Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan membrikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapta menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas
sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian
manajemen lebih bervariasi. Demikian juga stakeholder sektor publik,mereka membutuhkan
informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk pengambilan keputusan. Tugas dan
tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi
kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal.
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan
sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan laporan keuangan
mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan
pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai
kinerja organisasi. Karena kebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka
informasi tidak terbatas pada informasi keuangan yang dihsilkan dari sistem akuntansi
organisasi. Informasi non-moneter seperti ukuran output pelayanan harus juga dipertimbangkan
dalam pembuatan keputusan.
Informasi akuntansi merupakan alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik
secara efektif, bukan tujuan akhir akuntansi sektor publik itu sendiri, karena kebutuhan
informasi sektor publik lebih bervariasi. Pada bab ini akan berfokus pada teori pelaporan dalam
sektor publik, sistem pelaporan keuangan sektor publik , siklus pelaporan keuangan, teknik
laporan keuangan sektor publik, contoh laporan keuangan sektor publik, dan unsur-unsurnya
dalam organisasi sektor publik (pemerintah pusat,pemerintah daerah,LSM,yayasan, serta partai
politik.
B. Rumusan Masalah
1. Siklus akuntansi keuangan sektor publik
2. Teknik pelaporan keuangan sector publik
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
terpengaruh oleh transaksi, dapat memberikan gambaran secara kronologis, jurnal dapat
dibagi menjadi berberapa jurnal khusus yang memungkinkan pengerjaan oleh beberapa
orang dalam waktu yang bersamaan, apabila terjadi kesalahan maka akan lebih mudah
menemukannya dalam jurnal daripada mencari pada buku besar.
2. Tahap pengikhtisaran
transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam jurnal, diringkas dan
dibukukan dalam rekening-rekening buku besar dalam jangka waktu tertentu. Buku besar
dibagi menjadi buku besar umum dan buku besar pembantu. Adapun fungsi dari buku besar
umum adalah mengumpulkan data transaksi kemudian mengklasifikasikannya untuk
divalidasi, mencatat penyesuaian terhadap akun untuk mempersiapkan laporan keuangan.
3. Tahap pelaporan
Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan
dalam bentuk laporan keuangan. Penyederhanaan penyusunan laporan keuangan biasanya
dilakukan melalui neraca lajur atau kertas kerja.
Sistem pencatatan dalam akuntansi terbagi menjadi dua yaitu single book keeping
entry dan double book keeping entry. Single book keeping entry adalah sistem pencatatan
yang hanya melibatkan satu buku besar untuk pencatatan seluruh transaksi yang terjadi.
Sedangkan, double book keeping entry adalah sistem pencatat transaksi pada lebih dari satu
akun buku besar. Pemilihan sistem pencatatan ini tergantung pada karakteristik entitas,
pada entitas yang tidak begitu kompleks tidak terlalu memerlukan double book keeping
entry.
3
c) transfer;
d) surplus/defisit;
e) pembiayaan;
f) sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
4
mengklasifikasikan kewajibannya Neraca mencantumkan sekurang kurangnya pos-pos 39
berikut:
a) kas dan setara kas;
b) investasi jangka pendek
c) piutang pajak dan bukan pajak;
d) persediaan;
e) investasi jangka panjang;
f) aset tetap;
g) kewajiban jangka pendek;
h) kewajiban jangka panjang;
i) ekuitas dana.
2. LSM
Tujuan dari pelaporan keuangan LSM adalah menyediakan informasi yang berguna
untuk mengambil keputusan, di samping untuk menunjukan akuntabilitas organisasi serta
menjaga tingkat kepercayaan sumber dana dengan:
a) Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya keuangan;
b) Menyediakan informasi mengenai bagaimana organisasi LSM mendanai
aktivitasnya dan memenuhi persyaratannya;
5
c) Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan
organisasi LSM dalam mendanai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta
komitmennya;
d) Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu organisasi LSM dan
perubahan di dalamnya; dan
e) Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi
kinerja organisasi LSM dari segi biaya jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
Laporan keuangan LSM juga memainkan peranan prediktif dan prospektif yang
menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi banyaknya sumber daya yang
diisyaratkan untuk operasi berkelanjutan, sumber daya yang dapat dihasilkan oleh operasi
yang berkelanjutan, dan risiko ketidakpastian di masa depan. Laporan keuangan dapat juga
menyediakan informasi kepada pemakainya, seperti:
a) Mengindikasikan apakah sumber daya telah ditetapkan dan digunakan sesuai
dengan anggaran yang ditetapkan; dan
b) Mengindikasikan apakah sumber daya telah ditetapkan dan digunakan sesuai
dengan persyaratan, termasuk batas keuangan yang ditetapkan oleh pengambil
kebijakan di masing-masing LSM.
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan LSM harus disusun atas dasar
akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat terjadinya
(dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) serta dicatat dalam catatan
akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan periode bersangkutan. Laporan
keuangan LSM yang disusun atas dasar akrual akan memberikan informasi kepada pemakai
tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi
juga kewajiban pembayaran kas di masa depan. Oleh karena itu, dengan penggunaan dasar
akrual, laporan keuangan LSM dapat menyediakan jenis transaksi masa lalu dan peristiwa
lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan LSM biasanya disusun atas dasar kelangsungan usaha
organisasi LSM dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu,
organisasi ini diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau
mengurangi secara material skala pelayanannya.
Laporan keuangan LSM mencakup :
1) Laporan Posisi Keuangan
2) Laporan Laba Rugi (Aktivitas)
3) Laporan Arus Kas
6
c) Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan melalui
laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai aktiva,
kewajiban, aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan di antara
unsur unsur tersebut.
Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terikat
maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban manajer mengenai
kemampuannya mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari para penyumbang
disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas harus
menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih.
7
Pembatasan temporer terhadap (1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2)
investasi untuk jangka waktu tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu dimasa
depan, atau (4) pemerolehan aktiva tetap, dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam
kelompok aktiva bersih yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam
catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat berbentuk
pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya. Aktiva bersih tidak terikat
umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau
hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap
penggunaan aktiva bersih tidak terikat dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan
operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum dalam akte pendirian, dan dari perjanjian
kontraktual dengan pemasok, kreditur dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi.
Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan.
8
Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2
tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:
Aktivitas pendanaan:
1) penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka
panjang.
2) penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan
aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment).
3) bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas:
sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
9
Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh
transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar
transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan
berbagai program atau jasa, Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama
dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para
penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk:
a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan
jasa, dan
c) menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal
dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian organisasi dan
manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak
digunakan lagi. Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang
dan jasa kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai
tujuan atau misi organisasi. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang
dilaksanakan melalui berbagai program utama.
10
Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana;
pengadaan daftar alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus pencarian dana;
pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan pelaksanaan aktivitas
lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain.
Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran
anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi
suatu periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan selama periode tersebut, bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya
dimulailah siklus akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan ke
dalam buku besar,dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang
dilakukan pada akhir periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-
transaksi pada periodeselanjutnya. Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir
periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada
bagian akhir.Walaupun demikian, pencatatan dan pemindahbukuan selama periode tersebut
membutuhkan waktu lebih lamadibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode. Akuntansi
sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu
bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan laporan keuangan mengandung
pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi
yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Karena
kebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada
informasi keuangan yang dihsilkan dari sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter
seperti ukuran output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13