Disusun oleh:
Kelas H
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2021
A. PENDAHULUAN
Dalam sebuah penelitian tentunya diperlukan hal-hal atau persiapan
apa saja yang harus dilakukan oleh seorang peneliti. Setelah seorang peneliti
menemukan sesuatu hal yang menarik untuk dicari suatu permasalahannya
kemudian peneliti itu mengidentifikasi tentang apa permasalahan yang akan
di angkat. Tentunya peneliti akan melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu
pemilihan dan perumusan masalah
Dalam melakukan pemilihan dan perumusan masalah peneliti
tentunya membutuhkan langkah langkah apa saja yang ada dalam pemilihan
dan perumusan masalah. Dalam makalah ini akan dijelasakan bagaimana cara
memilih dan menentukan rumusan masalah dengan beberapa wacana yang
dapat diterapkan dalam proses penelitian.
2
B. PEMBAHASAN
3
terpenuhi, atau terdapat hambatan, kurang berjalan lancar dan sebagainya
bisa diidentifikasi sebagai sebuah masalah. Adapun masalah penelitian
(research problem), didefinisikan oleh Gray & dkk (2007) sebagai berikut,
"research problem-the question or questions concerning your topic that
you believe are most important to answer." Masalah penelitian itu menurut
batasan di atas adalah suatu pertanyaan atau sejumlah pertanyaan yang
berkenaan dengan topik penelitian yang kita yakini sangat penting untuk
dijawab. Oleh sebab itu, peneliti biasanya berangkat dari identifikasi
masalah dan kemudian memperoleh prioritas masalah mana yang urgen
dipecahkan. Masalah penelitian menurut Creswel (2012) diungkapkan
sebagai berikut, "Research problems are the educational issues,
controversies, or concerns that guide the need for conducting a study."
Menurut definisi tersebut, masalah penelitian adalah isu-isu pendidikan,
hal-hal yang kontroversi, atau sesuatu yang perlu mendapatkan perhatian
kita untuk dilakukan suatu pengkajian atau penelitian.
1
Punaji, Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan, (Jakarta: PT Kharisma Putra
Utama, 2016), hlm. 94-95.
4
Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa
masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya dalam usaha
mengidentifikasikan atau menemukan masalah penelitian ditemukan
lebih dari satu masalah. Dari masalah-masalah tersebut perlu dipilih
salah satu, yaitu mana yang paling layak dan sesuai untuk diteliti. Jika
yang ditemukan sekiranya hanya suatu masalah, masalah tersebut juga
harus dipertimbangkan layak dan tidaknya sesuai dan tidaknya unak
diteliti. Terdapat dua arah yang digunakan untuk memilih atau
menentukan apakah suatu masalah layak dan sesuai untuk diteliti, yaitu:
2
Punaji Setyosari. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. ( Jakarta: Kencana Prenada,
2010) hlm 23-29
5
a) Biaya yang tersedia.(pengelolaan) itu terutama dilihat dan
limma aspek, yaitu Waktu yang dapat digunakan. Alun-ahit
dan perlengkapan yang tersedia.
b) Bekal kenangan teoritis, dan Penguasaan metode yang
diperlukan. Setiap calon peneliti perlu menanyakan kepada diri
sendiri apakah masalah yang akan diteliti sesuai baginya,
dilihat dari kelim aspek diatas. Jika sekiranya tidak, sebaiknya
dipilih masalah lain, atau masalah itu dimodifikasi, sehingga
sesami dengan dirinya. Hal ini dipertegas oleh Nowladipiwire
(2006) yang mengatakan bahwa beberapa pertambangan dalam
penulitan masalah diuraikan menjadi 3 hal yaitu:
i. Pertimbangan Ilmiah:
6
Setelah mengidentifikasi dan menganalisis masalah, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan oleh peneliti adalah merumuskan
masalah Membuat rumusan masalah menjadi langkah penting dalam
sebuah penelitian Karena mampu menentukan innglah langkah
bentuknya Masalah yang dirumuskan secara baik menjadikan masalah
ini dapat diteliti (researchable). Terdapat beberapa hal yang harus
dipertikan dalam merumuskan masalah penelitian seperti yang
dikatakan oleh Hanafi (2007:31) yaitu sebagai berikut.
