PERTEMUAN 4
MASALAH PENELITIAN
OLEH:
KELOMPOK 8
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
Masalah Penelitian
Masalah penelitian adalah masalah yang ingin diteliti seseorang, masalahnya bisa apa
saja yang ditemukan tidak memuaskan atau tidak ada penyelesaian, pernyataan perkara yang
harus diubah, apa saja yang tidak berjalan seperti seharusnya, masalah meliputi daerah yang
menjadi perhatian peneliti sebagai pendidik, keadaan yang ingin diperbaiki, kesulitan yang
ingin di atasi, pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Penemuan masalah merupakan tahap
penelitian yang paling sulit dan krusial karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang
diterapkan dalam pemecahan penelitian. Masalah terjadi apabila:
Ada hambatan dalam memperoleh tujuan/mencapai sesuatu.
Apabila kenyataan tidak sesuai dengan harapan (tidak sesuainya antara das-so ein
kenyataandengan das-sollenseharusnya.
Menurut (Nasution, 2006:16), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh para
calon peneliti dalam mengangkat permasalahan penelitian, antara lain:
1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa ingin tahu pada
calon peneliti ?
2. Apakah masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan, dan latar belakang
pendidikanya?
3. Apakah dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang diperlukan?
4. Apakah calon peneliti dapat menanggung segala pembiayaannya?
5. Apakah penelitian itu mengandung bahaya, ancaman, atau resiko lainya?
6. Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang telah tersedia?
Tidak mudah bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian, terutama bagi peneliti
pemula. Masalah penelitian sering dirumuskan terlalu umum sehingga dengan pokok
permasalahn yang tidak jelas akan menyulitkan tahap pemecahan masalah, yang meliputi
penentuan konsep-konsep teoretis yang ditelaah dan pemilihan metode pengujian data. Semakin
spesifik perumusan masalah penelitian semakin mudah untuk dilakukan pengujian secara
empiris.
4.1 Sumber-sumber Masalah Penelitian
Ketika ditemukan suatu masalah, tidak selalu masalah tersebut bisa langsung
terindentifikasi apalagi dirumuskan menjadi suatu topik penelitian. Hal ini bisa terjadi karena
luasnya persoalan yang ditemui maupun kurangnya informasi yang berkaitan dengan masalah
tersebut. Dengan analisa akan menolong untuk mencari kemungkinan-kemungkinan
masalahnya dan selanjutnya berdasarkan prioritasnya akan dapat dipilih masalah yang akan
ditetapkan untuk diteliti.
Awal Sebuah Penelitian. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa yang
pertama kali menjadi titik awal perumusan masalah adalah suatu masalah yang teridentifikasi,
suatu masalah tersebut dapat bersumber dari :
- Adanya keadian atau kenyataan yang janggal, tidak diharapkan atau tidak semestinya.
- Adanya kekurangan informasi.
- Merupakan tindak lanjut dari adanya informasi awal dari hasil penelitian sebelumnya,
baik untuk menambahkan apa yang belum tercover dalam penelitian sebelumnya maupun
untuk menambahkan informasi yang sudah didapat dari penelitian sebelumnya.
Stonner (1982 : 257) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui bila
terdap hal-hal sebagai berikut:
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.
c. Ada pengaduan
d. Ada kompetisi
Demikianlah sedikit mengenai sumber-sumber yang menjadi titik awal sebuah
penelitian dilakukan. Dengan adanya masalah maka akan timbul keinginan untuk melakukan
penelitian dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.
Untuk memilih/menemukan suatu masalah yang spesifik dalam penelitian menurut Borg (1983:
75-82), yang harus dilakukan yaitu :
Dari sisi tersedianya faktor pendukung: Tersedia dana sehingga pertanyaan penelitian
dapat dijawab ada ada izin dari yang berwenang.
b. Sebuah masalah penelitian juga harus jelas (clear) karena masalah penelitian tidak
hanya harus dipahami oleh si peneliti, tetapi juga oleh masyarakat banyak.
Nawawi(1993) menambahkan agar sebelum melaksanakan penelitian, seorang peneliti
melakukan studi literatur.
c. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah tersebut harus memberikan
kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah dalam kehidupan
praktis. Penelitian idealnya menjawab pertanyaan yang memajukan pengetahuan dalam
bidang yang diteliti, juga secara praktis penelitian itu meningkatkan kualitas kehidupan
manusia.
d. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral,
nilai-nilai keyakinan, dan agama. Masalah penelitian harus pantas, layak,dan beradab
untuk diteliti. Intinya, penelitian itu tidak menyebabkan kerusakan bagi manusia, alam,
dan sosial. Tidak ada aturan umum dalam perumusan masalah. Sumadi (1989) senada
dengan Tuckman (dalam Sugiono, 2000) menyarankan perumusan masalah sebagai
berikut:
a. Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya
b. Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas
c. Menautkan hubungan antara dua atau lebih variabel
d. Rumusan masalah hendaknya memberikan petunjuk tentang kemungkinan
pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian.
a. Masalah deskriptif
b. Masalah komparatif
1. Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dengan swasta? (satu
variabel pada dua sampel)
2. Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional dan
perusahaan asing? (dua variabel pada dua sampel)
3. Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota, desa dan
gunung? (satu variabel pada tiga sampel)
c. Masalah asosiatif
Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal, maupun hubungan timbal balik.
1. Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan
munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal ataupun interaktif. Contoh:
1) Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah?
2) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan?
2. Hubungan kausal yaitu hubunagn yanga bersifat sebab akibat. Dalam hal ini ada variabel
independen (variabel bebas) dan variabel dependen. Variabel independen mempengaruhi
variabel dependen. Contoh:
1) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
2) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan?
3. Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini
tidak diketahui mana variabel dependen dan variabel independen. Contoh:
1) Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi
mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi.
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kakayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya,
demikian juga orang kaya dapat meningkatkankecerdasan karena gizi terpenuhi.
Daftar Referensi
Kusno AS. ST, PhD dalam Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Penelitian, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2007
Indriatoro, Nur, Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta, 2013
Rahyuda, I Ketut, I Gst Wayan Murjana Yasa dan Ni Nyoman Yuliarmi. 2004. Buku
Ajar:Metodologi Penelitian. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/10/identifikasi-pemilihan-dan-perumusan.html
http://expresisastra.blogspot.com/2013/09/pengertian-penelitian-dan-masalah-penelitian.html
http://www.galeripustaka.com/2013/05/sumber-masalah-dalam-penelitian.html