ilmu. Jadi lmu didapatkan dari metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu ,
sebab pengetahuan yang disebut ilmu apabila pengetahuan tersebut bersifat rasional dan
empiris dan telah mendapatkan uji kelayakan. Yang menjadi tujuan ilmu pengetahuan tidak
lain adalah (tercapainya) kebenaran. Untuk mencapai sebuah kebenaran, maka harus melalui
cara atau jalan tertentu. Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan
1) Identifikasi Permasalahan
3) Merumuskan Hipotesa
7) Mengumpulkan Data
8) Mengolah Data
9) Menulis Laporan.
1. Identifikasi masalah
1
Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah identifikasi masalah atau
mengajukan masalah. Masalah yang diajukan haruslah menarik, penting dan mampu
untuk diteliti sesuai dengan bidang orang yang hendak meneliti serta bermanfaat untuk
pengembangan teori atau bermanfaat secara praktis bagi manusia. Suatu gejala baru
dapat disebut masalah apabila gejala tersebut terdapat dalam situasi tertentu. Contoh,
sebuah mobil yang dengan tenang diparkir di sebuah garasi mungkin tidak merupakan
masalah, tetapi sekiranya kita melihat sebuah mobil tersebut mogok ditengah jalan yang
macet dan mengganggu lalu lintas, maka jelas hal ini merupakan masalah. Ternyata
identifikasi masalah memberikan kepada kita sejumlah pertanyaan yang banyak sekali.
Untuk itu, maka permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnya. Pembatasan masalah
memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk ke dalam
Hal ini disebabkan karena kemiskinan material yang menyangkut apa yang akan menjadi
a. Jadilah spesialis
Seorang yang bersikap kritis dalam membaca, mendengar dan berpikir menjadikan
2
Seseorang yang senang mengungkapkan gagasan-gagasan hasil penelitian mutakhir
ilmiah, bukan akibat dari permasalahan lain.Meskipun demikian, tidak semua masalah
a. Bacaan, terutama bacaan yang melaporkan hasil penelitian. Karena laporan yang
tertentu.
Pada umumnya dalam pertemuan ilmiah itu para peserta melihat hal-hal yang
pemegang otoritas dalam bidang ilmu tertentu dapat menjadi sumber masalah
daya serap murid-murid SMA, atau pernyataan seorang Direktur Jenderal Pendidikan
d. Pengamatan sepintas
3
Seringkali terjadi seseorang menemukan masalah penelitiannya dalam suatu
perjalanan atau peninjauan. Ketika berangkat dari rumah sama sekali tidak ada
e. Pengalaman pribadi
f. Perasaaan intuitif
Tidak jarang terjadi, masalah penelitian itu muncul dalam pikiran ilmuwan pada pagi
hari setelah bangun tidur atau pada saat-saat habis istirahat.Permasalahan yang akan
(variable dua). Jika seorang peneliti hanya menggunakan satu variable dalam
deskriptif, misalnya “ Strategi mengajar guru Y di sekolah X”. Peneliti dalam hal
ini hanya akan melakukan studi terhadap strategi mengaja guru yang ada tanpa
2. Sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak meragukan.
4
3. Sebaiknya dapat diuji secara empiris
Masalah harus dapat diuji secara empiris, maksudnya perumusan masalah yang dibuat
masalah yang sedang dikaji dapat dijawab jika peneliti melakukan pencarian dan
yang relevan.
Seorang peneliti harus meguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi
ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan.
Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuan adalah
alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang
5
dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya, maka hal ini harus tercermin dalam struktur
logika berfikir ketika menarik kesimpulan, untuk itu harus memenuhi dua persyaratan
yaitu:
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan
pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Hipotesis dirumuskan sesuai dasar
teori dan dukungan kenyataan hasil penelitian yang relevan. Dalam metode ilmiah dan
proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang
jelas dapat membantu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah.
Sering kali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat
penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti
berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
variabel-variabel yang menjadi target utama penelitian. Variabel penelitian dapat berupa
apapun juga yang variasinya perlu kita perhatikan agar kita dapat mengambil kesimpulan
mengenai perbedaan, kesimpulan mengenai kaitan suatu hal dengam lainnya, kesimpulan
Hipotesis yang dilandasi oleh telaah teoritik tadi dapat membimbing peneliti dalam
6
mengidentifikasi variabel mna saja yang menjadi pokok permasalahan sehingga harus
diperhatikan dan variabel mana saja yang fungsinya kurang penting atau bahkan dapat
biasanya sangat abstrak. Sebagai contoh, variabel “lapar” memiliki makna yang langsung
dapat dimengerti oleh semua orang, seakan konsep mengenai lapar itu sudah jelas. Akan
tetapi bila ditanya bagaimanakah kita dapat menegetahui seseorang lapar atau tidak,
memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya. Bahkan validitas hasil penelitian
a) Instrumen Tes
khusus,dll.
2) Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat
seseorang.
