Anda di halaman 1dari 37

METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI

PROSES PENELITIAN

Dosen Pengampu :

Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si. Ak., CA

Oleh :
Kelompok II

Anggota Kelompok :
Ida Ayu Putu Renita Sri Naravika (1907531163)
Komang Ayu Wulandari (1907531165)
Ni Made Ria Paramita Wiraningsih (1907531175)
I Putu Evan Aditya Dharma Merta (1907531061)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah metodologi penelitian
akuntansi. Makalah ini berisikan pembahasan mengenai proses penelitian.
Penulis menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan makalah metodologi
penelitian penelitian ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran maupun kritik yang bersifat
membangun sebagai bahan pertimbangan dan penyempurnaan tugas ini. Akhir kata, penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga makalah teori akuntansi ini dapat berguna bagi para
pembaca.

Denpasar, 24 September 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, reliabel, dan
obyektif dengan tujuan untuk menggambarkan, membuktikan, mengembangkan, menemukan,
dan menciptakan ilmu, produk, dan tindakan baru sehingga dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Masalah yang diangkat dalam penelitian harus
diidentifikasi terlebih dahulu kemudian dipilih masalah mana yang akan difokuskan untuk
selanjutnya diteliti. Setelah masalah ditentukan, selanjutnya dibuat rumusan masalah untuk
membantu peneliti dalam menyusun langkah-langkah penyelesaian agar lebih fokus. Apabila
rumusan masalah telah ditentukan, maka maka hipotesis dari penelitian sudah dapat
ditentukan. Selain itu, jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian dapat digali dari
kajian pustaka.
Populasi dan sampel dalam melakukan penelitian tidak dapat dilepaskan. Hal ini karena
populasi dan sampel akan membantu peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan
dalam penelitian. Data yang telah terkumpul tersebut kemudian akan dianalisis agar lebih
mudah dipahami. Data-data yang sudah dianalisis tersebut akan dibuat suatu laporan
penelitian. Laporan penelitian bertujuan untuk melaporkan penelitian yang telah dilakukan,
apakah berhasil menemukan sesuatu yang membantu peneliti untuk membuktikan hipotesis
yang ditentukan benar atau salah. Di dalam pembuatan laporan penelitian terdapat beberapa
ketentuan yang harus diperhatikan, seperti dalam hal penulisan sitasi yang benar. Ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam pembuatan laporan penelitian ini harus diikuti agar laporan
penelitian yang dibuat dapat tersaji dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah proses identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah penelitian?
2. Bagaimanakah penentuan kajian pustaka dan hipotesis dalam penelitian?
3. Apakah yang dimaksud dengan populasi dan sampel?
4. Bagaimanakah metode pengumpulan data dalam penelitian?
5. Bagaimanakah rencana analisis data dalam penelitian?
6. Bagaimanakah penulisan laporan penelitian?
7. Bagaimanakah proposal penelitian tersebut?
8. Bagaimanakah cara sitasi yang benar dan legal?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah penelitian
2. Untuk mengetahui penentuan kajian pustaka dan hipotesis dalam penelitian
3. Untuk mengetahui populasi dan sampel
4. Untuk mengetahui metode pengumpulan data dalam penelitian
5. Untuk mengetahui rencana analisis data dalam penelitian
6. Untuk mengetahui penulisan laporan penelitian
7. Untuk mengetahui proposal penelitian
8. Untuk mengetahui cara sitasi yang benar dan legal
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah penelitian


