Anda di halaman 1dari 12

Penatausahaan Keuangan Desa

Disusun oleh :
Nur Akbar Ismail
Moch.Izzulhaq.A
Galang Krisdiyanto
Maharani Ratu Arum
Alfa Pakaya
NPM :
17041040
17041008
17041036

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
LUWUK

2019
Daftar Isi………………………………………………………………….........….... iv

Kata Pengantar ………………………………………………………….........……..

I Pendahuluan ………………………………………………………..…..........…..…….
2

I.I Latar Belakang …………………………………………………........…………3

I.II Rumusan Masalah ……………………………………........…………………4

I.III Tujuan Pembahasan ………………………………......…………………… 5

II. Isi …………………………………………………………………………..........


……… 7

III. Kesimpulan ……………………………………………………...…….......…….… 11


Daftar Pustaka ………………………………………………………........…………… 12
3. Kata Pengantar

Kata pengantar mencakup isi dari keseluruhan esensi makalah, yaitu membahas
isi makalah secara menyeluruh namun umum. Hal ini perlu dilakukan agar
pembaca mempunyai pandangan umum arah dari penelitian dalam makalah
Anda tersebut.

Biasanya pada kata pengantar, penulis juga mencantumkan ucapan syukur


kepada Tuhan YME, serta ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
mendukung dan membantu proses penyelesaian makalah.

Dalam kata pengantar penulis juga dapat menjabarkan penjelasan waktu


penulisan makalah, tempat penelitian, serta pihak-pihak yang menjadi mentor
penulis dalam menyelesaikan makalah baik individu, instansi maupun lembaga-
lembaga tertentu yang terlibat dan memberikan sumbangsih.

Dia akhir kata pengantar, penulis juga diperbolehkan menuliskan harapan


penulisan makalah tersebut, manfaat bagi pembaca, kemudian penulis juga
menerima masukan berupa kritik dan saran dari pembaca. Serta pencantuman
nama lengkap penulis, tempat dan tanggal atau tahun (waktu) penulisan
makalah tersebut namun tanpa dibubuhi tanda tangan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengelolaan Keuangan Desa Meliputi Perencanaan, penganggaran,


Pelaksanaan, Penatausahaan Keuangan Desa atau dengan kata lain pembukuan
Keuangan desa merupakan pengelolaan administrasi keuangan Desa yang
prosesnya mengacu pada mata anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Dalam praktek penyelenggaraan atau pengelolaan keuangan desa dikenal juga
Sistem administrasi keuangan desa yang terdiri dari 2 unsur pengurusan, yaitu:
1. Unsur Penguasaan
Unsur penguasaan ini terdiri dari pengusaan anggaran desa dan tindakan untuk
Memberi perintah menagih dan perintah membayar, tindakan ini akan
membawa akibat pengeluaran desa dan mendatangkan penerimaan guna
menutup pengeluaran desa
2. Unsur Kewajiban
Unsur ini berkaitan dengan kewajiban untuk menrima, menyimpan, dan
mengeluarkan uang dan kemudian mempertanggung jawabkannya.
Sebagaimana amanah Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 37
Tahun 2017 dijelaskan bahwa keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban
desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun berupa bunga yang dapat dijadikan milik desa, berhubung pelaksanaan
Hak dan kewajiban sehingga perlu dikelola dalam penatausahaan keuangan desa
Penatausaan Keuangan Desa merupakan dokumen anggaran berisi penjelasan
atau keterangan mengenai kegiatan yang rencananya tertuang dalam anggaran
pendapatan desa dan belanja desa meliputi antara lain :
1.Uraian mengenai apa(what) pengertian kegiatan yang akan dilaksanakan serta
Keluaran atau Output yang akan dicapai
2. Mengapa(why) kegiatan tersebut perlu dilaksanakan dalam hubungan dengan
tugas pokok dan fungsi dan atau sasaran program yang hendak dicapai.
3.Siapa (who) Panitia atau Tim atau Personel yang bertanggung jawab
melaksanakan dalam pencapaian keluaran atau Output termasuk juga siapa
(who)

B. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui sistem keuanga di desa
2. Untuk Mengetahui apa itu RKP dan RPJMDES
3. Untuk Mengetahui hak dan kewajiban desa
4. Untuk Mengetahui kewenangan desa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem pengelolahan keuangan desa

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Pengelolaan Keuangan Desa
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) merupakan rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Desa. Diperlukan Peraturan Bupati/Walikota
untuk mengatur mengenai Pengelolaan Keuangan Desa.
Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan desa.
Penyelenggaraan kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa didanai oleh APBDesa. Penyelenggaraan kewenangan lokal
berskala Desa selain didanai oleh APB Desa, juga dapat didanai oleh anggaran
pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh Pemerintah didanai
oleh anggaran pendapatan dan belanja negara. Dana anggaran pendapatan dan
belanja negara dialokasikan pada bagian anggaran kementerian/lembaga dan
disalurkan melalui satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.
Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh pemerintah daerah
didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Seluruh pendapatan Desa diterima dan disalurkan melalui rekening kas Desa
dan penggunaannya ditetapkan dalam APB Desa. Pencairan dana dalam
rekening kas Desa ditandatangani oleh kepala Desa dan Bendahara Desa.
Pengelolaan keuangan Desa meliputi:

a)perencanaan;
b)pelaksanaan;
c)penatausahaan;
d)pelaporan;dan
e) pertanggungjawaban
a. Perencanaan
Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
Sekretaris desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APB
Desa berdasarkan RKP Desa tahun berkenaan yang disampaikan kepada kepala
desa
Proporsi APB Desa
Pasal 100 PP No.43/2014, belanja desa yang ditetapkan dalam APB Desa
digunakan dengan ketentuan :
 70 % dari jumlah anggaraan belanja desa digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan desa; pelaksanaan pembangunan desa;
pembinaan kemasyarakatan desa; dan pemberdayaan masyarakat desa;
 30 % dari jumlah anggaraan belanja desa digunakan untuk penghasilan tetap
dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa,; operasional pemerintah desa;
tunjangan dan operasional BPD; dan insentif RT/RW.
Evaluasi Rancangdan Penetapan Raperdes tentang APB Desa
Kepala desa menyampaikan rancangan Perdes tentang APB Desa kepada
BPD untuk dibahas dan disepakati bersama, selambat-lambatnya bulan Oktober
tahun berjalan. Selanjutnya an Perdes tentang APB Desa yang telah disepakati
bersama disampaikan kepala desa
kepada Bupati/Walikota melalui Camat paling lambat 3 (tiga) hari sejak
disepakati untuk dievaluasi.

b. Pelaksanaan
Pengajuan Usulan Biaya Kegiatan
Pelaksana kegiatan mengajukan pendanaan untuk melakukan kegiatan harus
disertai dengan dokumen antara lain: Rencana Anggaran Biaya yang telah
diverifikasi oleh sekretaris desa dan disahkan oleh kepala desa
Bendahara Desa sebagai Wajib Pungut (Wapu)
Pasal 31 Permendagri No.113/2014, bendahara desa juga berperan sebaagai
wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetor
seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengadaan barang/jasa.
Sesuai dengan ketentuan Permendagri no.113/2014 dan Peraturan Kepala LKPP
No.13/2013 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan barang/jasa di desa diatur
dengan peraturan Bupati/Walikota yang berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa, kepala desa
menetapkan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) yang terdiri dari unsur pemerintah
desa dan unsur lembaga kemasyarakatan desa melalui Surat Keputusan.
Perubahan APB Desa
Perubahan APB Desa hanya dapaat dilakukan 1 kali dalam 1 tahun anggaran.
Tata cara pengajuan perubahan APB Desa adalah sama dengan tata cara
penetapan APB Desa

c. Penata usahaan keuangan desa

Dilakukan oleh bendahara desa melalui pencatatan setiap penerimaan dan


pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib.
Bendahara Desa wajib menyampaikan laporan pertanggung-jawaban
keuangan desa yang disampaikan setiap bulan kepada kepala desa
Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran keuangan desa
menggunakan:
• Buku Kas Umum
• Buku Kas Pembantu Pajak, dan
• Buku Bank
d.
B. Pembinaan dan pengawasan
Pasal 112 UU No. 6/2014 dinyatakan bahwa pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota membina dan
pengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa.Bupati/Walikota
menerima laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa dari
kepala desa. Laporan tersebut menjadi bahan evaluasi sebagai dasar
pembinaan dan pengawasan
Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota antara lain:
• Memberikan pedoman pelaksanaan penugasan urusan kabupaten/kota
yang dilakukan oleh desa
• Memberikan pedoman penyusunan peraturan desa dan peraturan
kepala desa
• Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan
partisipatif
• Melakukan fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa
• Melakukan evaluasi dan pengawasan peraturan desa
• Menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk desa
• Mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa

• Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan


pemerintahan desa;
• Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pemerintah desa,
Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Kemasyarakatan dan
Lembaga Adat;
• Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa, Badan Permusyawaratan Desa,
Lembaga Kemasyarakatan dan Lembaga Adat;
• Melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan;
• Melakukan upaya percepatan pembangunan desa melalui bantuan
keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis;
• Melakukan peningkatan kapasitas BUM Desa dan lembaga kerjasama
antar desa;
• Memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh kepala
desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
• Membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa
BAB III
KESEIMPULAN

A. Kesimpulan

Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Pengelolaan Keuangan Desa
adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Proses
Penatausahaan dimulai dari membuat Laporan Pertanggungjawaban Realisasi
Pelaksanaan APBDesa, Peraturan Desa, Laporan Kekayaan Milik Desa,
Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa dan
diakhiri penyampaiaan kepada Bupati/Walikota dan Masyarakat.
Daftar pustaka

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.


2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Anda mungkin juga menyukai