Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK”

Dosen Pengampuh:
Dr.Fadli, S.E.,M.Si.,Ak.,CA

Disusun Oleh:
1. Dinda Salsanabila (C1C018110)
2. Niken Dwi Rahmadenti (C1C018112)
3. Muhammad Iqbal Hp (C1C018127)

Program Studi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Bengkulu

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyesaikan tugas makalah yang berjudul “Penyusunan Laporan
Keuangan Sektor Publik” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulis yaitu untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor
Publik Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memambah wawasan tentang laporan
keuangan sector publik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Fadli dengan Mata Kuliah Akuntansi
Sektor Publik yang memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 6 April2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan...............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1 PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK.............................................................................2
2.1.1 Dasar Kas (Cash Base)..............................................................................................................2
2.1.2 Dasar Akrual (Acrual Base)........................................................................................................2
2.1.3 Akuntansi Dana (Fund Accounting)............................................................................................3
2.2 SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK...............................................................3
2.2.1 Transaksi.....................................................................................................................................4
2.2.2 Analisis Bukti Transaksi.............................................................................................................4
2.2.3 Mencatat Data Transaksi.............................................................................................................4
2.2.4 Mengelompokkan dan Mengikhtisarkan Data yang Dicatat (Posting)........................................4
2.2.5 Penerbitan Laporan dan Catatannya............................................................................................4
2.3 TEKNIK PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK.............................................................4
2.3.1 Tahap Pencatatan........................................................................................................................4
2.3.2. Tahap Pengikhtisaran...........................................................................................................8
2.3.3. Tahap Pelaporan.................................................................................................................10
2.4. CONTOH LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN UNSUR—UNSURNYA DI
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK.......................................................................................................12
2.4.1. Pemerintah Pusat................................................................................................................12
2.4.2. Pemerintah Daerah.............................................................................................................12
2.4.3. LSM...................................................................................................................................13

ii
2.4.4. Yayasan..............................................................................................................................15
2.4.5. Partai Politik......................................................................................................................16
BAB III.....................................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................................17
KESIMPULAN....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas sektor
publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian
manajemen lebih bervariasi. Demikian juga stakeholder sektor publik,mereka membutuhkan
informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk pengambilan keputusan. Tugas dan
tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi
kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal.
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai
salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan laporan keuangan
mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian
informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi.
Karena kebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada
informasi keuangan yang dihsilkan dari sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter
seperti ukuran output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.
Informasi akuntansi merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik secara
efektif, bukan tujuan akhir akuntansi sektor publik itu sendiri, karena kebutuhan informasi sektor
publik lebih bervariasi. Pada bab ini akan berfokus pada teori pelaporan dalam sektor publik,
sistem pelaporan keuangan sektor publik , siklus pelaporan keuangan, teknik laporan keuangan
sektor publik, contoh laporan keuangan sektor publik, dan unsur-unsurnya dalam organisasi
sektor publik (pemerintah pusat,pemerintah daerah,LSM,yayasan, serta partai politik.
Untuk itulah kelompok kami yang mendapatkan kesempatan untuk menyajikan
pembahasan mengenai penyusunan laporan keuangan sektor publik, berusaha menyajikan
pembahasan mengenai penyusunan laporan keuangan sektor publik dengan singkat, padat, dan
jelas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem pelaporan keuangan sektor publik?
2. Bagaimana siklus akuntansi keuangan sektor publik?
3. Bagaimana teknik pelaoran keuangan sektor publik?
4. Apa saja contoh laporan keuangan sector public dan unsur-unsurnya di organisasi sektor
publik?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Menganalisis sistem pelaporan keuangan sektor publik
2. Mengetahui siklus akuntansi keuangan sektor publik
3. Memahami teknik pelaoran keuangan sektor publik
4. Mengetahui contoh laporan keuangan sektor publik dan unsur-unsurnya di organisasi sektor
publik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Sistem pelaporan keuangan sektor publik terdiri dari dasar kas (cash base), dasar akrual
(accrual base), dan akuntansi dana (fund accounting).

