Anda di halaman 1dari 12

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

KELOMPOK 2

GUSI PUTU PRATITA INDIRA/2007531231

A.A ISTRI MAHA ISWARI PEMAYUN/2007531236

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

Standar Akuntansi Keuangan berawal dari standar akuntansi yang digagas oleh Ikatan
Akuntan Indonesia pada tahun 1973. Pada tahun tersebut Ikatan Akuntan Indonesia membuat
sebuah prosedur atau standar yang diberi nama Prinsip Akuntansi Indonesia. Pembuatan
Prinsip Akuntansi Indonesia ini digagas setelah melihat perkembangan pasar modal di
Indonesia yang mulai tumbuh.

Prinsip Akuntansi Indonesia ini terus berkembang mengikuti perkembangan zaman,


hingga mengalami beberapa perubahan nama seperti Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 hingga
akhirnya menjadi bernama Standar Akuntansi Keuangan atau SAK pada tanggal 1 Oktober
1994. Hingga berlanjut pada tahun 2012, SAK terus mengalami pembaharuan dan penyesuaian.

Pembuatan standar pada dunia akuntansi bukan dilakukan tanpa makna karena adanya
standar pada akuntansi ini memiliki beberapa fungsi. Fungsi yang pertama dari adanya standar
akuntansi adalah untuk penyeragaman laporan keuangan. Fungsi yang kedua untuk
memudahkan akuntan dalam menyusun laporan keuangan.Fungsi lain yang tidak kalah penting
adalah untuk mempermudah pembaca dan auditor untuk memahami dan membandingkan
masing-masing entitas laporan keuangan yang berbeda-beda.

Dengan adanya standar pada akuntansi keuangan, semua laporan keuangan yang ada di
seluruh dunia memiliki cara penyusunan yang serupa. Di Indonesia sendiri ada empat jenis
SAK yang berlaku. Masing-masing SAK ini digunakan menurut jenis usaha atau
organisasinya. Penyusunan dan penerapan jenis-jenis SAK ini sudah disesuaikan dengan
perkembangan dunia bisnis di Indonesia. Empat jenis SAK ini yaitu :

1. Standar Akuntansi Keuangan IFRS


2. Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik
3. Standar Akuntansi Pemerintahan
4. Standar Akuntansi Keuangan Syariah

Standar Akuntansi yang telah disebutkan pada dasarnya harus digunakan sebaik baiknya
menurut jenis perusahaannya agar berguna dengan maksimal.
BAB II
PEMBAHASAN

I. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Standar akuntansi keuangan berfungsi untuk memberikan acuan dan pedoman dalam
penyusunan laporan keuangan sehingga laporan keuangan antar entitas menjadi lebih seragam.
Manajemen lebih mudah menyusun laporan keuangan karena pedoman memberikan ketentua
cara penyusunan tersebut. Standar akuntansi terdiri atas rerangka konseptual berisikan tujuan,
komponen laporan, karakteristik kualitatif, dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan.
Sedangkan, pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) berisikan pedoman untuk
penyusunan pelaporan, pengaturan transaksi atau kejadian, dan komponen tertentu dalam
laporan keuangan. Pengaturan terkait komponen laporan keuangan secara umum berisikan
definisi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan.

Saat ini, hanya ada dua standar akuntasi yang banyak dijadikan referensi atau adopsi di
dunia yaitu International Financial Reporting Standard (IFRS) yang disusun oleh
International Accounting Standard Board (IASB) dan US Generally Accepted Accounting
Principles (US-GAAP) disusun oleh Financial Accounting Standard Board (FASB).

Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia terdiri dari empat standar sering disebut 4
pilar standar akuntansi yaitu standar akuntansi keuangan IFRS (SAK IFRS), standar akuntansi
keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP), standar akuntansi Syariah (SAK
Syariah), dan standar akuntansi pemerintah (SAP).

1. Standar Akuntansi Keuangan sesuai IFRS (SAK IFRS)

Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards


(IFRS) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board (IASB)).
Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu
Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh
Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standards
Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab
guna menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya,
Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar
dan menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS.

