Kelompok 1 :
Kelas : A2
Dosen Pengampu : Dr. Ni Ketut Rasmini, S.E.,MSi, Ak, CA
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI...................................................................................................................... i
PETA KONSEP................................................................................................................ ii
PEMBAHASAN
KESIMPULAN.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 20
i
PEMBAHASAN
1
Selain itu, juga perlu dihindari duplikasi atau jiplakan topik lama, dan resistensi
sosial, kultural dan ideologis terhadap sesuatu masalah yang hendak diteliti. Masalah
penelitian terjadi jika ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang
ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan.
Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan
melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus
dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.
1.2.1 Kriteria Masalah Penelitian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian :
Memiliki nilai penelitian, masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau
bermanfaat yang positif; Memiliki fisibilitas, fisibilitas artinya masalah tersebut
dapat dipecahkan atau dijawab;
1.3 Perumusan Masalah
Masalah adalah kendala yang harus diselesaikan untuk mencapai suatu tujuan.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian, merupakan titik tolak dari perumusan
hipotesis, dan dari rumusan masalah ini dapat menghasilkan topik penelitian atau
judul penelitian. Perlu dihindari rumusan masalah yang terlalu umum, terlalu sempit,
terlalu bersifat lokal maupun terlalu argumentatif. Mengenai rumusan masalah, pada
umumnya dilakukan dalam bentuk pertanyaan yang dapat dibedakan menjadi rumusan
secara deskriptif, komparatif dan asosiatif. Setelah pengidentifikasian, pemilihan
masalah, dan melakukan studi pendahuluan serta sudah yakin terhadap masalah yang
dipilih, kemudian dilakukan perumusan masalah penelitian. Hasil perumusan masalah
itu dapat dijadikan topik atau judul penelitian.
1.3.1 Cara untuk Memformulasikan Masalah
1) Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah
pada penelitian eksperimental.
2) Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh
ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan, maka sebaiknya juga
menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada,
sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa
dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak
berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat
menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori.
2
2. Kajian Pustaka Dan Hipotesis
Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku,
jurnal paper, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip
di dalam penulisan proposal. Kajian pustaka adalah bahasan atau bahan-bahan bacaan yang
terkait dengan suatu topik atau temuan dalam penelitian. Kajian pustaka merupakan bagian
penting dalam sebuah penelitian yang kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian
literatur. Sebuah kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang
literatur yang relevan dengan bidang atau topik tertentu sebagaimana ditemukan
dalam buku – buku ilmiah dan artikel jurnal.
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis
ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak
bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti
dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala.
Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji
kebenarannya disebut teori. Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian
ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang
mendukung pandangan ini, di antaranya :
1) Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan
diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori
mengenai konflik.
2) Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak
benar atau di falsifikasi.
3) Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan
karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya,
hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan
cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.
Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian,
tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipoteses dalam
3
suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau
tujuan penelitian akan tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak.
Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan
mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis.
Sedangkan dalam penelitian penjelasan bertujuan menjelaskan hubungan antar-
variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis. Fungsi penting hipotesis
didalam penelitian, yaitu : Menguji teori, Mendorong munculnya teori, Menerangkan
fenomenassial, Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian, dan Memberikan
kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
Menurut Margono (2004: 119) populasi dapat dibedakan ke dalam hal berikut ini, yaitu :
Selain itu, Margono (2004: 119-120) pun menyatakan bahwa persoalan populasi
penelitian harus dibedakan ke dalam sifat sebagai berikut :
4
1) Populasi yang bersifat homogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
2) Populasi yang bersifat heterogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara
kualitatif maupun secara kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia
atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.
3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif. Sugiyono (2001: 56)
3.2.1 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel
yang akan digunakan dalam sebuah penelitian. Terdapat beberapa teknik sampling
yang digunakan dalam sebuh penelitian, yaitu :
1) Probability Sampling, merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel atau semua anggota populasi memiliki peluang tidak nol.
a. Sampling Acak Sederhana (Simple Random Sampling), yaitu teknik untuk
mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Jadi setiap
unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang
yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.
b. Proportionate stratified random sampling, yaitu teknik dalam penemuan
sampel dengan penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang
ada dalam populasi.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling, yaitu pada teknik ini terjadi
ketidakproporsionalan penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika
anggota populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya.
d. Sampling Menurut Daerah (Cluster Sampling), dalam teknik ini populasi
dibagi ke dalam kelompok kewilayahan kemudian memilih wakil tiap-tiap
kelompok. Teknik ini digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas
5
misalnya penduduk suatu provinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan
yang tersebar di seluruh provinsi.
