Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI MASALAH, JUDUL DAN RUMUSAN MASALAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas kelompok


Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dosen Pengampu : Dr. Edi Wahyono, M.Pd

Di Susun Oleh
HASIATI : 21
ADRIANI PABORI : 2001414293

Kelompok : TUJUH(7)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau
mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah yang
dilakukan yang dilakukan harus serasi dan saling mendukung satu sama lain, agar
penelitian yang dilkukan memiliki bobot yang cukup memadai dan memberikan
kesimpulan yang tidak meragukan. (Suryabrata, 1983: 59-60)
Sebelum membicarakan langkah-langkah dalam penelitian tindakan, ada baiknya jika
kita mempertimbangkan penerapan prinsip-prinsip dalam penelitian diantaranya adalah:
optimistik dan realistik, sensitif pada situasi dan strategik, dan fleksibel dan tetap
terfokus. (Madya, 2007: 100-101)
Beberapa butir yang perlu dicatat diantaranya adalah peneliti tndakan akan berurusan
dengan kelompok orang yang mencakup peserta peneliti, penelitia akan berurusan
dengan orang dalam ajang organisosional dan kelembagaan, dan peneliti perlu selalu
ingat bahwa tidak semua orang akan setuju dengannya karena pada dasarnya penelitian
tindakan menjamin hak untuk berpendapat. (Madya, 2007: 101)
Terdapat beberapa langkah yang hendaknya diikuti dalam melaksanakan penelitian
tindakan diantaranya adalah: menidentifikasi dan merumuskan masalah, menganalisis
masalah, merumuskan hipotesis tindakan, membuat rencana tindakan, mengolah dan
menafsirkann data dan melaporkan. (Madya, 2007: 102)
Secara alami, langkah-langkah itu biasanya tidak sesuai dengan dengan alur yang
lurus. Apabila terjadi perubahan masalah pada waktu analisis masalah, maka diperlukan
identifikasi masalah yang baru. Data diperlukan untuk memfokuskan masalahnya dengan
mengidentifikasi faktor penyebab dalam menetukan hipotesis tindakan, dalam evaluasi
dan sebagainya.

B. Rumusan masalah
1. Apakah ruang lingkup Masalah itu?
2. Bagaimana Identifikasi masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
3. Bagaimana Pemilihan Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
4. Bagaimana Rumusan Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
5. Bagaimana menganalisis Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?

C. Tujuan
1. Mengetahui ruang lingkup Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2. Mengetahui Identifikasi masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
3. Memahami cara Pemilihan Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4. Memahami rumusan Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
5. Mengetahui cara menganalisis Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH, JUDUL DAN RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (PTK)

A. Identifikasi Masalah
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu tersedia
dan cukup banyak, tinggallah peneliti mengidentifikasinya dan merumuskannya.
Walaupun demikian agar peneliti mempunyai mata yang cukup jeli untuk menemukan
masalah tersebut, ia harus berlatih. Hal-hal yang dapat menjadi sumber masalah
antara lain:
1. Bacaan
Terutama bacaan yang berisi laporan penelitian, mudaj dijadikan sumber
masalah penelitian, karena laporan penelitian yang baik akan mencantumkan
rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dengan arah tertentu. Hal yang
demikian itu mudah dimengerti, karena tidak pernah ada penelitian yang tuntas.
Kadang-kadang suatu peneliti menampilkan masalah lebih banyak daripada yang
dijawab. Justru karena hal yang demikian itulah maka ilmu pengetahuan itu selalu
mengalami kemajuan.
2. Diskusi
Sumber yang kedua yaitu diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya
juga merupakan sumber masalah penelitian yang cukup kaya. Karena pada
umumnya dalam penemuan ilmiah demikian para peserta melihat hal-hal yang
dipersoalkannya secara profesional. Dengan kemampuan profesional peneliti
menemukan, melihat, menganalisis, menyimpulkan , dan mempersoalkan hal-hal
yang dijadikan pokok pembicaraan. Dengan demikian mudah sekali muncul
masalah-masalah yang memerlukan penggarapan melalui penelitian.
3. Pernyataan pemegang otoritas
Pernyataan pemegang otoritas baik pemegang otoritas dalam
pemerintahan maupun pemegang otoritas dalam bidang ilmu tertentu dapat
menjadi sumber masalah penelitian. Demikianlah misalnya pernyataan seorang
menteri pendidikan dan kebudayaan mengenai rendahnya daya serap
murid-,murid SMA, atau pernyataan seorang direktor Jendral Pendidikan Tinggi
tentang kecilnya daya tampung perguruan tinggi dapat secara langsung
mengundang berbagai penelitian.
4. Pengamatan sepitas
Seringkali seseorang menemukan masalaha penelitian dalam suatu
perjalanan atau peninjauan. Ketika berangkat dari rumah seringkali tidak ada
rencana untuk menemukan masalah penelitian. Tetapi ketika menyaksikan hal-hal
tertentu di lapangan, timbullah pertanyaan-pertanyaan dalam hati yang akhirnya
terkristalisasikan dalam penelitian.
5. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi seringkali menjadi sumber bagi ditemukannya
masalah penelitian. Mungkin pengalaman pribadi itu berkaitan dengan sejarah
perkembangan dan kehidupan pribadi, mungkin pula berkaitan dengan kehidupan
profesional.
6. Perasaan Intuitif
Tidak jarang terjadi masalah penelitian muncul dalam pikiran peneliti
pada pagi hari setelah bangun tidur, atau pada saat-saat hebis istirahat. Rupanya
selama tidur terjadi semacam konsolidasi atau pengendapan berbagai informasi
yang berkaitan dengan maslalah yang akan diteliti yang lalu muncul dalam
bentuk petranyaan atau masalah.
Apapun sumbernya, masalah penelitian hanya akan muncul atau dapat
didenitifikasikan juka calon peneliti cukup “berisi”. Orang yang masih “kosong”,
yaitu yang miskin akan pengetahuan mengenai sesuatu cabang ilmu hampir tidak
mungkin atau sekurang-kurangnya sulit untuk menemukan masalah penelitian untuk
dilakukannya penelitian (Suryabrata. 1983:60-63)
Seperti dalam jenis penelitian lain, langkah pertama dalam penelitian tindakan
adalah mengidentifikasi masalah. Langkah ini merupakan langkah yang menentukan.
Masalah yang akan diteliti harus dirasakan dan diidentifikasi oleh peneliti sendiri
bersama kolaborator meskipun dapat dengan bantuan seorang fasilitator supaya
mereka betul-betul terlibat dalam proses penelitiannya. Masalahnya dapat berupa
kekurangan berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, etos kerja, kelancaran,
komunikasi, kreativitas, dan sebagainya. Pada dasarnya, masalahnya berupa
kesenjangan antara kenyataan dan keadaan yang diinginkan.
Masalahnya hendaknya bersifat tematik seperti disebutkan diatas, dan dapat
diidentifikasikan dengan pertolongan tabel dua arah model Aristoteles. Misalnya
dalam bidang pendidikan, ada empat sel aljur dan kolom, sehubungan dengan adanya
anggapan bahwa ada empat komponen pokok yang ada dalamnya yaitu guru, siswa,
bidang studi, dan lingkungan. Semua komponen tersebut berimteraksi dalam proses
belajar mengajar, dan oleh karena itu dalam usaha memahami komponen tertentu,
peneliti harus memikirkan hubungan diantara komponen-komponen tersebut. berikut
adalah beberapa kriteria dalam penentuan masalah, diantaranya:
1. Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan
dilihat dari segi pengembangan lembaga atau program.
2. Masalah hendaknya dalam jangkauan pengalaman, jangan sampai memilih
masalah yang memerlukan komitmen terlalu besar dari pihak penelitinya dan
waktunya terlalu lama.
3. Pernyataan masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental
mengenai penyebab dan faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan dengan
berdasarkan hal-hal fundamental daripada berdasarkan fenomena dangkal.
Berikut ini beberapa contoh masalah yang diidentifikasi sebagai fokus
penelitian tindakan: 1) rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan kritis
dikalangan mahasiswa, 2) rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran,
3) Rendahnya kualitas pengelolaan interaksi guru dan siswa, 4) Rendahnya kualitas
pembelajaran bahasa inggris ditinjau dalam keterampilan dalam bahasa tersebut, dan
5) Rendahnya kemandirian belajar siswa di suatu sekolah menengah atas.
Masalah hendaknya diidentifikasi melalui proses refleksi dan evaluasi, yang
dalam model Kemmis dan Taggart disebut Reconassains terhadap data pengamatan
awal. Maslah rendahnya kualitas belajar bahasa Inggris ditinjau dari kemampuan
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa tersebut. diidentifikasi
berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran bahasa inggris di
kelas. Data awal tersedia dalam beberapa vignette yang dicermatibersama oleh
peneliti dan kolaboratornya dalam suasana terbuka dimana setiap peserta penelitian
mendapatkan hak berbicara sehingga terjadi dialog profesional yang enak. Tentu saja
masalah yang ditemukan tidak mungkin hanya satu, biasanya ada sederet masalah.
Maka peneliti bersama kolaboratornya perlu membatasi masalah, atau menentukan
fokus penelitian. Dlam kasus pembelajaran bahasa Inggris diatas, kualitas
pembelajaran dikelas dianggap sebagai masalah yang perlu segera dipecahkan agar
hasil pembelajaran yang diharapkan dapatv dicapai, yaitu keterampilan menggunakan
bahas Inggris untuk berkomunikasi. Setelah ditentukan, masalah perlu dirumuskan
(Madya. 2007:105-107).
Memurut Wiriaatmadja (2005:83) dalam bukunya yang berjudul “Metode
Penelitian Tindakan Kelas” dikutip bahwa terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana sebaiknya
dilakukan semacam feasibility study terlebih dahulu seperti:
1. Apakah guru/ dosen bersedia dan mampu melaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas ini dalam peran sebagai peneliti/mitra peneliti?
2. Apakah kegiatan ini tidak merepotkan atau menyita waktu guru/dosen?
3. Apakah siswa di kelas sudah dipersiapkan untuk kegiatan ini dan mereka siap dan
bersedia untuk membantu /berpartisipasi dalam kegiatan penelitian ini?
4. Apakah suasana kelas/iklim sekolah kondusif (antara lain dukungan kepala
sekolah) untuk pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
5. Apakah sarana kelas/ sekolah cukup tersedia untuk kebutuha penelitian?

B. Menentukan Judul PTK


Langkah pertama sebelum membuat proposal PTK adalah menentukan judul.
Guru (peneliti) harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan di
kelas. Berangkat dari kepekaan ini muncul inisiatif untuk mengatasi masalah tersebut.
Jadi judul PTK adalah ide yang di angkat dari identifikasi permasalahan yang ada.
Judul sebaiknya dirumuskan dengan spesifik serta mencerminkan
permasalahan pokok yang akan dipecahkan dalam PTK. Judul dipaparkan secar
deklaratif, jelas, padat dan tidak member kemungkinan penafsiran yang beragam.
Usahakan jumlah kata judul tidak lebih dari dua puluh kata. Hal pokok yang harus
tertulis pada judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahakan dalam PTK yang
merupakan variabel Y dan bentuk tindakan (treatment) yang akan dilaksanakan untuk
menyelesaikan masalah yang merupakan Variabel X. judul harus memuat unsur-unsur
sebagai berikut:

1. Ada masalah yang akan diteliti (Variabel Y)


2. Ada tindakan untuk mengatasi masalah (Variabel X)
3. Ada Subjek (Siswa)
4. Lokasi Spesifik (tempat dan waktu penelitian)
Sedangkan Pola judul PTK adalah:
1. Penerapan X untuk meningkatakan Y
2. Upaya peningkatan Y melalui X pada mata pelajaran
3. Optimalisasi X untuk meningkatkan Y pada mata pelajaran
4. Peningkatan Y melalui X
5. Peningkatan Y dengan menerapkan X

C. Rumusan Masalah
Penelitian Tindakan yang merupakan kesenjangan antara keadaan nyata dan
keadaan yang diinginkan hendaknya dideskriptikan untuk dapat merumuskannya.
Pada intinya rumusan masalah harus mengandung deskripsi tentang kenyataan yang
ada dan yang diinginkan. Pustaka yang ditinjau hendaknya mencakup teori-teori dan
hasil penelitian yang relevan. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa teori dalam
penelitian tindakan bukan untuk diuji, melainkan untuk menuntun peneliti dalam
membuat keputusan-keputusan selam proses penelitian berlangsung. Wawasan teoritis
sangat mendukung proses analisis masalah (Madya. 2007:108-109).
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini
penting karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langakh selanjutnya.
Tidak ada aturan umum mengenai cara merumuskan masalah, namun dapat
disarankan hal-hal berikut (Suryabrata. 1983:65):
1. Masalah hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
2. Rumusan itu hendaklah pada dan jelas.
3. Hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna
menjawab pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
Sebagai ilustrasi, dibawah ini disajikan beberapa contoh, yaitu:
1. Apakah mengajar dengan metode diskusi lebih berhasil dibanding mengajar
dengan metode ceramah?
2. Bagaimanakah hubungan antara IQ dengan prestasi belajar di perguruan tinggi?
3. Apakah mahasiswa yang tinggi nilai ujian masuknya juga tinggi indeks prestasi
belajarnya?
4. Apakah mahasiswi lebih konformistik daripada mahasiswa?
5. \apakah mahasiswa fakultas biologi yang berasal dari jurusan IPA berbeda
prestasinya dari mereka yang berasal dari jurusan IPS
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan diantaranya adalah:
1. Penelitian tindakan kelas digunakan untuk mengubah perilaku penelitinya,
perilaku orang lain, atau mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain
yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku para penelitinya atau
orang lain yang terkait.
2. Cara untuk mengidentifikasi masalah salah melalui beberapa cara, yaitu: Masalah
harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan dilihat
dari segi pengembangan lembaga atau program, masalah hendaknya dalam
jangkauan pengalaman, dan pernyataan masalahnya harus mengungkapkan
beberapa dimensi fundamental mengenai penyebab dan faktor,
3. Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah suatu masalah layak untuk
diteliti, pada dasarnya dilakukan dari dua arah yaitu arah masalahnya, dan arah si
calon peneliti.
4. Cara merumuskan masalah melalui beberapa cara, yaitu: masalah hendaklah
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, rumusan itu hendaklah pada dan jelas
dan hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna
menjawab pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
5. Analisis masalah melibatkan beberapa jenis kegiatan, bergantung pada kesulitan
yang ditunjukkan dalam pertanyaan masalahnya, analisis sebab dan akibat tentang
kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang dibuat kajian terhadap data
penelitian yang tersedia, atau mengamankan data pendahuluan untuk
mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah perspektif orang-orang yang
terlibat dalam penelitian tentang masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Madya, Suwarsih. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi.1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai