PROSES PENELITIAN
Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok II
Anggota Kelompok :
Ida Ayu Putu Renita Sri Naravika (1907531163)
Komang Ayu Wulandari (1907531165)
Ni Made Ria Paramita Wiraningsih (1907531175)
I Putu Evan Aditya Dharma Merta (1907531061)
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah metodologi penelitian
akuntansi. Makalah ini berisikan pembahasan mengenai proses penelitian.
Penulis menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan makalah metodologi
penelitian penelitian ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran maupun kritik yang bersifat
membangun sebagai bahan pertimbangan dan penyempurnaan tugas ini. Akhir kata, penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga makalah teori akuntansi ini dapat berguna bagi para
pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah penelitian
2. Untuk mengetahui penentuan kajian pustaka dan hipotesis dalam penelitian
3. Untuk mengetahui populasi dan sampel
4. Untuk mengetahui metode pengumpulan data dalam penelitian
5. Untuk mengetahui rencana analisis data dalam penelitian
6. Untuk mengetahui penulisan laporan penelitian
7. Untuk mengetahui proposal penelitian
8. Untuk mengetahui cara sitasi yang benar dan legal
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, hipotesis tidak dirumuskan melainkan
menemukan hipotesis yang selanjutnya hipotesis tersebut diuji oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam hal ini, perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis
statistik. Hipotesis statistik itu ada apabila penelitian bekerja dengan sampel. Jika
penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik. Terdapat dua
macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja
dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat negatif.
Dalam statistik juga terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja dan hipotesis
alternatif.
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah
penelitian. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk hipotesis penelitian.
a. Hipotesis deskriptif. Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap
masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih.
b. Hipotesis komparatif. Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau
sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
c. Hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih.
1. Sampling Sistematis
Merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
terdiri dari 100, dari semua anggota diberi nomor urut 1-100. Pengambilan
sampel kemudian dapat dilakukan menggunakan nomor ganjil saja, genap
saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu.
2. Sampling Kuota
Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu hingga jumlah (kuota) yang diinginkan. Misalnya
ditentukan sampel penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat sebanyak 500 orang. Jika belum mencapai 500,
penelitian dianggap belum selesai.
3. Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yakni siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel jika dipandang orang tersebut
dianggap cocok sebagai sumber data.
4. Sampling Purposive
Maksudnya teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Misalnya jika kita akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan,
maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
5. Sampling Jenuh
Merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi
relatif sedikit. Bisa juga penelitian ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, di
mana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6. Snowball Sampling
Merupakan teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih
satu atau dua orang, tetapi karena dirasa dari dua orang tersebut data yang
didapatkan belum lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu atau dapat melengkapi data yang kurang. Hal tersebut
dapat dilakukan berkali-kali hingga data lengkap.
2.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
(natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai
responden, pada surts seminar, diskusi, di jalan, dll. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat
dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan
gabungan ketiganya.
2.4.1 Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa
anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode wawancara dan
juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:
a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Adapun beberapa bentuk wawancara yaitu:
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data
telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini pula,
pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul
data.
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam wawancara
tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh
responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut,
maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah
pada suatu tujuan.
2.4.2 Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup
besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/ pernyataan
tertutup atau terbuka, dapat diberikan kene da responden secara langsung atau dikirim
melalui pos atau internet. Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam
penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu:
a. Prinsip penulisan kuesioner. Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan
tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, tipe dan bentuk pertanyaan
(terbuka atau tertutup), pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang
sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan
pertanyaan.
b. Prinsip pengukuran. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka
sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji
validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu.
c. Penampilan fisik kuesioner. Penampilan fisik angket ini salah satunya berupa kertas
yang digunakan dalam pembuatan kuesioner, apakah buram atau tidak.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Utami, S. N. (2021). Proposal Penelitian: Pengertian, Tujuan, Jenis, Penulisan, dan Cara
Membuatnya. Kompas.Com.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/12/183053069/proposal-penelitian-
pengertian-tujuan-jenis-penulisan-dan-cara-membuatnya?page=all