Meskipun masalah penelitian itu selalu ada dan banyak, menurut Notoatmodjo (2002)
belum tentu mudah mengangkatnya sebagai masalah penelitian, diperlukan kepekaan terhadap
masalah penelitian. Kepekaan ini dipengaruhi oleh minat dan pengetahuan atau keahlian.
Minat dan pengetahuan atau keahlian itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
1. Profesi
Profesi atau bidang pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber minat untuk melakukan
penelitian. Semakin sering seseorang terpapar dengan masalah-masalah yang berkaitan
dengan profesinya, akan semakin mendorong orang tersebut berminat untuk
menyelesaikannya.
2. Spesialisasi
Keahlian khusus seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih peka tehadap masalah
yang berkaitan dengan keahliannya. Misalnya, seorang perawat spesialis jiwa, akan lebih
peka terhadap masalah-masalah kesehatan jiwa pasien yang dirawatnya, meskipun pasien
tersebut dirawat di rumah sakit umum dengan bukan karena gangguan jiwa. Sebagai
contoh, ketika seorang perawat spesialis jiwa, menemukan pasien yang akan dioperasi
terlihat gelisah, maka dengan cepat perawat tersebut akan dapat melihat bahwa pasiennya
sedang mengalami kecemasan berat.
3. Akademis
Seseorang yang telah mengalami program pendidikan yang lebih tinggi, biasanya telah
mendalami tentang salah satu disiplin ilmu pengetahuan. Dengan penguasaan ilmu ini,
orang tersebut cenderung lebih peka mengenali masalah dalam bidang keahliannya.
4. Kebutuhan dan Praktik Kehidupan Sehari-hari
Seseorang yang cenderung menaruh perhatian akan kebutuhan dan praktik kehidupan
sehari-hari akan lebih peka terhadap masalah yang muncul.
5. Pengalaman Lapangan
Seseorang yang mempunyai banyak pengalaman lapangan akan menambah kepekaannya
terhadap masalah di bidangnya.
6. Bahan Bacaan atau Kepustakaan
Membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir seseorang, sehingga
wawasannya akan semakin luas dan semakin mampu menggunakan penalaran dan pola
berpikir kritisnya semakin berkembang. Dengan berpikir kritis ini, selanjutnya akan
meningkatkan kepekaan seseorang terhadap masalah.
B. Syarat Masalah Penelitian
Menurut Sastroasmoro dan Ismail (1995) dalam Nursalam (2003), masalah penelitian
harus mengandung unsur FINER.
1. F = Feasible, artinya tersedianya subjek penelitian, terjangkau secara finansial, waktu, alat
ukur dan keahlian.
2. I = Interesting, artinya menarik untuk diteliti
3. N = Novel, artinya mengkonfirmasi teori yg telah ada, melengkapi dan mengembangkan
teori atau hasil penelitian terdahulu, menemukan sesuatu yang baru.
4. E = Ethical, artinya tidak bertentangan dengan etika khususnya etika keperawatan.
5. R = Relevant, artinya sesuai perkembangan iptek, bertujuan meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan dan kebijakan kesehatan serta dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya.
C. Sumber Masalah Penelitian
Sebagian besar penelitian kesehatan lebih banyak bersifat penelitian empiris, karena
didasarkan pada kehidupan nyata yang dialami oleh masyarakat. Menurut Turney dan Noble
(1971, dalam Danim, 2003) sumber masalah penelitian empiris dapat berasal dari :
1. Pengalaman pribadi
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
3. Kerja dan kontak profesional
4. Pengujian dan pengembangan teori yang ada
5. Analisis literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
D. Prioritas Masalah Penelitian Kesehatan
Prioritas masalah penelitian kesehatan menurut Nursalam (2003) antara lain :
1. Prioritas kesehatan dan pencegahan penyakit pada masyarakat.
2. Pencegahan perilaku dan lingkungan yang berakibat buruk terhadap kesehatan
3. Menguji model praktik kesehatan di masyarakat
4. Menentukan efektifitas intervensi kesehatan
5. Mengkaji gangguan perilaku dengan cara yang efektif
6. Evaluasi intervensi kesehatan
7. Identifikasi faktor bioperilaku yang berhubungan dengan kemampuan koping
8. Dokumentasi pelayanan kesehatan
9. Mengembangkan metodologi pelayanan kesehatan
Penelitian dilakukan untuk menjawab permasalahan. Dengan demikian maka masalah atau latar
belakang masalah merupakan penentu apakah suatu penelitian layak dikerjakan atau tidak. Pada
“latar belakang masalah” ditunjukkan adanya masalah yang (akan) diteliti. Latar belakang ini harus
ditampilkan secara kuat, maka kita harus mengemukakan data dan fakta sebagai alasan, dengan
mengurangi argumentasi pribadi sedikit mungkin.
Pada latar belakang ini peneliti harus dapat menjelaskan bahwa keinginan untuk meneliti masalah
tersebut timbul, karena peneliti melihat adanya kesenjangan atau jurang perbedaan antara hal yang
seharusnya atau idealnya dengan kenyataan yang ditemui di lapangan. Pada latar belakang ini harus
diketahui dengan jelas bahwa masalah yang diajukan betul-betul dirasakan perlunya. Agar pada latar
belakang ini dapat diajukan argumentasi yang kuat serta didukung oleh fakta dan data, maka peneliti
perlu melakukan studi pendahuluan ataupun studi pustaka.
Menurut Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (1991) pada latar belakang berisi
perumusan masalah, yang memuat penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang
dikemukakan dalam usulan penelitian itu dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. Selain itu
juga diuraikan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam lingkup permasalahan yang lebih luas.
Sementara pendapat lain menyatakan bahwa pada perumusan masalah yang mencakup latar
belakang tentang alasan mengangkat masalah tersebut dan ada penjelasan tentang makna paling
penting serta menariknya masalah tersebut untuk ditelaah.
Analisis kemungkinan bisa diteliti apa tidak ? metode FINER menurut Hulley dan Cummings, yaitu
a. Feasible (kelayakan)
Tentukan apakah bisa diteliti atau tidak. Tersedia tenaga (keahlian), Tersedia alat, Tersedia waktu
Tersedia dana, Tersedia subjek penelitian
b. Interesting (menarik)
Bila penelitian nantinya tidak menarik bagi orang lain, kemungkinan hasil penelitian tidak akan
dibaca dan dimanfaatkan orang lain Bila peneliti tidak tertarik apa yang diteliti kemungkinan
penelitian akan gagalMasalahnya menarik untuk diteliti (bagi peneliti maupun bagi orang lain)
c. Novel (memberikan sesuatu yang baru)
Menemukan sesuatu yang baru Ada hubungannya dengan orisinalitaspenelitian (orisinal versus
replikatif) –penelitian replikatif bermanfaat bila:memperbaiki atau menguji konsisten Melengkapi
atau memperbaiki penemuan sebelumnya Membantah penemuan sebelumnya
d. Ethical (etis)
Tidak bertentangan dengan etika (beberapa penelitian pada manusia memerlukan ethical clearance
e. Relevant (relevan)
Relevan untuk dasar penelitian selanjutnya
Relevan untuk mengambil kebijakan kesehatan
Relevan untuk tatalaksana pasien
Relevan bagi dunia pengetahuan
Langkah-langkah formulasi masalah penelitian :
1. Identifikasi area interes Anda (masih luas?)
2. Persempit area luas itu menjadi ‘sub- area’-2 yang lebih fokus (diskusi dengan teman/ pakar)
3. Pilih ‘sub-area’ yang Anda minati (lakukan eliminasi), Contoh: perkawinan remaja
Masalah tidak penting: tanggal menikah,mobil, dinas
Masalah penting: umur menikah,kesehatan waktu menikah, dukungan keluarga
4. Buat pertanyaan penelitian
5. Formulasikan tujuan umum dan tujuan khusus
6. Ases berdasarkan kelaikan (misal dengan FINER)
7. Yakinkan kembali (apakah masih tetap interes?)
Contoh :
1. Area luas: alkoholisme
2. Area lebih sempit: profil alkoholik, proses menjadi alkoholik, penyebab alkoholisme, pengaruh
alkoholisme pada jantung, persepsi masyarakat tentang alkoholisme
3. Pilih: pengaruh alkoholisme pada jantung
4. Pertanyaan penelitian:
a. Apakah pengaruh Alkoholisme terhadap jantung?
b. Kapan mulai timbul gejala edema pada alkoholisme?
c. Apakah ada hubungan antara lama menjadi alkoholik dengan timbulnya edema?
