Anda di halaman 1dari 8

Nama: 1.

Angelina Velicia Morin


2. Dian Maulani
3. Jamilah
4. Marsela Ristiani Binsasi
5. Shifa Kusuma Wardani

KEUANGAN PEMERINTAH DESA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keuangan Desa merupakan
semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban Desa. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan desa. Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKPDesa) merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDesa) merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintahan
Desa. Diperlukan Peraturan Bupati/Walikota untuk mengatur mengenai
Pengelolaan Keuangan Desa. Tulisan ini membahas salah satu siklus dari
pengelolaan Keuangan desa yaitu Pertanggungjawaban Keuangan Desa.

B.   Tujuan penulisan

1.     Untuk mengetahui sistem keuanga di desa

2.     Untuk Mengetahui apa itu RKP dan RPJMDES

3.     Untuk Mengetahui hak dan kewajiban desa

4.     Untuk Mengetahui kewenangan desa

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Sistem pengelolahan keuangan desa

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Pengelolaan Keuangan Desa
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) merupakan rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Desa. Diperlukan Peraturan Bupati/Walikota
untuk mengatur mengenai Pengelolaan Keuangan Desa.

Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi


perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan desa.
Penyelenggaraan kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa didanai oleh APBDesa. Penyelenggaraan kewenangan lokal
berskala Desa selain didanai oleh APB Desa, juga dapat didanai oleh anggaran
pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh Pemerintah didanai
oleh anggaran pendapatan dan belanja negara. Dana anggaran pendapatan dan
belanja negara dialokasikan pada bagian anggaran kementerian/lembaga dan
disalurkan melalui satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.
Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh pemerintah daerah
didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Seluruh pendapatan Desa diterima dan disalurkan melalui rekening kas Desa
dan penggunaannya ditetapkan dalam APB Desa. Pencairan dana dalam
rekening kas Desa ditandatangani oleh kepala Desa dan Bendahara Desa.
Pengelolaan keuangan Desa meliputi:

a)perencanaan;
b)pelaksanaan;
c)penatausahaan;
d)pelaporan;dan
e) pertanggungjawaban

a.     Perencanaan
Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
          Sekretaris desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APB
Desa berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan yang disampaikan kepada kepala
desa
Proporsi APB Desa
Pasal 100 PP No.43/2014, belanja desa yang ditetapkan dalam APB Desa
digunakan dengan ketentuan :
        70 % dari jumlah anggaraan belanja desa digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan desa; pelaksanaan pembangunan desa;
pembinaan kemasyarakatan desa; dan pemberdayaan masyarakat desa;
        30 % dari jumlah anggaraan belanja desa digunakan untuk penghasilan tetap
dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa,; operasional pemerintah desa;
tunjangan dan operasional BPD; dan insentif RT/RW.
Evaluasi Rancangdan Penetapan Raperdes tentang APB Desa
Kepala desa menyampaikan rancangan Perdes tentang APB Desa kepada
BPD untuk dibahas dan disepakati bersama, selambat-lambatnya bulan Oktober
tahun berjalan. Selanjutnya an Perdes tentang APB Desa yang telah disepakati
bersama disampaikan kepala desa
kepada Bupati/Walikota melalui Camat paling lambat 3 (tiga) hari sejak
disepakati untuk dievaluasi.

b.     Pelaksanaan
Pengajuan Usulan Biaya Kegiatan
Pelaksana kegiatan mengajukan pendanaan untuk melakukan kegiatan harus
disertai dengan dokumen antara lain: Rencana Anggaran Biaya yang telah
diverifikasi oleh sekretaris desa dan disahkan oleh kepala desa

Bendahara Desa sebagai Wajib Pungut (Wapu)


Pasal 31 Permendagri No.113/2014, bendahara desa juga berperan sebaagai
wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetor
seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengadaan barang/jasa.
Sesuai dengan ketentuan Permendagri no.113/2014 dan Peraturan Kepala LKPP
No.13/2013 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan barang/jasa di desa diatur
dengan peraturan Bupati/Walikota yang berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa, kepala desa
menetapkan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) yang terdiri dari unsur pemerintah
desa dan unsur lembaga kemasyarakatan desa melalui Surat Keputusan.
Perubahan APB Desa
Perubahan APB Desa hanya dapaat dilakukan 1 kali dalam 1 tahun anggaran.
Tata cara pengajuan perubahan APB Desa adalah sama dengan tata cara
penetapan APB Desa

c.      Penata usahaan keuangan desa

Dilakukan oleh bendahara desa melalui pencatatan setiap penerimaan dan


pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib.
Bendahara Desa wajib menyampaikan laporan pertanggung-jawaban
keuangan desa yang disampaikan setiap bulan kepada kepala desa
Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran keuangan desa
menggunakan:
•      Buku Kas Umum
•      Buku Kas Pembantu Pajak, dan
•      Buku Bank

d.     pelaporan
e.     pertanggung jawaban
 

B.    Pembinaan dan pengawasan

Pasal 112 UU No. 6/2014 dinyatakan bahwa pemerintah,


pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota membina dan
pengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa.Bupati/Walikota
menerima laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dari
kepala desa. Laporan tersebut menjadi bahan evaluasi sebagai dasar
pembinaan dan pengawasan
Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota antara lain:
•      Memberikan pedoman pelaksanaan penugasan urusan kabupaten/kota
yang dilakukan oleh desa
•      Memberikan pedoman penyusunan peraturan desa dan peraturan
kepala desa
•      Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan
partisipatif
•      Melakukan fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa
•      Melakukan evaluasi dan pengawasan peraturan desa
•      Menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk desa
•      Mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa

•      Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan


pemerintahan desa;
•      Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pemerintah desa,
Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Kemasyarakatan dan
Lembaga Adat;
•      Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa, Badan Permusyawaratan Desa,
Lembaga Kemasyarakatan dan Lembaga Adat;
•      Melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan;
•      Melakukan upaya percepatan pembangunan desa melalui bantuan
keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis;
•      Melakukan peningkatan kapasitas BUM Desa dan lembaga kerjasama
antar desa;
•      Memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh kepala
desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
•      Membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa

C.    Sanksi administratif (apabila di temukan ketidakwajaran dalam hasil


evaluasi)

Hasil pemantauan dan evaluasi menjadi dasar penyempurnaan


kebijakan dan perbaikan pengelolaan dana desa oleh
Bupati/Walikota.Apabila dalam hasil pemantauan dan evaluasi
terdapat SiLPA dana desa secara tidak wajar, Bupati/Walikota
memberikan sanksi administratif kepada desa yang bersangkutan
berupa pengurangan dana desa sebesar SiLPA.Pengurangan dana desa
tersebut menjadi dasar pengurangan dana desa untuk kabupaten/kota
tahun anggaran berikutnya;Dua kemungkinan penyebab SiLPA dana
desa tidak wajar adalah:
1.    Penggunaan dana desa tidak sesuai dengan perioritas penggunaan
dana desa, pedoman umum, atau pedoman teknis kegiatan; dan
2.    Penyimpanan uang dalam bentuk deposito lebih dari 2 (dua) bulan.

BAB III
KESEIMPULAN

A.  Kesimpulan

Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Pengelolaan Keuangan Desa
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Proses
Penatausahaan dimulai dari membuat Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APBDesa, Peraturan Desa, Laporan Kekayaan Milik Desa,
Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa dan
diakhiri penyampaiaan kepada Bupati/Walikota dan Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai