LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
OLEH KELOMPOK 3
A. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian adalah serangkaian tahapan atau prosedur yang harus
diikuti dalam rangka melakukan penelitian yang sistematis dan terstruktur. Penelitian
adalah upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu fenomena,
masalah, atau pertanyaan yang memerlukan analisis dan investigasi lebih lanjut.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Konsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil
pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi masalah
adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting di antara proses
lain. Masalah penelitian (research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian,
bahkan itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak.
Masalah penelitian secara umum bisa ditemukan melalui studi literatur (literature review)
atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey), dan sebagainya.
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempersoalkan
suatu variabel atau hubungan antara satu atau lebih variabel pada suatu fenomena.
Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai konsep yang memuat nilai
bervariasi, pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Dalam suatu studi yang
menggunakan alur-pikir deduktif kerapkali ditampilkan definisi operasional variabel, dan
dalam penelitian kualitatif variabel itu seringkali disebut konsep, misalnya definisi
konseptual.
4. Observasi (pengamatan)
Pengamatan yang dilakukan seseorang peneliti tentang sesuatu yang direncanakan
ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu
yang cukup lama, terstruktur atau tidak terstruktur, itu dapat melahirkan suatu
masalah. Contoh: Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat
(mengamati) sikap dan perilaku peserta didiknya dalam proses belajar mengajar.
5. Wawancara dan Angket
Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan
dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu.
Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat
menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan
ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang
permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya
permasalahan-permasalahan di masyarakat.
6. Pengalaman
Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak semua
pengalaman yang dimiliki seseorang (peneliti) itu selalu positif, tetapi kadang-kadang
sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari orang
(kelompok) lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui
penelitian.
7. Intuisi
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah penelitian tersebut
muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan.
Ketujuh faktor di atas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu pokok
permasalahan penelitian, dan itu dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu
masalah. Jadi, untuk mengindentifikasi masalah dapat dilakukan melalui sumber-sumber
bacaan yang memungkinkan lahir masalah-masalah penelitian seperti di atas. Sumber-
sumber keilmuan yang membawa masalah-masalah tersebut dapat saling berinteraksi
dalam menentukan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja.
Setelah masalah-masalah penelitian dapat diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih
dan ditentukan peneliti masalah-masalah yang akan diangkat dalam suatu rancangan
penelitian. Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak untuk diteliti, perlu
mempertimbangkan kriteria problematika yang tertata baik.
Tidak setiap masalah layak untuk diangkat sebagai topik penelitian. Untuk memilih
masalah mana yang layak untuk diteliti, ada beberapa kriteria yg. dapat dipakai, yaitu
sebagai berikut (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 91-92).
1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, relatif belum banyak diteliti?
Untuk itu calon peneliti perlu menelaah beberapa hal, seperti :
a. Isu-isu yang muncul kekinian.
b. Isu-isu yang unik.
c. Penelitian sejenis pada skala institusi.
d. Penelitian sejenis pada skala wilayah.
e. Penelitian sejenis pada skala nasional.
f. Penelitian sejenis pada skala internasional.
g. Penelitian sejenis menurut periode waktu.
2. Apakah masalah itu mengundang rasa ingin tahu peneliti atau pihak luar yang akan
membaca atau memanfaatkan hasil penelitian itu ?
Untuk itu peneliti perlu memperhatikan :
a. Nilai teoritis hasil penelitian bagi dirinya dan juga pihak lain seprofesi.
b. Nilai teortis hasil penelitian bagi pengembangan ilmu sebagaimana yang diteliti.
c. Nilai praktis hasil penelitian bagi dirinya dan juga bagi profesinya.
3. Apakah masalah yang diplih berada dalam lingkup keilmuan yang ditekuni oleh
peneliti selama ini ?
4. Adakah alat, bahan, dan metoda kerja yang akan dipakai memungkinkan
terlaksananya pengkajian terhadap fakus masalah yang dipilih ?
5. Beberapa hal khusus yang perlu dipertimbangkan adalah :
a. Ada atau tidaknya alat / bahan pendukung penelitian.
b. Ketersediaan biaya penelitian.
c. Fasilitas pendukung lainnya, seperti keterbukaan sumber data, masalah
perijinan dari instansi terkait.
d. Metode penelitian yang dipakai menurut situasi dan karakteristik spesifik
subjek penelitian.
6. Apakah segi-segi teknik berikut ini memungkinkan terselenggaranya penelitian
sesuai dengan fokus masalah ?
a. Ketahanan fisik peneliti.
b. Ketahanan psikologis peneliti.
c. Kesediaan peneliti menyediakan waktu untuk mengkaji fokus penelitian
secara memadai.
d. Kapasitas peneliti dalam bekerja sama dengan pihak lain.
D. PERUMUSAN MASALAH
Dalam sebuah penelitian, setelah ditentukan latar belakang masalah, maka dilanjutkan
dengan menyusun rumusan masalah. Perumusan masalah merupakan upaya untuk
menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya.
Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang
lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan
dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-
variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan
subjek penelitian.
Tuckman (dalam Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 99) mengemukakan beberapa
kirteria dalam merumuskan masalah, yaitu :
1. Bersifat kausalitas atau menghubungkan dua variabel atau lebih.
2. Dapat diukur secara empiris dan objektif.
3. Dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, lebih baik dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan.
4. Tidak mencerminkan ambisi pribadi atau masyarakat, dan tidak pula menuntut
jawaban dengan pertimbangan moral subjektif.
Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti
memungkinkan dikumpulkan-nya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
(UM, 2000:12 & Ibnu, 2003:110). Contoh: Apakah terdapat hubungan antara
kekuatan otot tungkai dengan jauhnya tendangan pada sepakbola?
Ary, dkk. (1979) mengemukakan, perumusan masalah yang baik harus memenuhi dua
syarat:
1. menyebutkan dengan jelas apa yang akan dicari jawabannya.
2. Jelas ruang lingkupnya.
Kedua syarat ini dapat dipenuhi apabila peneliti menyebutkan dengan jelas hal-
hal sebagai berikut:
a. Variabel-variabel yang terkait
b. Hubungan di antara variabel-variabel tersebut
c. Populasi terkait atau sasaran kajian yang merupakan subjek-subjek yang paling
jelas keterkaitannya dengan permasalahan yang dikaji
d. Berbagai atribut (lokasi, waktu dsb.) berfungsi membatasi lingkup kajian yang
berkaitan dengan tempat dan waktu terjadinya permasalahan maupun identitas
khusus dari populasi/bagian populasi yang bersangkutan.
F. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi
dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan
dengan menggunakan
kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat
pernyataan.
G. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian menjadi salah satu bentuk tulisan yang perlu disampaikan
dalam bab pendahuluan. Manfaat penelitian ini erat hubungannya dengan tujuan
penelitian. Oleh karenannya hampir setiap karya tulis, baik skripsi, makalah, karya
ilmiah, proposal penelitian, dan lain sebaginya selalu menyertakannya. Sebagai
penjelasan lebih lanjut dalam artikel ini akan menjelaskan tentang contoh-contoh
penulisan manfaat penelitian.
Manfaat penelitian adalah kelebihan dan keuntungan pembuatan karya tulis
melalui program-program yang diterapkan. Dalam tulisannya manfaat penelitian ini tidak
lebih dari 3 paragram, bahkan sebagai syarat utamanya penulisan manfaat penelitian
haruslah lebih pendek daripada pendahuluan dalam karya tulis.Jenis-Jenis Manfaat
Penelitian:
a. Teoritis
Sebutan dalam penulisan kegunaan penelitian seringkali di dasari atas
landasan teoriris. Landasan ini sendiri seiring pada keguanaan penelitian yaitu
sebagai penambah wawasan dan rujukan dalam ilmu pengetahuan berdasarkan
pada teori-teori yang ada.
b. Akademis
Tujuan yang terdapat dalam manfaat penelitian berhubungan erat dalam
akademis. Hubungan ini sendiri atas alasan dengan penelitian menjadi refrensi
penulisan bagi segenap pembaca yang berasal dari banyak kalangan, misalnya
masyarakat, mahasiswa, pelajar, ataubahkan dosen atau guru.
c. Praktis
Penulisan manfaat penelitian bertujuan secara praktis yang lebih mendekatkan
pada dampak yang ditimbulkan di dalam masyarakat. Penulisan manfaat ini
sendiri seringkali menjadi di akhiri dengan memeprluas wawasan bagi
pembaca atupun penulisanya.
d. Dari penjelasan mengenai pengertian manfaat penelitian dan jenis-jenisnya
dapat disimpulkan bahwasanya kegunaan bagian ini berhubungan erat dengan
kaitannya terhadap masalah-masalah sosial dan solusi yang ditawarkan. Jika
bahasan masalah sosial berada dalam latar belakang maka solusi berada di
dalam manfaat penelitian.
H. ASUMSI
Asumsi merupakan anggapan dasar, yang diakui kebenarannya atau dianggap benar
tanpa harus dibuktikan terlebih dahulu. Keberadaan asumsi dalam sebuah penelitian
bukan merupakan suatu keharusan, namun menjadi pertimbangan untuk disajikan.
Dengan kata lain dapat dinyatakan sepanjang diperlukan asumsi dapat dicantumkan,
tetapi kalau keberadaannya tidak diperlukan, maka tidak perlu dicantumkan. Tidak
semua penelitian memerlukan asumsi, jadi peneliti tidak perlu memaksa-kan suatu
asumsi jika memang tidak secara fungsional dibutuhkan.
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya,
peneliti mengajukan asumst bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan
skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang
diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang
diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substahtif atau metodologis. Asumsi substantif
berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan
dengan metodologi penelitian. (UM, 2020:13 & Ibnu, 2020:112)
Arikunto S. (2019:58-61) mengutip pendapat Surakhmad yang menyatakan
anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya
diterima oleh penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyelidik dapat
merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik mungkin meragu-ragukan
sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran.
Contoh orang yang melakukan senam aerobik tiga kali seminggu, maka dia akan
memiliki kebugaran jasmani yang bagus. Kalimat tersebut merupakan suatu anggapan
bahwa semua aktivitas senam aerobik dengan menggunakan prinsip; frekuensi, intensitas,
time dan tempo (FITT) sesuai dengan prinsip-prinsip latihan akan meningkatkan atau
mempertahankan kebugaran jasmani seseorang. Hal itulah yang menyebabkan seseorang
memiliki kebugaran jasmani yang baik.
Publishing. http://dosensosiologi.com/contoh-manfaat-penelitian/
http://metodologinurelghazy.blogspot.com/2015/06/memilih-masalah-penelitian.html?m=1
http://ppisb.unsyiah.ac.id/berita/identifikasi-masalah-batasan-masalah-dan-rumusan-
masalah