Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Dosen Pengampu : Jasmina Syafei, SE, M.Ak,Ak


Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik

Oleh :
ARIVAN NIZA (02070417040)
SURYA INDRA KUSUMA (02070417658)
YORI FERNANDA (02070417279)

JURUSAN DIII AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini . Dan tidak pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Sebagai bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dapat
diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima Allah sebagai sebuah kebaikan. Semoga makalah
ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, 03 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................3


B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………...…3
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip – Prinsip Akuntansi Pemerintahan, Kerangka Konseptual, Standar Akuntansi


Pemerintahan, dan Kebijakan Akuntansi…………………………………………………6
B. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan………………………………………….7
C. Aspek – Aspek Penting Dalam Lingkungan Akuntansi Pemerintahan…………………..7
D. Entitas Laporan dan Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah…………………………9
E. Tujuan dan Peranan Pelaporan Keuangan Pemerintah…..………………………………10
F. Asumsi –Asumsi Dasar Dalam Pelaporan Keuangan Pemerintah….……………………11
G. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan …………………………...…………………11
H. Kendala Informasi Yang Relevan Dan Andal Dalam Laporan Keuangan Pemerintah…...12
I. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan……………………………………………...13
J. Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan………………………………….14
K. Standar Akuntansi Pemerintahan………………………………………………………...15

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akuntansi sebagai bidang ilmu memberikan pengetahuan tentang cara pengelolaan


dan pemanfaatan dana yang akan dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan
kegiatan ekonomi baik oleh pelaku swasta maupun pemerintah sendiri. Untuk
menghasilkan informasi akuntansi, suatu organisasi atau lembaga perlu meyelenggarakan
proses akuntansi yang formal, maka aktivitas proses akuntansi merupakan suatu fungsi
khusus yang harus terdapat dalam organisasi yang biasanya dilakukan oleh bagian
akuntansi. Bahwa ilmu yang mencatat kejadiankejadian ekonomi tersebut adalah ilmu
akuntansi. Salah satu kelompok ilmu akuntansi adalah akuntansi pemerintahan.

Akuntansi pemerintahan mengkhususkan pencatatan dan pelaporan atas


transaksitransaksi yang terjadi pada badan pemerintah, dimana tujuan kegiatannya adalah
tidak untuk mencari laba atau termasuk dalam organisasi non-profit. Yang membedakan
antara organisasi non-profit dengan organisasi profit adalah dalam tujuan organisasi,
sumber dana dan peraturan pengendalian barang dan jasa. Akuntansi pemerintahan
menyediakan laporan keuangan yang bermanfaat mengenai aspek kepengurusan dan
administrasi keuangan negara dan membantu untuk mengadakan control atas pengeluaran
meliputi Anggaran Negara agar sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang berlaku.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip-prinsip akuntansi pemerintahan, kerangka konseptual, standar


akuntansi pemerintahan, dan kebijakan akuntansi
2. Menjelaskan pengertian kerangka konseptual akuntansi pemerintahan.
3. Apa saja aspek-aspek penting dalam lingkungan akuntansi pemerintahan yang
perlu dipertimbangkan dalam menentukan tujuan akuntansi dan pelaporan
keuangan pemerintah.
4. Bagaiamana entitas pelaporan dan pengguna keuangan pemerintah.
5. Apa tujuan dan peranan pelaporan keuangan pemerintah.
6. Bagaimana asumsi-asumsi dasar dalam pelaporan keuangan pemerintah.
7. Apa karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah.
8. Apa saja kendala informasi yang relevan dan andal dalam laporan keuangan
pemerintah.
9. Bagaimana prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dalam akuntansi
pemerintahan.
10. Bagaimana pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan.
11. Bagaimana esensi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang berbasis cash
toward accrual.

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip akuntansi pemerintahan, kerangka konseptual,


standar akuntansi pemerintahan, dan kebijakan akuntansi
2. Untuk mengetahui pengertian kerangka konseptual akuntansi pemerintahan.
3. Untuk mengetahui aspek-aspek penting dalam lingkungan akuntansi pemerintahan
yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tujuan akuntansi dan pelaporan
keuangan pemerintah.
4. Untuk mengetahui entitas pelaporan dan pengguna keuangan pemerintah.
5. Untuk mengetahui tujuan dan peranan pelaporan keuangan pemerintah.
6. Untuk mengetahui asumsi-asumsi dasar dalam pelaporan keuangan pemerintah.
7. Untuk mengetahui karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah.
8. Untuk mengetahui kendala informasi yang relevan dan andal dalam laporan
keuangan pemerintah.
9. Untuk mengetahui prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dalam akuntansi
pemerintahan.
10. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan.
11. Untuk mengetahui esensi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang berbasis
cash toward accrual.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip – Prinsip Akuntansi Pemerintahan, Kerangka Konseptual, Standar


