Pemerintahan Jokowi-JK merujuk pada Trisakti yakni berdaulat dalam berpolitik Berdikari di bidang ekonomi berkepribadian dalam kebudayaan dan dituangkan dalam agenda nasional 5 tahunan nawacita sejalan dengan pandangan Kementerian Dalam Negeri Direktorat Bina pemerintahan desa pada nawacita ketiga yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, undang- undang desa memberikan harapan baru bagi terwujudnya Desa Kuat Mandiri Sejahtera dan Demokratis, Alokasi Dana Desa ke desa desa di seluruh Indonesia diharapkan dapat mempercepat terwujudnya harapan tersebut. Namun anggaran alokasi dana yang cukup besar menimbulkan kekhawatiran bagi aparat Pemerintah Desa dalam pengelolaannya, mereka takut tidak dapat mengelola dan mempertanggungjawabkan anggaran tersebut sehingga tuduhan korupsi yang berakibat pada ancaman penjara dapat ditujukan kepada mereka, oleh karena itu untuk menghindari celah penyalahgunaan dalam pengelolaan uang diperlukan penguatan kapasitas aparatur Pemerintah Desa. Pengelolaan Keuangan Desa, Pembangunan desa didanai oleh keuangan Desa, tentu semua ini ada pengelolaannya kamu mau tahu. Ayo kita lihat bisa Pengelolaan keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa pengelolaan keuangan adalah seluruh kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, hingga pertanggungjawaban yang dilaksanakan dalam satu tahun anggaran yaitu mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember pengelolaan keuangan Desa harus bersifat transparan dapat dipertanggungjawabkan ada peran masyarakat desa serta tertib dan disiplin anggaran adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili pemerintahan desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan. Pelaksana teknis pengelola keuangan desa atau PTPKD adalah sekretaris desa, kepala seksi, dan bendahara. Keuangan Desa memiliki tahapan pengelolaan keuangan yaitu perencanaan, penganggaran, pelaksanaan kegiatan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban.Komposisi belanja terbagi atas minimal 70% digunakan mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa pelaksanaan pembangunan pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat,maksimal 30%digunakan untuk penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa serta insentif RT RW dan berdasarkan PP 43 pasal 81 tahun 2014 bahwa belanja operasional pemerintah Desa tunjangan dan operasional badan permusyawaratan desa diambil dari dana ADD, mengikuti Pasal 6 undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 kepala desa dan perangkat desa memperoleh penghasilan tetap setiap bulan yang berasal dari Alokasi Dana Desa atau ADD Selain itu mereka juga menerima tunjangan tunjangan dan memperoleh penerimaan yang lain Penyusunan APB Desa pertama menyusun Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa berdasarkan NKP Desa tahun berjalan, sekretaris desa menyampaikan rancangan PerDes APB Desa kepada kepala desa, kemudian kepala desa menyampaikan kepada BPD untuk membahas dan menyepakati rancangan PerDes APB Desa. Rancangan PerDes APB Desa diberikan kepada Bupati untuk dievaluasi apabila sudah dievaluasi dan disepakati oleh Bupati maka akan ditetapkan menjadi PerDes APB Desa berdasarkan pasal 33 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan Desa perubahan peraturan desa dapat dilakukan apabila terjadi :
1. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja
2. keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan 3. Terjadi penambahan dan atau pengurangan dalam pendapatan Desa pada tahun berjalan 4. Terjadii peristiwa khusus seperti gejala alam krisis politik, ekonomi dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan 5. Perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah. Berdasarkan Pasal 34 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 menyatakan bahwa dalam hal bantuan keuangan dari APBD provinsi dan APBD Kabupaten atau kota serta hibah dan bantuan pihak ketiga yang tidak mengikat ke Desa disalurkan setelah ditetapkannya peraturan Desa tentang perubahan APB Desa perubahan diatur dengan Peraturan Kepala Desa tentang perubahan APB desa, APB Desa disusun berdasarkan NKP Desa. APB Desa ditetapkan berdasarkan peraturan Desa dalam penyusunan APB Desa harus memperhatikan 3 hal yaitu pendapatan belanja dan pembiayaan. Pendapatan desa terdiri dari pendapatan asli, Desa pendapatan transfer dan