2.1.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah awal yang sangat penting dalam proses
penelitian. Ketika peneliti menangkap fenomena yang berpotensi untuk diteliti, langkah
selanjutnya yang mendesak adalah mengidentifikasi masalah dari fenomena yang
diamati tersebut. Identifikasi masalah sebagai bagian dari proses penelitian dapat
dipahami sebagai upaya mendefinisikan problem dan membuat definisi tersebut dapat
diukur (measurable) sebagai langkah awal penelitian.
Singkatnya, mengidentifikasi masalah adalah mendefinisikan masalah penelitian.
Secara umum, identifikasi masalah merupakan bagian dari proses penelitian yang dapat
dipahami sebagai suatu upaya untuk mendefinisikan masalah yang ada dan membuat
permasalahan tersebut dapat diukur dan diuji. Mudahnya, identifikasi masalah adalah
proses untuk menentukan apa saja yang menjadi bagian inti dari sebuah penelitian
 Secara umum, identifikasi masalah terdiri dari 3 langkah yaitu:
 Menemukan dan masalah yang ada (Problem)
 Mengidentifikasi sumber permasalahan (Root cause)
 Menciptakan kalimat isu/kalimat permasalahan (Problem Statement) yang
menjelaskan permasalahan yang sudah diidentifikasi
 Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah:
1. Bacaan.
Sumber bacaan bisa dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan
hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan
penelitian yang baik tentu saja mencantumkan rekomendasi untuk penelitian
lebih lanjut yang berkaitan dengan tema penelitian bersangkutan. Selain jurnal
penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah
misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan
gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan
teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat di media cetak.
2. Pertemuan Ilmiah.
Masalah penelitian dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah,
seperti seminar, konferensi nasional dan internasional diskusi. Lokakarya,
simposium dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah seperti itu akan muncul
berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.
3. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas).
Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figur
publik yang dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang
diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah.
Pemegang otoritas di sini dapat mencakup aspek formal dan non formal.
4. Observasi (pengamatan).
Pengamatan yang dilakukan seorang peneliti tentang sesuatu yang
direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun
dalam jangka waktu yang cukup lama, terstruktur atau tidak terstruktur, itu dapat
melahirkan suatu masalah. Contoh: Seorang pendidik menemukan masalah
dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku peserta didiknya dalam proses
belajar mengajar.
5. Wawancara dan Angket.
Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di
lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat
tertentu.
6. Pengalaman.
Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak
semua pengalaman yang dimiliki seseorang (peneliti) itu selalu positif, tetapi
kadang-kadang sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang diperoleh nya
sendiri maupun dari orang (kelompok) lain, dapat dijadikan sumber masalah yang
dapat dijawab melalui penelitian.
7. Intuisi.
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah penelitian
tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak direncanakan.
2.1.2 Pemilihan Masalah
Setelah mempelajari identifikasi masalah, belum menjaminan bahwa masalah
tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya, dalam usaha mengidentifikasikan
atau menemukan masalah penelitian diketemukan lebih dari satu masalah. Dari
masalah-masalah tersebut perlu dipilih salah satu, yaitu mana yang paling layak dan
sesuai untuk diteliti. Jika yang diketemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah
tersebut juga harus dipertimbangkan layak dan tidaknya serta sesuai dan tidaknya
untuk diteliti. Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah sesuatu masalah
layak dan sesuai untuk diteliti. Pada dasarnya dilakukan dari dua arah, yaitu :
1. Pertimbangan dari Arah Masalahnya
Untuk menentukan apakah sesuatu masalah layak untuk diteliti perlu dibuat
pertimbangan-pertimbangan dari arah masalahnya atau dari sudut objektif. Dari
sudut objektif ini, pertimbangan akan dibuat atas dasar sejauh mana penelitian
mengenai masalah yang bersangkutan itu akan memberi sumbangan kepada:
 Pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar
teoritis penelitiannya, dan
 Pemecahan masalah-masalah praktis.
2. Pertimbangan dari Arah Calon Peneliti
Dari segi subjektif, yaitu pertimbangan dari arah calon peneliti perlu
dipertimbangkan apakah masalah itu sesuai dengan calon peneliti. Sesuai atau
tidaknya sesuatu masalah itu untuk diteliti terutama bergantung kepada apakah
masalah tersebut manageable atau tidak oleh si calon peneliti. Managibility itu
terutama dilihat dari lima segi yaitu:
 Biaya yang tersedia,
 Waktu yang dapat digunakan,
 Alat-alat dan perlengkapan yang tersedia,
 Bekal kemampuan teoretis, dan penguasaan metose yang diperlukan
2.1.3 Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan penelitian yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah berbeda dengan masalah.
Kalau masalah adalah kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi,
sedangkan rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Namun erat kaitan antara masalah dan
rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada
masalah.
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini
penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya.
Tidak ada aturan umum mengenai cara merumuskan masalah itu, namun Fraenkel dan
Wallen (1990 : 22) mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik adalah :
a. Masalah harus feasible, artinya masalah tersebut harus dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana,
tenaga dan waktu.
b. Masalah harus jelas, artinya semua orang memberikan persepsi yang sama
terhadap masalah tersebut.
c. Masalah harus signifikan, artinya jawaban atas masalah itu harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan
masalah kehidupan manusia.
d. Masalah bersifat etis, artinya penelitian tidak berkenaan dengan hal-hal
yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama. (tetapi hal ini
berlaku untuk penelitian kuantitatif karena sulit mengukurnya, untuk
penelitian kualitatif tidak harus seperti itu.)
Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian
a. Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap nilai variable mandiri, baik hanya pada satu variable
ataupun lebih ( variable mandiri adalah variable yang berdiri sendiri, bukan
variable independent, karena kalau variable independent selalu dipasangkan
dengan variable dependen). Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat
perbandingan variable pada sampel yang lain. Contoh rumusan masalah
Deskriptif :
 Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan di PT. Samudra?
 Seberapa tinggi efektivitas perdagangan dengan system multilevel?
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah suatu pertanyaan penelitian
yang bersifat membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua
atau lebih sampel yang berbeda. Contoh rumusan masalah Komparatif :
 Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
 Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai
Swasta Nasional dan Perusahaan Asing? (dua variable pada dua
sampel)
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan Masalah Asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian
yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih.
Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu :
1. Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable atau
lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Contoh rumusan
masalahnya :
 Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung prenjak
dengan tamu yang datang?
2. Hubungan Kausal
Hubungan Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi
disini ada variable independent (variable yang mempengaruhi) dan
dependen (dipengaruhi). Contoh :
 Seberapa besar pengaruh tata ruang toko terhadap jumlah
pengunjung?
3. Hubungan Interaktif
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Disini tidak diketahui mana variable independent dan dependennya.
Contoh :
 Hubungan antara motivasi dan prestasi. Disini dapat dinyatakan
motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi
mempengaruhi motivasi.
d. Rumusan Masalah Komparatif-Asosiatif
Rumusan masalah komparatif asosiatif adalah rumusan masalah
yang menanyakan perbandingan korelasi antara dua variable atau lebih pada
sampel atau populasi yang berbeda. Contoh :
 Adakah perbedaan korelasi kualitas pelayanan dengan nilai
penjualan antara di Toko A dan Toko B?
e. Rumusan Masalah Struktural
Rumusan masalah structural adalah suatu rumusan masalah
penelitian yang bersifat menanyakan validitas struktur hubungan antara dua
variable atau lebih yang ada variable interveningnya. Contoh :
 Apakah struktur hubungan antar variable yang mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan di PT Kinanta dapat dibuktikan
dengan data empiris yang terkumpul?
2.2 Kajian Pustaka dan Hipotesis
2.2.1 Kajian Pustaka
Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka. Karena
teori secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan. Nazir (2005:
93) menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi literatur, selain dari mencari
sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk
mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah
berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat
sehingga situasi yang diperlukan diperoleh. Kajian pustaka menurut Nyoman Kutha
Ratna (2010: 276), memiliki tiga pengertian yang berbeda.
1. Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan
dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi.
2. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu
teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu,
sebagian peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori.
3. Kajian pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan
objek penelitian yang sedang dikaji.
Menurut Pohan (2007:42) kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka) bertujuan
mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan
yang pernah berkembang dan telah di dokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal,
naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain yang terdapat di
perpustakaan. Selain itu, kajian ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan terjadinya
pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk suaplagiat. Dasar pertimbangan perlu
disusunnya kajian pustaka dalam suatu rancangan penelitian didasari oleh kenyataan
bahwa setiap objek kultural merupakan gejala multidimensi sehingga dapat dianalisis
lebih dari satu kali secara berbeda-beda, baik oleh orang yang sama maupun berbeda
(Ratna, 2010). Berdasarkan pendapat ahli tersebut kajian pustaka adalah bahan-bahan
bacaan yang berkaitan dengan objek penelitian yang pernah dibuat yang digunakan
untuk menganalisis objek penelitian yang dikaji.
 Cara Menyusun Kajian Pustaka
Menurut cara penyajiannya, kajian pustaka dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu (a) penyajian sesuai dengan tahun penelitian; dan (b) penyajian
disesuaikan relevansi, kedekatannya dengan objek (Ratna, 2010: 278)
a. Sesuai dengan Tahun Penelitian
Cara penyajian kajian pustaka dalam jenis ini disajikan secara kronologis
dengan pertimbangan bahwa aspek kesejarahan memiliki makna tertentu dalam
menentukan objektivitas penelitian seperti dilakukan dalam berbagai analisis persepsi
masyarakat.
b. Sesuai dengan Relevansi dan Kedekatan dengan Objek
Cara kedua dilakukan dengan pertimbangan relevansi kedekatan penelitian
dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan. Sebagai penelitian ilmiah cara kedua
ini dianggap lebih baik dengan pertimbangan bahwa penelitian yang dilakukan
memang baru berbeda dengan penelitian lain. Selain itu, penelitian yang memiliki
relevansi paling kuat yang mengantarkan peneliti untuk melakukan penelitian
selanjutnya sekaligus menghindarkan terjadinya duplikasi.
Selain kedua jenis di atas, terdapat pula dua cara penyajian kajian pustaka yang
berbeda, yaitu (a) secara deskriptif; (b) secara deskriptif dengan analisis ( Ratna, 2010:
278).
a. Penyajian kajian Pustaka secara Deskriptif
Penyajian kajian pustaka secara deskriptif ini hanya menguraikan tanpa
menyebutkan persamaan dan perbedaannya dengan pertimbangan bahwa analisis akan
diuraikan pada bab berikutnya
b. Penyajian Kajian Pustaka secara Deskriptif dengan Analisis
Penyajian kajian pustaka secara deskriptif dengan analisis selain berbentuk
deskripsi juga disertai penjelasan tentang perbedaan dan persamaannya.

Dengan demikian, kajian pustaka menunjukkan di mana posisi penulis dalam


kaitannya dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan, apakah menolak,
mengkritik, menerima, dan atau yang lainnya. Penyusunan kajian pustaka meliputi
beberapa langkah sebagai berikut:
a. Membaca karya-karya ilmiah hasil penelitian sebelumnya yang terkait
b. Mencatat hasil intrepretasi terhadap bahan-bahan bacaan
c. Menyusun kajian pustaka berdasarkan hasil analisis terhadap karya ilmiah
sebelumnya yang relevan.

 Sumber Kajian Pustaka


Berikut dijelaskan beberapa jenis sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperoleh teori-teori yang relevan.
1. Buku Teks
Buku teks adalah tulisan ilmiah yang dijilid rapi yang diterbitkan dengan interval yang
tidak tentu (Nazir, 2005: 106). Buku teks berkenaan dengan suatu bidang ilmu yang
isinya menyeluruh dan biasanya digunakan sebagai buku wajib dalam mata kuliah
tertentu.
2. Jurnal
Jurnal adalah majalah ilmiah yang berisi tulisan ilmiah atau hasil-hasil seminar
yang diterbitkan oleh himpunan profesi ilmiah (Nazir, 2005: 106). Jurnal yang berisi
hanya ringkasan-ringkasan artikel dari pengarang dinamakan review journal atau
abstract journal. Review journal adalah majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel yang
dipersingkat dalam suatu cabang pengetahuan.Abstract journal adalah majalah ilmiah
yang berisi singkatan atau ikhtisar (judul, metode serta kesimpulan) dari artikel-artikel
pada jurnal-jurnal terbaru.
3. Periodical
Menurut Nazir (2005: 107) periodical adalah majalah ilmiah yang diterbitkan
secara berkala oleh lembaga-lembaga baik pemerintah atau swasta yang berisi hasil
penelitian yang dikerjakan.
4. Yearbook
Yearbook adalah buku mengenai fakta-fakta dan statistik setahun yang
diterbitkan tiap tahun oleh lembaga pemerintah atau swasta, yang diterbitkan setiap
tahun. Ada kalanya tiap tahun yearbookyang dikeluarkan membahas suatu masalah
bidang ilmu (Nazir, 2005: 107).
5. Buletin
Nazir (2005: 107) menyatakan bahwa buletin adalah tulisan ilmiah pendek
yang diterbitkan secara berkala yang berisi catatan-catatan ilmiah ataupun petunjuk-
petunjuk ilmiah tentang satu kegiatan operasional. Biasanya dikeluarkan oleh lembaga
negara ataupun oleh himpunan profesi lilmiah. Tiap buletin biasanya berisi satu artikel
saja. Jika bulletin berisi satu artikel mengenai hasil penelitian, sering disebut
contributions.
6. Circular
Circular adalah tulisan ilmiah pendek dan praktis, biasanya dikeluarkan oleh
lembaga negara atau swasta seperti universitas, lembaga penelitian, dinas-dinas dan
sebagainya (Nazir, 2005: 108).Circular diterbitkan dengan interval tidak tentu.
7. Leaflet
Leaflet berisi karangan kecil yang sifatnya ilmiah praktis. Diterbitkan oleh
lembaga negara atau swasta, dengan interval yang tidak tetap.
8. Annual Review
Annual review berisi ulasan-ulasan tentang literatur yang telah diterbitkan
selama masa setahun atau beberapa tahun yang lampau. Dalam menggunakan annual
review, dimulai dengan mencariannual review terbaru kemudian mundur ke jilid-jilid
sebelumnya.
9. Off Print
` Adakalanya perpustakaan mendapat kiriman artikel dari pengarang yang
terlepas dari majalah atau dari buku teks. Bahan demikian dinamakan off print.
10. Reprint
Reprint merupakan satu dari artikel yang sudah dimuat dalam satu majalah
ilmiah kemudian dicetak ulang oleh penerbit secara terpisah dan diberi sampul.
11. Recent Advance
Nazir (2005: 109) menyatakan bahwa recent advance adalah majalah ilmiah
yang berisi artikel-artikel yang tidak diperoleh dalam review journals.
12. Bibliografi
Menurut Nazir (2005: 109) bibliografi adalah buku yang berisi judul-judul
artikel yang membahas bidang ilmu tertentu. Dalam buku tersebut diberikan judul,
pengarang, tahun penerbitan, nama penerbitan serta halaman dari sumber mana artikel
tersebut dimuat. Bibliografi ini merupakan buku referensi pada perpustakaan.
Pembaca dengan membaca buku ini memperoleh petunjuk mengenai artikel-artikel
yang berguna dalam bidang ilmu tertentu, dan dalam buku atau majalah ilmiah mana
artikel tersebut dapat diperoleh.
13. Handbook
Handbook adalah buku kecil yang diterbitkan oleh lembaga negara atau swasta
yang biasanya berisi petunjuk-petunjuk tentang suatu masalah tertentu, ataupun
tentang sutau fenomena yang bersifat umum. Handbook ini bisa saja mempunyai
pengarang, ataupun tanpa pengarang, tetapi dikumpulkan oleh suatu instansi tertentu
(Nazir, 2005: 110).
14. Manual
Manual adalah buku petunjuk tentang mengerjakan atau melakukan sesutau
secara terperinci. Biasanya mengenai suatu masalah praktis, baik dalam mengukur,
melakukan kegiatan atau memakai sesuatu secara benar (Nazir, 2005: 110).
 Manfaat Kajian Pustaka (Penelitian Sebelumnya yang Relevan)
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010:277) ada empat manfaat dari kajian pustaka
yaitu:
a. Dapat menghindarkan kita dari terjadinya peniruan, plagiasi, dan penipuan dalam
berbagai bentuknya.
b. Sebagai tanggung jawab moral , kejujuran bagi seorang ilmuwan untuk menghargai
pendapat orang lain.
c. Menunjukkkan bahwa masalah yang diteliti memang kaya makna sehingga layak
untuk dibicarakan kembali.
d. Menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan memang berbeda, sekaligus
menunjukkan bahwa dalam penelitian yang sedang dilakukan akan ditunjukkan hal-
hal baru yang berbeda dengan penelitian lain.

 Menetapkan landasan Teori yang Kukuh


Setelah menyusun kajian pustaka, yang berisi deskripsi analitis bahan bacaan dari
hasil penelitian sebelumnya yang relevan, langkah selanjutnya adalah menyusun
landasan teori. Landasan teori adalah pembicaraan tentang teori, bagaimana konsep-
konsepnya, siapa yang menggagas, kapan ditemukan, dan sebagainya. Kajian pustaka
adalah pustaka yang secara khusus berkaitan dengan objek formal. Dengan kata lain
landasan teori bersifat umum dan kajian pustaka bersifat khusus (Ratna, 2010: 281).

2.2.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, hipotesis tidak dirumuskan melainkan
menemukan hipotesis yang selanjutnya hipotesis tersebut diuji oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam hal ini, perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis
statistik. Hipotesis statistik itu ada apabila penelitian bekerja dengan sampel. Jika
penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik. Terdapat dua
macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja
dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat negatif.
Dalam statistik juga terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja dan hipotesis
alternatif.
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah
penelitian. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk hipotesis penelitian.
a. Hipotesis deskriptif. Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap
masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih.
b. Hipotesis komparatif. Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau
sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
c. Hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih.

2.3 Populasi dan Sampel


2.3.1 Populasi
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2018, hlm. 117) adalah wilayah
generalisasi (suatu kelompok) yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Contoh dari populasi adalah seluruh staf bank BCA
kantor cabang Bandung sejumlah 120 orang jika yang akan diteliti adalah kinerja
staf bank BCA kantor cabang Bandung. Contoh lainnya, kelas VII SMP Negeri 10
Yogyakarta sejumlah 336 siswa jika yang ingin diteliti berkaitan dengan
kemampuan menulis teks eksposisi di SMP Negeri 10 Yogyakarta. Pengertian
populasi menurut para ahli lainnya masih dalam kesimpulan yang senada, meliputi
Arikunto (2019, hlm. 109) yang menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang diteliti.
2.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2018, hlm. 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi
tersebut harus betul-betul representatif atau mewakili populasi yang diteliti.
Pengertian sampel menurut para lainnya dalam hal ini yakni Arikunto (2019, hlm.
109) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan
diteliti.
2.3.3 Perbedaan Populasi dan Sampel
Berdasarkan penjelasan di atas jelas bahwa perbedaan utama dari populasi
dan sampel adalah jumlah yang diambilnya. Populasi melibatkan seluruh kelompok
yang akan diteliti. Sementara sampel hanya mengambil sebagian dari populasi,
misalnya hanya 15% atau 25% saja dari total populasi. Namun sampel harus benar-
benar dapat mewakili karakteristik yang dimiliki oleh propulasi
2.3.4 Teknik Sampling
Teknik yang digunakan dalam mengambil populasi tentunya sudah sangat
dapat diterka, ambil saja semua data dari populasi yang diteliti. Namun mengambil
sampel tidak sesederhana itu. Dibutuhkan cara yang tepat agar sampel dapat benar-
benar mewakili keseluruhan populasi dan cara tersebut adalah teknik sampling.
Teknik sampling adalah cara atau teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2018,
hlm. 118). Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan
2.3.5 Macam Macam Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2018, hlm. 119) jenis atau macam teknik sampling pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni Probability
Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling meliputi, simpel
random, proportionate stratified random, disproportionate stratified
random, dan area random. Sementara itu Non-probability
sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental,
purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
 Probability Sampling (Random Sampling)
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2018 , hlm. 120). Dalam sampling ini,
sampel diambil secara acak (random). Terdapat empat teknik yang dapat
digunakan meliputi beberapa teknik di bawah ini.

1. Simple Random Sampling Dikatakan sederhana (simpel) karena


pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara ini dilakukan jika
anggota populasi homogen.
2. Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan apabila
populasi memiliki anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata
dan jumlah populasinya proporsional. Misalnya suatu organisasi memiliki
pegawai dengan latar belakang pendidikan berbeda-beda, lulusan S1 90
orang, S2 30 orang, SMA 120 orang (angka perbedaannya tidak terlalu
jauh).
3. Disproportionate Stratified Random Sampling Digunakan untuk
menentukan jumlah sampel apabila populasi berstrata tapi kurang
proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu memiliki 3 orang
lulusan S3, 4 orang S2, 90 S1, 800 SMU, 700 SMP, maka tiga orang
lulusan S3 dan empat orang S2 diambil semuanya sebagai sampel.
Mengapa? Karena dua kelompok tersebut terlalu kecil jika dibandingkan
dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
4. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik sampling area digunakan untuk
menentukan sampel jika objek yang akan diteliti sumber datanya sangat
luas seperti penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten. Untuk
menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah
ditetapkan. Misalnya terdapat 30 provinsi di suatu negara, maka akan
diambil 15 provinsi secara acak (Sugiyono, 2018, hlm. 120-122).

 Non Probability Sampling


Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2018, hlm. 122). Mudahnya,
sampel yang diambil tidak diacak (tidak random). Menurut Sugiyono (2018,
hlm. 122-125) terdapat enam teknik nonprobability sampling yakni sebagai
berikut.

1. Sampling Sistematis
Merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
terdiri dari 100, dari semua anggota diberi nomor urut 1-100. Pengambilan
sampel kemudian dapat dilakukan menggunakan nomor ganjil saja, genap
saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu.
2. Sampling Kuota
Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu hingga jumlah (kuota) yang diinginkan. Misalnya
ditentukan sampel penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat sebanyak 500 orang. Jika belum mencapai 500,
penelitian dianggap belum selesai.
3. Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yakni siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel jika dipandang orang tersebut
dianggap cocok sebagai sumber data.
4. Sampling Purposive
Maksudnya teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Misalnya jika kita akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan,
maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
5. Sampling Jenuh
Merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi
relatif sedikit. Bisa juga penelitian ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, di
mana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6. Snowball Sampling
Merupakan teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih
satu atau dua orang, tetapi karena dirasa dari dua orang tersebut data yang
didapatkan belum lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu atau dapat melengkapi data yang kurang. Hal tersebut
dapat dilakukan berkali-kali hingga data lengkap.
2.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
(natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai
responden, pada surts seminar, diskusi, di jalan, dll. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat
dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan
gabungan ketiganya.
2.4.1 Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa
anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode wawancara dan
juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:
a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Adapun beberapa bentuk wawancara yaitu:
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data
telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini pula,
pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul
data.
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam wawancara
tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh
responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut,
maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah
pada suatu tujuan.
2.4.2 Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup
besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/ pernyataan
tertutup atau terbuka, dapat diberikan kene da responden secara langsung atau dikirim
melalui pos atau internet. Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam
penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu:
a. Prinsip penulisan kuesioner. Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan
tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, tipe dan bentuk pertanyaan
(terbuka atau tertutup), pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang
sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan
pertanyaan.
b. Prinsip pengukuran. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka
sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji
validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu.
c. Penampilan fisik kuesioner. Penampilan fisik angket ini salah satunya berupa kertas
yang digunakan dalam pembuatan kuesioner, apakah buram atau tidak.

2.4.3 Observasi (Pengamatan)


Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Jika wawancara
dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan
menjadi:
a. Observasi berperanserta, artinya peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
b. Observasi nonpartisipasi, artinya peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen.
c. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang
apa yang akan diamati, di mana tempatnya.
2.4.4 Trianggulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan
triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji
kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan
data dan berbagai sumber data.
Trianggulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang
sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber
yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

2.5 Rancangan Analisis Data


Rancangan analisis data adalah bagian integral dari proses penelitian yang
dituangkan baik dalam bentuk tulisan atau tidak. Rancangan ini telah terformat sebelum
kegiatan pengumpulan data dan pada saat merumuskan hipotesis. Artinya, rancangan
analisis data hasil penelitian telah dipersiapkan mulai dari penentuan jenis data yang akan
dikumpulkan, sumber data yang ditemui, dan rumusan hipotesis yang akan diuji telah
dibuat.

2.5.1 Teknik Analisis Data Kuantitatif


Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat
dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik
deskriptip, dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parameteris
dan statistik non parameteris.
1. Statistik Deskriptif dan Inferensial
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagai mana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Jadi, secara teknis dapat diketahui bahwa dalam statistik
deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak
bermaksud membuat generalisasi, sehinggga tidak ada kesalahan generalisasi.
Sedangkan statistik inferensial yang sering disebut statistik induktif atau
statistik probabilitas adalah teknik statistik yang digunkan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok
diberlakukan bila sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan
sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik ini disebut statistik
probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data
sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probabiliti). Suatu kesimpulan dari data
sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan
dan kebenaran yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Contoh : bila peluang
kesalahan 5 % maka taraf kepercayaan 95%.
2. Statistik Parametris dan Nonparametris
Statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris. Statistik
parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau
menguji ukuran populasi melalui data sampel. Dalam statistik, hipotesis yang diuji
adalah hipotesis nol, karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara parameter
populasi dan statistik (data yang diperolelh dari sampel). Sedangkan statistik
nonparametris tidak menuntuk terpenuhinya banyak asumsi, misalnya data yang akan
dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, statistik non parametris
sering disebut bebas distribusi.
2.5.2 Teknik Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada
setelah selesai pengumpulan data.

1. Analisis Data Sebelum di Lapangan


Penelitian kuantitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti
memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahulu, atau
data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus peneitian. Namun
demikian fokus penelitiann ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang
setelah peneliti masuk dan selama dilapangan.
2. Analisis Selama di Lapangan Model Miles dan Huberman
Miles dan Hurbeman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
a. Data reduction (reduksi data). Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
b. Data display (penyajian data) dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian atau narasi singkat, bagan, hubungan antar
katagori, flowchart dan sejenisnya.
c. Conclusion drawing/verification. Langkah ketiga dalam analisis data kuantitatif
menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan dan berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
3. Analisis Data Selama di Lapangan Model Spradley
Proses penelitian menurut Spradly (1980) yaitu berangkat dari yang luas,
kemudian memfokus, dan meluas lagi. Terdapat tahapan analisis data yang
dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu analisis domain, taksonomi, dan
kompensasi, analisis tema dan kultur.
a. Analisis Domain
Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran
yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek
penelitian. Dalam analisis ini informasi yang diperoleh belum mendalam,
masih dipermukaan, namun sudah menemukan domain-domain atau katagori
dari situasi sosial yang diteliti.
b. Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi adalah anailis terhadap keseluruhan data yang terkumpul
berdasarkan domain yang telah diterapkan. Dengan demikian domain yang
telah ditetapkan menjdi cover tern oleh peneliti dapat diuraikan secara lebih
rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi ini.
c. Analisis Komponensial
Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain
bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan
atau yang kontras.
d. Analisis Tema Budaya
Analisis tema budaya sesungguhnya merupakan upaya mencari “benang
merah” yang mengintergrasikan lintas domain yang ada.

2.6 Penulisan Laporan Penelitian


Menyusun laporan merupakan tugas akhir dari proses penelitian. Laporan
penelitian adalah merupakan laporan ilmiah, untuk itu maka harus dibuat secara sistematis
dan logis pada setiap bagian, sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah yang
telah ditempuh dalam penelitian dan hasilnya. Berikut kerangka laporan penelitian
kuantitatif:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Hasil Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka berpikir
C. Hipotesis penelitian
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Populasi Sampel
B. Instrumen Penelitian
C. Teknik Pengelolaan Data
D. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN, PENGAJUAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
B. Hasil Pengujian Hipotesis
C. Pembahasan hasil penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran instrumen penelitian
2. Lampiran hasil pengujian validasi dan reliabilitas insrumen
3. Lampiran data mentah
4. Lampiran analisis dara termasuk perhitungan pengujian hipotesis
5. Lampiran yang lain, seperti perizinan dan lain-lain.
Berikut kerangka laporan penelitian kualitatif:
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Fokus penelitian
C. Rumusan masalah
D. Tujuan penelitian
E. Manfaat hasil penelitian
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN
BAB III METODE PENELITIAN
A. Alasan menggunakan metode kualitatif
B. Tempat penelitian
C. Sampel sumber data penelitian
D. Instrumen penelitian
E. Teknik pengumpulan data
F. Teknik analisis data
G. Rencana pengujian keabsahan data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
Izin penelitian, perpanjangan waktu, foto-foto, video yang diamati, hasil
wawancara, dokumentasi dll.

2.7 Proposal Penelitian


Proposal penelitian atau yang sering disebut dengan usulan penelitian adalah suatu
pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara
keseluruhan. Proposal penelitian berkaitan dengan pernyataan atas urgensi dari suatu
penelitian. Membuat proposal penelitian bisa jadi merupakan langkah yang paling sulit
namun menyenangkan di dalam tahapan proses penelitian. Pada tahap ini, seluruh kegiatan
penelitian disintesiskan ke dalam suatu desain yang spesifik. Dalam proposal, peneliti
mempraktekan bahwa mereka telah mengetahui apa yang akan mereka cari, bagaimana
cara mencari dan mengenalinya, serta menjelaskan mengapa penelitian itu memiliki nilai
kegunaan sehingga perlu untuk dilakukan.
Tujuan Proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap
rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan, melalui proposal peneliti akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan. Proposal penelitian dibuat peneliti
sebelum melakukan kerja lapangan.
2.7.1 Ciri-ciri dan Syarat Proposal Penelitian yang Baik Dan Benar
Ciri-ciri proposal Riset/Penelitian yang Baik Menurut Metode Atau
Kaidah Ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Bersifat kritis dan analitis.
2. Memuat konsep dan teori yang tepat
3. Menggunakan istilah tepat.
4. Rasional (Masuk akal).
5. Obyektif.
6. Konsistensi dalam menguraikan, menjelaskan, kalimat singkat padat dan jelas.
7. Koherensi (saling kait mengkaitkan).
Syarat-Syarat proposal Penelitian yang Baik dan benar:
1. Tujuan dan masalah yang jelas.
2. Teknik dan prosedur yang rinci.
3. Obyektifitas penelitian akan sampel yang ingin digunakan.
4. Kekurangan dalam penelitian harus diungkapkan secara terbuka dan jujur.
5. Tingkat kevaliditas dan kehandalan data cermat.
6. Kesimpulan yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.
7. Obyektifitas atau fenomena sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan
motivasi peneliti.
2.7.2 Jenis – Jenis Proposal Penelitian
1. Proposal Penelitian Kualitatif
Proposal penelitian kualitatif adalah proposal penelitian yang berfokus pada
pemahaman humanistik (perilaku manusia) yang bersifat dinamis dan kontekstual.
Dilansir dari National Center for Biotechnology Information, penelitian kulitatif
digunakan untuk memahami keyakinan, pengalaman, sikap, perilaku, dan interaksi
manusia dengan pendekatan individual dengan data non-numerik.
2. Proposal Penelitian Kuantitatif
Proposal penelitian kuantitatif adalah proposal penelitian berupa
pemecahan masalah ilmiah yang sifatnya dapat dihitung secara pasti. Penelitian
kualitatif memiliki kerangka teori yang jelas, pengambilan data bersifat numerik,
dan analisis data dengan literatur yang sudah pasti.
3. Proposal Penelitian Pengembangan
Proposal penelitian pengembangan adalah proposal penelitian yang
berisikan pengembangan suatu ilmu pengetahuan. Penelitian pengembangan
mengembangkan ilmu yang sudah ada,menerapkannya, dan mengkaji masalah-
masalah yang muncul dalam penerapannya. Dalam penelitian pengembangan data
didapatkan dari kajian pustaka dan sebagian besar dari praktikum atau pengambilan
data secara langsung.
4. Proposal Penelitian Kajian Pustaka
Proposal penelitian kajian pustaka adalah penelitian yang merupakan
penelitian yang mengkaji atau menelaah pustaka berupa buku artikel ilmiah, dan
data relevan lainnya yang mendukung judul penelitian. Proposal penelitian kajian
pustaka berisikan langkah-langkah konseptual pemecahan suatu masalah penelitian
tanpa adanya praktikum. Pengambilan data dan analisisnya dilakukan dari
pengkajian sumber-sumber pustaka.
2.7.3 Menyusun Proposal Penelitian Kuantitatif
Proposal penelitian kuantitatif dikemas dalam sistematika seperti berikut:
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Latar belakang berisi tentang kesenjangan yang terjadi antara variabel
dependen dengan kenyataan dan jawaban atas pertanyaan mengapa perlu
dilakukan penelitian.
b. Identifikasi Masalah
Pada bagian ini perlu dikemukakan atau diidentifikasi semua faktor atau
variabel independen yang menyebabkan variabel dependen bermasalah.
c. Batasan masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya
penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam maka tidak semua masalah
yang telah diidentifikasi akan diteliti.
d. Rumusan masalah
Setelah masalah yang diteliti itu ditentukan dan supaya masalah dapat
terjawab secara akurat maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan
secara spesifik.
e. Tujuan Penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan diluar pola pikir
dalam merumuskan masalah. Tetapi keduanya ada kaitannya dengan
permasalahan, oleh karena itu dua hal ini ditempatkan pada bagian ini.
f. Kegunaan hasil penelitian
Kegunaan dari hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan.
Kalau tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab
secara akurat maka sekarang ada dua kegunaannya yaitu:
1. Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/ kegunaan teoritis
2. Kegunaan praktis.
2. Landasan Teori, Kerangka Berfikir dan Pengajuan Hipotesis
a. Deskripsi Teori
Deskripsi teori adalah teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan tentang
variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis) dan
penyusunan instrumen penelitian.
b. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan sintesa dari teori-teori yang digunakan dalam
penelitian dalam penelitian sehingga mampu menjelaskan secara operasional
variabel yang diteliti, menunjukkan hubunngan antara variabel yang diteliti
dan mampu membedakan nilai variabel pada berbagai populasi atau dan yang
berbeda.
c. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dirumuskan biasanya adalah hipotesis yang bersifat asosiatif/
korelatif dan komparatif. Titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah
rumusan masalah dan kerangka berpikir.
3. Prosedur Penelitian
a. Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis diperlukan metode
penelitian apa yang akan digunakan apakah motode penelitian kuantitatif
survey atau eksperimen.
b. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan
sebagai sumber data.
c. Instrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala diperlukan instrumen
penelitian untuk mengukurnya.
d. Teknik pengumpulan data
Yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling
tepat sehingga betul-betul didapat data yang valid dan reliabel. Jangan semua
teknik pengumpulan data (angket, observasi, dan wawancara) dicantumkan
kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan.
e. Teknik analisis data
Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif maka teknik analisis data ini
berkenaan dengan penghitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
pengujian hipotesis yang diajukan.
4. Organisasi dan Jadwal Penelitian.
a. Organisasi penelitian
Bila penelitian dilaksanakan oleh tim/kelompok maka diperlukan adanya
organisasi pelaksana peneliti.
b. Jadwal peneliti
Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang
akan dilaksanakan.
5. Biaya Penelitian
Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya
yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan
pendukungnya, tingkat risiko kegiatan dilakukan, jarak tempat peneliti
dengan tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan.
2.7.4 Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif
Adapun sistematika proposal penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut :
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Dalam latar belakang masalah ini perlu dikemukakan gambaran keadaan
yang sedang terjadi selanjutnya dikaitkan dengan peraturan/ kebijakan,
perencanaan, tujuan, teori, pengalaman, sehingga terlihat adanya kesenjangan
yang merupakan masalah. Latar belakang masalah ini pada intinya berisi
tentang jawban atas pertanyaan, mengapa perlu dilakukan penelitian.
b. Fokus penelitian
Pada penelitian kualitatif, penentuan fokus berdasarkan hasil studi
pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau
orang yang dipandang ahli. Fokus dalam penelitian ini juga masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian dilapangan.
c. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan peneliti yang jawabannya dicarikan
melalui penelitian. Rumusan masalah ini merupakan panduan awal bagi
peneliti untuk penjelajahan pada obyek yang diteliti.
d. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan
dan membuktikan pengetahuan. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian
kualitatif adalah untuk menentukan.
e. Manfaat penelitian
Setiap penelitian dihatrapkan memiliki manfaat. Manfaat tersebut bisa bersifat
teoritis, dan praktis.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang
terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial
yang diteliti.
3. Metode penelitian
1. Metode dan Alasan Menggunakan Metode Kualitatif
Dalam hal ini perlu dikemukakan mengapa metode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif.
2. Tempat Penelitian
Dalam hal ini perlu dikemukakan tempat dimana situasi sosial tersebut akan
diteliti.
3. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah peneliti
sendiri atau anggota tim peneliti.
4. Sampel dan sumber data
Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data terpilih secara purposif dan
bersifat snowball sampling.
5. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang utama adalah
observasi partisipan, wawancara mendalam, studi dokumentasi dan gabungan
ketiganya.
6. Teknik analisis data
Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan
bersamaan dengan pengumpulan data.
7. Rencana pengujian keabsahan data
Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data ( validitas internal), uji
dependabilitas (reliabilitas), data, uji transferabilitas (validitas eksternal), dan
uji komfirmabilitas.
4. Organisasi Penelitian dan Jadwal Penelitian.
a. Organisasi
Organisasi ini perlu dikemukakan jika penelitian dilaksanakan oleh tim.
b. Jadwal Penelitian
Pada umumnya penelitian kualitatif dilakukan dalam jangka waktu yang relatif
lama antara 6 sampai 24 bulan.
c. Pembiayaan
Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya
dalam penelitian tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan
pendukungnya, tingkat risiko kegiatan dilakukan, jarak tempat peneliti dengan
tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan.

2.8 Cara Sitasi yang Benar dan Legal


Sitasi atau citation merupakan penunjuk asal-usul suatu kutipan menguntip
pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkan kedalam
suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu
adalah pernyataan orang lain.
Secara umum ada dua Metode pencantuman kutipan (sitasi) yang banyak
digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah, yaitu Metode Harvard (sistem alfabet atau
sistem nama-tahun ) dan Metode Vancouver (sistem nomor).
Pengacuan sitasi pustaka dilakukan dengan sistem nama-tahun.
Berikut Contohnya :
1. Penulis tunggal :
Ross (1984) menyatakan ……
Menurut Ross (1984) …..
Himpunan A kompak jika dan hanya jika ..... (Lang, 1997).
2. Penulis dua orang :
Brauer dan Castillo-Chavez (2001) menyatakan bahwa ………
Jika titik ekuilibrium sistem non linear hiperbolik, maka ............. (Nayfeh dan
Balachandra, 1995) .
3. Penulis lebih dari dua orang/hanya ditulis nama penulis pertama saja :
Nagle et al. (2004) menyatakan bahwa ....
Nagle dkk. (2004) menyatakan bahwa ....
4. Jika sitasi terpaksa dilakukan tidak dari sumber asli:
Dalam Hirsch dan Smale (1974), Liapunov menyatakan bahwa, jika terdapat fungsi
Liapunov yang terdefinisi pada persekitaran suatu titik ekuilibrium, maka ...........

Daftar Pustaka (Daftar Kepustakaan, Biografi, atau Bibliography)

1. Terdapat pada akhir suatu buku atau jenis monograf lainya.


2. Entri disusun secara alphabetis (A-Z) tanpa pengelompokan jenis sumber.
3. Jika pengarang yang sama dikutip beberapa kali dari karya yang berbeda, entri didaftar
secara kronologis berdasarkan tahun publikasi.
4. Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi pada tahun yang
sama, tambahkan huruf kecil a, b, c, ,dst setelah tahun terbit, contoh: 2005a, 2005b,
2005c.
DAFTAR PUSTAKA

123dok. (2017). MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN.


https://minio1.123dok.com/dt03pdf/123dok/pdf/2018/03_19/pfpvxn1592693545.pdf?X-
Amz-Content-Sha256=UNSIGNED-PAYLOAD&X-Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-
SHA256&X-Amz-
Credential=HBT28R878GBP52A279VA%2F20210926%2F%2Fs3%2Faws4_request&X-
Amz-Date=20210926T041535Z&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-Expires=600&X-
Amz-
Signature=1f95d7424f3eb3a17183471acaa59a17b12a3bf3e04708b3ca559f43d8cdb52b

PDFCOFFEE. (2021). Proses Penelitian. https://pdfcoffee.com/rmk-sap-3-metod-proses-


penelitian-pdf-free.html

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Utami, S. N. (2021). Proposal Penelitian: Pengertian, Tujuan, Jenis, Penulisan, dan Cara
Membuatnya. Kompas.Com.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/12/183053069/proposal-penelitian-
pengertian-tujuan-jenis-penulisan-dan-cara-membuatnya?page=all

Anda mungkin juga menyukai