Proses adopsi IFRS di tiap negara berbeda, beberapa negara mengadopsi penuh tanpa
pengecualian, beberapa negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resminya
menggunakan IFRS namun tetap menggunakan nomor standar lokal di negara tersebut. Proses
kedua adalah melakukan adaptasi dari IFRS ke dalam standar akuntansi negara tersebut,
dengan cara menerjemahkan dan menyesuaikan beberapa isinya sesuai ketentuan yang berlaku
di negara tersebut. Indonesia menggunakan metode adaptasi. IFRS diterjemahkan dan
disesuaikan dengan kondisi yang ada. Namun, proses adaptasinya dijelaskan secara transparan
dalam setiap standar yang dilakukan. Standar akuntansi yang disusun melalui proses yang
dilaksanakan secara transparan dan akuntabel disebut sebagai due process yang memiliki
komponen:

1. Dewan standar yang independen


2. Proses pengembangan standar yang teliti dan sistematis
3. Bekerjasama dengan investor, regulator, pelaku bisnis utama, profesi akuntan global,
setiap tahapan proses
4. Berusaha untuk melakukan kolaborasi dengan komunitas dewan penyusun standar

PSAK-IFRS (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan – International Financial Reporting


Standards) adalah SAK yang telah mengadopsi IFRS dan berlaku di Indonesia. Bisa dibilang,
PSAK adalah nama lain dari SAK yang diterbitakan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
yang dibentuk Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada tahun 2012.

Standar ini adalah patokan penyusunan, pencatatan, penyajian, dan perlakuan laporan
keuangan, agar informasi keuangan yang dihasilkan, relevan bagi pengguna laporan. PSAK
digunakan oleh perusahaan (entitas) yang memiliki akuntabilitas publik, baik yang sudah
terdaftar di pasar modal, maupun yang masih dalam proses pendaftaran pasar modal. Alasan
IFRS dijadikan pedoman SAK karena Indonesia merupakan anggota International Federation
of Accountants (IFAC) yang menjadikan IFRS sebagai standar akuntansinya. Ada beberapa
prinsip dasar yang digunakan IFRS, di antaranya adalah:

 Ada penekanan interpretasi dan aplikasi atas standar akuntansi keuangan sehingga para
negara anggota IFAC berkomitmen untuk menerapkan SAK yang sudah ditentukan.
 Ada penilaian atas transaksi dan evaluasi sehingga laporan keuangan dapat
mencerminkan realitas ekonomi.
 Penerapan standar akuntansi ini membutuhkan professional judgement.

Manfaat Penerapan IFRS:

 Dapat meningkatkan daya banding laporan keuangan.


 Memberikan informasi berkualitas di pasar modal internasional.
 Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan
dalam ketentuan pelaporan keuangan.
 Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk
analisis keuangan bagi para analis.
 Dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice.

2. Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

SAK-ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas


Publik. Standar ini dipakai oleh entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang
signifikan, sehingga entitas (perusahaan) dimaksud menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum bagi penggunaan ekstrernal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang
tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Menurut SAK ETAP (2009) Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas
publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang:

 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan


 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal (pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit).

Entitas memliki akuntabilitas publik signifikan jika:


 Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, padatoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal; atau
 Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun reksa dana dan bank investasi.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik siginifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika
otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.

SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan
memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK ETAP merupakan
SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan
konsep biaya historis, mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP, bentuk pengaturan yang
lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa
tahun. ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS yang meliputi tidak
adanya penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan laporan laba/rugi yang
komprehensif.

Manfaat SAK ETAP:

 Membantu perusahaan kecil dan menengah dalam menyusun laporan keuangannya


sendiri.
 Standar akuntansi ini dinilai lebih sederhana karena sebagian besar siklus
akuntansinya menggunakan konsep biaya historis. Bentuk pengaturannya juga lebih
sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa
tahun.
 Laporan akuntasi jadi dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga laporan
keuangan dapat digunakan untuk mejaring dana investasi agar usahanya lebih
berkembang.
 Implementasi SAK-ETAP lebih mudah dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih
sederhana dan tetap dapat memberikan informasi yang dapat diandalkan dalam
penyajian laporan keuangan.
 SAK-ETAP mengadopsi IFR untuk usaha kecil dan menengah yang dimodifikasi sesuai
kondisi Indonesia, serta dibuat lebih ringkas. Namun perlu diingat, SAK-ETAP juga
masih memerlukan profesional judgement ya, meski tak sebanyak untuk PSAK-IFRS.

3. Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang


diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah yang terdiri
atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Permerintah
Daerah (LKPD). SAP harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Semua lembaga
pemerintahan baik yang berada di pusat maupun daerah harus mengacu pada SAP dalam
membuat Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD). Hal ini ditujukan agar pengelolaan keuangan negara yang dilakukan oleh
lembaga pemerintah menjadi lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Peraturan
Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan terdapat dalam:

• Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010


• Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) 2016
• Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) 2019
• Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) 2020
• Government Accounting Standards Republic of Indonesia (Handbook 2019)

Terdapat beberapa hal pokok yang menjadi standar dalam SAP dan membedakannya
dengan laporan keuangan umum yaitu harus menyertakan Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Laporan Atas Laporan Keuangan. Selain itu, dasar dalam
penerapan laporan keuangan dalam SAP sendiri berdasarkan 2 hal yakni:

 SAP berbasis akrual

SAP berbasis akrual yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan
ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan
pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan
dalam APBN/APBD. Basis Akrual untuk neraca berarti aset, kewajiban, dan ekuitas dana
diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memerhatikan saat kas atau
setara kas di terima atau di bayar.

 SAP berbasis kas menuju akrual

Pada SAP berbasis kas menuju akrual, basis akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan
pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran . Basis ini berarti bahwa pendapatan diakui
pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan
dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau
entitas pelaporan.

4. Standar Akuntansi Keuangan Syariah

Standar akuntansi syariah merupakan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(PSAK) yang ditujukan kepada entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah
yang melakukan transaksi syariah. Pengembangan dari standar akuntansi syariah
dilakukan dengan modal standar akuntansi keuangan umum, tetapi berbasis syariah
dengan mengacu kepada fatwa MUI. SAK Syariah terus mengalami perkembangan
berupa penambahan dan revisi seiring dengan perkembangan industri bisnis dan
keuangan syariah serta perkembangan standar akuntansi keuangan internasional.
Hingga kini (Revisi, jumlah SAK syariah terdiri dari 1 Kerangka Dasar, 13 PSAK, dan
2 ISAK yaitu :

o Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah


o PSAK 59 : Akuntansi Perbankan Syariah
o PSAK 101 : Penyajian Laporan Keuangan Syariah
o PSAK 102 : Akuntansi Murabahah
o PSAK 103 : Akuntansi Salam
o PSAK 104 : Akuntansi Istisna‘
o PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah
o PSAK 106 : Akuntansi Musyarakah
o PSAK 107 : Akuntansi Ijarah
o PSAK 108 : Akuntansi Transaksi Akuntansi Syariah
o PSAK 109 : Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah
o PSAK 110 : Akuntansi Sukuk
o PSAK 111 : Akuntansi Wa’d
o PSAK 112 : Akuntansi Wakaf
o ISAK 101 : Pengakuan Pendapatan Murabahah Tangguh Tanpa Resiko
Signifikan Terkait Kepemilikan Persediaan
o ISAK 102 : Penurunan Nilai Piutang Murabahah

Untuk menyusun standar akuntansi keuangan syariah, IAI membentuk Dewan


Standar Akuntansi Keuangan Syariah (DSAS). Dimana tugas dari DSAS ini
diantaranya:

1. Melakukan perumusan, pengembangan dan pengesahan SAK Syariah,


2. Buletin Teknis Syariah, dan produk lain terkait SAK Syariah.
3. Menjawab pertanyaan dari pemerintah, otoritas, asosiasi, dan lembaga luar
negeri yang terkait dengan SAK Syariah.

DSAS dalam melakukan penyusunan SAK Syariah mengikuti due process


procedures yang ditetapkan oleh Peraturan Organisasi IAI. Proses penting tersebut
meliputi identifikasi isu untuk dikembangkan menjadi standar, melakukan riset,
melakukan penulisan awal draf eksposur, pembahasan draf eksposur, pengesahan draf
eksposur, publikasi draf eksposur, melakukan public hearing, dan pengesahan standar.
Beberapa lembaga yang dapat menggunakan PSAK-Syariah adalah bank syariah,
lembaga zakat, pegadaian syariah, koperasi syariah, dan lain sebagainya. PSAK-
Syariah juga tidak hanya terbatas pada lembaga syariah karena berlandaskan pada SAK
umum, sehingga dapat diterapkan juga oleh lembaga dengan basis non-syariah.
BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan sebuah standar yang mengatur
proses pembuatan dan penyajian laporan keuangan agar tercipta keseragaman yang
dapat dipahami oleh berbagai pihak. SAK dibuat dan ditetapkan oleh lembaga resmi di
bidang akuntansi yang disebut juga dengan Standard Setting Body. Di Indonesia
sendiri, Standar Setting Body yang mengatur dan membuat regulasi SAK adalah Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), khususnya oleh bagian Dewan Standar Akuntansi.
Meskipun mengacu pada prinsip dan standar akuntansi global, SAK yang
berlaku di Indonesia tentunya sudah disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan yang
ada. Di Indonesia sendiri terdapat empat jenis SAK yang berlaku dan disebut juga
dengan Pilar Standar Akuntansi Keuangan yaitu SAK-IFRS, SAK ETAP, SAP, SAK
Syariah.
 REKOMENDASI
Seperti yang kita ketahui, penyajian laporan dari setiap perusahaan itu berbeda
beda sesuai dengan jenis kegiatan perusahaan tersebut. Karena hal tersebut, diperlukan
standarisasi agar setiap orang mampu membaca kondisi di setiap perusahaan. Dari
keempat standar akuntansi yang berlaku di Indonesia, kami tidak memilih atau
merekomendasikan yang mana yang paling penting, karena pada kenyataannya semua
jenis standar akuntansi keuangan tersebut penting dan berguna di bidangnya masing
masing.

Contohnya pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), SAP ini memang


khusus dibuat untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan pada pemerintahan
baik pusat ataupun daerah, begitu pula dengan Standar Akuntansi Keuangan lainnya,
standarnya sudah dirancang dan disusun untuk kepentingan keuangan di masing masing
perusahaan dengan jenis kegiatan yang berbeda. Nah, dikarenakan hal itulah kami disini
ingin merekomendasikan untuk mempergunakan standar akuntansi keuangan sesuai
dengan tempatnya masing masing agar standarisasi tersebut dapat membantu dalam
membaca laporan keuangan dengan maksimal.
BAB IV
KASUS & JAWABAN

 KASUS
1. Beberapa pihak berpendapat bahwa keterlibatan berbagai standar akuntansi di berbagai
perusahaan sangat merepotkan dan tidak efisien. Dari beberapa artikel yang membahas
persoalan dalam pelaporan akuntansi, sebagian besar masalah utamanya adalah karena
suatu perusahaan tidak mengindahkan standar yang telah ditetapkan dalam PSAK. Hal
ini menyebabkan kesalahan pelaporan keuangan ketika di cek oleh yang berwenang
dan alhasil pihak yang bersangkutan dikenakan sanksi. Bagaimana tanggapan atas
kasus tersebut?
 JAWABAN
1. Kami tidak setuju dengan anggapan berbagai pihak yang mengatakan bahwa
penerapan standar akuntansi tidak efisien, karena setelah kami mencoba mempelajari
mengenai Standar Akuntansi Keuangan, kami mengerti bahwa penerapan SAK sangat
penting terlebih lagi pada perekonomian Indonesia yang semakin berkembang ditandai
dengan pendirian perusahaan yang semakin banyak dengan berbagai macam bidang,
hal ini akan menimbulkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat, sehingga
membuat posisi keuangan harus mendapat perhatian yang lebih. Pihak-pihak yang
membutuhkan laporan keuangan perlu memahami apa arti dari angka yang ada dalam
laporan keuangan dan bagaimana menganalisis serta menafsirkan data keuangan
dengan cara yang logis dan sistematis. Namun, seperti yang tertera pada kasus, banyak
perusahaan tidak mengindahkan aturan yang tertuang dalam PSAK. Setelah kami
analisis beberapa artikel, kebanyakan perusahaan berasumsi bahwa perusahaannya
masih terbilang cukup kecil sehingga tidak memerlukan laporan keuangan yang
terperinci seperti yang tercantum pada SAK. Dalam hal ini, tanggapan kami juga tidak
setuju, karena sekecil apapun perusahaannya menurut kami pelaporan yang terperinci
sangat dibutuhkan untuk menghasilkan informasi yang akurat. Selain itu, terdapat SAK
ETAP yang telah diatur untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah dalam
menyusun laporan keuangannya sendiri. Jadi kami sangat menyayangkan perilaku
beberapa perusahaan yang menyepelekan Standar Akuntansi Keuangan, dan kami
sangat merekomendasikan untuk melibatkan SAK yang berlaku untuk menghasilkan
informasi yang akurat tanpa kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Sari Retna, Ati; Defia Nurbatin; Supami Wahyu Setiyowati. 2017. Akuntansi Keuangan
Berbasis PSAK. Mitra wacana Media. Malang
Sazya. January 2020. Standar Akuntansi Keuangan dan Jenisnya yang Berlaku di Indonesia.
URL : https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/standar-akuntansi-keuangan .
Diakses tanggal 11 Februari 2021.
Nurhadi Akib. 2014. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BERBASIS IFRS.
URL:https://www.academia.edu/8843120/Standar_Akuntansi_Keuangan_SAK_Berba
sis_IFRS . Diakses tanggal 11 Februari 2021.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2016. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP). URL : http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-
keuangan/etap . Diakses tanggal 12 Februari 2021
Nur Fadhila Amri. September 2019. Mengenal Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). URL : https://www.e-akuntansi.com/sak-
etap/. Diakses tanggal 12 Februari 2021
Binus Accounting. Maret 2017. Standar Akuntansi Pemerintahan. URL :
https://accounting.binus.ac.id/2017/03/03/standar-akuntansi-pemerintahan/. Diakses
tanggal 12 Februari 2021.
Olga Yani Fransiska Singkali ; Retnaningtyas Widuri. 2014. PENERAPAN STANDAR
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN
KEUANGAN ASET DAERAH (DPPKAD) KABUPATEN TORAJA UTARA. URL :
https://media.neliti.com/media/publications/157557-ID-penerapan-standar-akuntansi-
pemerintahan.pdf. Diakses tanggal 12 Februari 2021.
Gustani. 2020. Mengenal Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Syariah.
URL : https://akuntansikeuangan.com/mengenal-standar-akuntansi-keuangan-sak-
syariah/. Diakses tanggal 12 Februari 2021.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2021. Standar Akuntansi Keuangan Syariah.
URL : http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/syariah. Diakses tanggal
12 Februari 2021.
Sugi Priharto. Juli 2020. Standar Akuntansi Keuangan: Pengertian dan Jenis Standar
Akuntansi di Indonesia. URL : https://accurate.id/akuntansi/standar-akuntansi-
keuangan/. Diakses tanggal 12 Februari 2021.
Floren Violetfin Leries ; Fefri Indra Arza ; Citra Ramayani. PENERAPAN STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK
ETAP). URL :https://media.neliti.com/media/publications/29780-ID-penerapan-
standar-akuntansi-keuangan-entitas-tanpa-akuntabilitas-publik-sak-etap.pdf. Diakses
tanggal 13 Februari 2021.
Giri Hartono, Jurnalis. Juni 2019. Kronologi Kasus Laporan Keuangan Garuda Indonesia
hingga Kena Sanksi.
URL : https://economy.okezone.com/read/2019/06/28/320/2072245/kronologi-kasus-
laporan-keuangan-garuda-indonesia-hingga-kena-sanksi . Diakses tanggal 13 Februari
2021.
Chandra Gian Asmara ; CNBC Indonesia. Agustus 2019. Banyak KAP Kena Sanksi, Ada
Masalah Standar Akuntansi.
URL : https://www.cnbcindonesia.com/market/20190812102534-17-91271/banyak-
kap-kena-sanksi-ada-masalah-standar-akuntansi . Diakses pada tanggal 13 Februari
2021.
https://www.google.com/amp/s/www.simulasikredit.com/amp/inilah-jenis-jenis-
standar-akuntansi-keuangan-yang-digunakan-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai