Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH KONDISI PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

DALAM MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG


BERKUALITAS DI DESA SUMBEREJO KOTA BATU

Disusun untuk Mata Kuliah Pemerintahan Desa yang di ampu oleh Irma
Fitriana,S.IP,M.Si

Disusun Oleh :

Siska Uswatun Khasanah 145120600111016


Arina Nur Hidayah 145120600111042
Adam Jamal 145120607111018
Khadijah Az-Zahra 145120607111026
Muhammad Fajar 145120607111029

ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL


2.1 Pemerintah dan Kesehatan ............................................................................................ 3
2.2 Konsep Pelayanan Dasar ............................................................................................... 5
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan ............................................................. 6
2.4 Menggagas Pembangunan Desa yang Dinamis ........................................................... 6
2.5 Pendidikan ..................................................................................................................... 8
2.6 Pengembangan Sumber Daya Manusia ......................................................................... 9

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Kondisi Pengembangan Pendidikan dan Kesehatan di Desa Sumberejo .................... 11
3.2 Kondisi Pengembangan Kesehatan ............................................................................ 13
3.3 Kendala Pengembangan Pendidikan dan Kesehatan di Desa Sumberejo .................. 15
3.4 Pengaruh Kondisi Pendidikan dan Kesehatan dalam Mewujudkan Sumber Daya
Manusia yang berkualitas ................................................................................................ 15
3.6 Kontribusi Penulis ..................................................................................................... 18

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 12
4.2 Saran ............................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa adalah pelopor sistem demokrasi yang otonom dan berdaulat penuh.
Sejak lama, desa telah memiliki sistem dan mekanisme pemerintahan serta norma
social, nilai dan adat masing-masing yang beragam. Dengan adanya hal itu Negara
Kesatuan Republik Indonesia tetap memberikan pengakuan dan jaminan terhadap
keberadaan kesatuan masyarakat hukum dan kesatuan masyarakat hukum adat beserta
hak tradisionalnya, melalui adanya peraturan mengenai otonomi desa. Otonomi yang
dimiliki berbeda dengan otonomi yang dimiliki oleh daerah propinsi maupun daerah
kabupaten dan daerah kota. Otonomi yang dimiliki oleh desa adalah berdasarkan asal-
usul dan adat istiadatnya, bukan berdasarkan penyerahan wewenang dari
pemerintah.Namun sayang sampai saat ini pembangunan ditingkat desa cenderung
kurang mendapat perhatian, tanggapan dan respon khusus oleh pemerintah.

Eksistensi otonomi desa perlu ditegaskan kembali untuk mewujudkan


kesejahteraan dan pembangunan yang merata pada masyarakat desa. Deregulasi dan
penataan desa melalui beberapa kali amandemen terhadap konstitusi negara
menimbulkan perspektif baru tentang pengaturan desa di Indonesia. Dengan di
undangkannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, sebagai sebuah
kawasan yang otonom memang diberikan hak-hak istimewa, diantaranya adalah
terkait pengelolaan keuangan dan alokasi dana desa, pemilihan kepala desa serta
proses pembangunan desa termasuk diantaranya terkait dengan sektor penyediaan
pendidikan dan kesehatan yang layak.

Desa Sumberejo Kota Batu yang menjadi Daerah Otonom sejak tanggal 17
Oktober 2001 merupakan kajian yang menarik dalam hal ini terkait dengan
pengelolaan penyediaan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang layak dan
memadai. Dengan memperhitungkan status Daerah otonom baru tersebut menarik

3
untuk dikaji lebih dalam terkait sarana dan sumber daya manusia yang sedikit banyak
mempengaruhi pelaksanaan penyediaan pendidikan dan kesehatan di Desa Sumberejo
Kota Batu tersebut. Sebab Sumber daya manusia (dalam hal ini dalah perangkat desa
dan tenaga pendidikan dan kesehatan) merupakan elemen vital yang harus
diberdayakan. untuk itu penyusun mengambil judul laporan yang berjudul “Pengaruh
Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Pengembangan Pendidikan dan Kesehatan
di Desa Sumberjo Kota Batu”

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi pendidikan dan kesehatan di desa Sumberejo?
2. Apa yang menjadi kendala dalam pengembangan pendidikan dan kesehatan di
desa sumberejo?
3. Bagaimana pengaruh kondisi pendidikan dan kesehatan dalam mewujudkan
Sumber daya manusia yang berkualitas?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui kondisi pendidikan dan kesehatan di desa Sumberejo
2. Mengetahui kendala dalam pengembangan pendidikan dan kesehatan di desa
sumberejo.
3. Mengetahui pengaruh kondisi pendidikan dan kesehatan dalam mewujudkan
Sumber daya manusia yang berkualitas.