pendapatan lain-lain. Belanja desa terdiri atas bidang penyelenggaraan pemerintah Desa, bidang pelaksanaan pembangunan, bidang pembinaan kemasyarakatan Desa, bidang pemberdayaan masyarakat, bidang belanja tak terduga. Pembiayaan desa terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Bidang belanja tak terduga adalah belanja yang dilakukan jika terjadi bencana, kemudian ada kebijakan dari pemerintah yang memaksa dalam keadaan ini untuk mengeluarkan belanja tak terduga. Mengurus keuangan Desa tentu ada Tata caranya seperti berikut ini pelaksanaan keuangan desa adalah rangkaian kegiatan untuk melaksanakan rencana anggaran yang telah ditetapkan APB desa. Ketentuan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan Desa, semua penerimaan dan pengeluaran desa dilaksanakan melalui rekening kas Desa, semua penerimaan dan pengeluaran Desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah, pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APB Desa tidak dapat dilakukan sebelum Rancangan peraturan Desa APB desa ditetapkan menjadi Peraturan desa APB desa. Pada saat pelaksanaan kegiatan Hal pertama yang dilakukan adalah dibentuknya tim pelaksana kegiatan desa yang terdiri dari kepala seksi, sekretaris, bendahara dan melibatkan unsur masyarakat. Kemudian tim mengajukan SPP (Surat Permohonan Pembayaran) kepada sekretaris desa untuk di verifikasi yang dilengkapi RAB Bukti pertanggungjawaban belanja dan buku kas pelaksana. Dokumen SPP yang telah diverifikasi sekretaris desa diajukan kepada Kepala Desa dalam rangka persetujuan pembayaran, ketika Kepala Desa menyetujui dan memerintahkan bendahara desa untuk melakukan pembayaran, bendahara Desa akan membayar dan mencatat pengeluaran. Tugas pelaku dalam pelaksanaan keuangan desa adalah 1. Menyusun RAB (Rencana Anggaran Biaya) 2. Pengadaan barang dan jasa 3. Pengajuan SPP 4. Pembayaran 5. Pengerjaan buku kas pembantu kegiatan Penatausahaan adalah pencatatan seluruh transaksi keuangan, baik penerimaan maupun pengeluaran uang dalam satu tahun anggaran. Bukti transaksi adalah bagian dari pengeluaran keuangan, tanpa bukti transaksi, transaksi dianggap tidak sah Bukti transaksi adalah : 1. Kuitansi 2. Nota Kontan 3. Faktur 4. Memo Internal 5. Nota Debit 6. Nota Kredit Terdapat 3 jenis buku kas di desa, yaitu: 1. Buku Kas Umum Buku ini berfungsi untuk mencatat semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran yang berhubungan dengan kas atau uang tunai 2. Buku Kas pembantu Pajak Berfungsi untuk mencatat semua transaksi penerimaan dan pengeluaran Pajak 3, Buku Bank Berfungsi untuk mencatat semua transaksi baik penerimaan dan pengeluaran yang terkait dengan bank Pelaporan dilakukan untuk menyampaikan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama 1 periode sebagai bentuk pelaksanaan tanggung jawab. Pelaporan adalah bentuk evaluasi, karna menyediakan informasi keuangan, serta menunjukan kinerja yang telah dilakukan, sehingga nantinya akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Kewajiban Kepala desa pada UU no 6 Tahun 2014 Pasal 27 dan PP no 43 Tahun 2014 Pasal 48-52 adalah menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa, setiap akhir tahun anggaran, dan pada akhir masa jabatan kepada bupati/walikota, kemudian menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada Badan Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran. Laporan reliasasi pelaksanaan APB Desa kepada Bupati/Walikota, setiap semester tahun berjalan, Laporan Semester pertama paling lambat pada akhir bulan juli tahun berjalan, laporan semester kedua paling lambat pada akhir bulan januari tahun berikutnya. Laporan pertanggungjawaban Realisasi pelaksanaan APB Desa kepada Bupati/walikota setiap akhir tahun anggaran, ditetapkan oleh Peraturan Desa dengan dilampiri: Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa Tahun Anggaran Berkenaan, Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa, Format laporan kekayaan milik desa per 31 desember tahun berkenaan, format laporan dana desa atau DD. Kesimpulan : Desa yang maju berasal dari pengelolaan keuangan desa yang baik dan akan terwujudnya Desa Kuat Mandiri Sejahtera dan Demokratis. Jika anggaran desa dikelola dengan baik maka tercipta pemerintahan yang bersih dan transparan. Tak ada lagi ketakutan aparat pemerintah desa akan ancaman penjara akibat penyalahgunaan pengelolaan anggaran.