Anda di halaman 1dari 15

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Bantuan Keuangan Dari Propinsi Atau Dari Pemerintah Daerah Lainnya Pemerintah provinsi atau
pemerintah kabupaten/ kota dapat menganggarkan bantuan keuangan kepada pemerintah daerah
lainnya dan kepada desa yang didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal,
membantu pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang tidak tersedia alokasi dananya, sesuai
kemampuan keuangan masing-masing daerah. Pemberian bantuan keuangan dapat bersifat umum dan
bersifat khusus.

Bantuan keuangan yang bersifat umum digunakan untuk mengatasi kesenjangan fiskal dengan
menggunakan formula antara lain variabel: pendapatan daerah, jumlah penduduk, jumlah penduduk
miskin dan luas wilayah yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah. Bantuan keuangan yang
bersifat khusus digunakan untuk membantu capaian kinerja program prioritas pemerintah daerah/desa
penerima bantuan keuangan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan penerima
bantuan. Pemanfaatan bantuan keuangan yang bersifat khusus ditetapkan terlebih dahulu oleh pemberi
bantuan.

Yang diatas merupakan salah satu belanja yang harus dilakukan pihak pemerintah, dalam kelompoknya
belanja dibagi menjadi dua, yaitu belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung
salah satunya adalah belanja bagi hasil yang digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang
bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kota kepada
pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah Iainnya
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Dalam makalah ini akan dibahas salah satu kebijakan atau anggaran yang terkait dengan belanja bagi
hasil ini salah satu kebijakan atau anggaran tersebut adalah alokasi dana desa.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu alokasi dana desa?

2. Maksud dan tujuan alokasi dana desa?

3. Bagaimana ketentuan penetapan alokasi dana desa (add)?

4. Bagaimanakah perhitungan alokasi dana desa?

5. Bagaimana penetapan alokasi dana desa?


6. Bagaimanakah pengaturan dan pengelolaan?

7. Apakah hak, kewajiban dan tanggung jawab pemerintah desa?

8. Bagaimanakah tanggung jawab pemerintahan desa?

9. Apa prinsip dan dasar-dasar pengelolaan alokasi dana desa (add)?

10. Apa saja dasar-dasar pengelolaan?

11. Bagaimanakah penggunaan alokasi dana desa?

12. Bagaimanakah tahapan pelaksanaan alokasi dana desa?

C. Tujuan penulisan

1. Memahami Apa itu alokasi dana desa;

2. Mengetahui Maksud dan tujuan alokasi dana desa;

3. Mengetahui Bagaimana ketentuan penetapan alokasi dana desa (add);

4. Mengetahui Bagaimanakah perhitungan alokasi dana desa;

5. Mengetahui Bagaimana penetapan alokasi dana desa;

6. Mengetahui Bagaimanakah pengaturan dan pengelolaan alokasi dana desa;

7. Mengetahui Apa hak, kewajiban dan tanggung jawab pemerintah desa;

8. Mengetahui Bagaimanakah tanggung jawab pemerintahan desa;

9. Mengetahui Apa prinsip dan dasar-dasar pengelolaan alokasi dana desa (add);

10. Mengetahui Apa saja dasar-dasar pengelolaan alokasi dana desa;

11. Mengetahui Bagaimanakah penggunaan alokasi dana desa;

12. Mengetahui Bagaimanakah tahapan pelaksanaan alokasi dana desa.

D. Ruang Lingkup Penulisan

Berdasarkan pada judul yang telah ada, saya hanya membatasi makalah ini hanya membahas seputaran
alokasi dana desa secara singkatnya.
Bab II

Pembahasan

A. Pengertian Alokasi Dana Desa (ADD)

Alokasi Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk
mendanai kebutuhan desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan serta pelayanan masyarakat. ADD merupakan perolehan bagian keuangan desa dari
kabupaten yang penyalurannya melalui Kas Desa. ADD adalah bagian dana Perimbangan Keuangan Pusat
dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten.
B. Maksud dan Tujuan ADD

1. Maksud

ADD dimaksudkan untuk membiayai program pemerintah desa dalam melaksanakan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat.

