Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nur Fajar Utomo

Kelas : XII AKL 2


Absen : 28

Video 2 : Pengelolaan Keuangan Desa


Pemerintahan Jokowi-JK merujuk pada Trisakti yakni berdaulat dalam
berpolitik Berdikari di bidang ekonomi berkepribadian dalam kebudayaan dan
dituangkan dalam agenda nasional 5 tahunan nawacita sejalan dengan
pandangan Kementerian Dalam Negeri Direktorat Bina pemerintahan desa pada
nawacita ketiga yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, undang-
undang desa memberikan harapan baru bagi terwujudnya Desa Kuat Mandiri
Sejahtera dan Demokratis, Alokasi Dana Desa ke desa desa di seluruh Indonesia
diharapkan dapat mempercepat terwujudnya harapan tersebut. Namun anggaran
alokasi dana yang cukup besar menimbulkan kekhawatiran bagi aparat
Pemerintah Desa dalam pengelolaannya, mereka takut tidak dapat mengelola
dan mempertanggungjawabkan anggaran tersebut sehingga tuduhan korupsi
yang berakibat pada ancaman penjara dapat ditujukan kepada mereka, oleh
karena itu untuk menghindari celah penyalahgunaan dalam pengelolaan uang
diperlukan penguatan kapasitas aparatur Pemerintah Desa. Pengelolaan
Keuangan Desa, Pembangunan desa didanai oleh keuangan Desa, tentu semua
ini ada pengelolaannya kamu mau tahu. Ayo kita lihat bisa Pengelolaan
keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa pengelolaan keuangan adalah seluruh
kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, hingga pertanggungjawaban yang dilaksanakan dalam satu tahun
anggaran yaitu mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember pengelolaan
keuangan Desa harus bersifat transparan dapat dipertanggungjawabkan ada
peran masyarakat desa serta tertib dan disiplin anggaran adalah pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili pemerintahan desa dalam
kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan. Pelaksana teknis pengelola
keuangan desa atau PTPKD adalah sekretaris desa, kepala seksi, dan bendahara.
Keuangan Desa memiliki tahapan pengelolaan keuangan yaitu perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan kegiatan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban.Komposisi belanja terbagi atas minimal 70% digunakan
mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa pelaksanaan pembangunan
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat,maksimal
30%digunakan untuk penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan
perangkat desa serta insentif RT RW dan berdasarkan PP 43 pasal 81 tahun
2014 bahwa belanja operasional pemerintah Desa tunjangan dan operasional
badan permusyawaratan desa diambil dari dana ADD, mengikuti Pasal 6
undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 kepala desa dan perangkat desa
memperoleh penghasilan tetap setiap bulan yang berasal dari Alokasi Dana
Desa atau ADD Selain itu mereka juga menerima tunjangan tunjangan dan
memperoleh penerimaan yang lain
Penyusunan APB Desa
pertama menyusun Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa berdasarkan
NKP Desa tahun berjalan, sekretaris desa menyampaikan rancangan PerDes
APB Desa kepada kepala desa, kemudian kepala desa menyampaikan kepada
BPD untuk membahas dan menyepakati rancangan PerDes APB Desa.
Rancangan PerDes APB Desa diberikan kepada Bupati untuk dievaluasi
apabila sudah dievaluasi dan disepakati oleh Bupati maka akan ditetapkan
menjadi PerDes APB Desa berdasarkan pasal 33 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan Desa perubahan
peraturan desa dapat dilakukan apabila terjadi :

1. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja


2. keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan
3. Terjadi penambahan dan atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada
tahun berjalan
4. Terjadii peristiwa khusus seperti gejala alam krisis politik, ekonomi dan/atau
kerusuhan sosial yang berkepanjangan
5. Perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah.
Berdasarkan Pasal 34 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
menyatakan bahwa dalam hal bantuan keuangan dari APBD provinsi dan APBD
Kabupaten atau kota serta hibah dan bantuan pihak ketiga yang tidak mengikat
ke Desa disalurkan setelah ditetapkannya peraturan Desa tentang perubahan
APB Desa perubahan diatur dengan Peraturan Kepala Desa tentang perubahan
APB desa, APB Desa disusun berdasarkan NKP Desa. APB Desa ditetapkan
berdasarkan peraturan Desa dalam penyusunan APB Desa harus memperhatikan
3 hal yaitu pendapatan belanja dan pembiayaan. Pendapatan desa terdiri dari
pendapatan asli, Desa pendapatan transfer dan pendapatan lain-lain. Belanja
desa terdiri atas bidang penyelenggaraan pemerintah Desa, bidang pelaksanaan
pembangunan, bidang pembinaan kemasyarakatan Desa, bidang pemberdayaan
masyarakat, bidang belanja tak terduga. Pembiayaan desa terdiri dari
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Bidang belanja tak terduga adalah belanja yang dilakukan jika terjadi bencana,
kemudian ada kebijakan dari pemerintah yang memaksa dalam keadaan ini
untuk mengeluarkan belanja tak terduga. Mengurus keuangan Desa tentu ada
Tata caranya seperti berikut ini pelaksanaan keuangan desa adalah rangkaian
kegiatan untuk melaksanakan rencana anggaran yang telah ditetapkan APB
desa.
Ketentuan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa, semua penerimaan
dan pengeluaran desa dilaksanakan melalui rekening kas Desa, semua
penerimaan dan pengeluaran Desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan
sah, pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APB Desa tidak dapat
dilakukan sebelum Rancangan peraturan Desa APB desa ditetapkan menjadi
Peraturan desa APB desa.
Pada saat pelaksanaan kegiatan Hal pertama yang dilakukan adalah dibentuknya
tim pelaksana kegiatan desa yang terdiri dari kepala seksi, sekretaris, bendahara
dan melibatkan unsur masyarakat.
Kemudian tim mengajukan SPP (Surat Permohonan Pembayaran) kepada
sekretaris desa untuk di verifikasi yang dilengkapi RAB Bukti
pertanggungjawaban belanja dan buku kas pelaksana. Dokumen SPP yang telah
diverifikasi sekretaris desa diajukan kepada Kepala Desa dalam rangka
persetujuan pembayaran, ketika Kepala Desa menyetujui dan memerintahkan
bendahara desa untuk melakukan pembayaran, bendahara Desa akan membayar
dan mencatat pengeluaran.
Tugas pelaku dalam pelaksanaan keuangan desa adalah
1. Menyusun RAB (Rencana Anggaran Biaya)
2. Pengadaan barang dan jasa
3. Pengajuan SPP
4. Pembayaran
5. Pengerjaan buku kas pembantu kegiatan
Penatausahaan adalah pencatatan seluruh transaksi keuangan, baik penerimaan
maupun pengeluaran uang dalam satu tahun anggaran.
Bukti transaksi adalah bagian dari pengeluaran keuangan, tanpa bukti transaksi,
transaksi dianggap tidak sah
Bukti transaksi adalah :
1. Kuitansi
2. Nota Kontan
3. Faktur
4. Memo Internal
5. Nota Debit
6. Nota Kredit
Terdapat 3 jenis buku kas di desa, yaitu:
1. Buku Kas Umum
Buku ini berfungsi untuk mencatat semua transaksi baik penerimaan maupun
pengeluaran yang berhubungan dengan kas atau uang tunai
2. Buku Kas pembantu Pajak
Berfungsi untuk mencatat semua transaksi penerimaan dan pengeluaran Pajak
3, Buku Bank
Berfungsi untuk mencatat semua transaksi baik penerimaan dan pengeluaran
yang terkait dengan bank
Pelaporan dilakukan untuk menyampaikan hasil pekerjaan yang telah dilakukan
selama 1 periode sebagai bentuk pelaksanaan tanggung jawab. Pelaporan adalah
bentuk evaluasi, karna menyediakan informasi keuangan, serta menunjukan
kinerja yang telah dilakukan, sehingga nantinya akan menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Kewajiban Kepala desa pada UU no 6 Tahun 2014 Pasal 27 dan PP no 43
Tahun 2014 Pasal 48-52 adalah menyampaikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan desa, setiap akhir tahun anggaran, dan pada akhir masa jabatan
kepada bupati/walikota, kemudian menyampaikan laporan keterangan
penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada Badan Permusyawaratan
Desa setiap akhir tahun anggaran. Laporan reliasasi pelaksanaan APB Desa
kepada Bupati/Walikota, setiap semester tahun berjalan, Laporan Semester
pertama paling lambat pada akhir bulan juli tahun berjalan, laporan semester
kedua paling lambat pada akhir bulan januari tahun berikutnya. Laporan
pertanggungjawaban Realisasi pelaksanaan APB Desa kepada Bupati/walikota
setiap akhir tahun anggaran, ditetapkan oleh Peraturan Desa dengan dilampiri:
Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa Tahun
Anggaran Berkenaan, Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah
Daerah yang masuk ke desa, Format laporan kekayaan milik desa per 31
desember tahun berkenaan, format laporan dana desa atau DD.
Kesimpulan :
Desa yang maju berasal dari pengelolaan keuangan desa yang baik dan akan
terwujudnya Desa Kuat Mandiri Sejahtera dan Demokratis. Jika anggaran desa
dikelola dengan baik maka tercipta pemerintahan yang bersih dan transparan.
Tak ada lagi ketakutan aparat pemerintah desa akan ancaman penjara akibat
penyalahgunaan pengelolaan anggaran.

Anda mungkin juga menyukai