Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELAS 5-C
S1 AKUNTANSI
2021
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI.......................................................................................................i
DAFTAR TABEL..............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB II KONSEP................................................................................................3
3.1 Kasus........................................................................................................22
3.2 Solusi........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................23
INDEKS .............................................................................................................24
GLOSARIUM....................................................................................................25
ii | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
DAFTAR TABEL
iii | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
iv | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting guna untuk mempe
roleh informasi mengenai posisi keuangan dan apa saja hasil-hasil yang telah
dicapai selamasetahun anggaran yang bersangkutan. Laporan keuangan tidak
hanya dibuat oleh perusahaan saja, melainkan setiap pemerintah
proinsi/kota/daerah beserta seluruh badan,dinas dan instansi pun harus
mampu membuat laporan keuangan. Jika dalam perusahaanmenggunakan
SAK (Standar Akuntansi Keuangan) sebagai pedoman penyusunan
laporankeungan, lain halnya dipemerintahan yang menggunakan SAP
(Standar AkuntansiPemerintahan) sebagai pedomannya. Pemerintah Daerah
diberikan wewenang untukmenyelenggarakan pengelolaan keungannya
sendiri,maka harus melakukan pertanggungjawaban atas segala wewenang
yang telah diberikan. Maka dengan itudiperlukannya standar pelaporan
keungan. Namun selain adanya SAP (Standar AkuntansiPemerintah) sebagai
pedoman, proses penyusunan laporan keungan harus dilakukansecara efekti
dan efisien, tepat waktu, cepat dan tentunya data yang dihasilkan harus
akurat.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umumuntuk
memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna.Mengingat
laporan keuangan pemerintah berperan sebagai wujud akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara, maka komponen laporan disajikan setidak-
tidaknya mencakup jenis laporan dan elemen informasi yang diharuskan oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan.
.Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional pemerintahan serta
posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik dan
memadaiapabila didasarkan pada basis akrual, namun apabila terdapat
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan penyajian
suatu laporankeuangan dengan basis kas, maka laporan keuangan dimaksud
wajib disajikan demikian.Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi
yang tercantumdi dalam laporan keuangan, pemerintah wajib
memeperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
untuk keperluan perencanaan, pengendalian,dan pengambilan keputusan.
Selanjutnya, pemerintah dapat menentukan bentuk dan jenis informasi
tambahan untuk kebutuhan sendiri di luar jenis informasi yang diatur dalam
kerangka konseptual ini maupun standar-standar akuntansi lebih lanjut.
4. Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi
yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu
periode pelaporan.
Tujuan pelaporan operasi adalah memberikan informasi tentang
kegiatan operasional keuangan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO,
beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan. Unsur
yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari
pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing- masing
10 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.Pendapatan-LO diakui pada saat:
Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-
undangan diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih
pendapatan.
Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai imbalan atas suatu
pelayanan yang telah selesai diberikan berdasarkan peraturan
perundang-undangan, diakui pada saat timbulnya hak untuk
menagih imbalan.
b. Beban
Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. Beban diakui pada saat :
timbulnya kewajiban, Saat timbulnya kewajiban adalah saat
terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti
keluarnya kas dari kas umum negara/daerah. Contohnya tagihan
rekening telepon dan rekening listrik yang belum dibayar
pemerintah.
Terjadinya konsumsi aset, Yang dimaksud dengan terjadinya
konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang
tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas
dalam kegiatan operasional pemerintah.
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa, Contoh
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan
atau amortisasi.
c. Transfer
Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran
uang dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan
lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d. Pos Luar Biasa
Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar
biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan
merupakan operasi biasa,tidak diharapkan sering atau rutin terjadi,
dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu
dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan non operasional.
Termasuk dalam pendapatan/beban dari kegiatan non operasional
antara lain surplus/defisit penjualan aset non lancar, surplus/defisit
penyelesaian kewajiban jangka panjang, dan surplus/defisit dari
kegiatan non operasional lainnya.
11 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir
kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi
mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama
suatu periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal
pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan
pengambilan keputusan.
a. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
yang ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu
periode akuntansi. Jika suatu entitas pelaporan mempunyai surat
berharga yang sifatnya sama dengan persediaan, yang dibeli untuk
dijual, maka perolehan dan penjualan surat berharga tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
b. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran
kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta
investasi lainnya yang tidak termasuk dalam setara kas.
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber
daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung
pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang.
Arus masuk kas dari aktivitas investasi terdiri dari:
Penjualan Aset Tetap
Penjualan Aset Lainnya
Pencairan Cadangan Dana
Penerimaan dari Divestasi
Penjualan investasi dalam bentuk sekuritas Arus masuk kas
dari aktivitas investasi terdiri dari:
Perolehan Aset Tetap
Perolehan Aset Lainnya
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal Pemerintah
c. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang yang berhubungan dengan pemberian piutang
jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang
jangka panjang dan utang jangka panjang.
Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan penerimaan
dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan perolehan atau
pemberian pinjaman jangka panjang.
d. Aktivitas Transitors
12 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Arus kas dari aktivitas transitoris mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi
pendapatan, beban, dan pendanaan pemerintah. Arus kas dari
aktivitas transitoris antara lain transaksi.
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), pemberian/penerimaan
kembali uang persediaan kepada/dari bendahara pengeluaran,
serta kiriman uang. PFK menggambarkan kas yang berasal dari
jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah
Membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya
potongan Taspen dan Askes. Kiriman uang menggambarkan
mutasi kas antar rekening kas umum negara/daerah.
13 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
c. Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun
pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target
d. Menyajikan infromasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lainnya
e. Menyajikan rincian dan penjelasan masing masing pos yang
disajikan pada lembar muka laporan keuangan
f. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintah yang belum disajikan dalam lembar
muka laporan keuangan
g. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar yang tidak disajikan dalam lembar muka
laporan keuangan.
14 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Kewajiban dikategorisasikan berdasarkan waktu jatuh tempo
penyelesaiannya, yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang. Pos-pos kewajiban menurut PSAP Berbasis Akrual Nomor 09
tentang Kewajiban antara lain:
A. Kewajiban Jangka Pendek
15 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kewajiban si SKPD
terdiri atas: PPTK, PPK-SKPD dan PPKD.
a. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPTK melaksanakan fungsi untuk
pengadaan barang/jasa kegiatan, dengan memiliki tugas sebagai berikut:
1) melakukan pembelian/pengadaan barang/jasa berdasarkan
kebutuhan kegiatan dengan menggunakan nota pesanan/
dokumen lain yang dipersamakan;
2) menerima barang berdasarkan nota pesanan dengan dibuktikan
dengan Berita Acara Serah Terima Barang (BAST);
3) menyiapkan dokumen pembayaran.
b. Pejabat Penatausahaan Keuangan - SKPD
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPK-SKPD melaksanakan
fungsi akuntansi pada SKPD dengan memiliki tugas sebagai
berikut:
4) mencatat transaksi/kejadian investasi lainnya berdasarkan bukti-
bukti transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum;
5) memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam
Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek);
6) menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
c. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPKD terlibat dalam hal
pengadaan barang/jasa oleh SKPD dilakukan dengan mekanisme
pembayaran LS, sehingga fungsi akuntansi PPKD memiliki tugas:
7) Menyampaikan dokumen transaksi yang dilakukan dengan
mekanisme LS kepada SKPD;
8) Melakukan pengecekan terhadap transaksi konsolidasi antara
PPKD dan SKPD untuk meyakinkan kebenaran pencatatan yang
dilakukan oleh fungsi akuntansi SKPD.
d. Pengguna Anggaran (PA / KPA)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PA/KPA menandatangani
laporan keuangan yang telah disusun oleh Fungsi Akuntansi SKPD.
16 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
3) Berita Acara Serah Terima;
4) Kuitansi;
5) Surat Perjanjian Kerja;
6) SP2D UP/GU/TU;
7) SP2D LS;
8) Surat Pernyataan PA tentang tanggungjawab PA terhadap laporan
keuangan SKPD.
3. Jurnal Standar
Akuntansi kewajiban di SKPD terdiri atas pencatatan atas
terjadinya utang dan pembayaran utang.Ketika SKPD melakukan suatu
transaksi pembelian barang dan jasa yang telah dilaksanakan dan
pelunasan belum dilakukan, PPK-SKPD akan mengakui adanya utang.
Pencatatan atas pengadaan/pembelian barang/jasa dapat dilakukan
dengan menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu: (1) Pendekatan Beban
dan (2) Pendekatan Aset.
A. Transaksi pengakuan terjadinya utang pada saat
pengadaan/pembelian ATK yang telah dilaksanakan dan pelunasan
belum dilakukan.
1) Jika menggunakan pendekatan beban, maka jurnal yang dibuat
oleh fungsi akuntansi SKPD adalah:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
17 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
3) Jika menggunakan pendekatan aset, maka jurnal yang dibuat
oleh fungsi akuntansi SKPD adalah:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Jurnal LRA
Jurnal LRA
18 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
XXX XXX XXX Utang Belanja Bahan Pakai Hahis XXX
XXX RK PPKD XXX
Jurnal LRA
Catatan :
Pengakuan adanya utang terkait dengan transaksi pembelian/pengadaan barang
dan jasa harus mempertimbangkan ketersediaan anggaran/dana untuk
menyelesaikan/membayar utang.