2. Tujuan

Alokasi Dana Desa (ADD) bertujuan untuk:

a. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan,


pembangunan dan kemasyarakatan sesuai kewenangannya.

b. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan


pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi yang ada.

c. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi


masyarakat.

d. Mendorong peningkatan swadaya gotong-royong masyarakat.

C. Ketentuan Penetapan Alokasi Dana Desa (ADD)

Besarnya dana ADD ditetapkan dengan rincian:

a. Dari bagi hasil pajak daerah Kabupaten diperhitungkan sebesar 10 persen sesuai pasal 2A Undang-
Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang ”Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah”.

b. Bantuan Dana Alokasi Umum atau DAU diperhitungkan sebesar 8 prosen.

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
diperhitungkan sebesar 10 prosen.

d. Lain-lain pendapatan yang sah diperhitungkan sebesar 10 prosen. Untuk Usaha Perhubungan
diperhitungkan secara netto.

e. Bagi Hasil Pajak Pusat diperhitungkan sebesar 10 prosen.

f. Bagi Hasil Bukan Pajak Pusat diperhitungkan sebesar 10 prosen.

g. Bagi Hasil Pajak Propinsi diperhitungkan sebesar 10 prosen.


h. Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada angka 3, dibagikan secara adil dan merata sesuai
kebijakan dan kondisi daerah, ditetapkan sebesar 70 prosen sebagai Alokasi Dana Desa Minimal atau
ADDM dari jumlah ADD dan 30 prosen sebagai Alokasi Dana Desa Proposional atau ADDP dari jumlah
ADD.

D. Perhitungan

Dalam pengalokasian Alokasi Dana Desa didasarkan pada perhitungan sebagai berikut:

a. Perhitungan ADD untuk masing-masing desa dilakukan dengan menggunakan rumus adil dan
merata.

b. Yang dimaksud dengan asas merata adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap desa,
yang selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Minimal atau ADDM.

c. Yang dimaksud dengan asas adil adalah besarnya bagian ADD yang dibagi secara proporsional
untuk setiap desa berdasarkan Nilai Bobot Desa (BDx) yang dihitung dengan rumus dan variable tertentu
(misalnya : kemiskinan, keterjangkauan, pendidikan dasar, dan kesehatan). Selanjutnya disebut Alokasi
Dana Desa Proporsional atau ADDP.

d. Besarnya prosentase perbandingan antara azas merata dan adil ditetapkan oleh daerah.

e. Besarnya ADDM adalah 70 prosen dari jumlah ADD dan besarnya ADDP (dana proporsional)
adalah 30 prosen dari jumlah ADD.

E. Penetapan Alokasi Dana Desa

Alokasi Dana Desa (ADD) didasarkan pada ketetapan-ketetapan berikut ini:

a. Penetapan dan hasil perhitungan ADD setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

b. Penetapan dan hasil perhitungan ADD dimaksud diberitahukan kepada desa selambat-lambatnya
bulan Agustus setiap tahunnya.

c. Data variabel independen utama dan variabel independen tambahan selambat-lambatnya dikirim
oleh Tim Pendamping Tingkat Kecamatan kepada Tim Fasilitasi Kabupaten pada bulan Maret untuk
penghitungan ADD tahun berikutnya.

F. Pengaturan Dan Pengelolaan


Untuk menimalisir bahkan mencegah terjadinya penyalahgunaan Alokasi Dana Desa ini maka pemerintah
kabupaten menetapkan pengaturan dan pengelolaan yang harus ditaati oleh setiap pengelola ADD di
setiap desa yang adalah sebagai berikut:

a. Pengelolaan ADD dilakukan oleh Kepala Desa yang dituangkan kedalam Peraturan Desa tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

b. Pengelolaan Keuangan ADD merupakan bagian tidak terpisahkan dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa beserta lampirannya.

c. Seluruh kegiatan yang didanai oleh ADD harus direncanakan.

d. ADD dilaksanakan dengan menggunakan prinsip efisien dan efektif, terarah, terkendali serta
akuntabel dan bertanggungjawab.

e. Bupati melakukan pembinaan pengelolaan keuangan desa.

f. ADD merupakan salah satu sumber pendapatan desa.

g. Pengelolaan Alokasi Dana Desa dilakukan oleh Pemerintah Desa yang dibantu oleh lembaga
kemasyarakatan di desa.

