Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“Prinsip Dasar dan Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan”

Dosen Pengampu:

Ni Komang Sumadi, SE.,M.Si

Disusun oleh:

Kelompok V

1. a
2. b
3. c
4. d

Kelas: 1A Akuntansi Sore

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata

Universitas Hindu Indonesia

Tahun 2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dari Mata
Kuliah Akuntansi Pemerintahan / Akuntansi Sektor Publik berupa makalah yang berjudul
“Prinsip Dasar dan Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan”.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah
Akuntansi Pemerintahan / Akuntansi Sektor Publik, Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Bisnis dan Priwisata, Universitas Hindu Indonesia.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, baik berupa nasihat, motivasi,
kritik, maupun saran yang sangat membantu dalam proses penyusunan dan penyelesaian
makalah ini. Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
moril, moral, maupun material, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
makalah ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Apabila nantinya
terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis sangat mengharapkan
kritik dan sarannya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
pihak yang membutuhkan di kemudian hari.

Denpasar, 11 Januari 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan dan Manfaat........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. Standar Akuntansi Pemerintahan....................................................................................4
B. Siklus Akuntansi Pemerintah Pusat................................................................................6
C. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.............................................................................8
D. Analisis terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat..............................................10
BAB III PENUTUP.................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi dikelompokan dalam beberapa konsentrasi keilmuan, Baswir (1995)
mengelompokan akuntansi menjadi 3 bidang. yaitu: akuntansi perusahaan, akuntansi nasional
dan akuntansi pemerintahan. Sedangkan Kusnadi, dkk (1999) mengelompokan akuntansi
menjadi 11 bidang, yaitu: Akuntansi Keuangan, Pemeriksaan, Akuntansi Biaya, Akuntansi
Manajemen, Akuntansi Perpajakan, Sistem Akuntansi, Akuntansi Anggaran, Akuntansi
Internasional, Akuntansi Non Profit, Akuntansi Sosial, Instruksi Akuntansi. Berapapun
banyaknya pembagian konsentrasi akuntansi, sebenarnya hanya bermuara pada 2 kelompok
akuntansi, yaitu akuntansi komersial dan akuntansi pemerintahan. Sebagian orang
mengelompokkannya sebagai akuntansi sektor publik, tetapi untuk konsistensi bahasa dalam
artikel ini penulis hanya akan menyebutnya dengan istilah akuntansi pemerintahan.

Hawa segar mulai muncul ketika akhirnya diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Berdasarkan hal-hal tersebut
diatas, tulisan ini mencoba membahas berbagai aspek yang berhubungan dengan akuntansi
pemerintahan. Lahirnya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) telah membuat perubahan
hebat terhadap pola pengelolaan keuangan pemerintah di Indonema. Standar Akuntansi
Pemerintahan temebut menggunakan baris kas untuk pengakuan transakm pendapatan,
belanja dan pembiayaan, dan basis alrual untuk pengakuan aret, kewajiban dan ekuitas dana.
Sekarang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntana Pemerintahan yang menggunakan basis kas, kas menuju akrual (cash towards
accrual) sampai basis akrual.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagimana Standar Akuntansi Pemerintahan?
2. Bagaimana Siklus Akuntansi Pemerintah Pusat?
3. Bagaimana Laporan Keuangan Pemerintah Pusat?
4. Bagimana Analisis terhadap laporan keuangan pemerintahan pusat?

C. Tujuan dan Manfaat


Makalah ini dibuat dengan memberikan beberapa tujuan dan manfaat, yakni dinataranya:
1. Dapat memahami Standar Akuntansi Pemerintahan.
2. Dapat memahami Siklus Akuntansi Pemerintah Pusat.
3. Dapat memahami Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
4. Dapat memahami bagimana Analisis terhadap laporan keuangan pemerintahan pusat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Standar Akuntansi Pemerintahan