6
1) Menentukan populasi target, pertama yang harus ditentukan dalam langkah
mendesain penarikan sampel adalah menentukan populasi sasaran dengan tegas,
yang dilanjutkan dengan penentuan populasi studi dari populasi sasaran tersebut.
2) Membuat kerangka sampling, menentukan area populasi, hal ini berkaitan dengan
data penelitian yang akan dijadikan lokasi penelitian.
3) Menentukan ukuran sampel, penentuan ini biasanya populasi diambil dari data
sensus. Maka dari itu, carilah data tersebut secara lengkap, dapatkan data yang
akurat dan up to date.
4) Menentukan teknik dan rencana pengambilan sampel, buatlah kerangka sampling
dengan memasukan data dari populasi studi secara lengkap dan jelas, serta hal
yang terpenting adalah satuan-satuan sampling diberi nomor sesuai dengan jumlah
digit populasinya, secara berurutan dari nomor paling kecil sampai dengan nomor
yang paling besar.
5) Tentukan ukuran sampel dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai.
6) Gunakan tabel angka random ataupun program komputer sebagai alat seleksi.
7) Satuan sampling terpilih sebagai anggota sampel, merupakan langkah terakhir dari
desain sampling yang pada hakikatnya merupakan cerminan dari populasi.
7
4.2 Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peniliti mengetahui
dengan pasti variabel yang akan diukur dan mengetahui apa yang dapat diharapkan
dari responden. Selain itu, kuesioner sangat cocok digunakan apabila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner ini dapat berupa
pertanyaan baik pertanyaan terbuka maupun pertanyaan tertutup yang diberikan
kepada responden secara langsung atau dikirim melalui internet.
4.3 Observasi
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses
yang kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantaranya yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan. Dari segi proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant
observation (observasi berperan serta) dan non participant observation selanjutnya
dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi
observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
4.4 Dokumentasi
Teknik ini merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari seseorang.
4.5 Triangulasi
Teknik ini adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada.
Menurut Sugiyono pengertian analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh sendiri maupun
orang lain.
8
5.1 Jenis – Jenis Data yang dianalisis
Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan data. Data yang didapatkan
peneliti dapat digolongkan ke dalam dua jenis yaitu :
1) Data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh,
ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto (Sugiyono, 2011: 7). Data semacam ini
diperoleh melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, atau
penilaian kualitatif.
2) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk atau terdiri dari angka. Data
bermuatan kuantitatif yang diperoleh dari jumlah suatu penggabungan selalu
menggunakan bilangan cacah.
2) Teknik Analisis Data Kualitatif, menurut Sugiyono (2010) analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan yaitu analisis
dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan yang akan digunakan untuk
menentukan fokus penelitian, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan
yaitu pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban
9
yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa
belum memuaskan, maka peneiti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap
tertentu sihingga dipeoleh data yang dianggap kredibel.
6. Penulisan Laporan
Laporan penelitian adalah informasi yang disampaikan secara tertulis atau lisan dengan
tujuan untuk mengkomunikasikan kesimpulan hasil atau temuan penelitian dan rekomendasi
yang diperlukan.
10
secara vertikanl harus rapi, tetapi tidak dibuat-buat menjadi rata kanan dengan
jalan membuat kejanggalan.
c) Pengetikan nomor, tanda baca, dan symbol, beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mengetik nomor-nomor, tanda-tanda baca, serta simbol-
simbol adalah sebagai berikut : Nomor-nomor halaman bagian muka laporan
hasil penelitian (sebelum bab I) ditulis dengan angka Romawi kecil dan
ditempatkan di kaki halaman persis di tengah-tengah, 1 cm tepi bawah, Dalam
laporan hasil penelitian tidak boleh terdapat kesalahan menempatkan tanda-tanda
baca
d) Istilah bahasa asing dan bahasa daerah, penulisan istilah atau kata yang berasal
dari bahasa asing atau bahasa daerah yang bahasa terjemahannya belum dikenal
luas oleh pembaca, diberi garis bawah atau huruf miring.
7. Proposal Penelitian
Proposal rancangan penelitian merupakan rumusan rencana penelitian yang perlu dibuat
oleh peneliti sebelum pengumpulan data. proposal penelitian ini merupakan bukti
kemampuan seseorang dalam pembuatan rancangan penelitian dan mengembangkan ilmu di
bidang tertentu. Di dalam proposal rancangan penelitian pada pokoknya disusun antara lain
latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode
pengumpulan data, metode analisis data, skedul waktu pelaksanaan penelitian, anggaran
penelitian, daftar pustaka, dan daftar pertanyaan. Dari usulan penelitian ini maka dapat
diketahui: (1) Apa yang akan dilakukan, (2) Mengapa akan dilakukan, (3) Bagaimana akan
dilakukan, (4) Dimana akan dilakukan, (5) Kepada siapa akan dilakukan, (6) Apa manfaat
melakukannya.
Usulan penelitian dibedakan menjadi usulan penelitian internal dan eksternal, serta usulan
penelitian mahasiswa.
a) Usulan Penelitian Internal dan Eksternal dilakukan untuk perusahaan oleh bagian
litbang atau oleh staf ahli perusahaan tersebut. Perbedaannya, usulan penelitian
eksternal isinya lebih komplek dibantingkan dengan usulan penelitian internal
b) Usulan Penelitian Mahasiswa merupakan penelitian dari seorang mahasiswa yang
akan mengadakan penulisan karya ilmiah berupa skripsi, tesis maupun disertasi.
11
7.1 Pada umumnya proposal memiliki ciri-ciri khusus dari beberapa penulisan karya
lmiah lain. Isinya yang berfokus pada kajian mengenai salah satu isu sentral yang
tercakup dalam disiplin ilmu tertentu, sesuai dengan program studi yang diambil.
Mengungkapkan data primer sebagai data utama yang dapat di tunjang oleh data
sekunder, sedangkan untuk proposal biografi digunakan sumber yang otentik.
Usulan penelitian terdiri dari 5 bagian yaitu pendahuluan, kajian pustaka dan
hipotesis, metode penelitian, daftar pustaka, jadwal penelitian, dan biaya penelitian.
a) Pendahuluan berisi tentang :
Latar Belakang Penelitian, yaitu faktor-faktor yang terkait dengan (menyebabkan,
menjadi sumber terjadinya) masalah. Semua faktor yang terkait disebutkan, diuraikan,
dan dijelaskan bagaimana dan mengapa faktor itu terkait dengan (pokok) masalah.
Tujuan Penelitian, yaitu (1) untuk mengembangkan pengetahuan, dan (2) untuk
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro dan
Supomo, 1999)
Rumusan Masalah, menunjukkan minat dan gagasan dari peneliti. Peneliti akan
merumuskan masalah sesuai dengan pembatasan masalah penelitian. Rumusan
masalah yang dirumuskan dalam kalimat tanya atau pernyataan (proposisi), adalah
rumusan yang ingin dijawab (mendapat jawaban) dari penelitian.
Manfaat Penelitian, manfaat laporan penelitian untuk keperluan peningkatan kualitas
fungsi pengajaran dan pengabdian masyarakat. Masyarakat yang membaca dapat
mengambil manfaat dari penulisan laporan tersebut.
b) Kajian pustaka dan hipotesis diuraikan mengenai teori-teori yang relevan, hasil-hasil
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.
c) Metode penelitian adalah pelajaran yang memperbincangkan proses dan metode-
metode ilmiah untuk penelitian (Hadi, 1993, 4). Untuk melakukan penelitian ilmiah,
peneliti harus memperhatikan proses dan metode penelitian yang dipelajari di dalam
metodologi penelitian. Metode penelitian memuat mengenai penentuaan variabel,
metode pengumpulan data, teknik sampling, jenis data yang dikumpulkan beserta
sumbernya, dan metode analisis data.
d) Daftar pustaka yang didasarkan atas pustaka dan dijadikan sumber dalam
penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka
adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah
menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian. disusun
12
secara alfabetis memuat refrensi kutipan atau pendapat dari buku-buku jurnal ilmiah,
makalah seminar atau dokumen, termasuk sumber-sumber yang dikutif dari internet.
e) Jadwal Penelitian diuraikan jangka waktu persiapan, kerja lapang analisis dan
penyusunan laporan. Pos-pos biaya penelitian antara lain meliputi biata pengadaan
alat dan bahan, perlengkapan tulis menulis, perjalanan dan pengumpulan data, analisis
dan pelaporan serta anggaran tak terduga.
7.2 Menurut Nur Indrianto dan Bambang Supomo, secara garis besar proses penelitian
terdiri dari empat proses atau tahap, yakni :
a) Masalah Penelitian
Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit dan krusial karena
tujuan penelitian ialah menjawab masalah penelitian, sehingga suatu penelitian tidak
dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Proses ini
mencakup tahap-tahap antara lain:
Identifikasi bidang permasalahan,
Pemilihan atau penentuan pokok masalah, dan
Perumusan masalah atau pertantaan penelitian.