G. Hak, kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah desa

Sebagai pengelola dan penanggung jawab alokasi dana desa, pemerintah desa mempunyai sejumlah hak
dan kewajiban serta tanggung jawab yang perlu di hargai dan dilaksanakan.

a. Hak Pemerintah Desa

Menggunakan dana ADD untuk menyelenggarakan otonomi Desa dan penyelenggaraan pemerintahan
desa agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasarkan
keanekaragaman, partisipasi, otonomi, demokrasi dan pemberdayaan masyarakat serta potensi.

b. Kewajiban Pemerintahan Desa

Dalam peneglolaan ADD, pemerintah desa wajib memperhatikan dan melaksanakan hal-hal berikut ini.

1. Mengalokasikan dana ADD ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

2. Semua kegiatan yang alokasi dananya dari ADD harus dibicarakan dengan seluruh komponen
masyarakat melalui Forum Musrenbangdes dan mengacu kepada ketentuan perundangan yang berlaku.

3. Mempertanggunjawabkan penyusunan ADD sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang


berlaku.
4. Melaporkan perkembangan baik fisik maupun realisasi keuangan kepada Bupati lewat Camat sesuai
ketentuan yang ditetapkan.

5. Wajib meningkatkan pendapatan melalui pajak dan retribusi.

6. Pemenuhan target PBB.

H. Tanggung Jawab Pemerintahan Desa

a. Melaksanakan tertib administrasi keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundanagn yang
berlaku.

b. Membuat pertanggungjawaban penggunaan keuangan sesuai

c. mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan dari ADD kepada publik.

I. Prinsip dan Dasar-dasar Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)

Sebagai program ungulan pemerintah kabupaten, maka ADD dikelola atas dasar dan prinsip sebagai
berikut.

a. Prinsi-prinsip Pengelolaan

Pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) didasarkan atas prinsip-prisip berikut ini:

1. Seluruh kegiatan dilaksanakan secara transparan/terbuka dan diketahui oleh masyarakat luas.

2. Masyarakat berperan aktif mulai proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan.

3. Seluruh kegiatan dapat dipertanggungjawabkan secara administratif, teknis dan hukum.

4. Memfungsikan peran lembaga kemasyarakatan sesuai tugas pokok dan fungsinya.

5. Hasil kegiatan dapat diukur dan dapat dinilai tingkat keberhasilannya.

6. Hasil kegiatan dapat dilestarikan dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan upaya
pemeliharaan melalui partisipasi masyarakat.

7. Untuk meningkatkan pembangunan nasional dan pemerataan pembangunan di tingkat daerah


provinsi / kabupaten / kota / kecamatan / hingga desa.

J. Dasar-dasar pengelolaan
Dasar pemberian Alokasi Dana Desa adalah amanat Pasal 22 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Desa, yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2005 tentang Desa khususnya Pasal 68 ayat (1). Sedangkan perhitungan bsesaran ADD didasarkan
pada Surat Menteri Dalam Negeri Tanggal 22 Maret 2005Nomor 140/640/SJ Perihal Pedoman Alokasi
Dana Desa dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepadaPemerintah Desa.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan besarnya ADD, antara lain :

1. Rumus ADD dipergunakan untuk menghitung besarnya Alokasi Dana Desa untuk setiap desa;

2. Hal yang sangat penting dalam menghitung besarnya alokasi dana desa adalah tersedianya data
sebagai prasyarat utama perhitungan;

3. Rumus yang dipergunakan berdasarkan asas merta dan adil.

a. Asas merata adalah besar bagaian ADD yang sama untuk setiap desa, yang selanjutnya disebut
Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM)

b. Asas adil adalah besarnya bagian ADD yang dibagi secara proporsional untuk setiap desa
berdasarkan Nilai Bobot Desa (BDx) yang dihitung dengan rumus dan variable tertentu (misalnya variable
kemiskinan, keterjangkauan, pendidikan, kesehatan dll), selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa
Proporsional (ADDP)

4. Besarnyapresentase perbandingan anatara asas merata dan adil ditetapkan oleh daerah, missal
besarnya ADDM adalah 60% dari jumlah ADD dan besarnya ADDP (dana proporsional) adalah 40% dari
jumlah ADD.

Sebagai contoh menentukan besarnya Alokasi Dana Desa yang diterima desa tertentu dapat dihitung,
dengan menggunakan rumus dan perhitungan sebagaimana langkah-langkah berikut :

1. Menentukan besarnya ADD secara keseluruhan pada Kabupaten/Kota Untuk menentukan besarnya
ADD secara keseluruhan untuk satu Kabupaten/Kota sesuai dengan amanat Pasar 68 Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, adalah :

a. Bagi Hasil Pajak, sebesar 10%;

b. Bagi Hasil Retribusi Daerah, sebesar 10%;

c. Dana Perimbangan (DAU dan DAK) yang diterima Kabupaten/Kota setelah dikurangi belanja
pegawai, sebesar 10%;

d. Dana Perimbangan Provinsi yang diterima Kabupaten/Kota, sebesar 10%.

2. Menentukan besarnya ADD untuk masing-masing Desa

Perhitungan Alokasi Dana Desa untuk masing-masing Desa dilakukan dengan menggunakan rumus yang
mempertimbangkan factor pemerataan dan keadilan serta potensi Rumus Alokasi Dana Desa (x) ;
ADDx = ADDM + ADDPx

Keterangan :

ADDx = Alokasi Dana Desa untuk Desa x

ADDM = Alokasi Dana Desa Minimal yang diterima Desa x

ADDPx = Alokasi Dana Desa Proportional untuk Kesa x

X = Desa

Alokasi Dana Desa Minimal (ADDM) adalah besarnya bagian ADD yang sama untuk setiap desa. Nilai
ADDM diperoleh setelah diketahui besarnya presentase perbandingan antara asas merata dan adil
ditetapkan oleh daerah, missal besarnya ADDM adalah 60% dan besarnya ADDP (Dana Proporsional)
adalah 40% dari jumlah ADD yang diperoleh dari perhitungan Langkah I. Alokasi Dana Desa Proporsional
(ADDP) dalah besarnya bagain ADD yang dibagi secara proporsional untuk setiap desa berdasarkan NIlai
Bobot Desa (BDx) yang dihitung dengan rumus dan variable tertentu (misalnya variable kemiskinan,
keterjangkauan, pendidikan, kesehatan, dll) Rumus untuk mementukan pembagian Dana Proporsional
adalah :

ADDPx = BDx x (ADD-ΣADDM)

Keterangan :

ADDPx = Alokasi Dana Desa Proportional untuk Kesa x

BDx = Nilai Bobot Desa untuk Desa x

ADD = Total Alokasi Dana Desa

ΣADDM = Total Alokasi Dana Minimal

X = Desa

Nilai Bobot Desa (BDx) adalah niali desa yang ditentukan berdasarkan beberapa variable independen,
Variable independen merupakan indicator yang memberngaruhi besarnya nilai bobot setiap Desa (DBx)
yang dapat membedakan beban yang ditanggung anatara satu desa dengan desa yang lainnya. Variabel
independen yang digunakan untuk menentukan Nilai Bobot Desa (DBx) yang bibedakan atas variable
utama dan variable tambahan yang ditentuka oleh Kabupaten/Kota berdasarkan yang ditentukan oleh
Kabupaten/Kota berdasarkan karakter, budaya dan kesediaan data daerah. Variabel independenutama
dalah variable yang dinilai terpenting untuk menentukan nilai bobot desa. Variabel utama ditujukan
untuk mengurangi kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan dasar umum antar dana secara
bertahap dan mengatasi kemiskinan strktur masyarakat di desa. Variabel independen utuama adalah :

1. Kemiskinan
2. Pendidikan Dasar

3. Pendidikan dasar

4. Kesehatan

5. Keterjangakauan Desa

Sedangkan Variabel Independen tambagan merupakan variable yang dapat ditambahkan merupakan
variable yang dapat ditambahkan meliputi :

1. Jumlah Pendudukan

2. Luas Wilayah

3. Potensi Ekonomi

4. Partisipassi Masyarakat

5. Jumlah Unit Komunitas di Desa (Dusun, Jorong, RW dan RT).

3. Adapun dasar-dasar pengelolaan alokasidana desa adalah:

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa;

4. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 140/640/SJ Tanggal 22 Maret 2005 perihal Pedoman
Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa;

5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 140/286/SJ Tanggal 17 Pebruari 2006 perihal
Pelaksanaan Alokasi Dana Desa;

6. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 140/1784/2006 Tanggal 3 Oktober 2006 perihal
Tanggapan atas Pelaksanaan ADD;

7. Perubahan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Desa dalam proses
perubahan.

Penggunaan

Alokasi Dana Desa digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:


1. Alokasi Dana Desa (ADD) yang digunakan untuk penyelenggaraan Pemerintah Desa Sebesar 30%
dari jumlah penerimaan Alokasi Dana Desa (ADD).

2. Alokasi Dana Desa (ADD) yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat Desa sebesar 70%.

3. Arah penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) diarahkan untuk membiayai kegiatan meliputi :

a. Penyelenggaraan Pemerintahan Pemerintahan Desa Alokasi Dana Desa (ADD) yang digunakan
belanja aparatur dan operasional Desa yaitu untuk membiayai kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan
Desa dengan prioritas sebagai berikut:

1. Peningkatan Sumber Daya Manusia Kepala Desa dan Perangkat Desa meliputi Pendidikan,
Pelatihan, Pembekalan, Studi Banding

2. Biaya operasional Tim Pelaksana Bidang Pemerintahan.

3. Biaya tunjangan Kepala Desa, Perangkat Desa, tunjangan dan operasional BPD, Honor ketua RT dan
RW serta penguatan kelembagaan RT / RW

4. Biaya perawatan kantor dan lingkungan Kantor Kepala Desa

5. Biaya penyediaan data dan pembuatan pelaporan, pertanggungjawaban meliputi :

- Pembuatan/Perbaikan monografi, peta dan lain-lain data dinding.

- Penyusunan APBDes, LPPD dan LKPJ, pelaporan dan pertanggungjawaban penggunaan Alokasi
Dana Desa (ADD).

- Biaya lain-lain yang perlu dan mendesak, misalnya Penanganan keadaan darurat seperti bencana
alam, kebakaran dan sebagainya.

b. Pemberdayaan Masyarakat Alokasi Dana Desa (ADD) yang digunakan untuk membiayai kegiatan
pemberdayaan masyarakat dengan prioritas kegiatan seperti:

1. Biaya Pemberdayaan Manusia dan Institusi,

2. Biaya Pemberdayaan Lingkungan.

3. Biaya Pemberdayaan usaha/ ekonomi.

4. Dan sebagainya yang dianggap penting

Alokasi Dana Desa untuk biaya penyelenggaraan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat di
sesuaikan dengan kebutuhan, prioritas secara seimbang dan sesuai kemampuan keuangan (ADD) yang
diterima oleh Pemerintah Desa berdasarkan musyawarah tentang penggunaan ADD.
L. Tahapan Pelaksanaan

Adapun tamapan pelaksanaannya adalah:

1. Tahap Persiapan

a. Pembentukan kelembagaan Pengelola Alokasi Dana Desa.

b. Sosialisasi pelaksanaan Alokasi Dana Desa.

2. Tahap Perencanaan

a. Kepala Desa mengadakan sosialisai pelaksanaan ADD dan membentuk Tim Pelaksana ADD yang
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

b. Kepala Desa dan Perangkat Desa membuat rencana detail tentang penggunaan Alokasi Dana Desa
untuk penyelenggaraan pemerintahan.

c. Kepala Desa bersama LPMD dan tokoh masyarakat membuat rencana detail tentang Alokasi Dana
Desa untuk pemberdayaan masyarakat termasuk rencana biaya, kelompok sasaran, kebutuhan material
dan tenaga dari masyarakat dan

d. Kepala Desa menuangkan kegiatan yang didanai ADD dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes)