1. Pengertian dan Fungsi SAP
Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut SAP, adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah.Standar akuntansi pemerintahan (SAP) telah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PP SAP). Dengan ditetapkannya PP SAP maka untuk pertama kali Indonesia
memiliki standar akuntansi pemerintahan. Menandai dimulainya implementasi Standar
Akuntasi Pemerintahan, Wakil Presiden pada tanggal 6 juni 2005 meluncurkan Standar
Akuntansi Pemerintahan di Istana Wakil Presiden pada tanggal 6 Juli 2005. Acara ditandai
dengan penyerahan Standar Akuntansi Pemerintahan kepada ketua BPK, Menteri Keuangan,
Menteri Dalam Negeri, Gubernur DKI Jakarta, Bupati Toli - Toli dan Walikota Pangkal
Pinang. Dalam sambutannya Wakil Presiden menyatakan keharusan implementasi SAP bagi
pemerintahan pusat dan daerah.

2. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan


Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat PSAP, adalah
SAP yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif, sebagai berikut:
a. PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan. Tujuan pernyataan standar ini adalah
mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statements) dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik
terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. Entitas pelaporan
menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan
basis akrual baik dalam pengakuan pendapatan dan beban, maupun pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas. Entitas pelaporan yang menyelenggarakan akuntansi berbasis
akrual, menyajikan Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan tentang anggaran.
b. PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas. Tujuan standar Laporan
Realisasi Anggaran adalah menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan Realisasi
Anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan. akuntabilitas
sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Pernyataan standar ini
diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran yang disusun dan. disajikan
dengan menggunakan anggaran berbasis kas.
c. PSAP 03 Laporan Arus Kas. Tujuan Pernyataan Standar Laporan Arus Kas adalah
mengatur penyajian laporan arus kas yang memberikan informasi historis mengenai
perubahan kas dan setara kas suatu entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan arus
kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris selama satu
periode akuntansi.

4
d. PSAP 04 Catatan Atas Laporan Keuangan . Tujuan Pernyataan Standar Catatan atas
Laporan Keuangan adalah mengatur penyajian dan pengungkapan yang diperlukan
pada Catatan atas Laporan Keuangan. Tujuan penyajian Catatan atas Laporan
Keuangan adalah untuk meningkatkan transparansi Laporan Keuangan dan
penyediaan pemahaman yang lebih baik, atas informasi keuangan pemerintah
e. PSAP 05 Akuntansi Persedian. Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur
perlakuan akuntansi persediaan yang dianggap perlu disajikan dalam laporan
keuangan. Persediaan diakui (a) pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
andal, (b) pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya
berpindah. Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan hasil
inventarisasi fisik.
f. PSAP 06 Akuntansi Investasi. Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur
perlakuan akuntansi untuk investasi dan pengungkapan informasi penting lainnya
yang harus disajikan dalam laporan keuangan.
g. PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap. Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur
perlakuan akuntansi untuk aset tetap meliputi pengakuan, penentuan nilai tercatat,
serta penentuan dan perlakuan akuntansi atas penilaian kembali dan penurunan nilai
tercatat (carrying value) aset tetap.
h. PSAP 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan. Tujuan Pernyataan Standar
Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk konstruksi
dalam pengerjaan.
i. PSAP 09 Akuntansi Kewajiban. Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur
perlakuan akuntansi kewajiban meliputi saat pengakuan, penentuan nilai tercatat,
amortisasi, dan biaya pinjaman yang dibebankan terhadap kewajiban tersebut.
j. PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi Yang Tidak
Dilanjutkan. Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas
koreksi kesalahan akuntansi dan pelaporan laporan keuangan, perubahan kebijakan
akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan
k. PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian. Tujuan Pernyataan Standar ini adalah
untuk mengatur penyusunan laporan keuangan konsolidasian pada unit-unit
pemerintahan dalam rangka menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statements) demi meningkatkan kualitas dan kelengkapan
laporan keuangan dimaksud.
l. PSAP 12 Laporan Operasional. Tujuan pernyataan standar Laporan Operasional
adalah menetapkan dasar-dasar penyajian. Laporan Operasional untuk pemerintah
dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang- undangan. Tujuan pelaporan
operasi adalah memberikan informasi tentang kegiatan operasional keuangan yang
tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban dansurplus/defisit operasional dari suatu
entitas pelaporan.
m. PSAP ini berlaku efektif untuk laporan keuangan atas pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran mulai Tahun Anggaran 2010. Dalam hal entitas pelaporan
belum dapat menerapkan PSAP ini, entitas pelaporan dapat menerapkan PSAP

5
berbasis kas menuju akrual paling lama 4 (empat) lahun setelah Tahun Anggaran
2010.

B. Siklus Akuntansi Pemerintah Pusat


Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,
pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian
atas hasilnya. Dari definisi akuntansi dimaksud dapat dipahami bahwa proses dan kegiatan
akuntansi merupakan suatu siklus untuk menyusun dan memberikan informasi kuantitatif
pada periode tertentu berupa laporan keuangan mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan berbagai alternatif tindakan.

Dalam rangka menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan


diterima secara umum, siklus akuntansi pada pemerintah pusat secara umum terbagi dalam
beberapa tahapan yaitu:
1. Tahap identifikasi transaksi keuangan pemerintah;
2. Tahap pencatatan, pengukuran dan pengklasifikasian bukti transaksi keuangan;
3. Tahap penyusunan ikhtisar laporan keuangan; dan
4. Tahap penyusunan laporan keuangan.

Pada tahap identifikasi transaksi keuangan pemerintah, entitas akuntansi pemerintah


mengidentifikasi transaksi keuangan hasil dari pelaksanaan ketentuan dan peraturan
mengenai tata cara pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah, baik yang mengakibatkan
pengakuan penerimaan dan pengeluaran kas pemerintah maupun yang mengakibatkan
pengakuan hak dan kewajiban pemerintah. Pada tahap pencatatan, pengukuran, dan
pengklasifikasian bukti transaksi keuangan, hasil identifikasi transaksi keuangan yang
mengakibatkan hak dan kewajiban pada tahap sebelumnya dicatat dan diukur sebesar nilai
hasil identifikasi pengakuan dan pengukuran kaidah umum akuntansinya, serta
diklasifikasikan transaksinya menggunakan akun yang ada di Bagan Akun Standar (BAS)
sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan mengenai bagan akun standar.

Pada tahap penyusunan ikhtisar laporan keuangan, entitas akuntansi/pelaporan


pemerintah (dengan dibantu sistem aplikasi yang terintegrasi dan perangkat keras yang
memadai) menyiapkan dan menyusun buku besar untuk meringkas akun-akun yang sama dari
hasil pencatatan transaksi keuangan pemerintah pada tahap sebelumnya, serta penyesuaian
yang diperlukan atas kejadian keuangan guna melengkapi penyusunan neraca percobaan.
Pada tahap penyusunan laporan keuangan, entitas akuntansi dan/atau entitas pelaporan
(konsolidasian) berdasarkan. Ikhtisar laporan keuangan pada tahap sebelumnya, menyusun
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Ilustrasi siklus
akuntansi pada pemerintah pusat ini dapat digambarkan sebagai berikut.

6
Keterangan:

1. Tahap identifikasi transaksi keuangan pemerintah.


2. Tahap pencatatan, pengukuran dan pengklasifikasian bukti transaksi keuangan.
3. Tahap penyusunan ikhtisar laporan keuangan.
4. Tahap penyusunan laporan keuangan.
a. Peraturan Menteri Keuangan dan ketentuan yang mengatur mengenai tata cara
pembayaran atau penerimaan transaksi pemerintah pusat.
b. Peraturan Menteri Keuangan dan aturan teinis turunannya yang mengatur mengenal
BAS untuk kodefikasi transaksi keuangan pemerintah pusat.
c. Peraturan Menteri Keuangan dan aturan teknis turunannya yang mengatur mengenai
kebijakan. akuntansi dan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat.
d. Peraturan Menteri Keuangan dan aturan teknisnya yang mengatur mengenal unit
akuntansi dan pelaporan keuangan dan barang, serta jenjang pelaporan keuangan.
e. Peraturan Menteri Keuangan dan aturan teknis turunannya yang mengatur mengenai
sistem aplikasi yang digunakan entitas akuntansi dan pelaporan keuangan mulai dari
penganggaran, pelaksanaan anggaran, pengelolaan aset, dan pelaporan keuangan.
f. Kebutuhan personil disesuaikan, namun dengan tetap memahami tiap tahapan dalam
siklus akuntansi.

Dalam siklus akuntansi pada pemerintah pusat, titik kritikal terletak pada media yang
digunakan dalam mencatat, mengukur dan mengklasifikasikan hasil identifikasi transaksi
keuangan pemerintah. Media ini disebut dengan jurnal akuntansi. Pada pemerintah pusat,
jurnal akuntansi pemerintahan merupakan media pencatatan yang menggunakan klasifikasi
akun dalam BAS dan secara umum juga digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
pemerintah. BAS yang digunakan dalam pemerintah pusat merupakan daftar kodefikasi dan
klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun dan digunakan secara sistematis sebagai
pedoman dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan keuangan
pemerintah, BAS dan jurnal akuntansi pemerintahan menjadi penghubung antara transaksi

7
yang teridentifikasi dengan buku. besar dan siklus akuntansi selanjutnya dalam penyusunan
laporan keuangan pemerintah..

Melalui penggunaan jurnal akuntansi secara kaidah umum akuntansi, penyusunan


laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban keuangan. pemerintah pada satu periode
akuntansi dapat disajikan secara relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami
sesuai dengan SAP.

C. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (disingkat LKPP) adalah laporan pertanggung-
jawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terdiri dari Laporan
realisasi anggaran, Neraca, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan yang
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. LKPP Merupakan konsolidasi
laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang disusun dengan berdasarkan praktik
terbaik internasional (best practice) dalam pengelolaan keuangan Negara. LKPP diterbitkan
setiap tahun, dan pertama kali diterbitkan pada tahun 2004 sejak Indonesia merdeka
sebagai bentuk pertanggungjawaban keuangan pemerintah. LKPP disusun oleh Direktorat
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian Keuangan Indonesia. Komponen LKPP :
Saat ini laporan keuangan pemerintah pusat disusun berdasarkan penerapan akuntansi
basis kas menuju akrual. Pada tahun 2015 penerapan basis akrual akan diberlakukan di
Indonesia sehingga laporan keuangan yang diberi opini oleh Badan Pemeriksa Keuangan
adalah yang berbasis akrual. Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual
terdiri dari:

1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari :


a. Laporan Realisasi Anggaran, merupakan salah satu komponen laporan
keuangan pemerintah yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian
sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu
periode tertentu.
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, menyajikan informasi kenaikan
atau penurunan SAL tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan
hanya disajikan oleh Bendahara Umum Negara dan entitas pelaporan yang
menyusun laporan keuangan konsolidasi.
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional (LO)
disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga
penyusunan LO, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan
yang dapat dipertanggungjawabkan.
a. Neraca, merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
b. Laporan Operasional, disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus
akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan

8
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai
keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan. LO menyediakan informasi
mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang
tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari
suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode
sebelumnya.
c. Laporan Arus Kas, adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
Tujuan LAK untuk memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan,
perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi serta saldo kas
dan setara kas pada tanggal pelaporan. LAK wajib disusun dan disajikan
hanya oleh unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
d. Laporan Perubahan Ekuitas, menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LPE
menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode pelaporan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Laporan
Keuangan dan oleh karenanya setiap entitas pelaporan diharuskan untuk
menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan. CaLK meliputi penjelasan atau
daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan
atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya. CaLK
bertujuan untuk meningkatkan transparansi laporan keuangan dan penyediaan
pemahaman yang lebih baik atas informasi keuangan pemerintah. Catatan atas
Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
b. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro Ikhtisar pencapaian
target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang
dihadapi dalam pencapaian target;
c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadian penting lainnya;
d. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka
laporan keuangan;
e. Informasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum disajikan dalam lembar muka
laporan keuangan;

9
Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan
dalam lembar muka laporan keuangan. Bagian kebijakan akuntansi pada Catatan atas
Laporan Keuangan menjelaskan hal-hal berikut ini:
a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;
b. Sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan
ketentuan-ketentuan masa transisi SAP diterapkan oleh suatu entitas pelaporan;
c. Setiap kebijakan akuntansi tertentu diperlukan untuk memahami laporan keuangan.

Adapun pengungkapan-pengungkapan lainnya yang belum diinformasikan dalam


bagian manapun dari laporan keuangan juga harus diungkapkan oleh entitas pelaporan,
yaitu:
a. Domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta juridiksi dimana entitas tersebut
beroperasi;
b. Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya;
c. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan
operasionalnya.
d. Pedoman penyajian Catatan atas Laporan Keuangan disajikan lebih rinci pada
PSAP No. 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan.

D. Analisis terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat


Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terkandung dalam laporan keuangan
suatu instansi, maka perlu dilakukan analisis. Dengan melakukan analisis akan diketahui
kontribusi dan sumbangan masing-masing komposisi perkiraan ter hadap kualitas laporan
keuangan. Menurut Wild, Subramanyam dan Halsey (2003), beberapa teknik yang sering
digunakan yaitu: (1)comparative financial statement analysis, (2)common-size financial
statement analysis, (3)ratios analysis, (4)cash flow analysis and (5)valuation.

1. Comparative financial statement analysis


Teknik analisis ini dilakukan dengan cara me review neraca, laporan laba rugi
dan laporan arus kas dari periode satu ke periode berikutnya. Dengan membandingkan
antar periode akan diketahui pe- rubahan pada setiap rekening dan akan diketahui
trend/kecendrungan yang terjadi apakah terjadi kecendrungan menurun atau
meningkat. Untuk analisis perbandingan, LKPP tahun 2007 akan di bandingkan
dengan LKPP tahun 2006.
2. Common size financial statement analysis
Melalui analisis ini akan diketahui kontribusi setiap rekening terhadap laporan
secara menyelu ruh. Seperti contohnya dalam melakukan analisis atas neraca, maka
total asset adalah 100% atau total utang dan modal adalah 100% Selanjut nya
rekening rekening yang satu kelompok dicari prosentase kontribusinya terhadap total
aset atau pasiva. Berdasarkan analisis tersebut akan diketa hui rekening mana yang
memberikan kontribusi maksimum dan rekening mana yang memberikan kontribusi
minimum. Dengan komposisi seperti ini diperlukan perencanaan dan pengendalian
yang ber beda sesuai dengan kontribusinya terhadap total aset atau pasiva.

10
3. Ratios analysis
Analisis rasio merupakan teknik dan cara yang paling populer dan paling
banyak digunakan dalam melakukan analisis atas laporan keuangan. Analisis rasio ini
lebih banyak mengungkapan hasil berupa matematika, sedangkan interpretasinya
lebih kom pleks dan mempunyai banyak makna. Agar lebih bermakna maka rasio-
rasio tersebut harus mengacu kepada pentingnya hubungan secara ekonomi. Se perti
contohnya terdapat hubungan langsung antara harga jual dengan harga pokok. Dengan
demikian rasio harga pokok penjualan terhadap penjualan adalah sangat penting.
Beberapa analisis rasio yang sering digunakan adalah: (a) credit (risk) analysis yang
meliputi liquidity ratios dan capital structure and sol vency, (b) profitability analysis
meliputi: return on in vestment, operating performance dan asset utilization. Dalam
analisis rasio atas LKPP tidak menggu nakan seluruh rasio, karena rasio-rasio yang
dike mu kakan sebelumnya lebih tepat jika digunakan untuk sektor swasta yang
berorientasi laba. Tidak digunakannya beberapa rasio untuk pemerintah, karena
sifatnya yang melayani publik dan tidak be rorientasi laba. Adapun tasio-rasio yang
akan digunakan adalah current ratio dan total debt to equity.
4. Cah Flow Analysis
Analisis aliran kas terutama digunakan untuk menilai sumber dan penggunaan
dana yang terjadi pada institusi selama periode tertentu. Analisis aliran kas
memberikan suatu pandangan tentang bagaimana institusi memperoleh pendanaannya
dan cara menggunakannya dalam bentuk sumber daya. Dengan analisis aliran kas
dapat diketahui seberapa besar sumber kas yang berasal dari kegiatan operasi,
seberapa besar yang berasal dari kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan. Tidak
banyak analisis yang bisa dilakukan atas Laporan Arus Kas, karena laporan ini tidak
jauh berbeda dengan Laporan Realisasi Anggaran.
5. Valuation
Penilaian merupakan proses yang sangat penting dari berbagai jenis usaha dan
analisis laporan keuangan. Penilaian umumnya mengacu pada estimasi nilai intrinsik
atau nilai saham suatu pe rusahaan. Dasar penilaiannya menggunakan teori present
value. Teori ini menetapkan nilai dari utang atau modal adalah setara dengan jumlah
seluruh penerimaan dari modal yang di discounted ke nilai sekarang dengan tingkat
suku bunga tertentu. Teori present value menggunakan konsep time value of money
yang menetapkan nilai waktu sekarang lebih besar dibandingkan dengan yang akan
datang. Mengingat analisis laporan keuangan dengan melakukan penilaian atas nilai
instrinsik dan nilai buku dari saham suatu entitas, maka analisis ini tidak bisa
diterapkan mengingat ekuitas yang dimiliki pemerintah berbeda dengan ekuitas yang
ada pada perusahaan swasta.

BAB III
PENUTUP

11
A. Kesimpulan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah seperangkat prinsip, konsep, dan prosedur
akuntansi yang digunakan oleh entitas pemerintah untuk merekam, mengukur, dan
melaporkan informasi keuangan mereka. Pentingnya pengungkapan yang lengkap dan jelas
dalam laporan keuangan pemerintah untuk memberikan informasi yang cukup kepada
pemangku kepentingan.Siklus akuntansi pemerintah pusat mencakup serangkaian langkah-
langkah yang terjadi dalam siklus keuangan pemerintah, mulai dari perencanaan dan
penganggaran hingga pelaporan dan audit.

Laporan keuangan pemerintah pusat mencakup informasi tentang posisi keuangan,


kinerja keuangan, arus kas, dan perubahan ekuitas, serta memenuhi kewajiban pelaporan
kepada masyarakat, pemangku kepentingan, dan lembaga pemeriksa. Laporan keuangan
pemerintah pusat disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah yang berlaku, seperti
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), untuk memastikan konsistensi, transparansi, dan
kepatuhan terhadap regulasi.Analisis laporan keuangan pemerintah pusat melibatkan evaluasi
mendalam terhadap berbagai aspek keuangan dan kinerja entitas pemerintah. Mulai dari
mengevaluasi kesehatan keuangan pemerintah pusat, termasuk tingkat likuiditas, solvabilitas,
dan profitabilitas, untuk memahami kemampuan pemerintah dalam memenuhi kewajiban
keuangannya serta mempertahankan keberlanjutan keuangan jangka panjang.

B. Saran
Setelah mempelajari materi ini secara tuntas, maka mahasiswa diharapkan mampu
melaksanakan kegiatan seperti memahami Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Siklus
Akuntansi Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Analisis terhadap
Laporan Keuangan Pemerintahan Pusat secara baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

12
Aurel, A. E. (2012). Pengertian dan Prinsip Dasar Akuntansi Pemerintahan. Ekonomi dan
Bisnis, 1-22.

Bandring, R. (2015). Standar Akuntansi Pemerintah. Ekonomi dan Sosial, 1-10.

Dewi, S. (2019). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Akuntansi Pemerintahan


Pusat, 1-118.

Halim, A. (2022). Akuntansi SEktor Publik Akuntansi Keuangan. ejurnal, 12-20.

Mardiasmo. (2007). Akuntansi Sektor Publik. Rajawali Pers, 34-40.

Rahayu, & Jumaila, S. (2018). Laporan Keuangan Pemerintah Pusat(LKPP). Online Journal
Unja, 59-66.

Salman, J. (2020). Analisis Laporan Keuangan Pemerintahan Pusat. Enconomies, 50-69.

13

Anda mungkin juga menyukai