Akuntansi Pemerintahan, dan Kebijakan Akuntansi

Prinsip-prinsip dalam akuntansi pemerintahan adalah keseluruhan konsep,


ketentuan, cara, prosedur, metode, dan teknik yang tersedia, baik di Indonesia maupun di
dunia Internasional, baik secara teoretis maupun praktis, untuk mencatat, mengklasifikasi,
mengikhtisarkan, menyesuaikan, melaporkan, dan menganalisis transaksi keuangan
pemerintah.

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan merupakan konsep dasar dalam


penyusunan Standar Akuntansi Pemerintahan yang bersumber dari Prinsip - Prinsip
Akuntansi yang Berterima Umum (PABU). Kerangka konseptual ditetapkan bersama
Standar Akuntansi Pemerintahan dan menjadi pedoman penyusunan standar akuntansi.

Standar Akuntansi Pemerintahan adalah konsep, ketentuan, cara, prosedur, metode,


dan teknik yang tersedia, baik di Indonesia maupun di dunia Internasional, baik secara
teoretis maupun praktis untuk mencatat, mengklasifikasi, mengikhtisarkan, menyesuaikan,
melaporkan, dan menganalisis transaksi keuangan pemerintah yang telah dipilih dan
ditetapkan oleh badan/lembaga yang berwenang untuk menyusun standar dan selanjutnya
dikodifikasi menjadi standar. Meskipun dinyatakan bahwa kerangka konseptual
merupakan basis untuk penyusunan standar akuntansi, namun terdapat kemungkinan
standar akuntansi menyimpang dari kerangka konseptual. Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan di Indonesia menyatakan apabila ada pertentangan dengan kerangka
konseptual akuntansi, maka yang digunakan sebagai acuan adalah standar akuntansi.

Sebagai ilustrasi, dalam kerangka konseptual dinyatakan bahwa aset diakui


berdasarkan nilai historis, namun pengakuan persediaan dalam neraca pemerintah
menggunakan nilai pembelian terakhir. Ketidaksesuaian ini menunjukkan bahwa yang
didahulukan dalam praktik akuntansi pemerintah adalah standar akuntansi di atas kerangka
konseptual.

Sementara kebijakan akuntansi adalah konsep, ketentuan, cara, prosedur, metode,


dan teknik yang dipilih dari PABU, kerangka konseptual, standar akuntansi, atau praktik-
praktik sehat yang digunakan dan dipilih oleh suatu entitas, untuk selanjutnya ditetapkan
sebagai kerangka penyusunan laporan keuangan pada periode tertentu.

B. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan merupakan prinsip-prinsip yang


mendasari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Kerangka konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan, baik untuk pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kerangka
konseptual merupakan acuan dan rujukan penting bagi penyusun standar yang disebut
sebagai Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), penyusun laporan keuangan,
pemeriksa laporan keuangan, dan para pengguna laporan keuangan dalam mencari solusi
atas permasalahan akuntansi yang mungkin belum dinyatakan dalam SAP.

C. Aspek – Aspek Penting Dalam Lingkungan Akuntansi Pemerintahan

1. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan.

a. Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan.


Pihak eksekutif menyusun anggaran dan menyampaikannya kepada pihak legislatif
untuk mendapatkan persetujuan. Selanjutnya, setelah mendapat persetujuan, pihak
eksekutif melaksanakannya dalam batas-batas apropriasi dan ketentuan perundang-
undangan yang terkait dengan apropriasi tersebut. Pihak eksekutif bertanggung jawab
atas penyelenggaraan keuangan tersebut kepada pihak legislatif dan publik
(masyarakat).
b. Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antarpemerintah.
Tiga lingkup pemerintahan di Indonesia, yaitu: pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah yang menghasilkan pendapatan
(baik dari pajak maupun bukan pajak) yang lebih besar akan menggunakan sistem bagi
hasil, alokasi dana umum, hibah, atau subsidi antarentitas pemerintahan.
c. Adanya pengaruh proses politik.
Salah satu ciri yang penting dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat dan
keseimbangan fiskal adalah berlangsungnya proses politik untuk menyelaraskan
berbagai kepentingan yang ada di masyarakat.
d. Hubungan antara pembayaran pajak dan pelayanan pemerintah.
Sering kali efisiensi pelayanan yang diberikan pemerintah dengan pungutan yang
digunakan untuk pelayanan tersebut sulit diukur. Hal ini dikarenakan keterkaitannya
dengan monopoli pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah. Pengukuran kualitas dan
kuantitas berbagai pelayanan yang diberikan oleh pemerintah merupakan hal yang
relatif sulit untuk dilakukan.

2. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian.

a. Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan alat pengendalian.
Fungsi anggaran di lingkungan pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam
akuntansi dan pelaporan keuangan, antara lain karena:
1) Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik.
2) Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan
antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan.
3) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi
hukum.
4) Anggaran memberi landasan penilaian terhadap kinerja pemerintah.
5) Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan
pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawaban pemerintah kepada
publik.

b. Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan.


Fungsi aset bagi pemerintah berbeda dengan fungsinya bagi organisasi komersial.
Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk aset yang tidak secara
langsung menghasilkan pendapatan bagi pemerintah, seperti gedung perkantoran,
jembatan, jalan, taman, dan kawasan konservasi. Sebagian besar aset tersebut tidak
menghasilkan pendapatan secara langsung bagi pemerintah, bahkan menimbulkan
komitmen pemerintah untuk memeliharanya secara berkelanjutan di masa mendatang.

c. Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian.


Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi dan pelaporan
keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah dengan memisahkan
kelompok dana menurut tujuannya, sehingga masing-masing kelompok dana
merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukkan keseimbangan antara belanja
dan pendapatan atau transfer yang diterima. Akuntansi dana dapat diterapkan untuk
tujuan pengendalian masing-masing kelompok dana selain kelompok dana umum
(general fund), sehingga perlu dipertimbangkan pengembangannya dalam pelaporan
keuangan pemerintah.

D. Entitas Laporan dan Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

Entitas pelaporan yang dimaksud terdiri dari:

1) Pemerintah pusat.
2) Pemerintah daerah.
3) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan, satuan organisasi tersebut wajib menyajikan
laporan keuangan.
Kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, antara lain:
1) Masyarakat.
2) Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa.
3) Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman.
4) Pemerintah.

E. Tujuan dan Peranan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Tujuan umum pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi


yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, laporan keuangan
menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan,
pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana, dan arus kas suatu entitas pelaporan yang
dituangkan dalam empat laporan keuangan pokok, yaitu: Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Pelaporan keuangan oleh entitas pelaporan memiliki beberapa peranan, di


antaranya untuk kepentingan:

1.Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan


kebijakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Manajemen

Memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas


seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah.

3. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat


(stakeholders)

4. Keseimbangan antargenerasi (intergenerational equity).


Memberikan informasi mengenai kecukupan penerimaan pemerintah untuk
membiayai seluruh pengeluaran dan apakah generasi yang akan datang ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut.

F. Asumsi –Asumsi Dasar Dalam Pelaporan Keuangan Pemerintah

1. Asumsi kemandirian entitas.


Setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai
kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya
asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan
melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh.

2. Asumsi kesinambungan entitas.


Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut
keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud
melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.

3. Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).


Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan
dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi

G. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang


perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi agar laporan keuangan dapat memenuhi
tujuannya.

1.Relevan

Relevan artinya informasi yang terdapat dalam laporan keuangan sesuai dengan
maksud/kepentingan para penggunanya, serta berguna dalam proses pengambilan
keputusan
2. Andal

Laporan keuangan dikatakan andal apabila informasi yang terdapat di dalamnya


tidak menyesatkan dan bebas dari kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,
serta dapat diverifikasi (diuji).

3.Dapat dibandingkan

Informasi dalam laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan


periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
Perbandingan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.

4. Dapat dipahami

H. Kendala Informasi Yang Relevan Dan Andal Dalam Laporan Keuangan Pemerintah

1.Materialitas.

Laporan keuangan pemerintah harus memuat informasi yang memenuhi kriteria


materialitas. Suatu informasi dikatakan material apabila kelalaian atau kesalahan dalam
penyajian informasi tersebut akan berpengaruh pada keputusan ekonomi yang diambil para
penggunanya.

2.Pertimbangan biaya dan manfaat.

Biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan/penyajian informasi dalam laporan


keuangan harus lebih kecil dari manfaat yang dapat diperoleh atas informasi tersebut. Oleh
karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi
yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya.

3.Keseimbangan antarkarakteristik kualitatif.

Keseimbangan antarkarakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu


keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dari laporan
keuangan pemerintah.
I. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

1.Basis akuntansi

Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan


pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis
akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas (cash
basis) untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) dan basis akrual (accrual basis) untuk pengakuan aset, kewajiban, dan
ekuitas dalam Neraca.

2. Prinsip nilai historis (historical cost)

Dalam laporan keuangan, pencatatan aset dan kewajiban berdasarkan nilai


historisnya. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar
nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat
perolehan.

3. Prinsip realisasi (realization)

Akuntansi pemerintahan menggunakan prinsip realisasi. Dalam arti pendapatan


yang tersedia dan telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah pada suatu tahun fiskal
akan digunakan (direalisasikan) untuk membayar utang dan belanja dalam periode
tersebut.

4.Prinsip substansi mengungguli bentuk formal (substance over form)

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan transaksi dan peristiwa lain yang


seharusnya disajikan secara wajar, agar transaksi atau peristiwa lain tersebut dapat dicatat
dan disajikan sesuai substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya pada aspek formalitasnya
saja

5. Prinsip periodisitas (periodicity)


Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi
menjadi periode-periode pelaporan, sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi
sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah
tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dapat dianjurkan.

6. Prinsip konsistensi (consistency)

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode
ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal).

7. Prinsip pengungkapan lengkap (full disclosure)

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh


pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat
ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK).

8. Prinsip penyajian wajar (fair presentation)

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,


Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan

J. Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria


pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi agar dapat menjadi
bagian yang melengkapi unsur dalam laporan keuangan (seperti aset, kewajiban, ekuitas
dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan).

Berikut kriteria pengakuan yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa.

1. Besarnya kemungkinan manfaat ekonomi yang terjadi di masa depan.


2. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai/biaya yang dapat diukur atau
diestimasi dengan andal
3. Adanya pertimbangan terhadap aspek materialitas.

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan menyertakan setiap
pos dalam laporan keuangan.

K. Standar Akuntansi Pemerintahan

Suatu standar akuntansi diturunkan dari kerangka konseptual. Standar Akuntansi


Pemerintahan (SAP) merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah. SAP dirumuskan oleh sebuah
komite independen yang disebut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), yang
mana SAP ini dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP) yang menyajikan secara terperinci elemen-elemen standar akuntansi dalam
pemerintahan.

Saat ini PSAP yang telah ditetapkan oleh KSAP adalah sebagai berikut:

1. PSAP Nomor 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan.


2. PSAP Nomor 2 tentang Laporan Realisasi Anggaran.
3. PSAP Nomor 3 tentang Laporan Arus Kas.
4. PSAP Nomor 4 tentang Catatan atas Laporan Keuangan.
5. PSAP Nomor 5 tentang Akuntansi Persediaan.
6. PSAP Nomor 6 tentang Akuntansi Investasi.
7. PSAP Nomor 7 tentang Akuntansi Aset Tetap.
8. PSAP Nomor 8 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan.
9. PSAP Nomor 9 tentang Akuntansi Kewajiban.
10.PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi,
dan Peristiwa Luar Biasa.
11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Akuntansi pemerintahan mengkhususkan pencatatan dan pelaporan atas


transaksitransaksi yang terjadi pada badan pemerintah, dimana tujuan kegiatannya adalah
tidak untuk mencari laba atau termasuk dalam organisasi non-profit.
Prinsip-prinsip dalam akuntansi pemerintahan adalah keseluruhan konsep,
ketentuan, cara, prosedur, metode, dan teknik yang tersedia, baik di Indonesia maupun di
dunia Internasional, baik secara teoretis maupun praktis, untuk mencatat, mengklasifikasi,
mengikhtisarkan, menyesuaikan, melaporkan, dan menganalisis transaksi keuangan
pemerintah.
Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria
pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi agar dapat menjadi
bagian yang melengkapi unsur dalam laporan keuangan (seperti aset, kewajiban, ekuitas
dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan).
DAFTAR PUSTAKA

Oman R, Dyah Setyaningrum, Yuliansyah, Maryani. 2017. Akuntansi Pemerintahan Daerah 1.


Jakarta : PT Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai