Dosen Pembimbing:
Dewy Kusmayasari,S.Ak.,M.Ak.
Disusun oleh
KELOMPOK 4
1. INTAN NUR AINI (20041006)
2. RINATA DWI ANGGRAINI (20041008)
3. EKA TRI WULANDARI (20041016)
6. Asumsi Dasar
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang
diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat
diterapkan, yang terdiri atas :
a. Asumsi kemandirian entitas
Asumsi kemandirian entitas, baik entitas pelaporan maupun akuntansi, berarti bahwa
setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandin dan mempunyai kewajiban
untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antarunit
instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya
asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan
melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung jawab atas
pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas
pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud,
utang-piutang yang terjadi akibat putusan entitas, serta terlaksana atau tidaknya
program yang telah ditetapkan.
b. Asumsi kesinambungan entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut
keberadaannya Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud
melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek
c. Asumsi keterukuran dalam satuan uang (manetary measurement)
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyapkan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan
dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.
7. Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
8. Prinsip Akuntansi
Delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:
a. Basis akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas
untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam
Neraca.
b. Prinsip nilai historis
Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih objektif
dan dapat diverifikasi Jika tidak diketahui nilai historisnya, maka aset dan kewajiban
dapat dicatat sebesar nilai wajarnya.
c. Prinsip realisasi
Pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah
selama satu tahun fiskal akan digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam
periode tersebut
d. Prinsip substansi mengungguh bentuk formal
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi atau peristiwa lain
yang seharusnya disajikan. Maka, transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat
dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda
dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
e. Prinsip periodisitas
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi
periode-periode pelaporan, sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber
daya yang dimilikinya dapat ditentukan.
f. Prinsip konsistensi
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke
periode oleh suatu entitas pelaporan Hal ini bukan berarti bahwa tidak boleh terjadi
perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode
akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru
diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik. Pengaruh atas perubahan
metode ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
g. Prinsip pengungkapan lengkap
Laporan Keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna. Informasi-informasi tersebut dapat ditempatkan pada lembar muka laporan
keuangan atau dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
h. h. Prinsip penyajian wajar
Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan diperlukan ketika
menghadapiketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian tersebut
diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan
pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.
9. Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang tidak
memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan
laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan atau karena alasan-alasan
kepraktisan. Hal-hal tersebut adalah:
a. Materialitas
Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna
yang diambil atas dasar laporan keuangan. Meskipun idealnya memuat segala
informasi, laporan keuangan pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang
memenuhi kriteria materialitas.
b. Pertimbangan biaya dan manfaat
Pendekatan ini terlihat relatif lebih mudah untuk dilakukan, namun negara berkembang harus
memerhatikan beberapa hal dalam implementasinya, antara lain masalah transfer teknologi
yang salah atau tidak dapat diterapkan, kurangnya infrastruktur dalam penerapan teknologi,
meningkatnya ketergantungan pada tenaga ahli dari luar kurangnya insentif pada
pengembangan standar lokal, dan hilangnya harga din yang untuk beberapa kelompok
merupakan hal yang sangat penting.
4. Strategi Situasional
Strategi situasional adalah pengembangan standar akuntansi dengan didasarkan atas analisis
dari prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi di negara-negara maju terhadap latar
belakang lingkungan yang mendasarinya.
RANGKUMAN
Praktik akuntansi harus dilaksanakan mengacu pada PABU Standar akuntansi merupakan
kesepakatan nasional yang harus dukuti karena memuat prinsip-prinsip yang berlaku umum
tersebut. Setelah mempelajari pembahasan yang terdapat dalam bab ini, Anda diharapkan
memahami hal-hal berikut :
1. Standar-standar akuntansi yang terdapat dan dikembangkan di Indonesia dan
internasional sangat beragam, baik yang dikembangkan oleh organisasi profesi
maupun oleh pemerintah negara setempat.
2. Di lingkup internasional terdapat International Public Sector Accounting Standards
(IPSAS) yang merupakan standar akuntansi internasional di sektor publik yang saat
ini telah banyak diadopsi banyak negara IPSAS ini juga menjadi referensi bagi komite
standar di Indonesia
3. SAP merupakan acuan praktik akuntansi bagi pemenntah di Indonesia, baik
pemerintah pusat maupun pemda. SAP yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005, mempunyai kerangka konseptual dan beberapa pernyataan
yang seluruhnya harus dipahami secara komprehensif
4. Negara-negara berkembang menghadapi permasalahan-permasalahan yang lebih
kompleks dalam menyusun dan menetapkan standar yang berlaku di negaranya
Diperlukan pendekatan-pendekatan yang efektif dalam penetapan standar Terdapat
beberapa alternatif pendekatan, antara lain pendekatan evolusioner, pendekatan
transfer teknologi, atau penggunaan standar akuntansi internasional.
5. Mampu melakukan perbandingan atas kerangka konseptual yang terdapat di SAK dan
yang terdapat di SAP Kerangka konseptual yang dikembangkan oleh KSAP memiliki
beberapa perbedaan rumusan dengan kerangka konseptual yang terdapat di SAK
Perbedaan rumusan tersebut harus dipahami unhik mendapatkan pengertian yang
lebih memadai tentang kerangka konseptual.