4
BAB II
PENDEKATAN KONSEPTUAL

2.1 Pemerintah dan Kesehatan

Dengan di undangkannya Undang-Undang No. 6 Tahun 1992 Tentang Desa,


sebagai sebuah kawasan yang otonom memang diberikan hak-hak istimewa,
diantaranya adalah terkait pengelolaan keuangan dan alokasi dana desa, pemilihan
kepala desa serta proses pembangunan desa termasuk diantaranya terkait dengan
sektor penyediaan pendidikan dan kesehatan yang layak. Adapun yang dimaksud
dengan kesehatan menurut UU Kesehatan No.23 Tahun 1992 adalah: Kesehatan
adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara social dan ekonomi.1 (Notoatmodjo, 2007)

Jika dibandingkan UU No 23 Tahun 1992 dengan UU terdahulu pada UU No


9 tentang Pokok-pokok Kesehatan dalam bab I, Pasal 2 pelayanan kesehatan telah
mengalami pengembangan yang lebih luas dan dinamis. Adapun yang dimaksud
kesehatan dalam UU No tentang pokok kesehatan adalah sebagai berikut:

“Yang dimaksud dengan kesehatan dalam undang-undag ini ialah yang meliputi
kesehatan, badan, rohani (mental) dan social, dan bukan hanya keadaan yang bebas
dari penyakit, cacat dan kelemahan.”2 (Entjang, 2000)

Secara garis besar pengembangan pola pikir pelayanan kesehatan mengalami


beberapa perubahan yang lebih dinamis dan luas seperti dijelaskan dalam table
sebagai berikut:

1
Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta, Rineka Cipta, 2007. Hal: 3
2
Indan Entjang, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, IKAPI, 2000, Hal: 3

5
No UU Aspek
1 UU No 9 Tahun Aspek Kesehatan meliputi: 1) badan, 2)
rohani (mental) 3) social, dan bukan hanya
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan
kelemahan
UU No 23 Tahun 1992 Aspek Kesehatan meliputi: 1) sejahtera badan
2) jiwa 3) social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan
ekonomi.

Tabel 1: Perbandingan Aspek Kesehatan dalam UU

Adapun wujud atau indicator dari masing-masing aspek tersebut dalam


kesehatan individu antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kesehatan Fisik, terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan secara klinis
tidak sakit. semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada
gangguan fungsi tubuh.
2. Kesehatan Mental (jiwa) mencakup tiga komponen, yakni; pikiran, emosional
dan spiritual.
a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir seseorang yakni mampu berpikir
logis (masuk akal) atau berpikir secara runtut.
b. Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir, sedih dan
sebagainya.
c. Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan
rasa syukur, pujian atau penyembahan terhadap sang pencipta alam dan
seisinya (Allah Yang Maha Kuasa). secara mudah spiritual yang sehat itu
dapat dilihat dari praktik keagamaan atau kepercayaan serta perbuatan baik
yang sesuai dengan norma-norma masyarakat.
3. Kesehatan Sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang
lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa
membeda-bedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, status social, ekonomi
politik, dan sebagainya, saling menghargai dan toleransi.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari produktivitas seseorang (dewasa)
dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat
menyokong hidupnya atau keluarganya secara finansial. bagi anak, remaja, dan
usila dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. bagi mereka, produktif disini
diartikan mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti,

6
misalnya sekolah atau kuliah bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan pelayanan
atau keagamaan bagi para usila. (Notoatmodjo, 2007)3

2.2 Konsep Pelayanan Kesehatan Dasar

Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu yang


berlaku umum terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi dengan
penekanan penerapan dibidang kesehatan seperti sebagai berikut:

a. Kesehatan secara mendasar berhubungan dengan tersedianya dan penyebaran


sumber daya-bukan hanya sumber daya kesehatan seperti dokter, perawat, klinik,
obat, melainkan juga sumber daya social-ekonomi yang lain seperti pendidikan,
air dan persediaan makanan.
b. Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan perhatian kepada
adanya kepastian bahwa sumberdaya kesehatan dan sumber daya social yang ada
telah tersebar merata dengan lebih memperhatikan mereka yang paling
membutuhkannya.
c. Kesehatan adalah satu bagian penting dari pembangunan secara menyeluruh.
factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah factor-faktor social budaya
dan ekonomi disamping biologi dan lingkungan
d. Pencapaian taraf kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih
banyak dari penduduk, seperti perorangan, keluarga, dan masyarakat dalam
pengambilan tindakan demi kegiata mereka sendiri dengan cara menerapkan
perilaku sehat dan mewujudkan lingkungan yang sehat. (Tjitarsa, 1992)4

