Anda di halaman 1dari 16

Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik


Dosen Pengampu: Agus Kurniawan, S.E., M.S.Ak.

Disusun Oleh Kelompok 7:

1. Ananda Elsa Pratiwi 2151030120


2. Ana Nurmitasari 2151030255
3. Charla Gutri Santika 2151030135

4. Sindi Lorenza 2151030236

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillah segala puji bagi allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga tugas penulisan makalah mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi


besar nabi Muhammad saw. Yang senantiasa kita nantikan syafa’atnya di
dunia dan di yaumul qiyamah nanti.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi


Sektor Publik. Selain itu, tugas makalah ini bertujuan untuk menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan tentang Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD semoga kami berharap pembaca mendapatkan sudut pandang baru
setelah membaca makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan


terutama pada bagian isi. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun
motivasi yang menjadikan evaluasi bagi kami dalam pembuatan makalah
selanjutnya. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata semoga makalah


ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, 15 Oktober 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Kerangka Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD ........................... 3

B. Istilah Laporan Keuangan SKPD ................................................................ 4

C. Jenis-jenis Laporan Keuangan SKPD ......................................................... 5

D. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD ....................... 6

E. Tahap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD ............................................ 7

BAB III ............................................................................................................. 12

PENUTUP......................................................................................................... 12

A. Kesimpulan............................................................................................. 12

B. Saran ...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan proses akhir dari aktifitas akuntansi pada
sebuah entitas perusahaan maupun entitas nirlaba, laporan keuangan
merupakan unsur penting dari proses akuntansi pertanggungjawaban segala
aktifitas dan kegiatan pelaksana ekonomi pada suatu periode akuntansi yang
berfungsi untuk menggambarkan aktifitas kinerja keuangan pada suatu entitas
pelaporan yang sedang berjalan. Menurut Kasmir (2012: 50), laporan
keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan entitas usaha
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Pada pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah membentuk suatu


pelaporan keuangan pada Instansinya berguna untuk pertanggungjawaban dari
setiap kegiatan dalam penggunaan unsur ekonomi (dana) dalam kegiatan
perekonomian pembangunan, perbaikan, dan peningkatan prasarana
kepentingan publik pada pemerintahan. Adanya pencanangan sistem
Transparansi dan Akuntabilitas dalam pemerintahan utamanya dalam laporan
keuangan yang dihasilkan, maka pemerintahan dituntut harus lebih aktif dalam
menyediakan informasi bidang akuntansi pelaporan keuangan sehingga setiap
informasi yang dikeluarkan oleh pemerintahan dapat mudah dilihat dan
digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk menilai hasil kinerja pada
sistem akuntansi keuangan pemerintahan apakah telah berjalan dengan baik
dan suda sesuai dengan kaidah yang ada dalam prinsip akuntansi yang sedang
diterapkan dalam pemerintahan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Kerangka Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD?
2. Apa Istilah Laporan Keuangan SKPD?
3. Apa Jenis-jenis Laporan Keuangan SKPD?
4. Apa Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Kerangka Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD.
2. Untuk Mengetahui Istilah Laporan Keuangan SKPD.
3. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Laporan Keuangan SKPD.
4. Untuk Mengetahui Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kerangka Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Hal yang paling mendasar dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan


adalah penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Dalam penyusunan
laporan keuangan pemerintah daerah diharapkan selalu berpedoman pada
standar yang telah ditentukan.Mengacu dengan amanat UU no.17 tahun 2003
tentang keuangan negara, pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah
nomor 24 Tahun 2005 yang kemudian digantikan dengan peraturan
pemerintah nomor 71 Tahun 2010 mengenai standar akuntansi pemerintah
(SAP). PP no.71 tahun 2010 merupakan pedoman dalam proses penyusunan
dan menyajikan laporankeuangan pemerintah dan merupakan syarat mutlak
yang harus dijadikan pedoman dalam penyusunan agar kualitas laporan
keuangan pemerintah di Indonesia dapat ditingkatkan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pasal 1 ayat (3)


tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) didukung dengan
Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 pasal 1 ayat (3) tentang penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual pada pemerintah
daerah, standar akuntansi pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAP
adalah prinsip prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah. Menurut Fakhrurazi (2010)
manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya SAP adalah laporan keuangan
yang dihasilkan dapat memberikan informasi keuangan yang terbuka, jujur,
dan menyeluruh kepada stakeholders. Selain itu, dalam lingkup manajemen
dapat memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas
aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah.

Dengan diterbitkannya PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan (SAP) yang akan digunakan untuk menghasilkan suatu laporan

3
keuangan yang andal dan dapat dijadikan pijakan dalam pengambilan
keputusan dan diharapkan dapat menjadi acuan, patokan serta standar untuk
diterapkan dalam lingkup pemerintahan, yaitu pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah
yang wajib untuk menyajikan laporan keuangan agar lebih terciptanya
akuntabilitas dan transparansi dari pengelolaan keuangan daerah tersebut.

Peraturan ini menjadi pedoman yang harus ditaati oleh setiap Daerah
Otonom Kabupaten/Kota maupun Provinsi dalam menyajikan laporan
keuangan berbasis akrual pada pemerintah daerahnya. Dalam hal ini
pemerintah kota kendari sebagai pengguna anggaran juga wajib membuat
laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kewenangan yang
dilaksanakannya sesuai PP No. 71 Tahun 2010 dan Permendagri No. 64 Tahun
2013 tentang penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada
pemerintah daerah.1

B. Istilah Laporan Keuangan SKPD

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unit pemerintahan di


lingkungan Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran, yang dapat
berbentuk dinas, badan, dan kantor ataupun satuan. Sebagai pengguna
anggaran, SKPD harus menyelenggarakan sistem akuntansi guna
menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penggunaan anggaran yang dikelolanya.

Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) merupakan bagian dari pemerintah


daerah yang melaksanakan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik, baik
secara langsung ataupun tidak. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi
(tupoksi)-nya tersebut, SKPD diberikan alokasi dana (anggaran) dan
barang/aset yang dibutuhkan. Oleh karena itu, kepala SKPD disebut juga

1
Muhammad Rajab, Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Dalam
Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Kendari, Vol. 3, Journal of Economic and
Business, December 2020, 82.

4
Pengguna Anggaran (PA) dan Pengguna Barang (PB). Selaku Pemegang
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKPKD), kepala daerah
(Gubernur,Bupati, Walikota) yang mendelegasikan sebagian kewenangannya
kepadakepala SKPD, pada akhirnya akan meminta kepala SKPD membuat
pertanggungjawaban atas kewenangan yang dilaksanakannya.

Bentuk pertanggung jawaban tersebut bukanlah SPJ (surat


pertanggungjawaban), tetapi berupa laporan keuangan. Laporan keuangan
yang disusun oleh SKPD adalahLaporan Realisasi Anggaran (LRA) sebagai
pertanggungjawaban kepala SKPD selaku PA dan Neraca selaku PB. Oleh
karena kepala SKPD bukanlah pengguna uang/kas, maka kepala SKPD tidak
perlu menyusun Laporan Arus Kas.

Dengan demikian, penyebutan SKPD selaku entitas akuntansi(accounting


entity) pada dasarnya untuk menunjukkan bahwa SKPD melaksanakan proses
akuntansi untuk menyusun laporan keuangan yang akan disampaikan kepada
kepala daerah sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
daerah (yang mencakup anggaran dan barang, diiringidengan dana yang
dikelola oleh bendahara selaku pejabat fungsional).Pertanggungjawaban atas
uang/kas yang ada di SKPD dilakukan oleh bendahara pengeluaran selaku
pejabat fungsional (pasal 14 Per mendagri13/2006) ke perbendaharaan.
Artinya, selain membuat pertanggungjawaban administratif kepada kepala
SKPD, bendahara juga menyampaikan pertanggungjawaban fungsional
kepada Bendahara Umum Daerah (BUD).

Halini sejalan dengan yang dinyatakan dalam UU 1/2004 tentang


perbendaharaan bahwa bendahara bertanggungjawab secara pribadi atas
seluruh pengeluaran yang dilakukannya. SKPD diwajibkan menyusun aporan
keuangan yang terdiri dari LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan
Keuangan.2

2
Anisa Amisepti, “Peran SKPD dalam Menghasilkan Laporan Keuangan Daerah yang Kredibel
dan Akuntabel” https://bpkd.lhokseumawekota.go.id/article-peran-skpd-dalam-menghasilkan-
laporan-keuangan-daerah-yang-kredibel-dan-akuntabel.html, diakses pada tanggal Senin, 16
Oktober 2023.

5
C. J enis-jenis Laporan Keuangan SKPD

Jenis laporan keuangan yang dihasilkan ditentukan oleh jenis entitas


pelaporan serta periode pelaporan. Untuk laporan periode bulanan, triwulanan,
dan semesteran, SKPD wajib menyerahkan laporan keuangan berupa Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO) dan Laporan Realisasi
Pendapatan (khusus bagi SKPD penghasil) kepada SKPKD. Sedangkan
SKPKD diwajibkan untuk menyusun Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Operasional (LO) dan Laporan Arus Kas (LAK).

Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh SKPD sebagai entitas akuntansi


berupa:

a) Laporan Realisasi Anggaran SKPD;

b) Neraca SKPD;

c) Laporan Operasional;

d) Laporan Perubahan Ekuitas; dan

e) Catatan Atas Laporan Keuangan SKPD. 3

D. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja


Perangkat Daerah

Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (LK-SKPD)


dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh SKPD selama satu
periode pelaporan. Disamping itu, Laporan Keuangan SKPD juga digunakan
untuk membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran
yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, dan untuk menilai kinerja

3
Rendra Kresna, Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah, (Malang: 20017), hal
3.

6
SKPD, serta membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang undangan.

Laporan Kuangan SKPD secara umum mempunyai tujuan untuk


menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam
menilai akuntabilitas entitas akuntansi atas sumber daya yang dipercayakan
kepada SKPD, dengan:

 Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber


daya ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan .anggaran yang
ditetapkan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang


digunakan dalam kegiatan SKPD serta hasil-hasil yang telah dicapai.

 Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi


kemampuan SKPD dalam membiayai aktivitasnya. 4

E. Tahap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD


Pada umumnya, proses akuntansi SKPD dilaksanakan dengan
menggunakan prosedur sebagai berikut:
a. Pencatatan data anggaran ke dalam jurnal anggaran dan pencatatan saldo
awal ke dalam jurnal finansial.
 Pencatatan data anggaran Pencatatan data anggaran SKPD dilakukan
ke dalam jurnal anggaran dengan menggunakan data pada DPA SKPD.
 Pencatatan saldo awal Pencatatan saldo awal pembukuan SKPD
dilakukan ke dalam jurnal finansial. Sumber data untuk pembukuan
saldo awal bagi tahun berjalan adalah neraca akhir tahun yang lalu.

b. Pencatatan transaksi selama tahun berjalan ke dalam jurnal anggaran dan


jurnal finansial.

4
Yudi Mardiana, Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan,(Semarang, Januari 2019),
hal 1.

7
 Jurnal Finansial: Transaksi yang mengakibatkan terjadinya perubahan
atas akun-akun pada neraca (Aset , Kewajiban, Ekuitas) dan akun-akun
pada Laporan Operasional (Pendapatan LO dan Beban), dibukukan ke
dalam jurnal finansial.
 Jurnal Anggaran: Transaksi yang mengakibatkan perubahan pada
akun-akun Laporan Realisasi Anggaran (Pendapatan LRA, Belanja,
Transfer dan Pembiayaan) yang dilakukan secara tunai yang
melibatkan penerimaan dan pengeluaran kas ke/dari Kas Daerah,
dicatat ke dalam jurnal finansial.
 Penggunaan kode akun Guna memudahkan penyusunan laporan
keuangan, baik secara manual maupun secara terkomputerisasi, maka
digunakan kode-kode akun. Daftar kode akun ini disebut Bagan Akun
Standar (BAS) dan diatur dalam Permendagri 64 tahun 2014. Kode
akun ditata sampai 5 jenjang / tingkatan. Digit pertama mencerminkan
golongan besar akun, sebagai berikut:

c. Pencatatan ayat jurnal penyesuaian di Buku Jurnal


Pencatatan penyesuaian dilakukan untuk membukukan penyesuaian
perhitungan hutangpiutang, persediaan, depresiasi dan akun-akun lain
dalam rangka menerapkan prisnsip akrual. Akun-akun yang menjadi obyek
ayat jurnal penyesuaian hanya akun pada jurnal finansial saja yaitu akun
dengan kode awal 1-Aset, 2-Kewajiban, 3-Ekuitas serta 8-Pendapatan LO
dan 9-Beban.

8
d. Posting ke Buku Besar
Dalam pembukuan yang dilakukan secara manual, posting ke dalam
buku besar adalah kegiatan memindahkan transaksi dari buku jurnal ke
dalam Buku Besar. Sebagaimana dimaklumi, jurnal merupakan suatu buku
yang berisi transaksi berbagai akun. Untuk memudahkan mengikhtisarkan
transaksi per akun maka diperlukan buku yang hanya menampung satu
akun saja untuk setiap buku. Buku inilah yang disebut sebagai buku besar.
Transaksi pada jurnal direkap, dipindahkan angka-angkanya, ke dalam
buku besar sesuai dengan akun masing-masing. Dalam pembukuan yang
terkomputerisasi tidak diperlukan posting ke buku besar, karena
pengikhtisaran per akun dapat dilakukan langsung dari database melalui
proses yang disebut query.

e. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian


Neraca saldo dibuat dengan jalan pertama-tama menjumlahkan seluruh
nilai debit dan nilai kredit pada setiap buku besar dan menghitung
saldonya. Selanjutnya saldo setiap akun yang terdapat pada buku besar
dipindahkan ke neraca saldo. Dengan demikian, neraca saldo merupakan
rekapitulasi saldo seluruh buku besar (berisi ringkasan saldo seluruh buku
besar). Salah satu fungsi neraca saldo adalah sebagai alat bantu untuk
menyusun laporan keuangan.
Dalam pembukuan yang terkomputerisasi, penyusunan laporan
keuangan dapat dilakukan melalui query yang mengakses database secara
langsung dan mengolahnya serta menampilkannya dalam bentuk neraca,
laporan operasional, laporan realisasi anggaran, dan sebagainya, tanpa perlu
bantuan neraca saldo.

f. Penyusunan Laporan Keuangan:


Laporan keuangan SKPD yang secara langsung dapat disusun dari Neraca
Saldo adalah:

9
 Laporan Operasional
 Laporan Perubahan Ekuitas
 Neraca
 Laporan Realisasi Anggaran

g. Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal


Jurnal penutup adalah jurnal yang memiliki fungsi sbb:
 memindahkan seluruh saldo akun buku besar pendapatan LRA dan
belanja ke dalam akun Estimasi Perubahan SAL
 memindahkan seluruh saldo akun buku besar pendapatan LO dan
beban ke dalam akun Ekuitas
Fungsi jurnal penutup dalam pembukuan yang dilakukan secara
manual adalah membuat akun-akun yang bersifat temporary
accounts, yaitu akun-akun pendapatan LRA, pendapatan LO,
belanja dan beban, menjadi nol saldonya. Dengan demikian akun
yang masih memiliki saldo hanyalah akun-akun neraca saja.

Dengan demikian, pada saat memasuki tahun anggaran yang baru,

10
saldo yang akan terbawa hanyalah saldo dari akun-akun neraca. Akun-
akun temporary bersaldo nol pada awal tahun anggara berikutnya. Melalui
mekanisme ini, nilai transaksi pendapatan, belanja dan beban tahun
anggaran tertentu tidak akan tercampur dengan tahun anggaran berikutnya.

Dalam pembukuan yang terkomputerisasi sebenarnya tidak diperlukan


ayat jurnal penutup. Pada saat tombol “Tutup Buku” di-klik, software akan
“mengunci” seluruh transaksi tahun berjalan sehingga tidak bisa lagi
menerima transaksi baru dak tidak bisa diedit. Query khusus yang bertugas
mengikhtisarkan data hanya berdasarkan tahun anggaran tertentu dapat
mencegah tercampurnya rekapitulasi, pendapatan, belanja dan beban suatu
tahun anggaran tertentu dengan tahun anggaran lain.

h. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan


Penyusunan neraca saldo setelah penutupan dimaksudkan antara lain
untuk menguji apakah masih ada saldo buku besar dalam kelompok
temporary account yang tidak bersaldo nihil. 5

5
Kementrian keuangan republik indonesia direktorat jendral perimbangan keuangan “Modul
Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah” hal 102-106.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah diharapkan
selalu berpedoman pada standar yang telah ditentukan. Mengacu pada
UU no.17 tahun 2003 tentang keuangan negara, pemerintah
menerbitkan peraturan pemerintah nomor 24 Tahun 2005 yang
kemudian digantikan dengan peraturan pemerintah nomor 71 Tahun
2010 mengenai standar akuntansi pemerintah (SAP).
Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) merupakan bagian dari
pemerintah daerah yang melaksanakan fungsi pemerintahan dan
pelayanan publik, baik secara langsung ataupun tidak.
SKPKD diwajibkan untuk menyusun Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Laporan Operasional (LO) dan Laporan Arus Kas (LAK).
Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (LK-SKPD)
dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh SKPD
selama satu periode pelaporan.
Laporan Kuangan SKPD secara umum mempunyai tujuan untuk
menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan
dalam menilai akuntabilitas entitas akuntansi atas sumber daya yang
dipercayakan kepada SKPD

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan


dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran mengenai pebahasan makalah dalam kesimpulan diatas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Rajab, Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan


Berbasis Akrual Dalam Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kota Kendari, Vol. 3, Journal of Economic and Business, December 2020,
82.
Anisa Amisepti, “Peran SKPD dalam Menghasilkan Laporan Keuangan Daerah
yang Kredibel dan Akuntabel”
https://bpkd.lhokseumawekota.go.id/article-peran-skpd-dalam-
menghasilkan-laporan-keuangan-daerah-yang-kredibel-dan-
akuntabel.html, diakses pada tanggal Senin, 16 Oktober 2023.
Rendra Kresna, Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah,
(Malang: 20017), hal 3.
Yudi Mardiana, Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan,(Semarang,
Januari 2019), hal 1.
Kementrian keuangan republik indonesia direktorat jendral perimbangan
keuangan “Modul Kerjasama Peningkatan Kapasitas Pengelolaan
Keuangan Daerah” hal 102-106.

13

Anda mungkin juga menyukai