Anda di halaman 1dari 19

ASSIGNMENT REVIEW

KOMPILASI MAKALAH KELOMPOK

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Andi Mattulada, SE, M.Si.,Ak

DISUSUN OLEH :

Nama : Moh. Raffi Cendika Putra


NIM : C30122064
Kelas : Ak V
Kelompok : 6

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN AJARAN 2023/2024
MAKALAH KELOMPOK I :
“ STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK “

2.1 INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR ACCOUNTING STANDARDS


International Public Sector Accounting Standards ( IPSAS) adalah standar akuntansi
untuk entitas sektor publik yang dikembangkan oleh entitas international sector public
accounting standardt. (IPSASB) merupakan badan yang bernaung di bawah internatioanl
federation of accounting (IFAC), organisasi frofesi akuntan di tingkat internatioanl yang
didirikan tahun 1977. Keberadaan IPSASB bermula dari kesadaran akan manfaat nyata
informasi keuangan yang konsisten dan terbandingkan (comparable). Lintas-jurisdiksi.
IPSAS, sebagai standar internasional akuntansi sektor publik, diharapkan memainkan
peran kunci untuk mereliasisasikan manfaat tersebut.

 SASARAN DAN TUJUAN IPSASB


IPSASB bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan transparansi laporan
keuangan pada sektor publik yang berupa:
1. Menetapkan standar akuntansi berkualitas tinggi untuk digunakan oleh entitas sektor
public
2. Menetapkan standar akuntansi berkualitas tinggi untuk digunakan oleh entitas sektor
public
3. Menetapkan standar akuntansi berkualitas tinggi untuk digunakan oleh entitas sektor
public
4. Memberikan bimbingan tentang isu-isu dan pengalaman dalam pelaporan
keuangan disektor publik.

 PEMBENTUKAN STANDAR IPSAS


IPSASB mengikuti proses hukum yang sangat terstruktur dan menyertakan
publik dalam mengembangkan standar akuntansi sektor publik international (IPSAS).
Beberapa Standar akuntansi sektor publik yang telah dihasilkan oleh IPSAS hingga tahun
2010 adalah;
1. IPSAS 1--- Presentation of financial statements
2. IPSAS 2--- cash flow statement
3. IPSAS 3 --- Accounting Policies, Changes In Accounting Estimates and errors
4. IPSAS 4 --- the effects of changess in foregn exchange rates
5. IPSAS 5 --- Borrowing Costs
6. IPSAS 6--- consolidated and separate financial statements
7. IPSAS 7 --- investment in asssociates
8. IPSAS 8 --- interests in joint venture
9. IPSAS 9 --- revenue from exchange transacctions.
10. IPSAS 10---Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
 PROSES PENINGKATAN STANDAR OLEH IPSASB
Pada akhir tahun 1997, IPSASB memulai sebuah program pengembangan
IPSAS yang didasarkan kepada International Accounting Standard (IAS) yang
diterbitkan International Accounting Standard Board (IASB) tahun 1997. IPSASB
mengembangkan persyaratan-persyaratan IAS yang relevan untuk sektor publik. IPSAS
menggunakan persyaratan, struktur, dan teks yang diatur dalam IAS kecuali ada alasan untuk
tidak menggunakan hal-hal tersebut.
IPSAS menjadi rujukan karena keberadaan IPSASB bermula dari kesadaran
akan manfaat nyata informasi keuangan yang konsisten dan terbandingkan (comparable)
linta-jurisdiksi. IPSAS< sebagai standar internasional akuntansi sektor publik, diharapkan
memainkan peran kunci untuk merealisasikan manfaat tersebut. Dalam mengembangkan
standar akuntansi sektor publik. IPSASB sangat mendorong keterlibatan pemerintah dan
penyusun standar di berbagai melalui penyampaian tanggapan/komentar atas proposal-
proposal IPSASB yang dinyatakan dalam exposure draft.
 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang ditera
pkan dalam tindak penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Pemerintah. Laporan bisa b
erupa Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daer
ah (LKPD).
Standar tersebut dibutuhkan untuk mendapatkan transparansi dan akuntabilitas penyel
enggaraan akuntansi pemerintahan sekaligus untuk memberikan peningkatan kualitas dari LK
PP dan LKPD. Prinsip-prinsip dari Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sebagaimana tertuan
g dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dalam (Mentu & Sondakh, 2016) meng
emukakan delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan. Prinsip-
prinsip tersebut meliputi:
1. Basis Akuntansi
Pada prinsip Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), basis akuntansi digunakan dalam lap
oran keuangan pemerintah dalam bentuk basis laporan operasional, akrual, untuk pengak
uan pendapatan, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas.
2. Nilai Historis
Nilai historis dapat berupa aset yang dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara dengan k
as yang dibayar. Aset yang dicatat juga bisa sebesar nilai wajar dari imbalan (considerati
on) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
3. Realisasi
Pendapatan basis kas tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah pad
a suatu periode akuntansi dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Biasanya diguna
kan untuk membayar utang dan melakukan belanja dalam periode tersebut.
4. Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance over Form)
Prinsip ini sebagai Informasi yang dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transak
si serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan. Maka dari itu, segala bentuk harus dicat
at dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek for
malitasnya saja.
5. Periodisitas (Periodicity)
Agar kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimiliki dapat ditentukan,
maka kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan harus dibagi menjadi
beberapa periode pelaporan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan, meskipun di
kehendaki pula periode bulanan, triwulan, dan semester.
6. Konsistensi (Consistency)
Konsistensi bisa berupa perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang se
rupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan. Keadaan tersebut bukan berarti
tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain,
namun metode akuntansi yang dipakai dapat diganti dengan syarat.
7. Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)
Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap segala informasi yang dibutuhkan ol
eh pengguna. Selain itu pengungkapan informasi harus dapat ditempatkan pada lembar m
uka laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
8. Penyajian Wajar (Fair Presentation)
Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat sangat diperlukan bagi penyus
un laporan keuangan dan manajemen keuangan ketika menghadapi ketidakpastian pada p
eristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian tersebut diakui dengan mengungkapkan ha
kikat dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.

2.2 DEFINISI DAN MANFAAT DARI STANDAR AKUNTANSI


A. Definisi Standar Akuntansi
Standar Akuntansi Keuangan atau SAK adalah standar praktik akuntansi yang digunakan
di Indonesia, yang disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang di
bentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar akuntansi ini mengatur hal tentang pembuatan,
penyusunan, hingga proses pencatatan dan penyajian data-data akuntansi dengan tujuan lapor
an keuangan menjadi seragam dan mudah dipahami oleh para pengguna.
Standar Akuntansi Keuangan Umum (disebut juga SAK Umum atau hanya SAK) mengatur p
encatatan, penyusunan, perlakuan, dan penyajian laporan keuangan untuk entitas (badan atau
bisnis) yang memiliki akuntabilitas publik, termasuk diantaranya Perseroan Terbatas, entitas
nirlaba, asuransi, perbankan, dan perusahaan dana pensiun.
PSAK terdiri dari empat komponen: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK), Per
nyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Interpretasi atas Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK), serta Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK).

B. Manfaat Standar Akuntansi


Tugas-tugas atau pekerjaan di dalam akuntansi keuangan bertujuan untuk mengumpulkan inf
ormasi keuangan. Informasi keuangan yang terkumpul kemudian disusun menjadi suatu struk
tur yang mampu membentuk komunikasi keuangan. Setelahnya, akuntansi keuangan kemudia
n dimanfaatkan untuk memahami informasi keuangan tersebut.
2.3 STANDAR AKUNTANSI UNTUK ENTITAS NIRLABA (NON
PEMERINTAHAN)
Akuntansi nirlaba merupakan sebuah organisasi yang tidak memiliki tujuan
mendapatkan laba atau keuntungan dari kegiatan yang dijalankan. Pada organisasi akuntansi
nirlaba juga bersifat sukarela, sehingga modal yang dimiliki berasal dari donatur atau
penyumbang secara suka rela tanpa mengharapkan keuntungan kembali.
Berbeda dengan organisasi yang mencari laba. organisasi dalam akuntansi nirlaba tidak dapat
kepemilikan suatu pendapatan organisasi tersebut seperti tidak dapat dijual, ditebus kembali,
atau bahkan dijual. Sehingga keuntungan tersebut tidak menjadi milik organisasi, akan tetapi
menjadi milik suatu kegiatan dari organisasi. Dalam penelitian Ika (2009) dijelaskan bahwa
organisasi nirlaba yang wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK 45 adalah
organisasi nirlaba entitas non pemerintah. Sejauh ini, LSM dan organisasi nirlaba yang
laporan keuangannya mengacu pada PSAK 45 hanya organisasi-organisasi yang lingkupnya
besar yang rata-rata telah memiliki sumber daya yang kompeten untuk menyusun laporan
keuangan. Faktor terbesar yang mempengaruhi banyaknya organisasi nirlaba yang belum
menerapkan laporan keuangan sesuai dengan PSAK 45 dikarenakan masih minimnya sumber
daya manusia yang memadai untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan standar PSAK
45.
Beberapa yang menjadi bagian penting dari persamaan dasar akuntansi nirlaba pada sebuah
organisasi untuk memperhitungkan laporan keuangannya yaitu sebagai berikut :
1. Aktiva Bersih
Perhitungan klasifikasi nilai aktiva bersih merupakan jumlah yang menghasilkan
kekayaan bersih dari suatu nirlaba setiap harinya. Pada aktiva bersih dikelompokan dalam
tiga kategori yang masing-masingnya tergantung ada atau tidak adanya transaksi tersebut.
Dalam aktiva bersih pada akuntansi nirlaba meliputi aktiva bersih terikat permanen, aktiva
bersih terkait temporer, dan aktiva bersih tidak terikat.
2. Transfer Kepemilikan
Dalam berkontribusi pada suatu organisasi akan memiliki transfer kas atau aktiva lain
tanpa syarat untuk diberikan kepada organisasi atas suatu penyelesaian kegiatan dengan
bertindak sebagai pemilik. Transfer sumbangan tersebut meliputi kas atau aktiva lain seperti
bangunan, surat-surat berharga.
3. Sumbangan Terikat dan Tidak Terikat
Pada sumbangan terikat dan tidak terikat akan dihitung pada nilai wajarnya sehingga
dapat diakui sebagai pendapatan atau keuntungan. Pada pendapatan, atau beban, dan aktiva
akan dibagi menjadi 3 kelompok aktiva bersih misalnya sumbangan yang meningkatkan
aktiva bersih tidak terikat, sumbangan yang meningkatkan aktiva bersih,dan sumbangan yang
meningkatkan aktiva bersih terikat permanen.
MAKALAH KELOMPOK II :
“AKTIVITAS DAN BENTUK LAYANAN PUBLIK “

2.1 KONSEP PELAYANAN PUBLIK


Menurut Mulyadi Sumarto (2008), pelayanan publik yang baik harus berfokus pada
aspek kualitas dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Ia juga mengedepankan penting
nya peningkatan efisiensi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Yang menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik (Undang-Und
ang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik), dijelaskan bahwa pelayanan publik a
dalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, j
asa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

 Jenis-Jenis Pelayanan Publik


1. Pelayanan Administratif, adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan b
erupa pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi, dan kegiatan tata
usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen,
misalnya sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi, dan lain sebagainya.
2. Pelayanan Barang, adalah pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegia
tan penyediaan dan atau pengolahan barang berwujud fisik termasuk distribusi dan pe
nyampaiannya kepada konsumne langsung (sebagai unit ataupun individu) dalam suat
u sistem. Kegiatan tersebut menghasilkan produk akhir berwujud benda (fisik) misaln
ya pelayanan listrik, air bersih dan pelayanan telepon.
3. Pelayanan Jasa, adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa sar
ana dan prasaranan serta penunjangnya. Produk akhirnya berupa jasa yang mendatang
kan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam jangka wakt
u tertentu. Misalnya pelayanan perbankan, pelayanan pos dan pelayanan pemadam ke
bakaran.

 Kualitas Pelayanan Publik


Pada suatu negara, penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat
penting dan strategis, karena berlangsung interaksi cukup intensif antara warga negara dan pe
merintah sebagai penyelenggara pelayanan publik. Kualitas produk dan proses penyelenggara
an pelayanan publik dapat diamati, dirasakan, dan dinilai secara langsung warga masyarakat.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1995, bahwa
kinerja organisasi publik dalam memberikan pelayanan publik kepada unsur masyarakat dap
at dilihat dari beberapa indikator, seperti:
1. Kesederhanaan, yaitu prosedur atau tata cara pelayanan umum harus didesain sedemik
ian rupa sehingga penyelenggaraan pelayanan umum menjadi mudah, lancar, cepat, ti
dak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan dan kepastian tata cara, rincian biaya layanan dan cara pembayaran, jadwal
dan waktu penyelesaian layanan, dan unit kerja atau pejabat berwenang dan bertanggu
ng jawab dalam memberikan pelayanan umum.
3. Keamanan, yaitu usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas pada pelanggan dari a
danya bahaya, resiko, dan keragu-raguan. Proses serta hasil pelayanan umum dapat m
emberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum.
4. Keterbukaan, yaitu bahwa pelanggan dapat mengetahui seluruh informasi yang merek
a butuhkan secara mudah dan jelas, yang meliputi informasi tata cara, persyaratan, wa
ktu penyelesaian, biaya dan lain.
5. Efesiensi, yaitu persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal berkaitan lagsun
g dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan ant
ara persyaratan dan produk pelayanan publik.
6. Ekonomis, yaitu penggunaan biaya pelayanan diterapkan secara wajar denganmemper
hatikan nilai barang/jasa dankemampuan pelanggan untuk membayar.
7. Keadilan yang merata, yaitu cakupan atau jangkauan pelayanan umum di usahakan sel
uas mungkin dengan distribusi merata dan diperlakukan adil.
8. Ketepatan waktu, yaitu agar pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam k
urun waktu yang telah ditentukan.

2.2 SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)


SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) jika di artikan dalam Bahasa
Indonesia yaitu “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals, SDGs) adalah serangkaian 17 tujuan global yang
ditetapkan oleh PBB pada tahun 2015 dalam rangka mengatasi berbagai tantangan global,
seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, ketidakadilan sosial, dan kerusakan
lingkungan. SDGs bertujuan untuk menciptakan dunia yang lebih adil, berkelanjutan, dan
sejahtera bagi semua manusia dan planet ini.

Berikut adalah beberapa contoh implementasi SDGs di Indonesia:


1. Pemberantasan Kemiskinan (SDG 1): Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk
mengurangi angka kemiskinan di negara ini melalui berbagai program sosial,
pendidikan, dan pelatihan keterampilan bagi masyarakat yang kurang mampu.
2. Pangan Berkelanjutan (SDG 2): Indonesia adalah salah satu negara agraris terbesar
di dunia, dan upaya dilakukan untuk meningkatkan produksi pangan yang
berkelanjutan dan mengurangi kelaparan.
3. Kesehatan dan Kesejahteraan (SDG 3): Pemerintah berfokus pada upaya untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, termasuk vaksinasi,
pencegahan penyakit menular, dan perawatan kesehatan ibu dan anak.
4. Pendidikan Berkualitas (SDG 4): Peningkatan akses dan kualitas pendidikan
menjadi fokus penting, termasuk program untuk meningkatkan akses pendidikan
dasar dan tingkat lanjut.
5. Kesetaraan Gender (SDG 5): Upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kesetaraan
gender di berbagai bidang, termasuk akses pendidikan dan kesempatan ekonomi bagi
perempuan.
6. Air Bersih dan Sanitasi (SDG 6): Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan akses
masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi yang layak.
7. Energi Terbarukan (SDG 7): Pengembangan energi terbarukan seperti pembangkit
listrik tenaga surya dan angin menjadi bagian penting dari upaya untuk mencapai
target SDG terkait energi.
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (SDG 8): Pemerintah berupaya
untuk menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkelanjutan serta mendorong
pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
9. Infrastruktur dan Inovasi (SDG 9): Investasi dalam infrastruktur dan peningkatan
kemampuan inovasi menjadi fokus untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
10. Pengurangan Ketidaksetaraan (Reduced Inequality) (SDG 10) : Mengurangi
ketidaksetaraan dalam dan antara negara.
11. Kota dan Komunitas Berkelanjutan (SDG 11): Pengembangan kota-kota yang
berkelanjutan dan memperbaiki kualitas hidup di perkotaan menjadi bagian dari
implementasi SDGs.
12. Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan (SDG 12): Upaya dilakukan untuk
mengurangi limbah dan mempromosikan konsumsi yang berkelanjutan.
13. Ketangguhan Lingkungan (SDG 13): Indonesia berkomitmen untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca dan menjaga keanekaragaman hayati.
14. Kehidupan di Bawah Air (Life Below Water) (SDG 14): Melindungi dan
mempertahankan ekosistem laut dan sumber daya hayati laut.
15. Kehidupan di Darat (Life on Land) (SDG 15): Melindungi, memulihkan, dan
mempromosikan pengelolaan berkelanjutan ekosistem darat.
16. Perdamaian, Keadilan, dan Lembaga yang Kuat (SDG 16): Peningkatan sistem
keadilan, pemberantasan korupsi, dan promosi perdamaian menjadi bagian dari upaya
untuk mencapai SDGs.
17. Kerjasama Global (SDG 17): Indonesia berpartisipasi dalam kerjasama internasional
untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, termasuk dalam hal kerja sama
perdagangan dan bantuan luar negeri.
Setiap negara, termasuk Indonesia, memiliki rencana dan strategi nasional mereka sendiri
untuk mencapai SDGs ini, dan implementasinya dapat berbeda-beda di berbagai daerah di
dalam negara tersebut. Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan
masyarakat sipil berkolaborasi untuk mencapai tujuan-tujuan ini.

2.3 BENTUK PELAKSANAAN DAN KERJASAMA DALAM PELAYANAN PUBLIK


1. Pola Kemitraan Pemerintah-Swasta (Public-Private Partnership/PPP):
 Ini adalah bentuk kerjasama di mana pemerintah dan sektor swasta bekerja
sama dalam penyediaan layanan publik atau pengembangan infrastruktur.
Contohnya adalah pembangunan jalan tol oleh perusahaan swasta dengan izin
dan dukungan pemerintah. Dalam PPP, sektor swasta dapat berinvestasi dalam
proyek tersebut, dan pemerintah biasanya memberikan insentif, izin, atau
dukungan finansial.

2. Kerjasama Antar-Pemerintah Daerah (Inter-Governmental Cooperation):


 Kerjasama ini melibatkan berbagai pemerintah daerah atau kabupaten/kota
dalam rangka memecahkan masalah bersama atau menyediakan layanan
publik yang lebih baik. Misalnya, beberapa kabupaten/kota dapat bergabung
untuk mengelola sampah bersama atau untuk mempromosikan pariwisata
regional.

3. Program Keluarga Harapan (PKH):


 PKH adalah program bantuan sosial yang ditujukan untuk keluarga miskin dan
rentan. Melalui PKH, keluarga penerima manfaat menerima transfer tunai
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pendidikan dan
kesehatan.

4. Sistem Online Single Submission (OSS):


 OSS adalah platform online yang memudahkan perizinan dan perijinan usaha
di Indonesia. Ini memungkinkan pelaku usaha untuk mengajukan perizinan
secara elektronik, mengurangi birokrasi, dan mempercepat proses perizinan.

5. Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM):


 Pemerintah Indonesia sering bekerja sama dengan LSM dalam berbagai
proyek sosial dan kemanusiaan. Ini dapat mencakup proyek-proyek seperti
bantuan kemanusiaan, program pengentasan kemiskinan, pendidikan,
kesehatan, dan pelestarian lingkungan.

2.4 KETERKAITAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN AKUNTANSI SEKTOR


PUBLIK
Keterkaitan antara pelayanan publik dan akuntansi sektor publik dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Transparansi dan Akuntabilitas : Akuntansi sektor publik adalah alat yang penting
untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan
publik. Dengan memiliki catatan keuangan yang akurat dan tersedia untuk publik,
pemerintah dapat memastikan bahwa dana publik digunakan dengan benar dan efisien
dalam penyediaan pelayanan publik.
2. Penganggaran dan Alokasi Dana : Akuntansi digunakan untuk mengukur
ketersediaan sumber daya keuangan, memantau penggunaannya, dan memastikan
alokasi dana yang sesuai untuk mendukung berbagai program pelayanan publik.
3. Pengendalian Keuangan : Akuntansi sektor publik juga digunakan untuk
mengendalikan keuangan pemerintah. Ini termasuk pemantauan pengeluaran,
pengendalian utang, dan pengelolaan kas negara untuk memastikan kelangsungan
operasional pemerintah dan pelayanan publik.
4. Pelaporan Keuangan : Pemerintah wajib menyusun laporan keuangan tahunan yang
mencerminkan semua transaksi keuangan dan kinerja keuangan mereka. Laporan ini
memberikan gambaran tentang bagaimana dana publik digunakan dalam penyediaan
pelayanan publik.
MAKALAH KELOMPOK III :
“ TATA KELOLA SEKTOR PUBLIK “

2.1 Peran Dan Definisi Tata Kelola Entitas Sector Public


a. Pengertian Tata Kelola Entitas Sektor Publik
Tata kelola entitas sektor publik adalah pendekatan yang komprehensif dalam mengat
ur dan mengelola organisasi dan lembaga yang beroperasi di sektor publik. Ini mencakup prin
sip-prinsip, aturan, prosedur, dan nilai-nilai yang membimbing pengambilan keputusan, peng
gunaan sumber daya, dan pelaksanaan tugas dalam upaya memenuhi kepentingan umum.
b. Komponen Tata Kelola Entitas Sektor Publik
Tata kelola entitas sektor publik terdiri dari beberapa komponen kunci :
1. Pemimpin dan Pengurus
2. Transparansi
3. Akuntabilitas
4. Partisipasi

c. Peran Tata Kelola Entitas Sektor Publik


1. Mempertahankan Integritas
Tata kelola yang baik membantu entitas sektor publik untuk menjaga integritas
mereka. Ini melibatkan pencegahan korupsi, kepatuhan terhadap etika, dan penghinda
ran konflik kepentingan. Integritas adalah dasar dari kepercayaan masyarakat terhadap
organisasi public
2. Meningkatkan Efisiensi
Dengan mengelola sumber daya dengan bijak, tata kelola entitas sektor publik
dapat meningkatkan efisiensi operasional mereka. Ini mencakup penggunaan yang efi
sien dari dana publik, alokasi sumber daya yang cermat, dan pengurangan pemborosa
n.
3. Meningkatkan Layanan Publik
Melalui tata kelola yang efektif, entitas sektor publik dapat menyediakan layan
an yang lebih baik kepada masyarakat. Ini mencakup pendidikan yang lebih baik, laya
nan kesehatan yang lebih efisien, infrastruktur yang lebih baik, dan respons yang lebih
cepat terhadap kebutuhan masyarakat.
2.2 Perkembangan tata Kelola sector public

Awal Mula Tata Kelola Sektor Publik

● Sejarah Tata Kelola Sektor Publik


Tata kelola sektor publik bukanlah konsep baru. Pada awalnya, fokusnya adalah pad
a administrasi publik dan efisiensi birokrasi. Namun, seiring dengan meningkatnya kompleksi
tas tugas dan meningkatnya tuntutan masyarakat, konsep ini berkembang menjadi lebih luas,
mencakup aspek seperti etika, akuntabilitas, dan partisipasi.

● Evolusi Konsep Tata Kelola

Konsep tata kelola sektor publik telah mengalami evolusi dari model tradisional hingg
a model yang lebih modern. Ini mencakup pergeseran dari pendekatan top-down menjadi pen
dekatan yang lebih inklusif yang melibatkan pemangku kepentingan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Tata Kelola:

● Globalisasi

Perkembangan ekonomi dan politik global telah memaksa entitas sektor publik untuk
lebih terbuka terhadap pengaruh internasional dan mengadopsi praktik tata kelola yang lebih
baik.

● Teknologi Informasi dan Komunikasi

Majunya teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara sektor publik berin
teraksi dengan warganya, meningkatkan transparansi, dan memungkinkan layanan publik yan
g lebih efisien.

● Tantangan Sosial dan Lingkungan

Tantangan seperti perubahan iklim, urbanisasi, dan ketidaksetaraan telah mengubah pr


ioritas sektor publik dan mendorong mereka untuk mengembangkan tata kelola yang lebih res
ponsif.
Konsep Modern dalam Tata Kelola Sektor Publik

● Tata Kelola Partisipatif

Tata kelola sektor publik modern mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam peng
ambilan keputusan dan perencanaan kebijakan, memastikan bahwa kebijakan mencerminkan
kebutuhan warga.

● Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dalam pengambilan keputusan dan akuntabilitas atas tindakan pemerinta


h menjadi inti dalam tata kelola modern, memungkinkan pemantauan oleh masyarakat dan pe
mangku kepentingan.

● Inovasi dalam Layanan Publik

Penggunaan teknologi informasi dan pendekatan inovatif lainnya telah menghasilkan l


ayanan publik yang lebih efisien dan terjangkau.
Studi Kasus Perkembangan Tata Kelola Sektor Publik

● Open Government Partnership (OGP)

Studi kasus tentang inisiatif OGP yang mendorong pemerintah untuk lebih terbuka, tr
ansparan, dan berpartisipasi dengan masyarakat.