2.1.1 Dasar Kas (Cash Base)


Sistem akuntansi dasar kas hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar. Akun
keuangan akhirnya akan dirangkum dalam buku kas. Laporan keuangan tidak bisa dihasilkan
apabila tidak ada data tentang aktiva dan kewajiban. Data yang ada hanyalahn perimbangan kas.
Penjualan hanya dicatat saat kas diterima, sehingga tidak ada pos piutang. Pembelian dicatat saat
kas dibayarkan sehingga tidak ada hutang. Penyesuaian saham tidak dilakukan, karena akun
tidak memperhatikan pencatatan, dimana yang diperhatikan hanya kenyataan bahwa kas dibayar
untuk pembelian (sehingga tidak ada gambaran tentang penutupan saham/closing stock
figure). Laporan arus kas banyak dipakai dalam akuntansi bisnis, namun sebagai tambahan atas
laporan pendapatan dan laporan posisi keuangan. Ada satu buku yang sangat penting dan
berharga mengenai akuntansi arus kas bagi dunia usaha (Lee 1984), yang menyatakan bahwa
laporan akuntansi akrual tradisional terlalu subjektif dan menyembunyikan informasi penting
tentang kinerja organisasi. Akuntansi arus kas dipraktekkan di berbagai organisasi sektor publik
dan organisasi nirlaba, misalnya akun penerimaan dan pembayaran yang sederhana dari suatu
kegiatan derma kecil dan yang terpenting. Terutama dalam jumlah uang yang digunakan, adalah
akun kas pemerintah.

2.1.2 Dasar Akrual (Acrual Base)


Definisi konsep akutansi akrual sebagaimana tercamtum pada SSAP2 adalah sebagai
berikut:
Penerimaan dan biaya bertambah (diakui karena diperoleh atau dimasukan bukan sebagai uang
yang diterima atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama lain, dapat dipertahankan
atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi selama periode
bersangkutan.
Kepastian penerimaan secara hukum sangat ditentukan dengan faktur yang telah
diterbitkan. Demikian juga kepastian munculnya biaya ditentukan dengan penerimaan jasa atau
barang. Menurut metode biaya historis, modal diperhitungkan sebagai modal awal yang
diinvestasikan. Karna itu, tanah tidak disusutkan dan diungkapkan sebesar nilai aset dikurangi
biaya penyusutan. Penerapan dasar akrual akan mempengaruhi sistem akutansi yang digunakan
seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan Berbagai laporan dalam

2
konsep akrual tidak dibuat secara seragam.setiap organisasi sektor publik mempunyai daftar
laporan yang jumlahnya mungkin berbeda satu dengan yang lain. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan proses kerja antarorganisasi. Namun, juga ada persamaan dalam proses pelaporan
posisi keuangan dan pelaporan operasional di berbagai organisasi. Hal ini disebabkan alur
penerimaan dan pembayaran terjadi secara konsisten aantarorganisasi.

2.1.3 Akuntansi Dana (Fund Accounting)


Akuntansi dana merupakan salah satu alternatif sistem akuntansi disektor publik yang
dikembangkan dari dasar kas dan prosedur pengendalian anggaran. Di sektor swasta, akuntansi
dana tidak begitu populer karena kecilnya dana kas yang disimpan. Namun, bagi sektor publik,
dana kas sektor publik cukup penting dan berpengaruh terhadap pengembalian keputusan.
Besarnya dana kas sangat mempengaruhi anggaran organisasi sektor publik, sehingga sistem
akuntansi lebih mempreoritaskan pengelolaan dana kas. Sistem akuntansi dana ini mengakui
transaksi organisasi ketika komitmen sudah disepakati. Ini berarti bahwa bahwa transaksi belum
diakui ketika kas dibayar atau diterima, atau ketika faktur diterima atau dikeluarkan, namun lebih
awal lagi, yaitu ketika pesanan dikirimkan atau diterima.
Fungsi pertama akuntansi dana adalah sebagai pengendalian anggaran. Dasar pemikirannya
adalah manajer tidak bisa mengendalikan laporan bulanan, dan proses menghasilkan laporan
tersebut adalah sejak transaksi terjadi. Peranan manajer akan
sangat menentukan seberapa besar pencairan dari anggaran yang telat disepakati. Manajer dapat
menentukan pesanan dengan faktur yang akan diterimannya. Permasalahan akuntansi akrual
akan muncul dalam akuntansi dana. Manajer akan mengalami masalah dengan pengeluaran
anggaran dibawah target dalam bulan-bulan tertentu, dimana kekurangan tersebut akan ditutupi
pada periode berikutnya. Menurut dasar akrual, seluruh anggaran yang telah dipakai dapat
ditandai dengan tambahan pesanan yang dikirimkan dan faktur yang diterima sebelum
pencatatan.

2.2 SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Siklus akuntansi keuangan sektor publik yang terdiri dari tahapan-tahapan pelaporan
keuangan sektor publik.

3
Masing-masing tahapan dalam siklus akuntansi keuangan sektor publik itu akan di
jelaskan sebagai berikut:

2.2.1 Transaksi
Pengertian transaksi adalah persetujuan jual beli antara satu pihak dengan pihak lain.
Dalam hal ini, transaksi yang dimaksud adalah transaksi antara organisasi sektor publik dan
pihak lain. Transaksi-transaksi yang terjadi inilah yang nantinya akan dilaporkan dalam laporan
keuangan organisasi.

2.2.2 Analisis Bukti Transaksi


Dalam setiap transaksi selalu disertai dengan bukti pendukung yang berisi informasi
tentang kegiatan transkasi tersebut. Dari bukti transaksi inilah kemudian dianalisis dan
digunakan sebagai dasar pencatatan.

2.2.3 Mencatat Data Transaksi


Seperti telah dijelaskan diatas, dari analisis bukti transaksi tersebut akan dilakukan
pencatatan atas transaksi yang telah terjadi. Pencatatan data transaksi dilakukan oleh bendahara
dalam jurnal.

2.2.4 Mengelompokkan dan Mengikhtisarkan Data yang Dicatat (Posting)


Dalam buku besar terdapat daftar nama kelompok akun yang ada pada suatu organisasi.
Berdasarkan nama akun yang ada, catatan atas transaksi tersebut dikelompokkan sesuai dengan
namannya masing-masing. Hal ini yang disebut dengan posting.

4
2.2.5 Penerbitan Laporan dan Catatannya
Selama satu periode akuntansi, transaksi dicatat dan dikelompokkan ke dalam buku besar
dan kemudian, berdasarkan catatan tersebut, dibuatlah laporan keuangan yang akan disampaikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2.3 TEKNIK PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

2.3.1 Tahap Pencatatan


· Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk bukti transaksi dan bukti
pencatatan. Contoh jika bendaharawan melakukan pembelian ATK, maka ia akan mempunyai
kwitansi pembelian sebagai bukti transaksi. Selain itu, nominal harga yang sesuai yang tertera di
kwitansi pembelian tersebut juga akan dicatat pada jurnal pengeluaran sebagai bukti pencatatan.
· Kegiatan pencatatan bukti transaksi dalam buku harian atau jurnal. Jurnal merupakan
suatu media/metode yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan. Transaksi keuangan
untuk pertama kalinya diklasifikasikan sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam
laporan keuangan. Kegiatan pengikhtisaran data dilakukan beserta hasilnya dan kemudian
diposting ke akun bersangkutan dalam buku besar. Contoh : berdasarkan dokumen bukti
penerimaan dan surat tanda setoran (STS) yang dilampiri dengan daftar pendapatan yang dibuat
oleh pemegang Kas Khusus Penerima, diperoleh informasi bahwa pendapatan Pajak Kendaraan
Bermotor Dinas Pendapatan daerah adalah Rp.50.000.000,00. Dalam STS tersebut tertera
tanggal penyetoran adalah 20 Oktober 2008.

· Memindahbukukan (Posting) dari jurnal berdasarkan Kelompok atau Jenisnya ke dalam


akun Buku Besar. Buku besar adalah buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan. Akun-akun
tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Contoh, kas
dicatat dalam akun kas, piutang dicatat dalam akun piutang, tanah dicatat dalam akun tanah, dan
sebagainya untuk akun-akun yang termasuk dalam kelompok akun aktiva. Sistem buku besar
umum mempunya beberapa tujuan yaitu :
a) Mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar.

5
b) Memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat
c) Menjaga keseimbangan debet dan kredit akun.
d) Mengakomodasi ayat jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.
e) Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk setiap
periode akuntansi.
Fungsi dari Sistem Buku Besar Umum adalah:
a) Mengumpulkan data transaksi
b) Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi serta akun
c) Memvalidasi transaksi yang terkumpul
d) Memperbaharui akun buku besar umum dan file transaksi
e) Memcatat penesuaian terhadap akun
f) Mempersiapkan laporan keuangan.
Untuk organisasi sektor publik, setiap akun bisa atau perlu dibuat buku besar pembantu
karna mengingat luasnya akun-akun dalam setiap entitas. Buku besar umum sering disingkat
menjadi buku besar dan buku besar pembantu disingkat dengan nama “buku pembantu”.
Kelebihan dalam buku besar pembantu yaitu:
a. Memudahkan penyusunan laporan keuangan karna buku besar umum terdiri dari akun-akun
yang jumlahnya lebih sedikit. Hal ini juga akan mengurangi kesalahan dalam buku besar umum.
b. Ketelitian pembukuan dapat diuji dengan membandingkan saldo akun buku besar umum
dengan jumlah saldo dalam buku pembantu.
c. Dapat diadakan pembagian tugas dalam pengerjaan akuntansi
d. Memungkinkan pembukuan harian atas bukti-bukti pendukung transaksi kedalam buku
pembantu
e. Bisa segera diketahui jumlah berbagai unsur.
Suatu instasi sektor publik memiliki kewajiban (utang) kepada beberapa kreditor.
Mekanisme pemantauan utang kepada masing-masing kreditor dilakukan melalui akun
pengendali “utang” dibuku besar. Akun ini diguanakan untuk mencatat total kewajiban organisasi
sektor publik kepada seluruh kreditor. Akun–akun yang merupakan rincian dari akun
pengendalian utang itu disebut akun pembantu utang. Saldo akun pengendalian utang harus sama
dengan penjumlahan saldo akun pembantu utang.

6
Aturan debet kredit akan digunakan dalam pencatatan transaksi, yaitu aturan yang
digunakan untuk mencatat perubahan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan biaya dalam
akun bersangkutan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Semua akun yang berada di sisi kiri (aktiva dan biaya) jika bertambah akan dicatat
disebeleh kiri atau debet dan jika berkurang dicatat disebelah kanan atau kredit. Sedangkan untuk
semua akun yang berada di sisi kanan (kewajiban, ekuitas, dan pendapatan) jika bertambah
dicatat disebelah kanan atau kredit, dan jika berkurang dicatat disebelah kiri atau debet. Itulah
aturan debet dan kredit.
Buku besar pembantu yang diperlukan untuk masing – masing akun yang ada adalah sebagai
berikut:

1. Aset (aktiva)
A. Aset lancar
1) Kas dan Setara Kas Buku besar pembantu kas tidak perlu dibuat.
2) Piutang Buku besar pembantu piutang dibuat bedasarkan nama debitor. Buku besar
pembantu perlu dibuat berdasarkan nama – nama debitor (pembeli) berdasarkan jenis
barang yang dijual, atau berdasarkan rentang besarnya piutang, atau bisa juga
berdasarkan wilayah tinggal debitor.

7
3) Persediaan Buku besar pembantu persediaan dibuat berdasarkan jenis barang seperti
bentuk, fungsi, merek, dan sebagainya.
4) Pembayaran dimuka Buku besar pembantu pembayaran dimuka dibuat berdasarkan jenis
pembayaran yang dilakukan, seperti premi asuransi, pembayaran sewa tempat, dan lain –
lain.
5) Investasi Buku besar pembantu investasi lancar dibuat berdasarkan jenis investasi yang
dimiliki, perusahaan/pihak dimana entitas berinvestasi, atau berdasarkan masa jatuh
tempo investasi.

B. Aset Tidak Lancar Buku besar pembantunya dibuat sama dengan aturan diatas.
1) Piutang tidak lancar
2) Investasi (barang)
3) Aset keuangan lainnya
4) Infastruktur, pabrik, dan peralatan
5) Tanah dan bangunan
6) Aset tidak berwujud
7) Aset nonkeuangan lainnya
8) Aset tidak lancar lainnya

2. Kewajiban
A. Kewajiban Lancar
1) Utang
2) Pinjaman jangka pendek
3) Bagian lancar pinjaman
4) Cadangan
5) Tunjangan pegawai
6) Dana pensiun
7) Kewajiban lancar lainnya

B. Kewajiban tidak Lancar


1) Utang
2) Pinjaman
3) Penyisihan
4) Tunjangan pegawai
5) Dana pensiun
6) Kewajiban tidak lancar lainnya

3. Ekuitas
1) Modal yang ditempatkan
2) Cadangan
3) Akumulasi surplus

8
4) Kepentingan minoritas

4. Pendapatan Buku besar pembantu untuk pendapatan dibuat berdasarkan pihak – pihak
yang menyebabkan timbulnya pendapatan sekaligus jenis pendapatan.
5. Biaya Buku besar pembantu untuk biaya dibuat berdasarkan pihak – pihak yang
menimbulkan adanya biaya tersebut sekaligus berkaitan dengan jenis – jenis biaya.

Pembuatan buku besar pembantu ditunjukan untuk pengendalian akun – akun yang
memiliki banyak unsur, seperti utang piutang, dan persediaan.
2.3.2. Tahap Pengikhtisaran
· Penyusunan Neraca Saldo Berdasarkan Akun Buku Besar. Neraca saldo adalah suatu
daftar yang memuat nama akun atau rekening beserta jumlah saldonya selama suatu periode
tertentu. Pada setiap akhir periode tertentu, entitas organisasi sektor publik biasanya menyusun
daftar saldo akun yang terdapat dalam buku besar yang disebut neraca saldo. Langkah – langkah
dalam penyusunan neraca saldo suatu entitas organisasi sektor publik, dengan mendasarkan pada
akun –T, sebagai berikut.
a) Menjumlahkan kolom debet atau kredit, yang mempunyai dua atau lebih pendebetan atau
pengkreditan.
b) Akun – akun yang memiliki jumlah debet dan jumlah kredit, harus dihitung saldonya.
c) Akun – akun yang hanya berisi catatan dari beberapa transaksi pada salah satu sisinya
saja, juga harus dijumlahkan; tetpi tidak perlu dituliskan saldonya karena jumlah itu
sendiri sudah merupakan saldo.
d) Akun – akun yang hanya berisi satu pendebatan atau satu pengkreditan tidak perlu
dijumlahkan, tetapi saldonya harus ditentukan.
e) Akun yang hanya berisi pada salah satu sisinya, dan hanya terdiri dari satu pendebetan
atau satu pengkreditan saja, tidak perlu dijumlahkan dan tidak perlu ditentukan saldonya,
karena satu – satunya angka yang terancum dalam akun itu sudah merupakan saldo.

CONTOH BENTUK NERACA SALDO

9
Salah satu tujuan pembuatan neraca saldo adalah sebagai persiapan penyusunan laporan
keuangan. Neraca saldo biasanya dibuat pada setiap akhir bulan atau pada akhir periode
akuntansi yang merupakan ikhtisar akibat transaksi yang telah dicatat dalam suatu periode
akuntansi.
· Pembuatan Ayat Jurnal Penyesuaian Prosedur penyesuaian merupakan prosedur untuk
menyesuaikan akun – akun pada akhir periode yang belum menyajikan informasi yang paling
up-to-date. Ada dua jenis penyesuain yaitu :
a) Penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi yang sudah terjadi tetapi belum dicatat.
b) Penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi yang sudah dicatat diakun, tetapi saldonya
masih harus dikoreksi untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Laporan keuangan sering kali tidak dapat disusun secara langsung dari neraca saldo
karena data yang tercantum dalam neraca saldo masih memerlukan penyesuaian terlebih dahulu.
Tahap dalam penyusunan laporan keuangan adalah melakukan penyesuaian pembukuan dengan
membuat ayat jurnal penyesuaian.

Tujuan dari proses penyesuaian:


a) Setiap akun rill, khususnya akun aktiva dan akun kewajiban, menunjukkan jumlah yang
sebenarnya pada akhir periode
b) Setiap akun nominal menunjukkan pendapatan dan biaya yang harus diakui dalam suatu
periode.
Saldo yang ada di neraca saldo biasanya memerlukan penyesuaian untuk mengakui hal-
hal berikut:
1) Piutang pendapatan, yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak entitas tetapi belum
dicatat
2) Utang biaya, yaitu biaya yang sudah menjadi kewajiban entitas tetapi belum dicatat
3) Pendapatan diterima dimuka, yaitu pendapatan yang sudah diterima tetapi sebenarnya
merupakan pendapatan untuk periode yang akan datang
4) Biaya dibayar dimuka, yaitu biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus
dibebankan pada periode yang akan datang
5) Kerugian piutang, yaitu taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak
bisa tertagih
6) Penyusutan, yaitu penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode
akuntansi
7) Biaya pemakaian perengkapan, yaitu bagian dari harga beli perlengkapan yang telah
dikonsumsi selama periode akuntansi

10
Penyusunan kertas kerja atau neraca lajur Agar penyusunan laporan keuangan dapat
dilakukan dengan teliti, dibutuhkan alat bantu, yaitu neraca lajur. Sifat neraca lajur tidak formal
dan bukan merupakan bagian dari catatan – catatan akuntansi. Neraca lajur merupakan alat
pembantu penyusun laporan keuangan. Tujuan pembuatan neraca lajur :
a) Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan
b) Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian
c) Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin terjadi dalam membuat ayat
jurnal penyesuaian
Proses penyusunan neraca lajur:
1) Memasukkan saldo akun buku besar ke dalam kolom neraca saldo pada formulir neraca
lajur
2) Memasukkan ayat jurnal penyesuaian kedalam kolom – kolom penyesuaian
3) Mengisi kolom – kolom neraca saldo setelah disesuaikan
4) Memindahkan jumlah dalam kolom – kolom kertas kerja neraca saldo setelah
disesuaikan ke dalam kolom – kolom surplis, atau kolom – kolom posisi keuangan.
Menjumlahkan kolom – kolom surplus dan kolom – kolom posisi keuangan serta
memasukkan angka surplus atau defisit sebagai angka pengimbangan kedalam kedua pasang
kolom tersebut, dan sekali lagi menjumlahkan kolom – kolom bersangkutan
· Pembuatan ayat jurnal penutup Prosedur penutupan akun diselenggarakan setelah laporan
keuangan disusun. Ayat jurnal penutup juga diposting ke akun – akun bersangkutan sehingga
setelah diposting, akun nominal akan bersaldo nol.
· Pembuatan neraca saldo setelah penutupan Neraca saldo setelah penutupan merupakan
neraca yang berisi daftar akun riil yang dibuat setelah dilakukan penutupan.
· Pembuatan ayat jurnal pembalik Apabila diperlukan setelah pembuatan neraca saldo
setelah penutupan, dibuat ayat jurnal pembalik.

2.3.3. Tahap Pelaporan


· Laporan pada unit kerja organisasi Unit kerja tidak menyelenggarakan akuntansi, karena
hal itu akan dilaksanakan oleh entitas pengendalinya. Kegiatan diunit kerja terbatas pada
kegiatan yang menggunakan modal kerja entitas pengendalinya. Penggunaan modal kerja ini
serupa dengan penggunaan dana kas kecil yang menggunakan sistem dana tetap. Unit kerja wajib
mengumpulkan bukti – bukti tentang pemakaian modal kerja untuk selanjutnya
dipertanggungjawabkan kepada entitas pengendaliannya. Untuk mencatatnya, unit kerja
organisasi dapat menggunakan dua metode:
a. Surplus /defisit entitas pengendalian yang tidak dipisahkan. Apabila unit kerja organisasi tidak
dipisahkan, maka pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan unit kerja organisasi tersebut
tidak perlu dipisahkan dengan pendapatan dan biaya entitas pengendalinya.
b. Surplus /defisit entitas pengendalian yang dipisahkan. Masing – masing unit kerja organisasi
dapat dipisahkan, pendapatan dan biaya masing – masing unti kerja organisasi itu harus
dikumpulkan tersendiri.
Bagi organisasi yang dimiliki lebih dari satu unit kerja seperti pemerintah daerah, dalam
menyelenggarakan akuntansinya ada dua alternatif:
 Untuk setiap unit kerja dibawahnya, pemerintah daerah menyelenggarakan ketiga akun
tersebut.

11
 Pemerintah daerah hanya menyediakan satu akun buku besar untuk seluruh unit kerja
organisasi, sedangkan masing – masing unit kerja organisasi hanya menyelenggarakan
akun pembantu.

· Laporan konsolidasi organisasi Dipandang dari segi ekonomi, entitas pengendalian dan unit –
unit kerjanya adalah satu kesatuan ekonomi. Sesuai dengan konsep kesatuan akuntansi, entitas
pengendali wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan yang
mencakup kedua entitas tersebut. Laporan keuangan konsolidasi dapat disusun dengan 2 sumber,
yaitu:
a) Neraca saldo entitas pengendalian dan unit kerja organisasinya
b) Laporan keuangan entitas pengendalian dan unit kerja organisasi
Penggunaan sumber yang pertama maupun yang kedua akan memberikan hasil
yang sama. Prosedur penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah:
a) Membuat jurnal eliminasi
b) Membuat kertas kerja
c) Membuat laporan keuangan konsolidasi

Membuat Jurnal Eliminasi


Tujuan membuat jurnal ini adalah untuk menghilangkan saldo semua akun timbal
balik dengan cara mendebet akun timbal balik yang bersaldo kredit dan mengkredit akun timbal
balik yang bersaldo debet. Jurnal eliminasi hanya akan dimasukkan kedalam kertas kerja yang
dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Eliminasi saldo rekening koran
unit kerja entitas dan rekening koran entitas pengendalian adalah sebagai berikut:

Membuat Kertas Kerja tujuan penyusunan kertas kerja adalah untuk mempermudah dan
mempercepat penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Dalam kertas kerja, semua bahan untuk
menyusun laporan keuangan konsolidasi akan diramu. Bahan yang diperlukan untuk membuat
kertas kerja adalah:
1) Laporan keuangan dari neraca saldo atau laporan keuangan entitas pengendalian dan unit
kerja organisasi.
2) Jurnal eliminasi
Prosedur untuk menyusun kertas kerja adalah:
a) Memasukkan angka – angka dari neraca saldo atau laporan keuangan masing – masing
entitas
b) Memasukkan angka – angka dari jurnal eliminasi kedalam akun debit – kredit yang
sesuai
c) Menghitung angka – angka yang akan disajikan dalam laporan keuangan konsolidasi,
yang merupakan hasil kompilasi dari langka a dan b
Membuat Laporan Keuangan Konsolidasi
Karena tujuan pembuatan kertas kerja adalah untuk mempermudah dan mempercepat
penyusunan laporan keuangan konsolidasi, maka setelah kertas kerja selesai disusun angka –
angka dalam kertas kerja itu dipindahkan ke laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan jenis
akunnya masing – masing.
12
2.4. CONTOH LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN UNSUR—UNSURNYA
DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
2.4.1. Pemerintah Pusat
Laporan keuangan pemerintah pusat, disajikan sebagai wujud pertanggung jawaban
setiap entitas pelaporan yang meliputi laporan keuangan pemerintah pusat, laporan keuangan
kementerian negara/lembaga, dan laporan keuangan pemerintah daerah. Sesuai dengan UU
Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang
perbendaharaan Negara, Laporan keuangan pemerintah terdiri dari, sebagai berikut :
1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian
sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah, yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Merupakan
gabungan atau konsolidasi dari LRA Kementerian/Lembaga.
2) Neraca Menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
3) Laporan Arus Kas Menyajikan informasih tentang kas, yang terkait dengan aktivitas
operasi, investasi asset nonkeuangan, dana cadangan, pembiayaan, dan transaksi non
anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran serta saldo akhir
kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
4) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Meliputi penjelasan naratif, atau rincian, dari
angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas. Pihak
yang bertanggung jawab dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat adalah
Menteri Keuangan selaku pengelola fiscal, yang akan disampaikan kepada Presiden.
Sedangkan yang bertanggungjawab atas laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga
adalah Menteri/Pimpinan Lembaga.
2.4.2. Pemerintah Daerah
Contoh Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kabupaten Sleman adalah
sebagai berikut :

13
2.4.3. LSM
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan
keuangan menggambarkan tentang pencapaian kinerja program dan realisasi pencapaian target
pendapatan, realisasi penyerapan belanja, dan realisasi pembiayaan. Laporan keuangan LSM
yang disusun atas dasar akrual akan memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya
transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban
pembayaran kas di masa depan.
Oleh karena itu, dengan penggunaan dasar akrual, laporan keuangan LSM dapat
menyediakan jenis transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai
dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan LSM biasanya disusun atas dasar
kelangsungan usaha organisasi LSM dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh
karena itu, organisasi ini diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau
mengurangi secara material skala pelayanannya. Laporan keuangan LSM mencakup:
1) Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
2) Laporan Laba Rugi (Aktivitas)
3) Laporan Arus Kas

14
15
2.4.4. Yayasan
Laporan Keuangan Organisasi Yayasan (Niralaba) Laporan ini harus menyajikan secara
terpisah aktiva bersih baik yang terika maupun yang tidak terikat penggunaannya.
Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya organisasi yang
diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus
kas. Laporan aktivitas harus menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam
kelompok aktiva bersih.

1) Laporan posisi keuangan


Klasifikasi aktiva dan kewajiban Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai
berikut:
a) Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh
tempo
b) Mengelompokkan aktiva ke dalam lancer dan tidak lancer serta kewajiban ke dalam
jangka pendek dan jangka panjang
c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo nya
kewajiban, termasuk pembatasan penggunaan aktiva pada catatan atas laporan keuangan.

Klasifikasi aktiva bersih terikat atau tidak terikat Laporan posisi keuangan menyajikan
jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh
penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.

2) Laporan Aktivitas
a) Tujuan dan fokus laporan aktivitas Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan secara
keseluruhan dan menyajikan perubahan jumah aktiva bersih selama satu periode.
Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih yang tersaji
di laporan posisi keuangan.
b) Perubahan kelompok aktiva bersih Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan
aktiva bersih terikat permanen, temporer, dan tidak terikat selama suatu periode.
c) Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian Laporan aktivitas menyajikan
pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya
dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak
terikat.
Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen,
atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat
yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai
sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan
akuntansi.

16
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain
(atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi.
d) Informasi pendapatan dan beban Menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto,
namun pendapatan investasi dapat disajikan secara neto asalkan beban-beban terkait,
seperti beban penitipan dan beban penasehat investasi.
e) Informasi pemberian jasa Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus
menyajikan informasi atas beban menurut klasifikasi fungsional.
3) Laporan Arus Kas
a) Tujuan utama laporan arus kas adalah mrnyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas selama suatu periode.
b) Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas Tujuan utama laporan arus kas adalah
menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan
berikut ini:
 Aktivitas pembiayaan:
a) penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka
panjang.
b) penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya
dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau
peningkatan dana abadi (endowment).
c) bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan


berupa bangunan atau aktiva investasi.

2.4.5. Partai Politik


Laporan keuangan partai politik meliputi: laporan posisi keuangan pada akhir periode
pelaporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas selama suatu periode pelaporan, dan catatan
atas laporan keuangan.

17
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan
sebagai salah satu bentuk akuntabilitas publik. Dilihat dari sisi internal organisasi laporan
keuangan sektor publik merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan
organisasi. Sedangkan dari sisi eksternal, laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban
terhadap publik dan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Akuntansi Sektor Publik
bertujuan untuk memberi informasi yang bertujuan untuk pengambilan keputusan ekonomi,
sosial, politik, dan sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan, serta untuk memberi
informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional. Laporan
keuangan pemerintahan dan laporan keuangan komersial memiliki perbedaan. Perbedaan
tersebut meliputi jenis laporan yang dihasilkan, elemen laoran keuangan, dan teknik akuntansi
yang digunakan.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Bastian, Indra.2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat


2. Mardiasmo.2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Nordiawan
3. Deddi.2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat
4. https://jagoakuntansi.com/2019/04/22/pelaporan-keuangan-sektor-publik/

19

Anda mungkin juga menyukai