Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KEWAJIBAN PADA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Akuntansi Sektor Publik”

Dosen Pengampu :

Dr.H.Rd Dadan Ramdhani,SE.,M.Si.,Akt.,CA.

Disusun Oleh :

Dyah Syarof Sandiyanti (5552190123)

Neneng Sulistiawati (5552190087)

KELAS 5-C

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI.......................................................................................................i

DAFTAR TABEL..............................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................2

BAB II KONSEP................................................................................................3

2.1 Konsep Dasar Akuntansi Pemerintah...................................................3

2.1.1 Pengertian Akuntansi Pemerintah...................................................3

2.1.2 Lingkungan Akuntansi Pemerintahan.............................................3

2.1.3 Peranan Laporan Keuangan............................................................3

2.1.4 Tujuan Pelaporan Keuangan...........................................................4

2.1.5 Pemakai Laporan Keuangan...........................................................4

2.1.6 Komponen Laporan Keuangan.......................................................4

2.2 Definisi dan Klasifikasi.......................................................................14

2.2.1 Definisi Kewajiban.........................................................................14

2.2.2 Klasifikasi Kewajiban.....................................................................15

2.3 Sistem Akuntansi Kewajiban Di SKPD...............................................17

2.4 Sistem Akuntansi Kewajiban DI PPKD...............................................19

2.5 Faktor Pendukung Dan Penghambat Pencapaian Kinerja Keuangan...20

i|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


2.5.2 Faktor Penghambat Pencapaian Kinerja Keuangan........................21

BAB III KASUS DAN SOLUSI........................................................................22

3.1 Kasus........................................................................................................22
3.2 Solusi........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................23

INDEKS .............................................................................................................24

GLOSARIUM....................................................................................................25

ii | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Unsur – Unsur dari LRA............................................................................6

Tabel 2 Bagan Akun Standar Kewajiban..............................................................15

Tabel 3 Jurnal Standar...........................................................................................20

iii | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pelaporan Reaslisasi Anggaran Pemerintah........................................7

DAFTAR LAMPIRAN

iv | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting guna untuk mempe
roleh informasi mengenai posisi keuangan dan apa saja hasil-hasil yang telah
dicapai selamasetahun anggaran yang bersangkutan. Laporan keuangan tidak
hanya dibuat oleh perusahaan saja, melainkan setiap pemerintah
proinsi/kota/daerah beserta seluruh badan,dinas dan instansi pun harus
mampu membuat laporan keuangan. Jika dalam perusahaanmenggunakan
SAK (Standar Akuntansi Keuangan) sebagai pedoman penyusunan
laporankeungan, lain halnya dipemerintahan yang menggunakan SAP
(Standar AkuntansiPemerintahan) sebagai pedomannya. Pemerintah Daerah
diberikan wewenang untukmenyelenggarakan pengelolaan keungannya
sendiri,maka harus melakukan pertanggungjawaban atas segala wewenang
yang telah diberikan. Maka dengan itudiperlukannya standar pelaporan
keungan. Namun selain adanya SAP (Standar AkuntansiPemerintah) sebagai
pedoman, proses penyusunan laporan keungan harus dilakukansecara efekti
dan efisien, tepat waktu, cepat dan tentunya data yang dihasilkan harus
akurat.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umumuntuk
memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna.Mengingat
laporan keuangan pemerintah berperan sebagai wujud akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara, maka komponen laporan disajikan setidak-
tidaknya mencakup jenis laporan dan elemen informasi yang diharuskan oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan.
.Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional pemerintahan serta
posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik dan
memadaiapabila didasarkan pada basis akrual, namun apabila terdapat
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan penyajian
suatu laporankeuangan dengan basis kas, maka laporan keuangan dimaksud
wajib disajikan demikian.Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi
yang tercantumdi dalam laporan keuangan, pemerintah wajib
memeperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
untuk keperluan perencanaan, pengendalian,dan pengambilan keputusan.
Selanjutnya, pemerintah dapat menentukan bentuk dan jenis informasi
tambahan untuk kebutuhan sendiri di luar jenis informasi yang diatur dalam
kerangka konseptual ini maupun standar-standar akuntansi lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Konsep dasar akuntansi pemerintahan
2. Apa yang dimaksud dengan kewajiban dan bagaimana klasifikasinya?
3. Bagaimana sistem akuntansi kewajiban di SKPD?
4. Bagaimana sistem akuntansi kewajiban di SPPD?

1|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep dasar akuntansi pemerintahan
2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan kewajiban dan bagaimana
klasifikasinya?
3. Untuk mengetahui Bagaimana sistem akuntansi kewajiban di SKPD?
4. Untuk mengetahui Bagaimana sistem akuntansi kewajiban di SPPD?

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis ini dapat memberikan nilai tambah dalam ilmu pengetahuan
dan juga menambah pengalaman dalam membuat karya ilmiah serta
menambah wawasan penulis.
2. Bagi civitas akademika. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana
dalam mengembangkan serta mengimplementasikan pengetahuan yang
diperoleh dan pernah dipelajari sehubungan dengan Liabilities pada
Laporan Keuangan Pemerintahan.

2|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


BAB II
KONSEP

2.1 KONSEP DASAR AKUNTANSI PEMERINTAH


2.1.1 Pengertian Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi pemerintahan adalah sebuah kegiatan jasa dalam rangka
menyediakan informasi kuantitatif terutama bersifat keuangan dari
entitaspemerintah guna pengambilan keputusan ekonomi yang nalar dari
pihak-pihakberkepentingan atas berbagai alternatif tindakan (Halim,
2007). Menurut PP 58Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
sistem akuntansipemerintah merupakan serangkaian prosedur mulai dari
pengumpulan data,pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan posisi
keuangan dan operasikeuangan pemerintah daerah.
2.1.2 Lingkungan Akuntansi Pemerintahan
Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh
terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Ciri-
ciri pentinglingkungan pemerintah yang perlu dipertimbangkan dalam
menetapkan tujuanakuntansi dan pelaporan keuangan adalah sebagai
berikut:
Ciri Utama Struktur Pemerintahan dan Pelayanan yang diberikan;
1) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan
2) Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah
3) Pengaruh proses politik
4) Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah.
 
Ciri Keuangan Pemerintah yang penting bagi pengendalian
1) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal,
dansebagai alat pengendalian
2) Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkanpendapatan
3) Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk pengendalian
4) Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena digunakan dalam
operasional pemerintah.
2.1.3 Peranan Laporan Keuangan
Laporan keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk
menyediakaninformasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yangdilakukan oleh Pemerintah Daerah selama satu periode
pelaporan. Laporan keuangan Pemerintah Daerah terutama digunakan untuk
membandingkanrealisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah
ditetapkan,menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi
Pemerintah Daerah,dan membantu menentukan ketaatannya terhadap
peraturan perundang-undangan.Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban
untuk melaporkan upaya -  upaya yang telah dilakukan serta hasil yang

3|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


dicapai dalam pelaksanaan kegiatansecara sistematis dan terstruktur pada
suatu periode pelaporan
2.1.4 Tujuan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Pemerintah Daerah menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat
keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan:
1) menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode
berjalancukup untuk membiayai seluruh pengeluaran
2) menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber
dayaekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan
danperaturan perundang-undangan.
3) menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi
yangdigunakan dalam kegiatan Pemerintah Daerah serta hasil-hasil
yang telahdicapai.
4) menyediakan informasi mengenai bagaimana Pemerintah Daerah mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5) menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi
Pemerintah Daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal
dari pungutan pajakdan pinjaman
6) menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan
Pemerintah Daerah, apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
sebagai akibatkegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

2.1.5 Pemakai Laporan Keuangan


Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut :

1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya,


harga dan kualitas pelayanan yang diberikan.
2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui
keberadaan dan penggunaan dana yang telah diberikan. Pubik ingin
mengetahui apakah pemerintah melakukan ketaatan fiscal dan ketaatan pada
peraturan perundang-undangan atas pengeluaran yang dilakukan.
3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung tingkat
resiko likuiditas (rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan
memenuhi kewajiban jangka pendek), dan solvabilitas (rasio yang digunakan
untuk menilai kemampuan memenuhi kewajiban jangka panjang).
4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk
melakukan fungsi pengawasan, pencegahan terjadinya laporan yang bias atas
kondisi keuangan pemerintah, dan penyelewengan keuangan negara.
5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen sistem
informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian
organisasi pengukuran kinerja, dan membandingkan kinerja organisasi antar
kurun waktu dan dengan organisasi lain yang sejenis.
6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.

4|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


2.1.6 Komponen Laporan Keuangan
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan
pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap
APBN/APBD. LRA disusun dan disajikan dengan menggunakan
basis akuntansi kas. Laporan Realisas Anggaran menyajikan
sekurang-kurangnya unsur Pendapatan LRA, Belanja, Transfer,
Surplus/Defisit LRA, Pembiayaan, Sisa lebih/kurang pembiayaan
anggaran.
a. Pendapatan LRA
Pendapatan LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas
Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi
hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah. Akuntansi dan pembukuan pendapatan dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan
bruto dan tidak mencatat jumlah netonya. Contoh pendapatan
yaitu: pendapatan asli daerah, pendapatan pajak, pendapatan
retribusi, pendapatan dari transfer masuk dari entitas pemerintah,
dan lain lain pendapatan yang sah. Pendapatan diukur dengan
mata uang rupiah pada saat kas. diterima apabila pendapatan
diukur dengan mata uang asing, maka harus dikonversi ke dalam
mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah BI pada saat
terjadinya pendapatan.
b. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja dibagi
kedalam tiga golongan yaitu belanja operasi, belanja modal, dan
belanja lain-lain. Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran
untuk kegiatan sehari- hari pemerintah pusat/daerah yang
memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain
meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran
untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal
meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung
dan bangunan, peralatan, aset tak berwujud. Belanja lain-lain/tak
terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran
tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah.
c. Transfer
Transfer dibedakan menjadi dua jenis. Transfer masuk adalah

5|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya
penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana
bagi hasil dari pemerintah provinsi.Transfer keluar adalah
pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain
seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat dan
dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.
d. Surplus/Defisit LRA
Surplus/Defisit LRA adalah selisih lebih/kurang antara
pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan.
e. Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan
surplus anggaran.Penerimaan pembiayaan antara lain dapat
berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara,
pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk
pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman
kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Penerimaan pembiayaan dikurangi pengeluaran pembiayaan
adalah pembiayaan neto.
f. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA)
adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan
pengeluaran APBN/APBD selama satu periode pelaporan.
Unsur-unsur dari LRA dapat digambar dalam tabel di bawah
ini:

Tabel 1 . Unsur-unsur dari LRA


a. Pendapatan Rp. xxx
b. Belanja Rp. xxx
c. Surplus (Defisit) = (a-b) Rp. xxx
d. Pembiayaan (Neto) Rp. xxx
e. Sisa lebih/kurang pembiayaan Rp. xxx
anggaran = c+d

6|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Gambar 1.

Pealporan Realisasi Anggaran Pemerintah

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih


LP-SAL dimaksudkan untuk memberikan ringkasan atas
pemanfaatan saldo anggaran dan pembiayaan pemerintah, sehingga suatu
entitas pelaporan harus menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur
yang terdapat dalam LP-SAL dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Struktur LP-SAL baik pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan secara 24
komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:
a. Saldo Anggaran Lebih Awal
b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih
c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Tahun berjalan
d. Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya
e. Lain-lain
f. Saldo Anggaran Lebih Akhir
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Neraca
merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal
pelaporan. Neraca disusun dengan sistem sentralisasi dan desentralisasi.
Dengan sistem sentralisasi, neraca disusun secara terpusat oleh bagian
akuntansi suatu entitas pelaporan. Sedangkan dengan desentralisasi neraca

7|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


disusun oleh entitas-entitas akuntansi yang kemudian digabung oleh
entitas pelaporan.
Pada pemerintah daerah, SKPD merupakan entitas akuntansi
yang berkewajiban menyusun laporan keuangan yang akan digabungkan
oleh SKPKD menjadi Neraca Daerah. Penggabungan tersebut dilakukan
dengan menjumlahkan akun-akun neraca SKPD dan SKPKD serta
mengeliminasi akun-akun timbal balik. Neraca terdiri dari aset,
kewajiban, dan ekuitas dana (net asset). Ekuitas dana merupakan selisih
dari aset setelah dikurangi kewajiban, atau dalam persamaan akuntansi
dapat dirumuskan:
Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana
a) Aset
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset
adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik
langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional
pemerintah, berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja
bagi pemerintah.
Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar.
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan
segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau
dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut
diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.
Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka
pendek, piutang, dan persediaan. Aset nonlancar mencakup aset
yang bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud yang
digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan
pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum.
Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka
panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset lainnya. Investasi
jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan
maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial
dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi
jangka panjang meliputi investasi nonpermanen dan permanen.
Investasi nonpermanen antara lain investasi dalam Surat Utang
Negara, penyertaan modal dalam proyek pembangunan, dan
investasi nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain
penyertaan modal pemerintah dan investasi permanen lainnya.
Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan
konstruksi dalam pengerjaan. Aset nonlancar lainnya
diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam aset lainnya
adalah aset tak berwujud dan aset kerja sama (kemitraan).
(a) Pengakuan Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa
depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai

8|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset diakui
pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah.
(b) Pengukuran Aset
Pengukuran asset adalah sebagai berikut :
 Kas dicatat sebesar nilai nominal.
 Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan
 Piutang dicatat sebesar nilai nominal dan diakui pada saat
timbulnya hak atas piutang tersebut
 Persediaan dicatat sebesar: Biaya Perolehan apabila
diperoleh dengan pembelian. Biaya Standar apabila
diperoleh dengan memproduksi sendiri. Nilai wajar apabila
diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
 Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan
termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk
memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut
 Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila
penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan
tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada
nilai wajar pada saat perolehan.
 Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang
asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal
neraca.
b) Kewajiban
Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah
mempunyai kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya
mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang
akan datang. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi
pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa
lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain
karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat,
lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga
internasional.
Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan
pegawai yang bekerja pada pemerintah atau dengan pemberi jasa
lainnya. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum
sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan
perundang- undangan. Kewajiban dikelompokkan kedalam
kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang
diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah
tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka panjang adalah kelompok kewajiban yang
penyelesaiannya dilakukan setelah 12 (dua belas) bulan sejak
tanggal pelaporan.

9|AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


(c) Pengakuan Kewajiban
 Dibukukan sebesar nilai nominal
 Kewajiban diakui pada saat dana tersebut diterima
(d) Pengukuran Kewajiban
 Utang dicatat dalam Rupiah
 Kewajiban dalam valuta asing dionversi berdasarkan Nilai kurs
c) Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan.
Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada
Laporan Perubahan Ekuitas. Dalam laporan keuangan pemerintah
ekuitas lebih dikenal dengan ekuitas dana. Ekuitas Dana dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
(a) Ekuitas Dana LancarEkuitas dana lancer merupakan
selisih antara jumlah asset lancer dengan jumlah nilai
utang lancer. Ekuitas dana lancer terdiri atas Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran (SiLPA), Cadangan untuk Piutang.
Cadangan untuk persediaan dan dana yang harus
disediakan untuk pembayaran kewajiban lancar.
(b) Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas dana investasi merupakan selisih antara
jumlah nilai investasi jangka panjang, asset tetap,
asset lainnya (tidak termasuk dana cadangan) dengan
jumlah nilai kewajiban jangka panjang. Ekuitas dana
yang diinvestasikan meliputi dana yang diinvestasikan
dalam investasi permanen, diinvestasikan dalam asset
tetap, mengurangi (contra account) dengan dana yang
harus disediakan untuk kewajiban jangka panjang.
(c) Ekuitas Dana Cadangan
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan
pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya sesuai peraturan perundang-
undangan.

4. Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi
yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu
periode pelaporan.
Tujuan pelaporan operasi adalah memberikan informasi tentang
kegiatan operasional keuangan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO,
beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan. Unsur
yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari
pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing- masing

10 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.Pendapatan-LO diakui pada saat:
 Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-
undangan diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih
pendapatan.
 Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai imbalan atas suatu
pelayanan yang telah selesai diberikan berdasarkan peraturan
perundang-undangan, diakui pada saat timbulnya hak untuk
menagih imbalan.
b. Beban
Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. Beban diakui pada saat :
 timbulnya kewajiban, Saat timbulnya kewajiban adalah saat
terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti
keluarnya kas dari kas umum negara/daerah. Contohnya tagihan
rekening telepon dan rekening listrik yang belum dibayar
pemerintah.
 Terjadinya konsumsi aset, Yang dimaksud dengan terjadinya
konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang
tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas
dalam kegiatan operasional pemerintah.
 terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa, Contoh
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan
atau amortisasi.
c. Transfer
Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran
uang dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan
lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d. Pos Luar Biasa
Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar
biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan
merupakan operasi biasa,tidak diharapkan sering atau rutin terjadi,
dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu
dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan non operasional.
Termasuk dalam pendapatan/beban dari kegiatan non operasional
antara lain surplus/defisit penjualan aset non lancar, surplus/defisit
penyelesaian kewajiban jangka panjang, dan surplus/defisit dari
kegiatan non operasional lainnya.

5. Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan
dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang

11 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir
kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi
mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama
suatu periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal
pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan
pengambilan keputusan.
a. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran  kas
yang ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu
periode akuntansi. Jika suatu entitas pelaporan mempunyai surat
berharga yang sifatnya sama dengan persediaan, yang dibeli untuk
dijual, maka perolehan dan penjualan surat berharga tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
b. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan  dan pengeluaran
kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta
investasi lainnya yang tidak termasuk dalam setara  kas.
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan  penerimaan  dan
pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber
daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung
pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang.
Arus masuk kas dari aktivitas investasi terdiri dari:
  Penjualan Aset Tetap
  Penjualan Aset Lainnya
  Pencairan Cadangan  Dana
  Penerimaan dari  Divestasi
Penjualan investasi dalam bentuk sekuritas Arus masuk kas
dari aktivitas investasi terdiri  dari:
  Perolehan Aset Tetap
  Perolehan Aset Lainnya
  Pembentukan Dana  Cadangan
  Penyertaan Modal  Pemerintah
c. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang yang berhubungan dengan pemberian piutang
jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka panjang yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi  piutang 
jangka panjang dan utang jangka panjang.
Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan penerimaan
dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan perolehan atau
pemberian pinjaman jangka panjang.
d. Aktivitas Transitors

12 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Arus kas dari aktivitas transitoris mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi
pendapatan, beban, dan pendanaan pemerintah. Arus kas dari
aktivitas transitoris antara lain transaksi.
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), pemberian/penerimaan
kembali uang  persediaan  kepada/dari bendahara pengeluaran,
serta kiriman uang. PFK menggambarkan kas yang berasal dari
jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah
Membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya
potongan Taspen dan Askes. Kiriman uang menggambarkan
mutasi kas antar rekening kas umum negara/daerah.

6. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan
atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang
dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang- 39 kurangnya pos- pos:
a. Ekuitas Awal
b. Surplus/deficit-LO pada periode bersangkutan
c.   Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas,
yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan
oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan  mendasar.
d.  Ekuitas Akhir

7. Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif  atau 
rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi
Anggaran,  Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan
Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang
dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan
dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan
serta ungkapan- ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian
laporan keuangan secara wajar.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Mengungkapkan informasi umum tentang Entitas Pelaporan  dan
Entitas akuntansi
b.  Menyajikan informasi tentang kebijakan fiscal/keuangan dan
ekonomi makro

13 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
c. Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun
pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target
d. Menyajikan infromasi tentang dasar penyusunan laporan  keuangan 
dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lainnya
e.   Menyajikan rincian dan penjelasan masing masing pos yang
disajikan pada lembar muka laporan keuangan
f.    Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintah yang belum disajikan dalam lembar
muka laporan keuangan
g. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar yang tidak disajikan dalam lembar muka
laporan  keuangan.

2.2 DEFINISI DAN KLASIFIKASI


2.2.1 Definisi Kewajiban
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Lampiran I
PSAP Nomor 09 tentang Kewajiban menjelaskan bahwa kewajiban adalah
utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
Kewajiban pemerintah daerah dapat muncul akibat melakukan pinjaman
kepada pihak ketiga, perikatan dengan pegawai yang bekerja pada
pemerintahan, kewajiban kepada masyarakat, alokasi/realokasi
pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban kepada pemberi jasa.
Kewajiban bersifat mengikat dan dapat dipaksakan secara hukum sebagai
konsekuensi atas kontrak atau peraturan perundang-undangan.
Sistem akuntansi kewajiban yang diatur dalam modul ini terdiri
atas sistem akuntansi kewajiban di SKPD dan sistem akuntansi kewajiban
di PPKD. Sistem akuntansi kewajiban adalah suatu proses yang dimulai
dari pembelian/pengadaan barang/jasa (secara kredit) yang dibuktikan
dengan dokumen yang sah sampai kepada proses
penyelesaian/pembayaran utang yang bersangkutan. Kewajiban
merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah daerah. Kewajiban pemerintah daerah dapat muncul akibat
melakukan pinjaman kepada pihak ketiga, perikatan dengan pegawai yang
bekerja pada pemerintahan, kewajiban kepada masyarakat,
alokasi/realokasi pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban kepada
pemberi jasa. Kewajiban bersifat mengikat dan dapat dipaksakan secara
hukum sebagai konsekuensi atas kontrak atau peraturan perundang-
undangan.
2.2.2 Klasifikasi Kewajiban

14 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Kewajiban dikategorisasikan berdasarkan waktu jatuh tempo
penyelesaiannya, yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang. Pos-pos kewajiban menurut PSAP Berbasis Akrual Nomor 09
tentang Kewajiban antara lain:
A. Kewajiban Jangka Pendek

Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan


dibayar dalam waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal
pelaporan. Kewajiban jangka pendek antara lain utang transfer
pemerintah daerah, utang kepada pegawai, utang bunga, utang
jangka pendek kepada pihak ketiga, utang Perhitungan Fihak
Ketiga (PFK), dan bagian lancar utang jangka panjang.
B. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan


dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
pelaporan. Selain itu, kewajiban yang akan dibayar dalam waktu 12
bulan dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika:
1) jangka waktu aslinya adalah untuk periode lebih dari 12 bulan
2) entitas bermaksud untuk mendanai kembali (refinance)
kewajiban tersebut atas dasar jangka panjang
3) maksud tersebut didukung dengan adanya suatu perjanjian
pendaan kembali (refinancing), atau adanya penjadwalan
kembali terhadap pembayaran, yang diselesaikan sebelum
pelaporan keuangan disetujui.
Tabel 2. Bagan Akun Standar kewajiban

Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)


Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Belanja
Utang Jangka Pendek Lainnya
Kewajiban Jangka Panjang Utang Dalam Negeri
Utang Jangka Panjang Lainnya

2.3 SISTEM AKUNTANSI KEWAJIBAN DI SKPD


Akuntansi Kewajiban di SPKD terdiri atas penerimaan utang pembayaran utang
khususnya utang jangka pendek.
1. Pihak-pihak Terkait

15 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kewajiban si SKPD
terdiri atas: PPTK, PPK-SKPD dan PPKD.
a. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPTK melaksanakan fungsi untuk
pengadaan barang/jasa kegiatan, dengan memiliki tugas sebagai berikut:
1) melakukan pembelian/pengadaan barang/jasa berdasarkan
kebutuhan kegiatan dengan menggunakan nota pesanan/
dokumen lain yang dipersamakan;
2) menerima barang berdasarkan nota pesanan dengan dibuktikan
dengan Berita Acara Serah Terima Barang (BAST);
3) menyiapkan dokumen pembayaran.
b. Pejabat Penatausahaan Keuangan - SKPD
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPK-SKPD melaksanakan
fungsi akuntansi pada SKPD dengan memiliki tugas sebagai
berikut:
4) mencatat transaksi/kejadian investasi lainnya berdasarkan bukti-
bukti transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum;
5) memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam
Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek);
6) menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
c. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPKD terlibat dalam hal
pengadaan barang/jasa oleh SKPD dilakukan dengan mekanisme
pembayaran LS, sehingga fungsi akuntansi PPKD memiliki tugas:
7) Menyampaikan dokumen transaksi yang dilakukan dengan
mekanisme LS kepada SKPD;
8) Melakukan pengecekan terhadap transaksi konsolidasi antara
PPKD dan SKPD untuk meyakinkan kebenaran pencatatan yang
dilakukan oleh fungsi akuntansi SKPD.
d. Pengguna Anggaran (PA / KPA)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PA/KPA menandatangani
laporan keuangan yang telah disusun oleh Fungsi Akuntansi SKPD.

2. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kewajiban antara


lain:
1) Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Daerah;
2) Nota Pesanan;

16 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
3) Berita Acara Serah Terima;
4) Kuitansi;
5) Surat Perjanjian Kerja;
6) SP2D UP/GU/TU;
7) SP2D LS;
8) Surat Pernyataan PA tentang tanggungjawab PA terhadap laporan
keuangan SKPD.
3. Jurnal Standar
Akuntansi kewajiban di SKPD terdiri atas pencatatan atas
terjadinya utang dan pembayaran utang.Ketika SKPD melakukan suatu
transaksi pembelian barang dan jasa yang telah dilaksanakan dan
pelunasan belum dilakukan, PPK-SKPD akan mengakui adanya utang.
Pencatatan atas pengadaan/pembelian barang/jasa dapat dilakukan
dengan menggunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu: (1) Pendekatan Beban
dan (2) Pendekatan Aset.
A. Transaksi pengakuan terjadinya utang pada saat
pengadaan/pembelian ATK yang telah dilaksanakan dan pelunasan
belum dilakukan.
1) Jika menggunakan pendekatan beban, maka jurnal yang dibuat
oleh fungsi akuntansi SKPD adalah:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Beban ATK XXX

XXX Utang Belanja Bahan Pakai Hahis XXX

Jurnal LO atau Neraca

2) Jika menggunakan pendekatan aset, maka jurnal yang dibuat


oleh fungsi akuntansi SKPD adalah:
Jurnal LO atau Neraca
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Persediaan Alat Tulis Kantor XXX