7
3) Tes intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau
4) Tes sikap yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap
5) Tes minat yaitu alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang
b) Instrumen Nontest
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
b. Kuesioner isian
sangat setuju.
Keuntungan kuesioner :
Kelemahan kuesioner :
8
b. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja
2. Interview
Interview yang sering disebut juga dengan wawancara atau kuesioer lisan
keadaan seseorang misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang
a. Interview bebas di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga
c. Interview bebas terpimpin yaitu antara kombinasi antara interview bebas dan
interview terpimpin.
mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam
proses interview
9
d) Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan
3. Observasi
tertentu misalnya5 menit, semua kejadian yang telah muncul di cek. Kejadian
yang muncul lebih ari satu kali dalam satu periode pengamatan, hanya di cek
satu kali. Dengan demikian akan diperoeh gambar tentang apa kejadian yang
10
b. Category system, adalah sistem pengamatan yang membatasi pada sejumlah
4. Dokumentasi
Dalam uraian tentang studi pendahulan, telah disinggung pula bahwa sebagai
memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan
kertas atau orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada
tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi, dari asal
1) Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan
dicari datanya.
2) Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.dalam hal ini
peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang
dimaksud.
Berikut ini beberapa langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian.
11
1. Analisis variabel penelitian yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian sejelas-
jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang
diinginkan peneliti.
variabel/subvariabel/indikator-indikatornya.
3. Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup
diharapkan dari subjek yang diteliti.misalnya kalau diukur prestasi belajar, maka
abilitas prestasi tersebut dilihat dari kemampuan subjek dalam hal pengenalan,
4. Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah
yang telah ditetapkn dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat dari yang telah
ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah
5. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi
item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya. Bagaimana uji coba
Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data
penelitian ada yang berpartisipasi secara aktif dan ada yang hanya secara pasif.
12
Subjek penelitian, pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil
penelitian. Apabila subjek penelitian terbatas dan masih dalam jangkauan sumber daya,
maka dapat dilakukan studi populasi, yaitu mempelajari seluruh subjek secara langsung.
Sebaliknya, apabila subjek penelitian sangat banyak dan berada di luar jangkauan
seumber daya peneliti, atau apabila batasan populasinya tidak mudah untuk
Masalah pembatasan populasi dan cara penentuan sampel (sampling) menjadi sangat
objektif mengenai keadaan populasi. Oleh karena itu batasan dan karakteristik populasi
harus jelas dan tegas, sehingga kesimpulan penelitian jelas pula target generalisasinya.
7. Mengumpulkan data
peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan
hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam
metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya
sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. Dalam teknik
pengumpulan data harus dinyatakan variable yang akan dikumpulkan, sumber data dari
maupun lewat data dokumentasi. Data yang harus dikumpulkan mungkin berupa data
primer, data sekunder, atau keduanya. Data primer diperoleh dari sumber pertama
melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa interview, observasi,
maupun penggunaan instrumen yang khusus dirancang sesuai dengan tujuannya. Data
13
sekunder diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi
8. Mengolah data
Kegiatan pengolahan data diawali dari tabulasi data kedalam suatu tabel induk,
oleh penyimpulan hasil analisis. Mutu penelitian tidak ditentukan oleh sederhana atau
rumitnya analisis kuantitatif yang dilakukan. Analisis penelitian yang baik, tidak selalu
harus kompleks dan banyak. Bahkan tidak semua bentuk penelitian harus menggunakan
analisis kuantitatif, dapat juga digunakan analisis kualitatif. Jadi, ketepatan teknik
analisis dengan tujuan penelitian dan keadaan data adalah lebih penting daripada sekedar
Penelitian yang tidak dipublikasikan atau disebarluaskan akan kurang bermanfaat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak memiliki nilai praktis yang tinggi. Oleh
karena itu adalah kewajiban seorang peneliti untuk menyelesaikan rangkaian kegiatan
dipertanggungjawabkan.
Bentuk laporan penelitian tentu berbeda bagi masing-masing audensinya. Bentuk laporan
penelitian yang ditujukan kepada sponsor akan tidak banyak diwarnai oleh istilah-istilah
teknis sebagaimana laporan yang ditujukan kepada lembaga pendidikan tinggi atau
kalangan akademisi. Laporan penelitian yang diajukan kepada para pengambil keputusan
di lapangan mungkin tidak akan serupa dengan laporan yang ditujukan kepada para pakar
dalam bidang yang diteliti. Apapun juga dan siapapun juga audiensi ini, namun
14
objektivitas dan kadar ilmiah laporan penelitian hendaknya tetap dipertahankan. Format
dapat berbeda akan tetapi isi harus tetap sesuai dengan temuan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
15
Syukur, Kholil. Metodologi Penelitian Komunikasi. (Bandung: Citapustaka Media, 2006)
George J. Mouly, The science of Educational Research (New York: American Book
Company, 1963)
16