3
Sugiyono 2014
7
yang herdin sendiri). Jadi dalam penelitian peneliti tidak membuat
perbandingan variabel mui pada sampel yang lain, dan mencari
hubungan anabel itu dengan variabel lain. Penelitian seperti ini
dinamakan penelitian deskriptif Contoh rumusan masalah deskriptif
dastaranya sebagai berikut.
4
Arikunto. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek.( Jakarta : Rineka Cipta 2002). Hlm.
32-35
8
Masalah assosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga
bentuk hubungan yaitu :
5
Moh. Slamet Untung, Metodologi Penelitian Teori dan Praktek Riset Pendidikan dan Sosial,
Yogyakarta, Litera, 2019, hlm. 77
9
penelitian, pernyataan pemegang kekuasaan, pengamatan, pengalaman
seseorang atau kelompok,lapangan tempat bekerja.
a. Observasi
Observasi adalah sumber yang paling kaya akan masalah
penelitian. Kebanyakan keputusan praktis didasarkan atas praduga yang
tidak didukung oleh data empiris. Masalah penelitian bisa diangkat dari
hasil observasi terhadap suatu hubungan tertentu yang masih belum
memiliki dasar penjelasan yang memadai dan cara - cara rutin yang di
dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas tradisi atau otiritas.
Penyelidikan kemungkinan dapat menghasilkan teori yang baru,
rekomendasi pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel
yang belum ada dalam bahasan litelatur.
b. Bacaan
Seseorang penenliti harus rajin membaca, terutama jurnal-jurnal
penelitian atau laporan penelitian. Pada umumnya penelitian ilmiah jarang
menjawab per-masalahan dengan tuntas. Bahkan suatu penelitianitu
memberi rekomendasi untuk diteliti lebih lanjut.
10
Menurut Margono (2010). Bacaan yang telah dijadikan sumber
masalah, misalnya berupa buku. Buku yang memuat generalisasi dari
teori-teori pendidikan bahasa dapatdijadikan acuan dalam penetapan
masalah. Teori yang berupa prinsip- prinsip umum dapat diaplikasikan
dalam masalah penelitian yang lebih spesifik. Teori ini menjadi sumber
masalah yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian secara
empiris.6
c. Deduksi dari teori
Teori itu sendiri merupakan konsep - konsep yang masih berupa
prinsip - prinsip umum yang penerapannya belum bisa diketahui selama
belum dilakukan pengujian secara empiris. Penyelidikan terhadap suatu
masalah yang diangkat berasal dari teori bermanfaat untuk memperoleh
penjelasan secara empiris praktik tentang teori tersebut.
d. Kepustakaan
Hasil dari penelitian kemungkinan dapat memberikan rekomendasi
akan perlunya dilakukan suatu penelitian ulang (replikasi), baik dengan
ataupun tanpa variasi. Replikasi bisa meningkatkan validitas hasil
penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan secara lebih luas.
Laporan penelitian tidak jarang juga menyampaikan suatu rekomendasi
kepada peneliti lain mengenai apa saja yang perlu dilakukan penelitian
yang lebih lanjut. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi sumber untuk
menentukan masalah yang perlu diangkat untuk dilakukan suatu
penelitian.
e. Pertemuan Ilmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah,
misalnya diskusi, seminar, lokakarya, dan konferensi. Dari pertemuan
ilmiah tersebut dapat muncul berbagai ide penelitian dan permasalahan
actual yang memerlukan pemecahan melalui penelitian. Peserta-peserta
seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah membawa makalah-makalah yang
6
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 2010, hlm. 54
11
memecahkan permasalahan menurut bidangnya masing-masing. Mungkin
saja masalah itu perlu diteliti pula dari segiilmu lain.
f. Masalah sosial
Masalah sosial bisa juga menjadi sumber masalah penelitian.
Seperti seringnya terjadi perkelahian siswa antar sekolah, bisa
memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan
agama dan moral serta pembinaan sikap disiplin di lingkungan sekolah.
Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi juga dapat
memunculkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan
masyarakat.
g. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)
Orang yang mempunyai otoritas ilmu, yaitu yang memiliki
kepakaran, komitmen, dan kekondidtenan atas suatu ilmu. Orang yang
memiliki otoritas ini menjadi figure atau panutan orang-orang yang
memiliki ilmu dibawahnya.
Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas ini dapat
bersifat formal dan nonformal. Contoh pemegang otoritas formal, yaitu
seorang guru besar dalam bidang pendidikan membaca. Ia menyatakan
bahwa guru-guru merupakan salah satu kelompok yang digolongkan pada
pembaca literat. Pernyataan tersebut dapat dijadikan permasalahan
penelitian tentang rendahnya kemampuan membaca guru atau siswa.
Adapun contoh pemegang otoritas nonformal, yaitu tokoh masyarakat atau
figur masyarakat. Artis yang memiliki pondok baca menyatakan bahwa
minat membaca msayrakat miskin dapat ditingkatkan melalui prasarana
yang memadai.
Pernyataan para pemegang otoritas ini dapat dijadikan
permasalahan dan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Selain itu,
sering dalam ceramah atau pernyataan seseorang pejabat tinggi, misalnya
seorang menteri bahwa ada suatu masalah yang harus dipecahkan.
Demikian pula pernyataan ahli-ahli tertentu yang disiarkan melalui media
12
massa mengenai suatu permasalahan. Sehingga seorang peneliti tergugah
untuk menelitinya. Umpamanya seorang administrator pendidikan di
Sumatera Utara mengatakan, bahwa kemunduran mutu pendidikan di
Sumatera Utara disebabkan mundurnya dedikasi guru-guru di SD hingga
SLTA. Seorang peneliti tergugah untuk menguji kebenaran pernyataan itu.
h. Pengamatan Sekilas
Mungkin seorang ahli ketika melakukan perjalanan dinas melihat
suatu gejala yang tidak sehat yang perlu dipecahkan. Untuk pemecahan
nya harus diadakan penelitian terlebih dahulu. Umpamanya seorang ahli
dari staff BP3K, melihat dalam peninjauan ke daerah, terdapat banyak
anak-anak dari usia sekolah tidak sekolah walaupun SD Inpres sudah ada
ditempat itu.
Pengamatan yang dilakukan seseorang secara tidak direncanakan
atau secara sepintas dapat melahirkan permasalahan yang sangat kaya.
Melalui pengamatan, seseorang dapat mengenal kondisi aktual dilapangan
yang dapat dijadikan permasalahan penelitian yang pemecahannya
berguna untuk diimplementasikan sesuai dengan keadaan terkini.
Contohnya, seorang guru dapat menemukan berbagai masalah kesulitan
menyampaiakn materi BTQ yang dihadapi siswa ketika dia memberikan
pembelajaran BTQ.
i. Pengalaman Pribadi atau Kelompok
Pengalaman seseorang atau sekelompok orang yang didapat
sepanjangwaktu tertentu dapat memunculkan permasalahan yang dapat
diidentifikasi sebagai permasalahan penelitian. Seseorang akan mengenali
suatu permasalahan dari aktivitas rutin dan intensif. Ditempat-tempat
bekerja, seseorang dapat melihat secara langsung, mengalami langsung
berbagai peristiwa. Pengalaman ini tidak selamanya berdampak positif,
tetapi adakalanya berdampak tidak seperti yang diharapkan. Ini dapat
dijadikan sebagai permasalahan penelitian berdasarkan data faktual.
Menurut Purwanto (2010) Pengalaman pribadi dapat memunculkan
masalah yang memerlukan jawaban empiris untuk mendapatkan
13
pemahaman yang lebih mendalam .Pengalaman pribadi sebagai sumber
masalah penelitian berkaitan dengan sejarah perkembangan dan
kehidupan pribadi atau profesional7
j. Perasaan atau Ilham
Dalam benak seorang peneliti, mungkin tiba-tiba muncul suatu
pertanyaan yang mendorong melakukan penelitian. Mungkin saja
pertanyaan itu tiba-tiba ia rasakan ketika ia sedang santai-santai dengan
anggota keluarganya. Kemudian mendengar anak muda yang bermain gitar
sembari menyanyi bersama temannya hingga larut malam sehingga
mengganggu istirahat warga. Kemudian si peneliti tertarik untuk
melakukan Penelitian tentang hobi anak muda. Peneliti menemukan
sebuah rasa dari pengamatannya pada tetangga yang main gitar bahwa itu
digolongkan pada hobi negative karena tidak pada waktunya. Kemudian
Peneliti semakin penasaran, apakah bisa hobi itu menjadi positif dan
memiliki gambaran “sebenarnya pemuda itu dapat menjadi musisi, tapi
mengapa tidak direalisasikan sudah begitu mengganggu kenyamanan
warga pula”. Kemudian dari pengamatan ini peniliti menemukan masalah
yang semakin jelas yaitu tentang Peningkatan mutu moral bangsa melalui
penelitian
Tingkat kecenderungan pemuda pada hobi positif di Kota X.
Permasalahan ini amat menarik dan akan memberi pengetahuan baru.
Namun pertanyaan lain timbul lagi, apakah masalah lain yang mungkin
lebih pelik akan timbul agar jalan ke pemecahan masalah semula dapat
dilakukan? Dan apakah data-data menyeluruh dan terpadu
mempermasalahkan itu dapat diperoleh? Sedangkan hobi pemuda itu
sangat bervariasi, apakah peniliti itu harus mewawancarai pemuda di kota
X secara satu per satu? Dari ilustrasi ini dapat ditemukan kriteria untuk
mempermasalahkan sesuatu persoalan di dalam penelitian, yaitu:
1) Masalah itu penting dan berguna dipecahkan.
7
Purwanto, Metodologi penelitian kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, Pustaka
pelajar, Yogyakarta, 2010. hlm. 109-112
14
2) Ada kemapuan untuk memecahkan masalah itu.
3) Masalah itu menarik untuk dipecahkan.
4) Hasil pemecahan masalah menambah pemahaman dan pengetahuan
5) Dapat dikumpulkan data-data yang cukup.
6) Permasalahan dapat dibatasi.
Setelah suatu masalah diputuskan untuk diteliti pemecahannya,
maka peneliti mencari teori-teori, konsep-konsep dari segala macam
sumber yang mungkin ada kaitannya dengan permasalahan. Maka kegiatan
peneliti harus banyak membaca, baik dari sumber acuan umum yaitu dari
buku-buku teks di perpustakaan, maupun dari sumber acuan khusus yaitu
dari jurnal-jurnal penelitian, makalah-makalah, seminar, dan lain-lain.
Dalam memilih sumber-sumber acuan itu, perlu diperhatikan
keterkaitannya dan pandangan terbaru. Banyaknya sumber acuan yang
dibaca oleh peneliti meningkatkan daya nalarnya mengambil dedukasi dari
teori-teori dan generalisasi-generalisasi yang sudah ditelaahnya, sehingga
sampai kepada suatu jawaban sementara atau hipotesis.
k. Laporan Hasil Penelitian
Banyak intuisi yang memiliki lembaga penelitian atau
perpustakaan sebagai sumber informasi dari penelitian-penelitian yang
telah dilakukanoleh intuisi tersebut. Di samping itu jurnal-jurnal penelitian
merupakan laporan hasl-hasil penelitian yang mutakhir, yang dapat pula
dijadikan sumber masalah penelitian. Melalui internet, informasi mengenai
materi penelitian dalam jurnal dapat dengan mudah didapat. Biasanya,
dalam sebuah laporan penelitian atau jurnal terdapat rekomendasi untuk
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penelitian itu.8
(Syamsuddin& Damaianti, 2011: 46)
8
Syamsuddin & Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya, 2011, hlm. 46
15
C. PENUTUP
Masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan atau antara
harapan (what should be) dan kenyataan (what is). Kesenjangan itu selanjutnya
kita identifikasi sebagai gap. Masalah sebagai gap antara kebutuhan yang
diinginkan dan kebutuhan yang ada.
16
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.
Moh. Slamet Untung. 2019. ”Metodologi Penelitian Teori dan Praktek Riset
Sugiyono. 2014.
17