2.4 SISTEM AKUNTANSI KEWAJIBAN DI PPKD
Akuntansi kewajiban PPKDterdiri atas penerimaan utang, pembayaran
utang, dan reklasifikasi utang yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu : (1)
Akuntansi kewajiban, dan (2) akuntansi pembiayaan.
1.Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kewajiban di PPKD
terdiri atas : Fungsi Akuntansi PPKD, BUD dan PPKD.
a.Fungsi Akuntansi – PPKD
Dalam sistem akuntansi kewajiban, fungsi akuntansi pada PPKD
dengan memiliki tugas sebagai berikut:
1) Mencatat transaksi/kejadian investasi lainnya berdasarkan bukti-
bukti transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum;
2) memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam
Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek);
3) menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Perubahan SAL (LP-SAL), Laporan
Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca
dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
b. Bendahara Umum Daerah (BUD)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, BUD melakukan fungsi
mengadministrasi penerimaan utang, pembahayaran utang dan
reklasifikasi utang, sehingga BUD memiliki tugas:
4) menyiapkan dokumen transaksi penerimaan, pembayaran dan
reklasifikasi utang;
5) menyiapkan bukti memorial untuk pencatatan akuntansi oleh
Fungsi Akuntansi PPKD yang sebelumnya disahkan oleh Kepala
SKPKD.
19 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
c. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPKD memiliki tugas
menandatangani laporan keuangan Pemerintah Daerah sebelum
diserahkan kepada BPK.
2. Dokumen Yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kewajiban
PPKD antara lain:
a.Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Daerah;
b.Surat Perjanjian Utang;
c.Nota Kredit;
d.SP2D LS.
3. Jurnal Standar
20 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
2. Adanya peningkatan kapasitas sumber daya aparatur baik melalui
pembinaan dan pelatihan internal ataupun melalui peningkatan jenjang
pendidikan.
3. Semakin meningkatnya koordinasi antar SKPD dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi.
4. Semakin meningkatnya koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Propinsi serta instansi vertikal lainnya.
5. Dengan meningkatnya penyebarluasan informasi pentingnya membayar
pajak dan retribusi daerah, meningkatkan pula kesadaran masyarakat
untuk membayar pajak dan retribusi.
2.5.2 Faktor Penghambat Pencapaian Kinerja Keuangan
Faktor-faktor penghambat pencapaian kinerja keuangan adalah sebagai
berikut :
1. Terbatasnya sumber potensi Pendapatan Asli Daerah sehingga
peningkatan diupayakan melalui intensifikasi dan peningkatan kinerja
pemungutan oleh petugas.
2. Adanya ketidaksinkronan pedoman pelaksanaan baik dari pemerintah
pusat dan propinsi yang dikeluarkan setelah APBD ditetapkan. Hal ini
menghambat pelaksanaan kegiatan karena tidak sesuai dengan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD.
BAB III
3.1 Kasus
21 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Pada tanggal 23 Desember 2016, Kantor Kementerian Agama Kota Tujuh
De Ape membeli tanah seharga Rp10.000.000.000 yang di atasnya berdiri
bangunan senilai Rp5.000.000.000. Agar tanah tersebut siap digunakan
maka dikeluarkan lagi biaya untuk pembongkaran bangunan sebesar Rp
700.000.000,00, pematangan tanah Rp 200.000.000,00, dan balik nama
Rp 300.000.000. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi perolehan tanah
tersebut?
3.2 Solusi
Harga perolehan tanah ini adalah sebesar Rp11.200.000.000 terdiri dari:
Harga Tanah
Rp10.000.000.000
Biaya pembongkaran bangunan
Rp700.000.000
Biaya pematangan tanah
Rp200.000.000
Biaya balik nama
Rp300.000.000
Nilai Perolehan tanah
RP11.200.000.000
Jurnalnya:
Tanggal Uraian Debet Kredit
23/12/16 Tanah 11,2 milyar
Diinvestasikan dalam aset tetap 11,2 milyar
DAFTAR PUSTAKA
INDEKS
22 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
GLOSARIUM
23 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Laporan keuangan Pemerintah Daerah terutama digunakan untuk
membandingkanrealisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah
ditetapkan,menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi Pemerintah
Daerah
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama
periode tertentu
Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan
baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik
Akuntansi Pemerintahan adalah sebuah kegiatan jasa dalam rangka menyediakan
informasi kuantitatif terutama bersifat keuangan dari entitaspemerintah guna
pengambilan keputusan ekonomi.
Pendapatan LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah
Surplus/Defisit LRA adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA dan
belanja selama satu periode pelaporan.
24 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang yang
berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang
jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi
piutang jangka panjang dan utang jangka panjang.
Aktivitas Operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi.
25 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K