DISUSUN OLEH :
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1995, bahwa
kinerja organisasi publik dalam memberikan pelayanan publik kepada unsur masyarakat dap
at dilihat dari beberapa indikator, seperti:
1. Kesederhanaan, yaitu prosedur atau tata cara pelayanan umum harus didesain sedemik
ian rupa sehingga penyelenggaraan pelayanan umum menjadi mudah, lancar, cepat, ti
dak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan dan kepastian tata cara, rincian biaya layanan dan cara pembayaran, jadwal
dan waktu penyelesaian layanan, dan unit kerja atau pejabat berwenang dan bertanggu
ng jawab dalam memberikan pelayanan umum.
3. Keamanan, yaitu usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas pada pelanggan dari a
danya bahaya, resiko, dan keragu-raguan. Proses serta hasil pelayanan umum dapat m
emberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum.
4. Keterbukaan, yaitu bahwa pelanggan dapat mengetahui seluruh informasi yang merek
a butuhkan secara mudah dan jelas, yang meliputi informasi tata cara, persyaratan, wa
ktu penyelesaian, biaya dan lain.
5. Efesiensi, yaitu persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal berkaitan lagsun
g dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan ant
ara persyaratan dan produk pelayanan publik.
6. Ekonomis, yaitu penggunaan biaya pelayanan diterapkan secara wajar denganmemper
hatikan nilai barang/jasa dankemampuan pelanggan untuk membayar.
7. Keadilan yang merata, yaitu cakupan atau jangkauan pelayanan umum di usahakan sel
uas mungkin dengan distribusi merata dan diperlakukan adil.
8. Ketepatan waktu, yaitu agar pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam k
urun waktu yang telah ditentukan.
Konsep tata kelola sektor publik telah mengalami evolusi dari model tradisional hingg
a model yang lebih modern. Ini mencakup pergeseran dari pendekatan top-down menjadi pen
dekatan yang lebih inklusif yang melibatkan pemangku kepentingan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Tata Kelola:
● Globalisasi
Perkembangan ekonomi dan politik global telah memaksa entitas sektor publik untuk
lebih terbuka terhadap pengaruh internasional dan mengadopsi praktik tata kelola yang lebih
baik.
Majunya teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara sektor publik berin
teraksi dengan warganya, meningkatkan transparansi, dan memungkinkan layanan publik yan
g lebih efisien.
Tata kelola sektor publik modern mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam peng
ambilan keputusan dan perencanaan kebijakan, memastikan bahwa kebijakan mencerminkan
kebutuhan warga.
Studi kasus tentang inisiatif OGP yang mendorong pemerintah untuk lebih terbuka, tr
ansparan, dan berpartisipasi dengan masyarakat.
● E-Government di Singapura
1. Kurangnya arahan dari atasan (lack of direction), hal ini berkaitan dengan kondisi peg
awai yang tidak memahami apa yang diinginkan organisasi,
2. Masalah motivasi karena ketidakselaran antara tujuan individu dan tujuan organisasi
(motivational problems)
3. Keterbatasan pribadi, seperti kurangnya pengetahuan dan pengalaman (personal limit
ation)
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal.
Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang
meliputi:
1. perumusan strategi (strategy formulation),
2. perencanaan stratejik (strategic planning),
3. penganggaran,
4. operasional (pelaksanaan anggaran),
5. evaluasi kinerja.
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung,
pertemuan informal, diskusi, atau melalui metode management by walking around. Sistem
pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk memengaruhi orang-orang di
dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi.
MAKALAH KELOMPOK V :
“ TEORI DAN KONSEP PENGGANGARAN SEKTOR PUBLIK “