XXX Utang Belanja Bahan Pakai Hahis XXX

a. Transaksi pembayaran utang pada saat dilakukan


pembayaran/pelunasan dengan asumsi menggunakan mekanisme
UP/GU, maka jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPD
adalah:

17 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
3) Jika menggunakan pendekatan aset, maka jurnal yang dibuat
oleh fungsi akuntansi SKPD adalah:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit

XXX XXX XXX Utang Belanja Bahan Pakai Hahis XXX

XXX Kas di Bendahara Pengeluaran XXX


Jurnal LO atau Neraca

Jurnal LRA

Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit


XXX XXX XXX Belanja ATK XXX
XXX Perubahan SAL XXX
Jika menggunakan pendekatan aset, maka jurnal yang dibuat oleh fungsi
akuntansi SKPD adalah:

Jurnal LO atau Neraca


Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
XXX XXX XXX Utang Belanja Bahan Pakai Hahis XXX
XXX Kas di Bendahara Pengeluaran XXX

Jurnal LRA

Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit


XXX XXX XXX Belanja ATK XXX*)
XXX Perubahan SAL XXX*)
*) Pengakuan nilai belanja ditentukan berdasarkan metode
pencatatan yang dilakukan. Apakah menggunakan metode
perpetual atau metode periodik
Perlakuan Metode Perpetual maupun Metode Periodik dibahas
dalam Modul PERSEDIAAN

B. Transaksi pembayaran utang pada saat dilakukan


pembayaran/pelunasan dengan asumsi menggunakan mekanisme
LS, maka jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPD adalah:
Jurnal LO atau Neraca

Tanggal Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening

18 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
XXX XXX XXX Utang Belanja Bahan Pakai Hahis XXX
XXX RK PPKD XXX

Jurnal LRA

Tanggal Nomor Kode Uraian Debit Kredit


Bukti Rekening
XXX XXX XXX Belanja ATK XXX
XXX Perubahan SAL XXX

Catatan :
Pengakuan adanya utang terkait dengan transaksi pembelian/pengadaan barang
dan jasa harus mempertimbangkan ketersediaan anggaran/dana untuk
menyelesaikan/membayar utang.
2.4 SISTEM AKUNTANSI KEWAJIBAN DI PPKD
Akuntansi kewajiban PPKDterdiri atas penerimaan utang, pembayaran
utang, dan reklasifikasi utang yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu : (1)
Akuntansi kewajiban, dan (2) akuntansi pembiayaan.
1.Pihak-Pihak Terkait
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi kewajiban di PPKD
terdiri atas : Fungsi Akuntansi PPKD, BUD dan PPKD.
a.Fungsi Akuntansi – PPKD
Dalam sistem akuntansi kewajiban, fungsi akuntansi pada PPKD
dengan memiliki tugas sebagai berikut:
1) Mencatat transaksi/kejadian investasi lainnya berdasarkan bukti-
bukti transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum;
2) memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam
Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek);
3) menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Perubahan SAL (LP-SAL), Laporan
Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Neraca
dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
b. Bendahara Umum Daerah (BUD)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, BUD melakukan fungsi
mengadministrasi penerimaan utang, pembahayaran utang dan
reklasifikasi utang, sehingga BUD memiliki tugas:
4) menyiapkan dokumen transaksi penerimaan, pembayaran dan
reklasifikasi utang;
5) menyiapkan bukti memorial untuk pencatatan akuntansi oleh
Fungsi Akuntansi PPKD yang sebelumnya disahkan oleh Kepala
SKPKD.

19 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
c. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD)
Dalam sistem akuntansi kewajiban, PPKD memiliki tugas
menandatangani laporan keuangan Pemerintah Daerah sebelum
diserahkan kepada BPK.
2. Dokumen Yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kewajiban
PPKD antara lain:
a.Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Daerah;
b.Surat Perjanjian Utang;
c.Nota Kredit;
d.SP2D LS.
3. Jurnal Standar

Tabel 3. Jurnal Standar


PENCATATAN OLEH PPKD
No Transaksi
Uraian Debit Kredit
Kas di Kas Daerah xxx
Saat penerimaan Kewajiban Jangka Panjang xxx
1
pembiayaan Perubahan SAL xxx
Penerimaan Pembiayaan xxx
Beban Bunga xxx
Saat Pembayaran Kas di Kas Daerah xxx
2
Bunga Kewajiban Bunga Utang xxx
Perubahan SAL xxx
Kewajiban Jangka Panjang xxx
Saat Pelunasan Kas di Kas Daerah xxx
3
Kewajiban Pengeluaran Pembiayaan xxx
Perubahan SAL xxx
Kewajiban Jangka Panjang xxx
4 Saat reklasifikasi Bagian Lancar Kewajiban Jangka xxx
Panjang