Desa Sumberejo, Kota Batu merupakan desa yang telah mengalami


pengembangan dalam bidang pelayanan kesehatan. Untuk mengetahui ukuran
pelayanan kesehatan tersebut diperlukan sebuah konsep kerangka kerja utama dari
pelayanan kesehatan. Adapun prinsip pelayanan kesehatan memiliki kategori sebagai
berikut:

a. kategori yang berorientasi pada publik (masyarakat)


b. kategori yang berorientasi pada perorangan (pribadi)5

3
Op.cit. Hal 87
4
I. B. Tjitarsa, Pendidikan Kesehata.. Bandung: ITB dan Universitas Udayana. Trans. 1992
5
Op. Cit Hal. 207

7
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan

Dikutip dari Entjang 2000 ada tiga factor yang mempengaruhi kesehatan
seseorang yaitu:

a. Penyebab Penyakit, penyebab penakit terbagi dalam dua golongan: endogen


(penyebab penyakit terdapat dalam tubuh manusia) seperti: penyakit turunan,
asthma, buta warna, sedangkan eksogen (penyebab penyakit terdapat diluar tubuh
manusia) seperti: zat-zat kimia (racun, asam, logam, dll), trauma, makanan
(kekurangan protein/vitamin)
b. Manusia sebagai tuan Rumah (daya tahan tubuh masyarakat)
c. Lingkungan hidup (lingkungan biologic, fisik, ekonomi mental social)6

2.4 Menggagas Pembangunan Desa yang Dinamis

Sebagaimana disebutkan oleh Ida Bagus 1992 bahwa Kesehatan adalah satu
bagian penting dari pembangunan secara menyeluruh. Maka diperlukan
pengkondisian faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti halnya factor
social, budaya, ekonomi, biologi dan lingkungan hal itu diupayakan untuk menunjang
pelaksanaan proses pembangunan kesehatan. Pengembangan sumber daya manusia
dalam hal ini adalah petugas Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, dan sebagainya
perlu untuk segera diberdayakan untuk mendukung proses pengembangan kesehatan
yang lebih dinamis dan luas dan layak.

Peningkatan Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari derajat


kemandirian masyarakat dalam memelihara dan melindungi kesehatan mereka sendiri
(self reliance), sebagaimana diungkap dalam oleh Notoamidjojo bahwa “Masyarakat
yang berdaya sebagai hasil dari pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang
mandiri”7. Hal itu berlaku bagi seluruh masyarakat baik pribadi maupun kelompok.
Peningkatan kualitas sumber daya masyarakat merupakan upaya perwujudan dari
hak-hak kesehatan mereka terpenuhi. Adapun hak kesehatan masyarakat adalah
sebagai berikut:

6
Op.Cit . Hal 20-25
7
Notoamidjojo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007 halaman 107

8
“Hak-Hak kesehatan setiap anggota masyarakat ialah hak untuk dilindungi dan
dipeliharanya kesehatan mereka sendiri oleh mereka sendiri, tanpa tergantung kepada
pihak lain baik pemerintah maupun organisasi masyarakat yang lain.”8

Dalam Ilmu Kesehatan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia


dikenal dengan istilah PKMD. Sebagaimana dikutip dari Notoamitdjojo 2007
halaman 35 sebagai berikut:

“PKMD (Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa) pada dasarnya adalah bagian


dari PPM (Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat) ini lebih mengarah
kepada masyarakat. PKMD pada prinsipnya adalah wadah partisipasi masyarakat
dalam bidang pengembangan kesehatan. Filosofi dari PKMD adalah pelayanan
kesehatan untuk mereka, dari mereka, dan oleh mereka. Disamping itu PKMD adalah
bentuk operasional dari primary health care yang merupakan wahana untuk mencapai
kesehatan pada tahun 2000, dan merupakan kesepakan internasional (Deklarasi Alma
Atta). Oleh sebab itu semua petugas kesehatan harus dibekali dengan PKMD. Namun
dengan adanya Posyandu, peran PKMD menjadi menurun bahkan menghilang.”
(Notoatmodjo, 2007)

PKMD merupakan wadah partisipasi yang berfungsi sebagai arena untuk


mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Namun sayangnya PKMD justru tak
terlihat batang hidungnya di Desa Sumberejo Kota Batu. Jadi dapat disimpulkan
bahwa upaya peningkatan/pengembangan kualitas sumber daya manusia meliputi dua
target yakni pribadi masyarakat dan petugas pelayanan kesehatan tersebut. Kualitas
sumber daya manusia menurut Effendi( 1993:17), diungkapkan bahwa :

“kualitas sumber daya manusia selain ditentukan oleh kesehatan juga ditentukan oleh
pendidikan. Meskipun kesehatan telah mendapat perhatian dalam decade belakangan
ini, dibanyak Negara sedang berekembang, seperti indodnesia salah satu strateegi
yang lama diterapkan dalam peningkatan sumber daya manusia adalah peningkatan
pendidikan. karena pendidikan tidak hanya dipandang dapat menambah
penegetahuan tetapi dapat juga meningkatkan ketrampilan ( keahlian) tenaga kerja
yang apada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas.”9

8
Ibid. Halaman 108
9
Arista,Agustiana"Pengembangan kualitas sumber daya manusia pada rumah sakit umum daerah DR.
Moewardi,(Online) https://core.ac.uk/download/files/478/12351163.pdf Tugas akhir Program Diploma
III Manejemen Administrasi, FISIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarat,2009, diakses pada tanggal 3
Mei 2016

9
Dari pernyataan Effendi tersebut dapat dikatakan semakin tinggi pendidikan ,
semakin tinggi tingkat pendidikannya maka akan semakin berkualitas sumber daya
manusia. disini dapat diketahui bahwa sumber daya amnusi yang berkualitas adalah
sumber daya manusia yang berpendidikan dan cerdas, semakin tinggi tingkat
pendidikannya maka semakin berkualitas.

2.5 Pendidikan

Sesuai Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 salah satu tujuan bangsa Indonesia
adalah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Dalam hal ini mencerdaskan kehidupan
bangsa harus diartikan secara mendalam dan menyeluruh. Artinya bahwa pendidikan
seharusnya tidak hanya dijadikan sebuah alat untuk menaikkan derajat sosial ekonomi
saja, namun harus dapat menjadikan manusia sebagai manusia. Menjadikan manusia
sebagai manusia seutuhnya. Adapun pengertian pendidikan menurut UU No 20
Tahun 2003 adalah sebagai beikut:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. “ (UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional )

Ditinjau dari satuan pendidikan pendidikan terbagi menjadi (layanan


pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan ) tiga jalur yaitu jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Adapun pengertian
pendidikan formal adalah sebagai berikut:

“Menurut Soelaman Joesoef, pendidikan non formal adalah setiap kesempatan


dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh
informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan
kebutuhan hidup, dengan jutuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan
efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan
negaranya.”10

10
Soelaman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan non formal. (Jakarta: Bumi Aksara. 1992) hal 50.

10
Sedangkan definisi pendidikan non formal menurut pendapat para pakar
pendidikan cukup bervariasi diantaranya adalah sebagai berikut:

“Menurut Soelaman Joesoef, pendidikan non formal adalah setiap kesempatan


dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh
informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan
kebutuhan hidup, dengan jutuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan
efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan
negaranya”.11 (Joesoef, 1992)

Mengutip dari UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


pendidikan formal, nonformal dan informal adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan


berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.
b. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
c. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan.

2.6 Pengembangan Sumber Daya Manusia


Menurut Effendi( 1993:17), diungkapkan bahwa :

“kualitas sumber daya manusia selain ditentukan oleh kesehatan juga ditentukan oleh
pendidikan. Meskipun kesehatan telah mendapat perhatian dalam decade belakangan
ini, dibanyak Negara sedang berekembang, seperti indodnesia salah satu strateegi
yang lama diterapkan dalam peningkatan sumber daya manusia adalah peningkatan
pendidikan. karena pendidikan tidak hanya dipandang dapat menambah
penegetahuan tetapi dapat juga meningkatkan ketrampilan ( keahlian) tenaga kerja
yang apada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas.”12

11
Soelaman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan non formal. (Jakarta: Bumi Aksara. 1992) hal 50.

12
Arista,Agustiana"Pengembangan kualitas sumber daya manusia pada rumah sakit umum daerah
DR. Moewardi,(Online) https://core.ac.uk/download/files/478/12351163.pdf Tugas akhir Program
Diploma III Manejemen Administrasi, FISIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarat,2009, diakses pada
tanggal 3 Mei 2016

11
Dari pernyataan Effendi tersebut dapat dikatakan semakin tinggi pendidikan ,
semakin tinggi tingkat pendidikannya maka akan semakin berkualitas sumber daya
manusia. disini dapat diketahui bahwa sumber daya amnusi yang berkualitas adalah
sumber daya manusia yang berpendidikan dan cerdas, semakin tinggi tingkat
pendidikannya maka semakin berkualitas.

Adapun dari pakar lain mengutip dari Wtkins 1991;253 dalam Roesje Kalangi
mendefinisikan pengembangan sumber daya manusia sebagai berikut:

“The field of study capacity at the individual, group, and organizational level
organization, The organization needs to enhance individuals capacity to learn, to help
groups overcome barriers, and to help in creationa culture which promotes continuous
learning” 13

Pengembangan sumber daya manusi mutlak diperlukan mengingat bahwa


melalui pengembangan tersebut diharapkan seseorang dapat melaksanakan tugasnya
secara efektif sebagaimana dikutip dari Patrick 2000 dalam Roesjie Kalangi bahwa
pengembangan sistematis pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan
oleh seseorang untuk malakukan tugas tertentu atau pekerjaan secara efektif. 14

13
Penyusun mengakses dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=378694&val=7763&title=PENGEMBANGAN%2
0SUMBER%20DAYA%20MANUSIA%20DAN%20KINERJA%20APARAT%20SIPIL%20NEGARA%20DI%20K
ABUPATEN%20KEPULAUAN%20SANGIHE%20PROVINSI%20SULAWESI%20UTARA. Rabu 12 Mei 2016.
11:53
14
Ibid.

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kondisi pengembangan pendidikan dan kesehatan di Desa Sumberejo


A. Kondisi pengembangan pendidikan

Pendidikan dan kesehatan adalah dua unsur penting bagi manusia untuk
menjadi sejahtera dan mandiri. Sehat menopang tubuh untuk dapat aktif dan berkarya.
Dengan modal pendidikan manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan masa
depan yang lebih baik. Tingkat pendidikan yang rendah dan kesehatan yang tak
memadai merupakan pokok permasalahan yang banyak ditemukan di keluarga-
keluarga miskim. oleh karenanya pengembangan pendidikan dan kesehatan sangat
penting untuk memotong rantai kemiskinan. Berbagai gagasan untuk mendorong
pengembangan pendidikan dan kesehatan terus dilakukan oleh pemerintah pusat,
daerah bahkan sampai ranah Desa. Salah satunya yakni Desa Sumberejo, kota
Batu.Kondisi pendidikan di desa Sumberejo dapat dikatakan sudah mencapai standart
pemenuhan pendidikan yang cukup baik. Jumlah Lembaga pendidikan di Desa
Sumberejo dapat dilihat dalam table sebagai berikut :

NO NAMA LEMBAGA KEPALA SEKOLAH LOKASI


1 PAUD NUSA INDAH 2 HERMIN SUMBEREJO
2 TK NUSA INDAH 2 TITIK ISMIATI SUMBEREJO
3 RA AL HIDAYAH SULISMINI SUMBEREJO
4 PAUD AL HIDAYAH PENI WATI SUMBEREJO
5 TK AL IZZAH IKA SUMBEREJO
FEBRIANINGTYAS
6 PAUD AL IZZAH PUPUT PUJI SUMBEREJO
RAHAYU
7 MI LUKMAN HAKIM HAMID SUMBEREJO

13
8 SDN SUMBEREJO 1 SRI MULYANA SUMBEREJO
9 SMA AL IZZAH NOOR HARIYANTO SUMBEREJO
10 SMP AL-IZZAH ALI IMRON SUMBEREJO
TABEL 2: Sarana pendidikan di Desa Sumberejo

Di Desa Sumberejo terdapat lembaga pendidikan dari tingkat SMP-SMA AL -


IZZAH yang sudah berbasis internasional, SMP-SMA tersebut dinaungi oleh yayasan
AL-IZZAH. Tingkat kualitas yang sangat memadai menjadikan banyak orang tua
yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut, oleh karena itu banyak murid
yang berasal dari luar kota, maupun di kota itu sendiri atau warga Sumberejo yang
menempuh pendidikan di sekolah tersebut. Selain itu juga ada lembaga
pengembangan pendidikan Islam yakni TPQ. Dibangun pula MI sebagai lembaga
pendidikan yang tidak hanya mengajarkan tentang intelektual saja tetapi juga
spiritual, hal ini mengetahui masih kentalnya budaya abangan di desa Sumberejo.
Namun ditemukan pula lembaga pendidikan yakni TK dan PAUD yang masih perlu
perbaikan dari fasilitas atau sarana prasarana pendukung pengembangan pendidikan.
TK dan merupakan lembaga yang operasionalnya dinaungi oleh pemerintah desa.
Selain itu dari sisi pendidikan pengajar di TK rata-rata pengajar adalah lulusan SMA
dan jumlah pengajar juga belum memadai.

Desa Sumberejo memiliki jumlah penduduk sebesar 7.627, hal ini dapat
dikatakan memiliki penduduk yang cukup padat. Namun padatnya penduduk akan
menimbulkan berbagai kesenjangan apabila tidak diimbangi dengan SDM yang
berkualitas, yakni salah satunya dalam aspek pendidikan. Rekapitulasi jumlah
penduduk menurut pendidikan akhir dapat dapat dilihat dari table sebgaai berikut :15

No KETERANGAN JUMLAH PENDUDUK


LK PR LK+PR
1 BELUM/TIDAK SEKOLAH 656 697 1353

15
diambil dari data Rekapitulasi jumlah penduduk menurut pendidikan akhir desa
Sumberejo,Kecamatan Batu,Kota Batu tahun 2016

14
2 BELUM TAMAT SD 431 394 825
3 TAMAT SD 1508 1341 2849
4 SLTP/SEDERAJAT 619 682 1301
5 SLTA/SEDERAJAT 555 511 1.066
6 DIPLOMA 1/II 20 29 49
7 AKADEMI/DILOMA III/SARJANA MUDA 15 16 31
8 DIPLOMA IV/STRATA I 70 74 144
9 STRATA-II 5 4 9
Tabel 3: Persebaran Penduduk Menurut Pendidikan Terakhir

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa masih diperlukan upaya-upaya untuk
memperluas pendidikan dan menyamaratakan kesempatan penduduk utuk
memperoleh pendidikan. Tingkat penduduk yang belum atau tidak sekolah masih
cukup besar serta tingkat penduduk yang melanjutkan perguruan tinggi juga masih
relative sedikit, hal ini menjadi gambaran sempitnya pola pikir penduduk terhadap
pentingnya pemenuhan kualitas sumber daya manusia untuk menciptakan masa depan
yang lebih maju.

3.2 Kondisi Pengembangan kesehatan

Pengembangan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang
setingi-tingginya dapat terwujud. Oleh karena itu diperlukan upaya kesehatan melalui
penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan secara berkesinambungan
meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan hiingga pemulihan serta rujuka
untuk pemenuhan sarana dan fasilitas.

Dalam pengembangan kesehatan di desa Sumberejo terdapat program yang


dijalankan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. program kesehatan tersebut
diantaranya,

15
1. Posyandu Anak
2. Posyandu Lansia
3. Taman posyandu
4. Desa Siaga
5. Senam sehat

Di desa Sumberejo terdapat enam posyandu dan dilakukan Kegiatan rutin


untuk pemerikasaan anak dari usia nol sampai usia lima tahun setiap awal bulan
secara bergiliran. selain itu juga dilakukan penanganan atau pemantauan terhadap
kesehatan ibu, yakni dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan
ibu dan anak. operasional dari kegiatan posyandu anak dijalankan oleh ibu PKK
yang menjadi sukarelawan dengan jumlah lima orang. Kegiatan dari posyandu yakni :

1. penimbangan berat badan dan menentukan status pertumbuhan


2. imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi
3. pemberian vitamin kepada bayi
4. penyuluhan tentang gizi bayi dan PMT dan Pelayanan keluarga berencana
dan konseling.

Anggaran yang diberikan pemerintahan desa untuk operasional posyandu anak


sebesar Rp.6.900.000, posyandu lansia sebesar Rp. 3.300.000. kegaitan dari
posyandu lansia dilaksanakan secara bergiliran setelah posyandu anak dan
operasionalkan oleh Ibu PKK. Selanjutnya yakni desa siaga ,kegaiatan dari program
ini terfokus pada penyuluhan kesehatan pada ibu hamil. Program ini bertujuan untuk
mengurungi angka kematian ibu melahirkan. Program ini dijalankan oleh 10 orang
pengurus setiap tiga bulan sekali dan memperoleh biaya operasional dari pemerintah
desa sebesar Rp.3000.000. Desa Sumberejo juga melakukan senam sehat secara rutin
setiap hari jumat yang dilakukan di Pendopo desa dan diikiti warga Desa Sumberejo.

16
3.3 Kendala pengembangan pendidikan dan kesehatan di Desa
Sumberejo

Dalam pengembangan operasional pendidikan dan kesehatan belum berjalan


secara optimal karena masalah pendanaan, dikarenakan belum turunnya dana desa
sehingga pemerintah desa kekuarangan dana untuk operasional akibatnya anggaran
prndapatan dan belanja desa tahun 2015 belum terrealisasi keseluruhan. Tentunya hal
ini jg mempengaruhi berjalannya program-program kesehatan dan sekolah yang di
naungi oleh pemerintah desa. kepala desa sumberejo pak Riyanto mengungkapkan;

“ Di tahun 2015 mengalami kendala dimana Desa Sumberejo diberi dana BAK (
dana pengganti dana desa) dari pemerintahan kota Batu nilainya sebesar 350 juta dan
masuk rekening 30 desember akhirnya sampaii akhir tahun sehingga program
APBdes 40% belum terlaksana waktu efektif oktober-desember baru bisa menyerap
dana.”16

Pendanaan yang terhambat menjadi kendala utama untuk menjalankan


operasional APBdes tahun 2015. Selain itu tingkat SDM dari perangkat desa juga
masih ada beberapa yang rendah suatu missal pada hal yang mendasar yang harus
dimiliki oleh desa yakni profil desa, Desa Sumberejo belum memiliki profil desa.
kurangnya kepekaan tentang hal dasar yang harus dipenuhi ini juga menjadi cerminan
bagaiman pola kerja perangkat desa yang akan mempengaruhi pula pada pola pikir
penyusanan program-program pengembangan desa yang lebih maju, terutama dalam
aspek pendidikan dan kesehatan. Dalam masalah pengembangan kesehatan di Desa
Sumberejo masih hana terdapat satu bidan dan dilokasikan di Polindes dengan jumlah
penduduk yang cukup besar akan tidak efektif jika hanya terdapat satu bidan.

3.4 Pengaruh kondisi pendidikan dan kesehatan dalam mewujudkan


Sumber daya manusia yang berkualitas

Sumber daya manusia merupakan kekuatan daya pikir atau berkarya yang
masih tersimpan dalam dirinya yang perlu dibina dan digali serta dikembangkan
untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan kehidupan manusia.

16
Hasil wawancara dengan Pak Riyanto kepala desa Sumberejo pada tanggal 9 Mei 2016

17
pendidikan dan kesehatan merupakan indicator kualitas penduduk. semakin tinggi
tingkat pendidikan dan semakin tinggi taraf kesehatan peduduk, maka semakin tinggi
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Kondisi pendidikan di desa sumberejo
masih memiliki kendala dengan dbuktinya angka tidak sekolah masih berjumlah
cukup besar yakni 1.353 dan masih banyak pula yang rata-rata tamat SD yakni
sebesar 2.849. Hal-hal yang mempengaruhi rendahnya pendidikan di desa Sumberejo
yakni sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan, sehingga


mereka tidak perlu sekolah tinggi( khususnya untuk anak perempuan.
2. Rendahnya penerimaan pendapatan perkapita, sehingga orang tua tidak
mampu menyekolahkan anaknya lebih lanjut atau bahkan tidak sekolah sama
sekali.
3. kurang memadainya sarana pendidikan sehingga mempengaruhi kualitas
sumber daya manusia.
4. keterbatasana anggaran dan kemampuan SDM pemerintah desa dalam
mengusahakan program-program pendidikan

berbagai kondisi penegembangan pendidikan tersebut tentunya mempengaruhi


kualitas sumber daya manusia sedangkan dalam kesehatan di desa Samberejo dapat
dikatakan cukup baik dengan melihat kegiatan rutin program-program kesehatan,dari
aspek pendidikan dan kesehatan di Desa Sumberejo menentukan jenis pekerjaan yang
mereka miliki, yakni sebagai berikut :

NO KETERANGAN LK PR LK+PR
1 Belum/tidak kerja 1.099 976 2.075
2 Mengurus rumah tangga 3 1.504 1.507
3 Pelajar/ mahasiswa 3 393 893
4 Pensiunan 12 13 25
5 PNS 35 25 60
6 Tentara nasional 3 0 3

18
7 Kepolisian RI 3 0 3
8 Perdagangan 138 69 207
9 Petani/ pekebun 1.065 388 1.453
10 Peternak 4 0 4
11 Industry 12 5 17
12 Konstruksi 2 0 2
13 Transportasi 43 0 43
14 Karyawan swasta 453 163 616
15 Buruh tani 53 36 85
16 Guru 17 46 63
17 Bidan 0 2 2
18 wiraswasta 247 69 316
19 Dokter 0 2 2
TABEL 4: Jenis pekerjaan penduduk Desa Sumberejo tahun 2015

Dari table jenis pekerjaan tersebut dapat disumpulkan bahwa kualitas sumber
daya manusia penduduk masih sangat perlu untuk di tingkatkan atau dapat dikatakan
cukup rendah. mayoritas penduduk desa sumberejo yakni petani atau pekebun dan
mengurus rumah tangga. selain itu tingkat penduduk yang tidak kerja juga cukup
tinggi hal ini dirasa kondisi pengembangan pendidikan dan kesehatan diDesa
Sumberejo masih perlu upaya-upaya perbaikan untuk mewujudkan kmbangualitas
sumber daya manusia yang bermutu.

saat kita menyadari bahwa seluruh potensi alam bisa habis dan tingkat
kesejahteraan menurun karena ketidakmampuan mengelolah sumber daya alam. oleh
karenanya orientasi pembangunan diarahkan pada pembangunan manusia. dalam
rangka mencapai tingkat kualitas sumber daa manusia yang baik, maka orientasi
pembangunan manusia harus di prioritaskan pada tiga bidang utama yakni
pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Kesehatan bersignifikasi dengan masalaha
ekonomi. krisis ekonomi atau pendapatan perkapita yang rendah akan menyebabkan

19
menurunnya tingkat kesehatan. sedangkan dalam masalah pendidikan dihapkan pada
masalah tingkat partisipasi masyarakat dan produktivitas SDM.

3.5 Kontribusi Penulis

Dalam kegiatan praktikum ini, tim penulis berkontribusi dalam mencari data
mengenai pendidikan dan kesehatan di Desa Sumberejo, kecamatan Batu,Kota Batu.
Pencarian data dimulai dengan mendatangi kantor Desa dan kemudian dilanjutkan
dengan wawancara kepada pihak- pihak terkait untuk mencari info mengenai
pendidikan dan kesehatan di Desa Sumberejo. Tim penulis juga turun langsung ke
lapangan untuk melihat dan menggali informasi dari staff pengajar bagaimana kondisi
sekolah dan pendidikan.

20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kondisi pengembangan pendidikan dan kesehatan di desa Sumberejo perlu
ada upaya-upaya perbaikan mewujudkan kualitas sumber daya manusia, hal ini
melihat data rekapitulasi pendidikan akhir penduduk masih mayoritas lulusan SD
bahkan tidak sekolah. tentunya hal ini perlu mencari pokok permasalahan yang
menyebabkan rendahnya pendidikan pendidikan sehingga permasalahn kualitas
sumber daya manusia yang berkualitas dapat segera terimplementasi. sedangkan
dalam bidang kesehatan di desa sumberejo program-program yang dijalankan untuk
meningkatkan kesehatan penduduk berjalan dengan baik namun karena kendala
dari pendanaan dan tingkat SDM dari pengurus program serta jumlah Bidan yang
hanya satu menjadikan tidak terwujud secara optimal.
4.2 Saran
Dari segi perangkat desa perlu adanya pelatian ketrampilan dan SDM yang
memadai guna mendorong terciptanya program-program pengembangan pendidikan
dan kesehatan sehingga produktivitas SDM berkualitas. tidak hanya itu pengurus
dan tenaga medis dalam program kesehatan seharusnya memiliki SDM yang
berkualitas agar terwujud kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh dan
berkualitas. sedangkan dalam hal pendidikan perlu adanya sosialisasi ke masyarakat
untuk meningkat kesadaran akan pentingnya pendidikan serta pemberian solusi
beasiswa untuk sesorang yang berprestasi atau tidak mampu sehingga dapat
mencitakan SDM yang berkualitas.

21
DAFTAR PUSTAKA

Entjang, E. (2000). Ilmu Kesehatan Msayarakat . Bandung : IKAPI .

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilku. Jakarta: Rineka Cipta.

Pendidikan Kesehatan. (1992). (I. B. Tjitarsa, Trans.) Bandung: ITB dan Universitas
Udayana.

Anonim, " Pendidikan dan Kesehatan Menuju SDM Berkualitas", di ambil dari
http://www.damandiri.or.id/file/buku/bukumenyemaiharapanbab3.pdf, diakses pada
tanggal 3 Mei 2016

Arista,Agustiana"Pengembangan kualitas sumber daya manusia pada rumah sakit


umum daerah DR. Moewardi,(Online)
https://core.ac.uk/download/files/478/12351163.pdf Tugas akhir Program Diploma
III Manejemen Administrasi, FISIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarat,2009,
diakses pada tanggal 3 Mei 2016

22
LAMPIRAN

Gambar 1: Kunjungan dan Wawancara bersama Bapak surasan selaku Sekretaris


Desa Sumberejo Batu Malang

Gambar 2: Kunjungan dan Wawancara bersama tenaga pengajar dan kepala sekolah
TK Nusa Indah

23
Gambar 3; Kunjungan Ke SDN Sumberejo Gambar 4: Kunjungan Ke Polindes Desa Sumberejo
1

24
Gambar 5: Peta Persebaran Lembaga Pendidukan dan Kesehatan Desa Sumberejo

Peta Persebaran Lembaga Kesehatan dan Pendidikan Desa Sumberejo


PP PETA PERSE PETA PERSEBARAN
SARANA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN
KESEHATAN DESA SUMBEREJO BATU
MALAG

PBARAN SARANA LEMBAGA


PENDIDIKAN DAN KESEHATAN DESA
SUMBEREJO BATU MALAG

PPPPPP

Desa Sumberejo memilki


10Lembaga Pendidikan yaitu:
1.PAUD Nusa Indah 2
2. TK Nusa Indah 2
3. RA Al-Hidayah
4. TK Al-Hidayah
5. TK Al-Izzah
6. PAUD Al-Izzah
7. MI Lukman Hakim
8. SDN Sumberejo 1
9. SMA Al-Izzah
10. SMP Al- Izzah

25

Anda mungkin juga menyukai