Konsep-konsep teoritis yang ditelaah harus relevan dengan rumusan masalah yang
diteliti, hal ini karena rumusan masalah merupakan pertimbangan dalam memilih
metode-metode pengujian fakta. Strategi penelitian merupakan pendekatan yang
digunakan peneliti untuk menjawab masalah penelitian.
b) Telaah Teoritis
Kajian teoritis, Kerangka teoritis, atau landasan teoritis adalah nama lain dari Telaah
teoritis yang merupakan tahap dalam proses penelitian yang bertujuan untuk
menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau
pertanyaan penelitian. Telaah teoritis merupakan bagian dari proses penelitian yang
memberikan jawaban masalah penelitian secara rasional atau berdasarkan penalaran.
Jawaban masalah atau pertanyaan penelitian dari proses telaah teoritis merupakan
berupa dugaan-dugaan yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang biasa disebut
Hipotesis yang perlu diuji.
c) Pengujian Fakta
Pengujian fakta atau biasa disebut pengujian data merupakan tahap dalam proses
penelitian yang secara garis besar terdiri dari: pemilihan, pengumpulan, dan analisis
fakta yang terkait dengan masalah yang diteliti yang hasilnya digunakan sebagai dasar
13
bukti yang cukup dan representatid untuk menyusun kesimpulan penelitian. Data
adalah sekumpulan fakta yang diperoleh melalui pengamatan (observasi) langsung
atau survei.
Pemilihan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang berkaitan dengan
penentuan jenis data yang diteliti. Peneliti bisa menggunakan seluruh data (populasi)
atau sebagian data (sampel). Apabila peneliti menggunakan teknik sampel, maka
sampel yang di pilih haruslah representatif.
Pengumpulan Data merupakan bagian dari proses pengujian data yang berkaitan
dengan sumber dan cara untuk memperoleh data penelitian. Pengumpulan data
merupakan kegiatan pokok penelitian yaitu menghimpun data dari populasi, sampel,
responden atau sumber data dengan menggunakan metode seperti kuesioner,
wawancara, observasi, partisipasi, atau documenter. Secara garis besar dalam
pengumpulan data menggunakan metode observasi dan survei.
Metode Observasi, observasi diartikan sebagai pengamatan atau pencatatan dengan
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.
Analisis data merupakan serangkaian proses pengolahan, penyajian, interpretasi dan
atau penjelasan keterkaitan data (antar kelompok data). Setelah peneliti selesai
mengumpulkan data, kemudian peneliti melakukan pengolahan data yang meliputi
kegiatan seperti tabulasi data, pengklasifikasian data, menginput atau pun
menghitung. Untuk memberikan bukti yang meyakinkan, peneliti menggunakan
teknik statistik untuk menganalisis data penelitian. Hasil dari pengujian fakta
dimaksudkan untuk menguji hipotesis (a priori), dapat juga digunakan untuk
mengembangkan hipotesis. Penelitian yang mengembangkan hipotesis melalui proses
pengujian fakta merupakan tipe penelitian yang mempunyai tujuan untuk
penyusunan teori atau hipotesis melalui pengujian, pengungkapan atau penemuan
fakta (fact-finding). Pengembangan hipotesis melalui pengujian fakta merupakan
proses pengembangan ilmu atau teori yang menggunakan Pengembangan Induktif.
d) Kesimpulan
Kesimpulan merupakan hasil penelitian yang memberi balikan (feed-back) pada
masalah atau pertanyaan penelitian. Kesimpulan dibuat biasanya merupakan pendapat
singkat peneliti berdasarkan hasil dan pembahasan pada bagian sebelumnya.
Berdasarkan kesimpulan yang dibuat, peneliti selanjutnya biasanya membuat rujukan
beberapa hasil penelitian sebelumnya untuk perbandingan apakah temuan
penelitiannya mendukung atau menolak hasil temuan penelitian-penelitian
14
sebelumnya (Indriantoro dan Supomo, 1999, 234). Kesimpulan penelitian yang lebih
menekankan pada pengembangan ilmu kemungkinan dapat berupa:
e) Dukungan atau penolakan terhadap hipotesis penelitian yang dikembangkan dari
telaah teoretis. Pengungkapan fakta yang digunakan sebagai dasar untuk penyususnan
teori atau hipotesis. Kesimpulan dari tipe penelitian yang menekankan pada
pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat
sebagai dasar pembuatan keputusan.
Sitasi (kutipan) adalah ungkapan alfanumerik singkat yang tertanam dalam karya
intelektual yang menunjukkan entri di bagian referensi bibliografi dari karya untuk tujuan
mengakui relevansi karya-karya orang lain. Sitasi menunjukan asal-usul atau suatu kutipan
menguntip pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkan
kedalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut
itu adalah pernyataan orang lain.
8.1 Gaya Sitasi Beserta Contohnya
Berikut ini macam-macam gaya penulisan sitasi beserta contohnya.
a) Sitasi yang mengacu pada APA (American Psychological Association)
Gaya APA berasal dari tahun 1929, ketika sekelompok psikolog, antropolog, dan
manajer bisnis berkumpul dan berusaha untuk menetapkan serangkaian prosedur
sederhana, atau aturan gaya, yang akan mengkodifikasikan banyak komponen penulisan
ilmiah untuk meningkatkan kemudahan pemahaman bacaan.
Gaya APA menyerukan tiga jenis informasi untuk dimasukkan dalam kutipan dalam
teks. Nama belakang penulis dan tanggal publikasi karya harus selalu muncul, dan
elemen ini harus sama persis dengan entri yang sesuai dalam daftar referensi. Jenis
informasi ketiga, nomor halaman, hanya muncul dalam kutipan ke kutipan langsung.
Kutipan langsung dari teks
Contoh: “Sifat yang berpotensi bertentangan dari prioritas Moskow muncul pertama
dalam kebijakannya terhadap Jerman Timur dan Yugoslavia,” (Crockatt, 1995, hal. 1).
Buku
pengarang, tahun, judul buku, penerbit dan tahun publikasi
Contoh: Baxter, C. (1997). Race equality in health care and education. Philadelphia:
Ballière Tindall.
15
Jurnal
pengarang, judul artikel, judul jurnal, volume, tahin publikasi dan nomor halaman.
Karya di Internet
URL dan tanggal tersebut diakses.
Contoh: Close, C. (2002). Ronald. [foto]. Museum of Modern Art, New York.
Diperoleh dari http://www.moma.org/collection/browse_results.php?
object_id=108890
Rujukan (Referensi, Acuan, atau References)
Biasanya terdapat pada akhir setiap bab dari suatu buku atau pada akhir suatu artikel
jurnal atau makalah.
Entri disusun sesuai urutan kutipan di dalam teks atau secara alphabetis.
Daftar Pustaka (Daftar Kepustakaan, Biografi, atau Bibliography)
Terdapat pada akhir suatu buku atau jenis monograf lainya.
Entri disusun secara alphabetis (A-Z) tanpa pengelompokan jenis sumber.
Jika pengarang yang sama dikutip beberapa kali dari karya yang berbeda, entri didaftar
secara kronologis berdasarkan tahun publikasi.
Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi pada tahun yang
sama, tambahkan huruf kecil a, b, c, dst setelah tahun terbit, contoh: 2005a, 2005b,
2005c.
16
Buku dengan penulis lebih dari 3
Contoh: Nelson, Miriam E., et al. Strong Women and Men Beat Arthritis. New
York:Perigee, 2003. print.
Buku tercetak
Catatan, contohnya yaitu Lutfi Muta’ali, Perencanaa Pengembangan Wilayah Berbasis
Pengurangan Risiko Bencana (Yogjakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM,
2014), 19-20.
17
Bibliografi, contoh: Kossinets, Gueorgi, and Duncan J. Watts. “Origins of Homophily
in an Evolving Social Network.” American Journal of Sociology 115 (2009): 405–50.
Accessed February 28, 2010. doi:10.1086/599247.
Gaya penulis-tanggal
Banyak digunakan dalam ilmu fisik, alam, dan sosial. Dalam sistem ini, sumber-sumber
secara singkat dikutip dalam teks, biasanya dalam tanda kurung, oleh nama belakang
penulis dan tanggal publikasi. Kutipan singkat diperkuat dalam daftar referensi, di
mana informasi bibliografi lengkap disediakan. Cara penulisan dengan gaya ini yaitu:
Buku
Sitasi dalam teks, contohnya yaitu (Nugroho 2016, 20-25)
Bibliography, contohnya yaitu Nugroho, Iwan. 2016. Ekowisata Dan Pembangunan
Berkelanjutan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Website
Sitasi dalam teks, contohnya yaitu (Google 2009)
Bibliography, contohnya yaitu Google. 2009. “Google Privacy Policy.” Last modified
March 11. http://www.google.com/intl/en/privacypolicy.html.
19
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
20