Tugas ini diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................3
1.2 Tujuan........................................................................................3
1.3 Manfaat......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi akuntansi keuangan sektor publik.
2. Mengetahui akuntansi anggaran.
3. Mengetahui akuntansi komitmen.
4. Mengetahui akuntansi dana.
5. Mengetahui akuntansi kas.
6. Mengetahui akuntansi akrual.
3
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Pembaca
Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai Teknik Akuntansi
Keuangan Sektor Publik.
2. Bagi Penulis
Untuk menambah pengalaman dalam membuat makalah ini dan menambah
wawasan tentang Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Akuntansi sektor publik merupakan salah satu jenis akuntansi. Oleh karena
itu, teknik-teknik akuntansi pada organisasi sektor publik secara umum sama
dengan teknik-teknik akuntansi keuangan pada sektor swasta yang mana terdiri
dari pengakuan, pengukuran dan pencatatan atau pengungkapan. Meskipun begitu,
pemahaman terhadap teknik-teknik akuntansi sektor publik tetap menjadi perlu
mengingat karakteristik organisasi sektor publik yang berbeda dengan organisasi
sektor swasta. Akuntansi keuangan sektor publik meliputi proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi
5
(keuangan) dari entitas sektor publik yang dijadikan sebagai informasi dalam
rangka pengambilan keputusan pada organisasi sektor publik. Akuntansi sektor
publik bertujuan sebagai alat pertanggungjawaban (accountability and
stewardship) dan pengawasan. Akuntansi sektor publik juga merupakan bagian
dari proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian
anggaran, perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan penilaian kinerja
organisasi sektor publik. Organisasi sektor publik yang dimaksud meliputi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, lembaga swadaya masyarakat,
yayasan, institusi pendidikan dan kesehatan serta tempat peribadatan.
6
Salah satu kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah bahwa teknik ini
sangat kompleks. Akan lebih mudah dan lebih komprehensif apabila akun-akun
yang ada menunjuk kan pendapatan dan biaya aktual, dan anggaran menunjukkan
pendapatan dan biaya dianggar kan.
7
ke dalam akun-akun keuangan. Akun yang dicatat hanya di dukung oleh order
yang dikeluarkan. Pada umumnya tidak ada kewajiban hukum (legal liability)
untuk patuh terhadap order yang terjadi dan order tersebut dapat dengan mudah di
batalkan. Hal ini menjadikan sulit untuk mengakui biaya-biaya untuk periode
akuntansi yang bersangkutan yang mana hanya mendasarkan pada order yang
dikeluarkan.
Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk
tujuan organisasi bisnis. Pada waktu itu ia melihat bahwa antara perusahaan
pribadi dengan peru sahaan badan memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan
tersebut adalah, pertama perusahaan perorangan (milik pribadi) kurang
menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang di miliki publik
(perseroan terbatas). Kedua, adanya kesalahan dalam memahami makna entitas
Berdasarkan kedua hal tersebut Vatter berpendapat bahwa reporting unit harus
diperlakukan sebagai dana (fund) dan organisasi harus dilihat sebagai satu dana
atau satu rangkaian dana. Hal ini berarti jika suatu organisasi dilihat sebagai suatu
rangkaian dana (series of fund), maka laporan keuangan organisasi tersebut
merupakan penggabungan (konsolidasi) dari laporan keuangan dana yang menjadi
bagian organisasi.
8
Pengertian "dana" berdasarkan GASB (1999 par. 208) adalah:
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untulk digunakan olch
organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan
penggunaan. Hal itu berarti penggunaan dana-dana tersebut dibatasi untuk tujuan
atau aktivitas tertentu yang terkadang merupakan syarat dari pihak eksternal yang
merupakan penyedia dana. Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba,
organisasi sektor publik mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Dengan latar
belakang tersebut, perusahaan swasta dapat menggunakan sumber daya yang
dimiliki untuk keperluan apa pun. Hal penting bagi mereka adalah adanya laba.
Hal itu berbeda dengan organisasi sektor publik dimana sumber daya yang ada
harus digunakan dengan tujuan tertentu. Misalnya, pemerintah menerima
pinjaman dari Bank Dunia (World Bank) sebesar Rp10 miliar untuk pembangunan
jalan dan jembatan. Karena itu, tidak ada pilihan lain Rp10 miliar tersebul untuk
pembangunan bagi pemerintah, selain menggunakan dan jembatan dan jalan.
Secara umum, sangat lazim jika dan keseluruhan dana yang dimiliki
organisasi sektor publik mempunyai tujuan (purpose) sendiri-sendiri dalam
penggunaannya, baik karena faktor eksternal (external restriction), faktor internal
(management planning), maupun karena peraturan tertentu. Untuk
mengakomodasi keadaan itu, organisasi sektor publik membuat dana dana (funds
dalam sistem akuntansinya Kemudian pemasukan yang dimiliki organisas sektor
9
pullik diklasifikasikan ke dalam dana-dana tersebut sesuai dengan tujuan dan
maksud tertentu. Sistem dana ini dimaksudkan sebagai alat kontrol apakah suatu
dana tertentu telah digunakan sesuai dengan tujuannya. Jadi, dana adalah sebuah
kesatuan akuntansi tersendiri yang terpisah berdasarkan tujuan tertentu. Satu dana
itu memiliki kesatuan akun sendiri yang terdiri atas aset (aktiva), utang, dan
modal Penggunaan istilah dana bagi organisasi nirlaba dan institusi pemerintah
berbeda dengan istilah dana yang sering digunakan oleh entitas swasta. Bagi
perusahaan komersial, dana adalah bagian dari aktivanya yang dicadargkan karena
akan digunakar atau dialokasilan untuk tujuan tertentu.
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh
organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan
penggunaan. Hal itu berarti penggunaan dana-dana tersebut dibatasi untuk tujuan
atau aktivitas tertentu yang terkadang merupakan syarat dari pihak eksternal yang
merupakan penyedia dana. Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba,
organisasi sektor public mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Dengan latar
belakang tersebut, perusahaan swasta dapat menggunakan sumber daya yang
dimiliki untuk keperluan apa pun. Hal penting bagi mereka adalah adanya laba.
Hal itu berbeda dengan organisasi sektor publik d mana sumber daya yang ada
harus digunakan dengan tujuan tertentu. Misalnya, pemerintah menerima
pinjaman dari Bank Dunia (World Bank) sebesar Rp10 miliar untuk pembangunan
jalan dan jembatan. Karena itu, tidak ada pilihan lain Rp10 miliar tersebul untuk
pembangunan bagi pemerintah, selain menggunakan dan jembatan dan jalan.
10
Dalam akuntansi dana, dikenal persamaan akuntansi berikut :
Persamaan tersebut herbeda dengan persanaan akuntansi yang kita kenal pada
akuntansi keuangan yang digunakan dalam perusahaan komersial, yaitu :
Di sini, terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas.
Selisth antara aktiva dan utang di perusahaan adaiah ekuitas yang menunjukkan
adanya lepemilikan pada perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya.
Sementara itu, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak menunjukkan
adanya kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan individu
dalam suatu organisasi sektor publik.
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima dan
pengeluaran dicatat pada saat kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah
mencerminkan pengeluaran yang riil, aktual, dan objektif. Namun demikian.
GAAP tidak membenarkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat
mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis tingkat efisiensi
dan efektifitas suatu kegiatan, program, aktivitas tidak dapat diukur dengan baik.
11
Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai
pendapatan (revenue) bukan utang. Untuk mengoreksi hal tersebut kebanyakan
sistem akuntansi kas tidak hanya mengakui kas saja tapi juga mengakui aktiva dan
utang yang timbul sebelum terjadi transaksi kas. Namun, koreksi semacam ini
tidak dapat mengubah kenyataan setiap waktu,obligasi yang beredar dalam bentuk
kontrak atau order pembelian yang dikeluarkan tidak tampak pada catatan
akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan dicatat lebih
(overstated). Hal tersebut dapat mengakibtkan pemborosan anggaran (unwise
expenditure atau overspending).
Keunggulan basis kas adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil dan
objektif. Akan tetapi dengan basis kas, tingkat efisiensi dan efektivitas suatu
kegiatan, program atau aktivitas tidak dapat diukur dengan baik. Oleh karena itu,
muncul basis kas modifikasian di mana organisasi tidak hanya mengakui kas saja,
akan tetapi juga aset dan utang yang timbul.
12
Tahun 2005 sebagai standar akuntansi pemerintahan yang baru. Keberhasilan
penerapan basis akrual dalam laporan keuangan pemerintah Selandia Baru
memberikan dorongan perubahan basis akuntansi di Indonesia. Basis akrual
diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih
akurat, komperhensif dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial
dan politik.
13
finansial diakui berdasarkan basis akrual. Sedangkan, pendapatan, belanja dan
pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran diakui berdasarkan basis yang
ditetapkan dalam anggaran pendapatan belanja negara/daerah (APBN/D).
Penerimaan dan pengeluaran dalam laporan operasional berhubungan dengan
penerimaan dan pemasukannya, yang berarti bahwa basis akrual memberikan alat
ukur untuk barang dan jasa yang dikonsumsi, diubah dan diperoleh. Basis akrual
juga menunjukkan gambaran pendapatan dan sebagai alat ukur modal. Akan
tetapi, basis akrual membutuhkan pertimbangan subjektivitas dalam penentuan
pos dan besaran transaksi yang dicatat dan membutuhkan prosedur administrasi
yang rumit serta peluang manipulasi keuangan yang sulit dikendalikan.
14
Pada governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual basis.
Expenditure di-accrued tetapi revenue dicatat berdasarkan cash basis yaitu pada
saat diterima bukan pada saat diperoleh. Pendapatan seperti PPN, PPh, dan fee
retribusi dihitung pada saat kasnya. Salah satu pengecualian adalah property tax
(PBB) yang diaccrued karena jumlahnya dapat diestimasi secara lebih pasti.
15
BAB 3
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17