3. Tahap Pelaksanaan

a. Setelah Peraturan Desa tentang APBDes ditetapkan, maka Tim Pelaksana Alokasi Dana Desa (ADD)
Tingkat Desa dapat mulai melakukan kegiatan yang diawali dari penyusunan program kegiatan yang
didanai dari Alokasi Dana Desa (ADD)

b. Alokasi dana untuk penyelenggaraan pemerintahan dikelola oleh Tim Pelaksana Bidang
Pemerintahan.

c. Alokasi dana untuk pemberdayaan masyarakat dikelola oleh Tim Pelaksana Bidang Pemberdayaan
Masyarakat.

d. Tahap Pengendalian, Monitoring Evaluasi dan Pengawasan

e. Seluruh kegiatan yang didanai oleh ADD dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan
melibatkan seluruh unsur masyarakat di desa.

f. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara administratif, tehnis dan hukum.

g. Pengawasan terhadap ADD beserta kegiatan pelaksanaannya dilakukan secara fungsional oleh
pejabat yang berwenang dan oleh masyarakat sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku.
h. Jika terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan ADD, maka penyelesaiannya secara berjenjang,
sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

i. Pengendalian, monitoring evaluasi dan pengawasan pelaksana Alokasi Dana Desa dilakukan oleh
Kepala Desa, Tim Pengendali Tingkat kecamatan, dan Tim Fasilitas Tingkat Kabupaten.

j. Monitoring dan pengawasan kegiatan dilaksanakan oleh Tim Pendamping/Assistensi

4. Tahap Pelaporan

a. Pelaporan dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan proses pengelolaan dan penggunaan


Alokasi Dana Desa (ADD) yang mencakup:

Ø Perkembangan kegiatan dan penyerapan dana.

Ø Masalah yang dihadapi dan pemecahannya.

Ø Pencapaian hasil penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD).

Ø Pelaporan ADD meliputi:

a. Pelaporan Kegiatan

o Tim Pelaksana ADD Tingkat Desa menyampaikan laporan kepada Tim Pengendali Tingkat Kabupaten
setiap 3 bulan.

o Tim Pengendali Tingkat Kecamatan menyampaikan laporan dari seluruh laporan Tim Pelaksana ADD
Tingkat Desa kepada Tim Fasilitasi Tingkat Kabupaten setiap 3 bulan.

o Tim Fasilitas Tingkat Kabupaten merekap seluruh laporan dari Tim Pengendali dan melaporkan kepada
Bupati.

b. Pelaporan Keuangan

o Pelaporan keuangan dilaksanakan oleh Kepala Desa dan secara teknis dilaksanakan oleh Bendahara
Desa.

o Pelaporan dilaksanakan setiap tahapan penerimaan ADD dan dilaporkan kepada Bupati melalui
Camat.

o Pelaporan keuangan dalam bentuk Surat Pertanggungjawaban (SPJ)

5. Tahap Penyelesaian Pekerjaan


Setelah pekerjaan yang menjadi tanggungjawab Tim Pelaksana selesai dilaksanakan, maka Tim dimaksud
menyerahkan hisil pelaksanaan pekerjaan kepada Pemerintah Desa/Kelurahan sesuai ketentuan yang
berlaku.

6. Tahap pemeliharaan dan Pelestarian

Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang didanai Aloksi Dana Desa pada dasarnya adalah untuk
pengentasan kemiskinan, pemerataan pendapan, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha sehungga
masyarakat harus bisa memiliki dan menikmati, maka untuk pelestarian atau keberlangsungan kegiatan
menjadi tanggung jawab masyarakat dan kelompok sasaran.

Bab III

Penutup

Kesimpulan

Alokasi dana desa merupakan salah kebijakan atau anggaran yang telah dicanangkan dalam anggaran
dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan
desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan
masyarakat. ADD merupakan perolehan bagian keuangan desa dari kabupaten yang penyalurannya
melalui Kas Desa. ADD adalah bagian dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh
Kabupaten dan juga merupakan sebuah kebijakan sebagai implementasi dari belanja tidak langsung yang
terinci didalam belanja bagi hasil

Anda mungkin juga menyukai