● E-Government di Singapura

Bagaimana Singapura berhasil mengadopsi teknologi informasi dalam penyelenggara


an layanan publik dan tata kelola yang efisien.
2.3 Prinsip-prinsip tata Kelola sector public
1. Akuntabilitas
2. Transparansi
3. Partisipasi
4. Kepentingan Umum
5. Keadilan dan Kesetaraan
6. Keterbukaan terhadap Kritik
7. Efisiensi dan Efektivitas
8. Kepatuhan Hukum
2.4 Keterkaitan tata Kelola dengan akuntansi sector public
1. Akuntansi Sebagai Alat Pemantauan Akuntabilitas
Akuntansi sektor publik adalah alat penting dalam memastikan akuntabilitas dalam tata kelol
a. Melalui akuntansi, entitas sektor publik mencatat, melaporkan, dan mengawasi penggunaan
dana publik. Ini mencakup penyusunan laporan keuangan yang memberikan gambaran transp
aran tentang bagaimana dana publik digunakan.
2. Transparansi dan Keterbukaan
Melalui pelaporan keuangan yang rutin, organisasi sektor publik memberikan informasi yang
mudah diakses oleh publik dan pemangku kepentingan tentang bagaimana dana publik digun
akan. Laporan keuangan yang transparan membantu masyarakat untuk memahami alokasi su
mber daya, pengeluaran, dan pendapatan pemerintah.
3. Akuntansi sebagai Alat Pengukuran Kinerja
Akuntansi sektor publik juga berperan sebagai alat untuk mengukur kinerja organisasi sektor
publik. Ini mencakup penilaian efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya publi
k.
4. Pengawasan Terhadap Korupsi
Dengan memiliki catatan keuangan yang akurat dan pemeriksaan rutin, praktik korupsi menja
di lebih sulit disembunyikan. Audit independen yang dilakukan oleh badan pengawas atau au
ditor eksternal dapat mengidentifikasi tanda-tanda ketidakpatuhan atau penyalahgunaan dana
publik.
5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Informasi Finansial
Manajemen sektor publik sering kali harus mengambil keputusan yang berdampak besar terh
adap masyarakat dan ekonomi. Akuntansi menyediakan informasi finansial yang relevan dan
akurat yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tepat
6. Perkembangan Akuntansi Publik
Perkembangan akuntansi sektor publik juga mencerminkan perubahan dalam tata kelola sekto
r publik. Standar akuntansi yang lebih baik dan praktik pelaporan yang lebih transparan telah
berkembang seiring waktu untuk memenuhi tuntutan tata kelola yang lebih baik.
7. Penggunaan Teknologi Informasi
Teknologi informasi telah mengubah cara akuntansi sektor publik dilakukan. Penggunaan sist
em informasi keuangan dan perangkat lunak akuntansi telah mempercepat proses pelaporan d
an memungkinkan integrasi data yang lebih baik antara departemen dan unit dalam organisasi
sektor publik.
8. Pengawasan Publik
Terakhir, akuntansi sektor publik juga memberikan alat bagi masyarakat untuk melakukan pe
ngawasan terhadap tindakan pemerintah dan organisasi sektor publik. Masyarakat dapat men
ggunakan informasi keuangan yang tersedia untuk mengajukan pertanyaan, memantau pengg
unaan dana publik, dan mengidentifikasi tanda-tanda ketidakpatuhan.
MAKALAH KELOMPOK IV :
“ SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK “

A. Definisi dan Manfaat SPM Sektor Publik


Sistem pengendalian manajemen sebagai sebuah sistem dalam menentukan strategi ya
ng diterapkan dan upaya mencapai tujuan organisasi melalui fungsi pengendalian setiap aktiv
itas yang terjadi (Anthony dan Reece, 1984:824). Fokus utama sistem pengendalian manajem
en di sektor publik berkaitan dengan bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efekt
if dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengendalian manajemen tidak hanya terbatas pada pengukuran kinerja, tetapi juga be
rkaitan dengan fungsi pengawasan, penetapan standar, pemberlakuan kode etik, termasuk upa
ya mendorong, memberi kesempatan, dan bertindak memaksa bagi kepentingan terbaik organ
isasi. Proses sistem pengendalian manajemen di sektor publik, terdiri dari:
1. Penetapan Tujuan (Objecitve Setting)
2. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
3. Perencanaan Startegik (Strategic Planning)
4. Perencanaan strategik
5. Penganggaran
6. Operasional (Pelaksanaan Anggaran)
7. Evaluasi kineja

Beberapa penyebab timbulnya masalah aspek perilaku pada pengendalian manajemen,


antara lain:

1. Kurangnya arahan dari atasan (lack of direction), hal ini berkaitan dengan kondisi peg
awai yang tidak memahami apa yang diinginkan organisasi,
2. Masalah motivasi karena ketidakselaran antara tujuan individu dan tujuan organisasi
(motivational problems)
3. Keterbatasan pribadi, seperti kurangnya pengetahuan dan pengalaman (personal limit
ation)

B. Tipe SPM Sektor Publik


Tipe SPM sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (preventif control), Dalam tahap ini pengendalian man
ajemen terkait dengan perumusan strategi perencanaan strategik yang dijabark
an dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operational control), Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah diteta
pkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungka
n perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja, Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis
evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan
C. Pusat-pusat Pertanggungjawaban
Pada dasarnya terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu:
1. Pusat biaya (expense center)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajemnya
dinilai berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Contoh pusat biaya adalah
Departemen Produksi, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum.
2. Pusat pendapatan (revenue center)
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajemen
nya berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contoh pusat pendapatan adalah
Dinas Pendapatan Daerah dan Departemen Pemasaran.
3. Pusat Laba (profit center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input
dengan output dalam satuan moneter. Contoh: BUMN dan BUMD, objek
pariwisata milik PEM bandara, dan pelabuhan.
4. Pusat investasi (investment center)
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya
berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamka
pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Contoh pusat investasi
adalah Departemen Riset dan Pengembangan dan Balitbang.