2.5 FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENCAPAIAN


TARGET KINERJA KEUANGAN

2.5.1 Faktor Pendukung Pencapaian Kinerja Keuangan


Faktor-faktor pendukung pencapaian kinerja keuangan adalah sebagai
berikut :
1. Adanya perbaikan sistem kerja dan sarana serta prasarana yang
mendukung pencapaian target kinerja.

20 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
2. Adanya peningkatan kapasitas sumber daya aparatur baik melalui
pembinaan dan pelatihan internal ataupun melalui peningkatan jenjang
pendidikan.
3. Semakin meningkatnya koordinasi antar SKPD dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi.
4. Semakin meningkatnya koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Propinsi serta instansi vertikal lainnya.
5. Dengan meningkatnya penyebarluasan informasi pentingnya membayar
pajak dan retribusi daerah, meningkatkan pula kesadaran masyarakat
untuk membayar pajak dan retribusi.
2.5.2 Faktor Penghambat Pencapaian Kinerja Keuangan
Faktor-faktor penghambat pencapaian kinerja keuangan adalah sebagai
berikut :
1. Terbatasnya sumber potensi Pendapatan Asli Daerah sehingga
peningkatan diupayakan melalui intensifikasi dan peningkatan kinerja
pemungutan oleh petugas.
2. Adanya ketidaksinkronan pedoman pelaksanaan baik dari pemerintah
pusat dan propinsi yang dikeluarkan setelah APBD ditetapkan. Hal ini
menghambat pelaksanaan kegiatan karena tidak sesuai dengan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD.

BAB III

KASUS DAN SOLUSI

3.1 Kasus

21 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Pada tanggal 23 Desember 2016, Kantor Kementerian Agama Kota Tujuh
De Ape membeli tanah seharga Rp10.000.000.000 yang di atasnya berdiri
bangunan senilai Rp5.000.000.000. Agar tanah tersebut siap digunakan
maka dikeluarkan lagi biaya untuk pembongkaran bangunan sebesar Rp
700.000.000,00, pematangan tanah Rp 200.000.000,00, dan balik nama
Rp 300.000.000. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi perolehan tanah
tersebut?

3.2 Solusi
Harga perolehan tanah ini adalah sebesar Rp11.200.000.000 terdiri dari:
 Harga Tanah
Rp10.000.000.000
 Biaya pembongkaran bangunan
Rp700.000.000
 Biaya pematangan tanah
Rp200.000.000
 Biaya balik nama
Rp300.000.000
Nilai Perolehan tanah
RP11.200.000.000
Jurnalnya:
Tanggal Uraian Debet Kredit
23/12/16 Tanah 11,2 milyar
Diinvestasikan dalam aset tetap 11,2 milyar

DAFTAR PUSTAKA

INDEKS

22 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
GLOSARIUM

Laporan Keuangan adalah hal yang sangat penting guna untuk memperoleh


informasi mengenai posisi keuangan dan apa saja hasil-hasil yang telah dicapai
selamasetahun anggaran yang bersangkutan.

23 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Laporan keuangan Pemerintah Daerah terutama digunakan untuk
membandingkanrealisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah
ditetapkan,menilai kondisi keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi Pemerintah
Daerah
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama
periode tertentu
Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan
baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik 
Akuntansi Pemerintahan adalah sebuah kegiatan jasa dalam rangka menyediakan
informasi kuantitatif terutama bersifat keuangan dari entitaspemerintah guna
pengambilan keputusan ekonomi.
Pendapatan LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah
Surplus/Defisit LRA adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA dan
belanja selama satu periode pelaporan.

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau


pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal
dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
Laporan Operasional adalah menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode
pelaporan
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam
waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam
waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tujuan pelaporan operasi adalah memberikan informasi tentang kegiatan
operasional keuangan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan
surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan.

24 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang yang
berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang
jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi 
piutang  jangka panjang dan utang jangka panjang.
Aktivitas Operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran  kas yang ditujukan
untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi.

25 | A K U N T A N S I S E K T O R P U B L I K

Anda mungkin juga menyukai