemen tersebut secara
sederhana dibagi menjadi beberapa elemen berikut:

1. Fisik (tangible) menyangkut fasilitas fisik, penampilan karyawan, alat, dan


perlengkapan yang digunakan, serta penampilan fisik pendukung.
2. Keandalan (reliability) berkaitan dengan penyampaian jasa tepat waktu dan tepat
janji.
3. Keyakinan dan keamanan (assurance) berhubungan dengan perasaan bebas dari
tekanan, bahaya, keraguan, dan kenyamanan ketika bertransaksi.
4. Cepat tanggap (responsive) menyangkut kesediaan dan kesiapan pekerja melayani
konsumen.
5. Pendekatan personal (empathy) berkaitan dengan kemampuan pekerja memahami
kebutuhan konsumen.

Hal ini menunjukkan titik keberhasilan perusahaan terletak pada kemampuan karyawannya
melayani serta memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Strategi ini
memperhitungkan jika karyawan merasa puas dengan lingkungan kerja dan kompensasi
yang diberikan perusahaan, karyawan akan memiliki kinerja yang baik sehingga dapat
menghasilkan kepuasan terhadap konsumen.
6. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR)
Kebijakan CSR ini mengarahkan perusahaan untuk dapat menjalankan perusahaannya
untuk mematuhi hukum, standar etika, dan aturan internasional yang berlaku. Dalam
perjalanannya perusahaan juga harus melakukan prinsip dasar yang sudah ditentukan, yaitu:

1. Fokus pada isu tertentu yang paling berkaitan dengan operasi perusahaan;
2. Konsisten menjalankan program yang bertujuan untuk dapat mengurangi dampak
negatif dari aktivitas perusahaan;
3. Branding, mengaitkan seluruh aktivitas tersebut dengan program pemasaran merek,
sehingga terbentuk satu kesatuan yang positif antara kegiatan CSR dengan merek di
mata konsumen;

7. Manajemen Hubungan Konsumen (Consumer Relationship Management - CRM)


CRM merupakan strategi yang digunakan untuk mengelola interaksi perusahaan dengan
konsumen dan calon pembeli. Dalam CRM terdapat beberapa tingkatan ikatan antara
perusahaan dengan konsumen, yaitu:

1. Financial bond: ini merupakan bentuk tingkatan paling rendah pada hubungan


antara perusahaan dan konsumen karena hanya berbasis pada transaksi semata;
2. Social bond: hubungan antara kedua belah pihak diikat dalam lingkungan sosial
tertentu;
3. Business bond: hubungan antara pengusaha dan konsumen dikembangkan lebih
besar menjadi hubungan bisnis yang saling membutuhkan dan menguntungkan;
4. Structural bond: hubungan yang dibangun antara pengusaha dan konsumen bersifat
struktural, menyangkut seluruh aspek yang sudah disebutkan di atas;

Pembangunan infrastruktur teknologi informasi sangat diperlukan dalam strategi ini agar
dapat mendukung pembentukan hubungan yang baik dengan para konsumen.

D. Network Marketing
Umumnya strategi ini dikenal dengan istilah multi level marketing. Pada dasarnya
strategi ini merupakan strategi penjualan langsung yang melibatkan struktur pengusaha
tertentu. Masing-masing pengusaha tidak hanya bertanggung jawab untuk menjual produk
tetapi juga untuk membangun jaringan di bawahnya yang nantinya akan memberikan
keuntungan dalam hal finansial. 

Komunikasi yang digunakan dalam multi level marketing ini adalah word to mouth yang


strukturnya dibangun berdasarkan kepercayaan antarpengusaha. Terdapat beberapa prinsip
yang perlu dijalankan agar multi level marketing dapat bekerja dan menguntungkan bagi
perusahaan maupun pengusaha itu sendiri.

1. Sistem: sistem rekrutmen, kompensasi, dan sistem rangking terdapat di dalamnya;


2. Produk: hal ini berkaitan kualitas, harga, dan manfaat produk yang dipasarkan;
3. Manusia: ini menyangkut dengan karakter manusia yang direkrut serta bentuk
penghargaan atas posisi mereka di dalam organisasi;
Contoh Pemasaran Internasional
Ada banyak contoh pemasaran internasional yang dapat kita temui dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa merek ternama dan sering kita jumpai menjadi salah satu contoh
bentuk manajemen pemasaran internasional yang berhasil, diantaranya adalah:

1. H&M
Salah satu perusahaan ritel fashion terbaik dunia yang terkenal adalah H&M. Pemilihan
produk pakaian yang dijual di sini sesuai dengan fashion masyarakat Indonesia. Sehingga
H&M menjadi salah satu perusahaan ritel yang digemari banyak kalangan.

Salah satu bentuk pemasaran yang dilakukan oleh H&M adalah memaksimalkan
pengalaman online dari para konsumennya. Ternyata hal ini mampu meningkatkan
pembukaan toko sampai 15 persen tiap tahunnya, serta menjadikan H&M merek yang
sudah memiliki pangsa pasar yang baik di Indonesia.

2. Dunkin’ Donuts
Metode pemasaran yang digunakan Dunkin’ Donuts adalah dengan menyesuaikan menu
dengan makanan favorit di tempat yang dituju. 

Keberagaman yang dimiliki oleh masing-masing negara, membuat Dunkin’ Donuts


memperbaharui menu yang mereka miliki untuk disesuaikan dengan karakter negara yang
dituju. Hal ini mampu memuaskan seluruh konsumen yang ada di lebih dari 30 negara di
seluruh dunia.

Misalnya saja di Korea Selatan, mereka memiliki menu Grapefruit Coolatta. Di Lebanon,
Dunkin’ Donuts menyediakan menu donat cokelat mangga. Sedangkan di Indonesia,
masyarakat kita terbiasa dengan pola pikir bahwa donat yang manis seperti dengan taburan
cokelat, susu, dan keju.

3. Coca-cola
Perusahaan minuman Coca-cola memiliki pendekatan dan strategi pemasaran yang unik.
Coca-cola berkonsentrasi pada program dari komunitas badan amal yang membutuhkan
banyak waktu dan dana.

Teknik pemasaran seperti ini cenderung disambut baik oleh masyarakat internasional.
Strategi dengan menunjukkan kepedulian serta empati terhadap masyarakat lebih dihargai,
dibandingkan dengan perusahaan yang hanya fokus untuk memenuhi target penjualan saja.

Seringkali konsep yang dipilih mencerminkan kebahagiaan serta keceriaan pada masyarakat.
Contohnya saja Coca-cola yang memelopori pengadaan makanan ramadan untuk anak-anak,
serta mampu membangun kurang lebih 650 instalasi air bersih di Mesir. 
Konsep Pemasaran Internasional
Dalam pemasaran internasional terdapat konsep yang diimplementasikan dan
dikembangkan sebagai bagian dari fungsi manajemen pemasaran internasional.
Keempat konsep pemasaran internasional tersebut adalah:

1. Orientasi Etnosentris
Pandangan etnosentris meyakini bahwa nilai-nilai yang dimiliki negara asalnya lebih unggul
dibandingkan dengan negara lainnya. Mereka mempercayai bahwa strategi domestik adalah
strategi yang lebih unggul dan terbaik ketimbang dari pihak asing.

Perusahaan etnosentris yang berbisnis di luar negeri dapat disebut dengan perusahaan
internasional.

2. Orientasi Polisentris
Perusahaan polisentris sering disebut dengan perusahaan multinasional. Orientasi
polisentris ini memiliki keyakinan bahwa setiap negara memiliki keunikan masing-masing.
Setiap anak perusahaan bekerja secara independen dan menetapkan tujuan serta rencana
pemasarannya sendiri. 

3. Orientasi Regiosentris 
Pada orientasi ini, perusahaan dengan keyakinan regiosentris tidak hanya mengakui adanya
perbedaan sifat yang spesifik pada pasar luar negeri, akan tetapi juga dapat merasakan
adanya persamaan dari masing-masing pasar luar negeri.

Perusahaan regiosentris lebih memperkuat daya saing regionalnya daripada langsung


mengembangkan pasar globalnya.

4. Orientasi Geosentris
Orientasi geosentris merupakan perpaduan etnosentris dan polisentris yang memandang
persamaan dan perbedaan dalam pasar dan negara serta berusaha menciptakan strategi
global guna memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar lokal.

Orientasi ini diyakini dapat menemukan persamaan dan perbedaan untuk dapat
merumuskan suatu strategi pemasaran lokal maupun internasional. Serta akan
memperlakukan semua pasar luar negeri sebagai suatu kesatuan, yakni pasar global.
BAB IV

MENGELOLA RESIKO BISNIS

A. Pengertian Manajemen Resiko

Risiko merupakan suatu keadaan yang tidak pasti atas tingkat


probabilitasnya. Sehingga setiap perusahaan memerlukan fungsi manajemen
tertentu yang mampu mengatasi keadaan tersebut dengan perncanaan
hingga pemantauan yang baik. Manajemen risiko diartikan sebagai
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan berbagai
macam keadaan yang tidak pasti yang akan dihadapi perusahaan, yang
mencakup fungsi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, mengawasi, serta mengevaluasi program penanggulangan
risiko tersebut. Model pengendalian risiko tiap waktu akan mengalami
perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Adapun beberapa
faktor yang mendorong perkembangan tersebut, antara lain: kompleksitas
resiko, kondisi eksternal, dan ketersediaan produk pengelolaan risiko. Pada
dasarnya berbagai bisnis memiliki peluang, tetapi sejauh detail ada beberapa
perbedaan sesuai dengan bisnis pusat yang dijalankan perusahaan.

Cara menghadapi bahaya dibagi menjadi dua bagian, khususnya:


(1) Metodologi nonmoneter adalah pendekatan penyelidikan bahaya yang
lebih ditekankan pada variabel khusus tugas organisasi, (2) Bahaya keuangan
adalah pemeriksaan bahaya. pendekatan yang menekankan pada elemen
moneter, baik internal organisasi maupun karena awal dari keadaan
moneter secara umum. Sebagai aturan umum, ada beberapa bahaya normal
yang dilihat oleh banyak organisasi. Berbagai macam dan kualitas bahaya
yang ada pada setiap organisasi dapat dipengaruhi oleh jenis dan karakter
dari bidang usaha itu sendiri. Bagian dari tindakan bahaya normal dalam
organisasi:
1. Risiko Keuangan, yaitu fluktuasi sasaran keuangan atau berukuran
moneter perusahaan karena gejolak berbagai variabel makro.
2. Risiko Operasional, yaitu potensi penyimpangan asal hasil yang
diperlukan karena tidak berfungsinya sistem, Sumber daya manusia,
teknologi, atau indikator lainnya.
3. Risiko Strategis, yaitu risiko yang dapat mempengaruhi eksposur krporat
serta eksposur strategis menjadi dampak keputusan strategis yang tidak
sesuai dengan lingkungan eksternal serta internal perusahaan.
4. Risiko Eksternalisasi, yaitu potensi penyimpangan dari eksposur korporat
serta strategis, dan bisa berdampak pada potensi penutupan usaha,
karena pengaruh dari faktor eksternal. Intinya, pengukuran risiko mengacu
pada dua faktor yaitu kuantitas risiko serta kualitas risiko. Kuantitas
risiko terkait memakai beberapa banyak nilai, atau eksposur, yang rentan
terhadap risiko. Kualitas risiko terkait menggunakan 123| Volume 2 Nomor 2
2022 kemungkinan suatu risiko akan ada. semakin tinggi kemungkinan
risiko terjadi, semakin tinggi pula risikonya.Organisasi tidak perlu
menutupi setiap bahaya. Ada kemungkinan yang memerlukan
pertimbangan yang jelas, namun ada juga risiko tambahan yang bisa
diabaikan. Untuk itu organisasi perlu membuat perencanaan bahaya. Sesuai
dengan standar moneter, khususnya batas kemampuan organisasi untuk
meningkatkan harga diri organisasi, perencanaan bahaya selalu dikaitkan
dengan penetapan batas. Oleh karena itu, perencanaan bahaya
menyiratkan cara yang paling umum untuk mendefinisikan batas- batas
bahaya para eksekutif dari setiap bahaya yang dibedakan. Hal ini
terus ditekankan bahwa bahaya utama dapat direncanakan.
Manfaat Manajemen Resiko:
1. Membantuperusahaanmenghindari semaksimal mungkin porto -
porto yang terpaksa harus dikeluarkan.
2. Membantu manajemen untuk menetapkan apakah resiko yang
dihadapi perusahaan akan dihindari atau diambil.
3.Bila diagnosis risiko dilakukan secara seksama maka bisa
memaksimalkan laba perusahaan.

B. Tahap - Tahap Melaksanakan Manjemen Resiko

1. Kenali sebelumnya bahaya yang mungkin dipahami oleh organisasi


2. Menilai setiap bahaya sejauh keseriusan (hazard worth) dan
kekambuhannya.
3. Mengendalikan bahaya, secara nyata (bahaya dihilangkan, dan
dibatasi) atau secara moneter (bahaya ditahan, bahaya dipindahkan).
4. Bahaya membunuh berarti menghilangkan setiap
kemalangan yang bisa dibayangkan, misalnya, saat mengendarai
kendaraan roda empat di musim berangin, kecepatan kendaraan
dibatasi hingga batas 60 km/jam.
5. Membatasi bahaya diselesaikan dengan mencoba
membatasi kemalangan, misalnya sedang berlangsung, tembakan
pada benda jatuh datar dapat dikurangi dengan manajemen mutu
(quality control).
6. Menunda bahaya sendiri berarti mengambil risiko secara
menyeluruh atau sebagian, misalnya dengan membuat toko
untuk organisasi untuk mengelola kerugian di masa depan
(pemeliharaan sendiri).
7. Pemindahan/pemindahan bahaya harus dimungkinkan dengan
memindahkan kemalangan atau bahaya yang mungkin terjadi
pada kelompok yang berbeda, misalnya organisasi premium.
C. Upaya Resiko Bisnis
Upaya bantuan bahaya tergantung pada sifat dan item yang disajikan
secara kebetulan, ada beberapa cara untuk bertahan atau membatasi
bahaya, sebagai berikut:
a) Melakukan penangkalan dan penanggulangan terhadap potensi
kejadian yang menimbulkan kemalangan
b) Penahanan adalah menahan terjadinya kemalangan, memanfaatkan
untuk memungkinkan terjadinya kemalangan dan untuk mencegah
gangguan kegiatan dengan memberikan aset untuk mengalahkannya.
c) Mengendalikan bahaya, seperti bertukar prospek
d) Memindahkan/memindahkan bahaya kepada pihak lain, khususnya
dengan menggunakan kontrak penangguhan (proteksi) menggunakan
agen asuransi terhadap bahaya tertentu.

Anda mungkin juga menyukai