D. Struktur dan Proses SPM Sektor Publik


Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(responsibility center). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh
manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya.
Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien dan
7. Sebagai alat pengendalian anggaran.

Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal.
Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang
meliputi:
1. perumusan strategi (strategy formulation),
2. perencanaan stratejik (strategic planning),
3. penganggaran,
4. operasional (pelaksanaan anggaran),
5. evaluasi kinerja.
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung,
pertemuan informal, diskusi, atau melalui metode management by walking around. Sistem
pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk memengaruhi orang-orang di
dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi.

MAKALAH KELOMPOK V :
“ TEORI DAN KONSEP PENGGANGARAN SEKTOR PUBLIK “

2.1 Pengertian Anggaran Sektor Publik.


Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selam
a periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial.... (Mardiasmo, 2009:61).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa defenisi anggaran adalah dokumen
yang berisi estimasi kinerja, baik berupa penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam
ukuran moneter yang akan dicapai pada periode waktu tertentu dan menyertakan data masa la
lu sebagai bentuk pengendalian dan penilaian kinerja.
2.2 Fungsi Anggaran Sektor Publik
1.Anggaran sebagai alat perencanaan (planning tool)
Anggaran sektor publik sebagai alat perencanaan, dibuat untuk merencanakan tindakan ap
a yang akan dan harus dilakukan oleh pemerintah, banyaknya biaya yang dibutuhkan, dan ber
apa hasil yang diperoleh di akhir periode.
2.Anggaran sebagai alat pengendalian (control tool)
Anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar p
embelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (fiscal tool)
Anggaran menunjukkan arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan pre
diksi-prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran mendorong, menfasilitasi dan mengkoordinas
ikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik (political tool)
Dalam sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen e
ksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (coordination and communication tool)
Anggaran yang dibuat harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaks
anakan. Setiap unit kerja pemerintahan harus terlibat dalam proses penyusunan anggaran ters
ebut.
6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (performance measurement tool)
Kinerja eksekutif dapat dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pel
aksanaan anggaran.
7. Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool)
Anggaran yang dibuat harus bersifat challenging but attainable atau demanding but achi
eveable untuk memotivasi para pembuat anggaran.

8. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik (public sphere)


Anggaran publik harus melibatkan banyak kalangan seperti kabinet, birokrat, DPR/DP
RD, dan LSM. Dengan adanya keterlibatan semua elemen tersebut anggaran publik akan men
ciptakan ruang publik.

2.3 Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik


1. Anggaran Operasional (operation/recurrent budget)
Anggaran operasional berisi perencanaan tentang kebutuhan sehari-hari dalam menjala
nkan pemerintahan. Contoh anggaran operasional adalah Belanja Administrasi Umum dan Be
lanja Operasi dan Pemeliharaan.

2. Anggaran Modal/Investasi (capital/investment budget)


Belanja investasi/modal manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan mena
mbah aset atau kekayaan pemerintah, serta menambah anggaran rutin untuk biaya operasional
dan pemeliharaannya.

2.4 Tujuan Dan Karakteteristik Anggaran Sektor Publik


Anggaran bagi sektor publik adalah alat untuk mencapai tujuan dalam rangka memberi
kan pelayanan kepada masyarakat/rakyat yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayan
an publik dan kesejahteraan masyarakat. Penganggaran sektor publik terkait dengan proses pe
nentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter.
Berdasarkan definisi di atas dan tujuan dari anggaran sektor publik, maka anggaran sekt
or publik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun, jangka pe
ndek, menengah atau panjang.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang dit
etapka.
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih tinggi dari penyus
un anggaran.
5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu
Aspek-aspek yang tercakup dalam anggaran sektor publik adalah: aspek perencanaan, a
spek pengendalian dan aspek akuntabilitas publik. Penganggaran sektor publik harus diawasi
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Proses penganggaran akan lebih ef
ektif jika diawasi oleh lembaga pengawas khusus (oversight body) yang bertugas untuk meng
ontrol proses perencanaan dan pengendalian anggaran.

2.5 Prinsip Prinsip Dalam Anggaran Sektor Publik


1. Otorisasi oleh legislative
Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum e
ksekutif dapat membelanjakan anggran tersebut.
2. Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaranpemerintah. Oleh k
arena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang
bersifat komprehensif.
3. Keutuhan anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.
4. Nondiscretionary appropriation
Jumlah yang disetujui oleh legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis,efisien, da
n efektif.
5. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan atau multitah
unan.
6. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi yang da
pat dijadikan sebagai kantong - kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta da
pat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluar
an.
7. Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak membingungk
an.
8. Transparasi
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai