Disusun Oleh:
2022
Daftar isi
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan petunjuk dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Sholawat serta salam selalu
tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
keluarganya, para sahabat, dan pengikutnya, Aamin Yarabbal ‘alamin
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Hofandrik Lase, SE., M.Ak pada mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hofandrik Lase, SE., M.Ak selaku Dosen
Seminar Akuntansi Keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan
wawasan serta sepengetahuan. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami
harapkan demi kemajuan di masa yang akan datang.
1. Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
a) Basis Akuntansi
Pada prinsip Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), basis akuntansi digunakan dalam
laporan keuangan pemerintah dalam bentuk basis laporan operasional, akrual, untuk pengakuan
pendapatan, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan perundang-undangan
mewajibkan agar basis akuntansi disajikan bersama laporan keuangan dengan basis kas.
Basis akrual untuk laporan operasional sebagai petunjuk bagi pendapatan yang diakui
ketika hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi meskipun kas belum diterima pada
Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan.
Nilai historis dapat berupa aset yang dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara dengan
kas yang dibayar. Aset yang dicatat juga bisa sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration)
untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Nilai historis lebih dapat diandalkan
daripada penilaian yang lain karena lebih objektif dan dapat diverifikasi dengan mudah.
c) Realisasi (Realization)
Pendapatan basis kas tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah
pada suatu periode akuntansi dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Biasanya digunakan
untuk membayar utang dan melakukan belanja dalam periode tersebut. Mengingat Laporan
Realisasi Anggaran (LRA)adalah laporan yang wajib disusun, maka pendapatan basis kas harus
diakui setelah diotorisasi melalui anggaran dan telah menambah maupun mengurangi kas.
Prinsip ini sebagai Informasi yang dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar
transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan. Maka dari itu, segala bentuk harus
dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
formalitasnya saja. Jika substansi transaksi tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya,
maka harus diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas laporan arus kas.
e) Periodisitas (Periodicity)
Agar kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimiliki dapat ditentukan,
maka kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan harus dibagi menjadi
beberapa periode pelaporan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan, meskipun
dikehendaki pula periode bulanan, triwulan, dan semester.
f) Konsistensi (Consistency)
Konsistensi bisa berupa perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang
serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan. Keadaan tersebut bukan berarti tidak
boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain, namun
metode akuntansi yang dipakai dapat diganti dengan syarat. Adapun syarat tersebut adalah
metode yang baru diterapkan harus mampu memberikan informasi yang lebih baik daripada
metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode tersebut diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap segala informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna. Selain itu pengungkapan informasi harus dapat ditempatkan pada lembar muka
laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat sangat diperlukan bagi
penyusun Laporan Keuangan dan manajemen keuangan ketika menghadapi ketidakpastian pada
peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian tersebut diakui dengan mengungkapkan hakikat
dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan
sehat tersebut dapat mengandung unsur kehati-hatian sehingga dalam laporan keuangan aset
tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.
Akuntansi dasar merupakan faktor lahirnya Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Maka
dari itu, perlu dipahami bahwa adanya pencatatan akuntansi yang baik akan memudahkan
pengolahan dan pelaporan bagi keperluan pemerintah maupun dalam membantu UKM dalam
merapihkan pembukuan bisnisnya.
Pastikan bisnis dan perusahaan Anda beralih menggunakan sistem pengelolaan keuangan
yang baik dengan Software Akuntansi Harmony. Dengan Harmony Anda dapat mengelola
pembukuan Anda dengan mudah walaupun Anda tidak memiliki backgorund sebagai seorang
akuntan sekalipun.
3. Tujuan Akuntansi Pemerintahan
Dalam penerapannya, akuntansi pada pemerintahan dan akuntansi bisnis pada dasarnya tidak
memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut merupakan tujuan dari adanya
akuntansi pemerintahan:
1) Akuntabilitas
2) Manajerial
3) Pengawasan (kontrol)
a. Laporan
Pada akuntansi bisnis, laporan keuangannya yaitu terdiri atas laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, dan laporan arus kas. Sedangkan, akuntansi pemerintahan tidak memiliki
laporan laba rugi karena tidak berorientasi pada profit.
Namun, terdapat laporan lain pada akuntansi pada pemerintahan yaitu laporan
operasional dan laporan anggaran. Selain itu, terdapat beberapa istilah baru yang terdapat pada
akuntansi pemerintah yaitu dana cadangan dan ekuitas dana.
b. Pendapatan
Pendapatan pada akuntansi bisnis bersumber dari penjualan barang atau jasa. Sedangkan,
pada akuntansi pemerintah pendapatan berasal dari peraturan yang berlaku salah satunya yaitu
pajak masyarakat.
c. Standar akuntansi
d. Auditor
Dari sisi auditor, pihak yang berwenang untuk mengaudit pada akuntansi bisnis adalah
akuntan publik. Sedangkan, pada akuntansi pemerintah yang berwenang untuk memeriksa
laporan keuangan yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
e. Kepemilikan
Laporan keuangan bisnis pada dasarnya ditujukan untuk pemilik atau pemegang saham
perusahaan yang memiliki kepentingan atas laporan keuangan perusahaan. Sedangkan, akuntansi
pemerintah tidak terdapat kepemilikan dan lebih independen.
5. Syarat-Syarat untuk Pemerintah dalam Menerapkan Akuntansi Pemerintahan
Dalam menerapkan akuntansi pada pemerintahan yang tepat, terdapat beberapa syarat yang harus
dipenuhi oleh pemerintah. Syarat-syarat tersebut meliputi:
Akuntansi pada pemerintahan dilakukan pada anggaran yang telah pemerintah dan badan
legislatif negara setujui
Penerapan akuntansi pemerintah tidak boleh melanggar konstitusi negara Pemerintah harus
melakukan perkiraan-perkiraan secara cepat dalam kondisi yang dapat mengganggu stabilitas
keuangan negara
Sistem akuntansi pemerintah harus menyesuaikan dengan perubahan zaman