Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI DESA

A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN DESA


Pemerintahan Desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat yang memiliki
peran strategis untuk mengatur masyarakat yang ada di pedesaan demi mewujudkan
pembangunan pemerintah. Dalam undang-undang Nomor 6 Tahun 2014, ditegaskan bahwa
Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintahan Desa dan dimana UU tersebut
dijelaskan bahwa desa nantinya pada tahun 2015 akan mendapatkan kucuran dana sebesar
10% dari APBN. Dimana kucuran dana tersebut tidak akan melewatkan perantara dan dana
tesebut akan langsung sampai ke desa. Tetapi jumlah nominal yang diberikan kepada
masing-masing desa berbeda tergantung dari geografis desa, jumlah penduduk, dan angka
kematian.
Alokasi APBN yang sebesar 10% tadi, saat diterima oleh desa akan menyebabkan
penerimaan desa meningkat. Penerimaan desa yang meningkat ini tentunya diperlukan
adanya laporan pertanggungjawaban dari desa. Karena belum adanya standar pelaporan
keuangan di desa, mungkin pemerintah dapat melakukan persamaan dengan PP No. 71
Tahun 2010 dimana pelaporan menurut PP tersebut antara lain Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, serta Catatan Atas Laporan
Keuangan.
Mengapa dilakukan persamaan? Karena peristiwa ekonomi di desa hampir sama dengan
yang ada di pemerintahan meskipun terdapat beberapa perbedaan. Selain itu dengan adanya
standar akan memudahkan BPK dalam melakukan permeriksaan. BPK tidak mungkin
melakukan pemeriksaan jika tidak ada standar karena BPK bekerja dengan berpegang pada
standar, maka dari itu diperlukan adanya standar (Sumber IAI).
Kepala desa sebagai pemimpin di desanya mempunyai wewenang sebagai berikut:
 Memimpin penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
 Mengajukan rancangan peraturan desa. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat
persetujuan bersama BPD.
 Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDesa) untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD.
 Membina kehidupan masyarakat desa.
 Membina perekonomian desa.
 Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.
 Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk -mewakili sesuai dengan peraturan perundang undangan.
 Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Selain kewenangan, kepala desa juga dibebani tugas sebagai berikut:
 Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
 UUD 1945 serta -mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
 Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
 Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat.
 Melaksanakan kehidupan demokrasi.
 Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi
dan nepotisme.
 Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa.
 Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang undangan.
 Menyelenggarakan administrasi pemerintahan
Kepala desa dapat melaksanakan kewenangan dan tugasnya, maka perlu dilengkapi
dengan perangkat desa. Dalam struktur organisasi desa, Kepala Desa juga dibantu oleh
perangkat desa yang terdiri atas:
 Carik (Sekdes/Sekretaris) adalah pelaksana sekretaris desa
 Kebayan tugasnya merupakan mengurusi data-data desa
 Lado tugasnya merupakan dalam hal irigasi
 Modin tugasnya merupakan dalam hal keagamaan
 Petengan merupakan komandan keamanan alias komandan hansip
 Kamituwo yang mengurusi bengkok dan tanah.
Kepala Desa yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil Pemerintah di
wilayah Kecamatan yang bersangkutan, dalampengertian untuk menjembatani dan
memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah termasuk dalam
pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata
pemerintahan desa. Wakil pemerintah sebagaimana dimaksud adalah perangkat pemerintah
kecamatan dalam rangka dekonsentrasi. Tugas dan wewenang kepala desa sebagai wakil
pemerintah kecamatan adalah:
1 Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa;
2 Koordinasi penyelenggaraan urusan pemerintah di desa;
3 Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di desa.
Dalam kedudukannya tersebut, kepala desa bertanggung jawab kepada Kepala Camat.

B. Pengertian Keuangan Desa


Pengertian Keuangan Desa menurut UU Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang
dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan,
pendapatan, belanja, pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang
baik. Keuangan desa terdiri atas;
1) Pendapatan
a) Pendapatan Asli Desa
 Hasil usaha desa
 Hasil kekayaan desa
 Hasil swadaya dan partisipasi masyarakat
 Lain-lain pendapatan asli desa
b) Bagi Hasil Pajak Daerah
c) Bagian dari Restribusi Daerah
d) Alokasi Dana Desa
e) Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga
2) Belanja Desa
a) Kelompok Belanja Langsung
b) Kelompok Belanja Tidak Langsung
3) Pembiayaan
a) Penerimaan Pembiayaan
b) Pengeluaran Pembiayaan

C. Struktur Pengelolaan Keuangan Desa


Untuk melakukan pengelolaan keuangan desa, kepala desa dibantu oleh perangkat
perangkat desa sebagai berikut:
 Kepala Desa
 Sekertaris Desa
 Kepala Seksi
 Kaur Keuangan/Bendahara Desa

D. Asas Keuangan Desa


Keuangan Desa terdiri dari 4 (empat) asas, agar bisa dikelola, asas tersebut terdiri dari:
1) Asas Transparan
Dalam pengelolaan keuangan, infromasi keuangan harus diterbitkan secara terbuka dan
penyajiannya harus dilakukan dengan jujur oleh pihak yang berwenang.
2) Asas Akuntabel
APBDesa dilaporkan secara tertib dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-
pihak yang berwenang, sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan
perundangundangan.
3) Asas Partisipatif
Tahapan pengelolaan keuangan desa dari awal hingga akhir harus melibatkan peran
serta masyarakat didalamnya.
4) Asas Tertib dan disiplin anggaran
Tertib dan disiplin anggaran diartikan bahwa anggaran yang dibuat harus dilaksanakan
secara konsisten.
5) Pengelolaan Keuangan Desa
Kegiatan secara keseluruhan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa. Penyelenggaraan kewenangan desa
berdasar pada hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa yang memperoleh
sumber dana dari APB Desa.
Pengelolaan keuangan desa terdiri dari beberapa tahapan:
a) Perencanaan
b) Pelaksanaan
c) Penatausahaan
d) Pelaporan
e) Pertanggungjawaban

E. Laporan Keuangan Desa


Laporan keuangan desa merupakan hasil akhir dari sebuah proses pencatatan transaksi
keuangan yang dilaksanakan aparatur desa. Laporan Keuangan Desa yang disusun oleh
Pemerintah Desa saat ini masih menggunakan basis kas dalam menyelenggarakan akuntansi
dan penyajian laporan keuangan atas pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan
Realisasi Anggaran. Sesuai dengan perkembangan jaman, Laporan Keuangan Desa diarahkan
menggunakan basis akrual dalam menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan
keuangan atas aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca.
Salah satu tujuan Laporan keuangan Desa disusun yaitu dalam rangka menyajikan
informasi realisasi anggaran dan posisi keuangan pemerintah desa yang bermanfaat bagi para
pengguna laporan dalam mengevaluasi kebijakan/keputusan lalu dan merencanakan
kebijakan di masa yang akan datang.selain itu, laporan keuangan pemerintah desa sebagai
bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) pemerintah desa atas sumber daya yang dikelola
atau dipercayakan kepada pemerintah desa.
Tahap dalam pembuatan Laporan Keuangan Desa adalah sebagai berikut:
1) Membuat rencana berdasarkan visi misi yang dituangkan dalam penyusunan
anggaran.
2) Anggaran yang dibuat terdiri dari akun pendapatan,belanja, pembiayaan. Setelah
anggaran disahkan maka perlu dilaksanakan. Dalam pelaksanaan timbul transaksi.
Transaksi tersebut harus dilakukan pencatatan lengkap dengan pengumpulan bukti-
bukti transaksi, kemudian berdasarkan transaksi ini dicatat dalam jurnal, buju besar,
neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca. Neraca ini fungsinya untuk mengetahui
kekayaan/posisi keuangan desa.
3) Selain menghasilkan neraca bentuk pertanggungjawaban pemakaian anggaran
dibuatlah laporan realisasi anggaran desa.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah basis kas untuk
pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran. Basis
akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam neraca.
Laporan keuangan Desa yang disajikan adalah:
1) Anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes)
Anggaran desa adalah rencana keuangan tahunan yang diselenggarakan oleh
pemerintah desa yang di bahas dan disepakati antara pemerintahan desa dan badan
permusyawarahan desa, serta ditetapkan oleh peraturan desa. Anggaran dibuat
sekurang- kurangnya sekali dalam setahun.

Contoh APB Desa


 Belanja langsung adalah kelompok belanja yang dialokasikan untuk membiayai
kegiatan yang manfaatnya langsung bisa dirasakan.
 Belanja tidak langsung adalah kelompok belanja yang dialokasikan untuk
membiayai kegiatan yang manfaatnya dinikmati secara terbatas, misal oleh
pemerintahan desa saja.
 Pembiayaan desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik tahun anggaran sekarang, maupun
yang akan datang.
 Dana cadangan adalah dana yang dicadangkan untuk membiayai kegiatan yang
sudah ditetapkan dalam peraturan desa tentang pembentukan dana cadangan.
Dana tersebut dapat didepositkan. Kegiatan akan dilaksanakan apabila dana
cadangan sudah mencukupi.
 Penyertaan modal desa adalah investasi yang diikuti oleh desa misalnya
melakukan investasi pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
2) Laporan realisasi Anggaran (LRA) Desa
Laporan realisasi anggaran berdasarkan SPAP menyajikan informasi realisasi
pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, yang masing-masing
diperbandingakan dengan anggarannya dalam satu periode. Laporan Realisasi
Anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
3) Neraca Desa
Neraca yang dihasilkan oleh desa ini menyajikan posisi keuangan desa dalam satu
periode tertentu. Tahap-tahap untuk dapat menghasilkan neraca desa maka perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat buku kas desa
b. Membuat buku kas harian pembantu
c. Membuat buku pajak
d. Membuat buku bank
e. Membuat buku hutang
f. Membuat buku piutang
g. Membuat buku modal/ekuitas
h. Membuat buku persediaan
i. Membuat buku investaris desa.

Untuk kode rekening dalam pembuatan neraca dapat menggunakan kode rekening
sebagai berikut:

ASET

100 Kas
110 Piutang
120 Persediaan suku cadang
130 Biaya sewa dibayar dimuka
140 Peralatan
150 Akumulasi Penyusutan Peralatan
160 Tanah
170 Aset lain-lain

HUTAN
G

200 Hutang usaha


210 Hutang bunga
220 Hutang bank

MODAL
300 Modal/ekuitas
400 Pendapatan
500 Belanja
600 Pembiayaan
ASET LANCAR KEBAJIBAN LANCAR
Kas dan Bank
Investasi Jangka Pendek
Piutang
EKUITAS LANCAR
Persediaan Cadangan Piutang
Persediaan Barang Habis Pakai Cadangan Persediaan
Persediaan Bahan/Material
Persediaan Lainnya

INVESTASI JANGKA PANJANG

ASET TETAP EKUITAS DIINVESTASIKAN


Tanah Diinvestasikan dalam aset tetap
Peralatan dan Mesin
Gedung dan bangunan
Jalan, irigasi, dan jaringan
Konstruksi dalam pengerjaan
Peralatan dan Mesin
ASET LAINNYA
Penyajian Dalam Neraca
F. Pembuatan Anggaran dan Proposal Dusun
Dana yang akan digulirkan dari pemerintah sebesar 10% dari APBN ini akan diberikan
secara langsung kepada desa-desa. Kemudian tiap desa akan mengalirkan dana-dana tersebut
kepada dusun-dusun di bawah desa. Agar dana yang mengalir dari desa ke masing-masing
dusun dapat dipertanggungjawabkan maka perlu dibuat anggaran masing-masing dusun
beserta proposal kegiatannya.
1. Anggaran Dusun
Contoh format anggaran dusun:
2. Proposal Kegiatan desa
Setiap kegiatan yang direncanakan oleh masing-masing dusun dibutuhkan pembuatan
proposal agar semua dana yang diberikan desa dapat dipertanggung jawabkan.

Contoh proposal kegiatan Desa:


Rangkuman
Sistem akuntansi desa adalah pencatatan dari proses transaksi yang terjadi di desa yang
dibuktikan dengan nota-nota kemudian dilakukan pencatatan dengan pelaporan keuangan
sehingga akan dihasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak
yang berhubungan dengan desa yaitu masyarakat desa. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014
tentang Desa menyatakan bahwa penyelenggaraan pemerintahan desa diselenggarakan
berdasarkan asas akuntabilitas. Asas akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan desa
termasuk dalam pengelolaan keuangan desa. Keuangan Desa yang merupakan semua hak dan
kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang
yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa, dikelola dengan transparan dan
bertanggung jawab. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan dengan memberikan pedoman dan standar
pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Dalam rangka Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa khususnya dalam pengelolaan keuangan Desa yang transparan dan bertanggung jawab,
diperlukan pengaturan mengenai pertanggungjawaban keuangan Desa. Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Keuangan Desa diwujudkan dalam Laporan Keuangan Pemerintahan Desa. Untuk
mewujudkan pertanggungjawaban keuangan Desa yang memadai, Laporan Keuangan
Pemerintahan Desa disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan Desa
(SAPDesa).

Anda mungkin juga menyukai