5. Tujuan umum dan khusus:
a. Tujuan umum: mengetahui pengaruh alkoholisme terhadap jantung,
b. Tujuan khusus:membuktikan adanya pengaruh alkoholisme terhadap terjadinya edema,
mendapatkan data mulai timbulnya edema pada alkoholisme, membuktikan hubungan antara
lama menjadi alkoholik dengan timbulnya edema
6. Lakukan analisis kelaikan penelitian (misal dengan FINER)
7. Yakinkan kembali (apakah masih interes: dana, waktu, tenaga, konsultan, dsb.)
Merumuskan Masalah
a. Setiap pertanyaan harus menyatakan masalah tunggal/ terpisah, bila ada beberapa
masalah, dibuat beberapa pertanyaan, kecuali pertanyaan sangat banyak dapat
dikelompokkan menjadi pertanyaan kolektif (misalnya aspek demografis)
b. Substansinya bersifat khas
c. Dalam kalimat tanya (interogatif)
d. Mengandung hanya satu masalah
e. Substansinya tidak khas, karena penyakit jantung dapat ditinjau dari berbagai segi
Contoh:‘Bagaimanakah pengaruh alkohol terhadap penyakit jantung?
IDENTIFIKASI MASALAH
Langkah pertama yang harus ditempuh seorang peneliti adalah mengidentifikasi permasalahan
penelitian
Penelitian dimulai dari keinginan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan
Untuk memperoleh permasalahan penelitian, calon peneliti harus peka terhadap permasalahan,
jangan menerima semua yang telah ditulis dalam literatur apa adanya
Tujuan identifikasi masalah adalah mencari penyebab yang mungkin mengapa masalah itu terjadi
Penyebab masalah dapat dikaji dari segi faktor internal maupun faktor eksternal atau faktor Host
– Agent dan Environment atau faktor ibu dan anak
Kajian/Identifikasi masalah dapat dikaji dari aspek:
1. Input – proses – output
2. Faktor interna dan faktor eksterna
3. Faktor genetik dan lingkungan
Sikap kritis dan berpikir logis dapat memudahkan mendapatkan permasalahan penelitian
Permasalahan penelitian juga dapat diperoleh dari pengalaman sehari hari dalam melakukan
praktek profesi masing masing
Sebagi ilustrasi: Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi bumi, setelah dia kejatuhan
apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan apel seperti Isaac Newton, tetapi tidak pernah ada
yang berpikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka tidak siap siaga untuk
menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka
Masalah 1: meningkatnya kasus abortus di poli kandungan RS Swadana Jombang tahun 2007
Identifikasi Masalah:
Faktor Janin:
1. Kelainan kromosom
2. Lindungan endometrium tidak sempurna
3. Gangguan luar: virus, obat, radiasi
Faktor Plasenta:
Masalah 2: menurunnya kasus ASI Ekslusif di desa Perongan Kecamatan Jombang tahun 2007
Identikasi Masalah:
Faktor Predisposisi:
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Persepsi
Faktor pendukung:
1. Pendapatan Keluarga
2. Ketersediaan waktu
Faktor Pendorong:
1. Sikap Petugas
2. Sikap Orang tua
RUMUSAN MASALAH
JUDUL
Hubungan antara pengaruh psikis dengan flour albus yang berlebihan pada remaja putri di Astri 3
ponpes darul ulum jombang tahun 2015
MASALAH
Meningkatnya kasus fluor albus yg berlebihan pada remaja putri di Astri 3 ponpes darul ulum
jombang tahun 2015
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ada hubungan antara psikis dengan fluor albus berlebihan pada remaja putri di Astri 3
Ponpes Darul Ulum Jombang tahun 2015?
2. Apakah ada hubungan frekuensi ganti celana dalam dengan fluor albus berlebihan pada remaja
putri di Astri 3 Ponpes Darul Ulum Jombang tahun 2015?
3. Apakah ada hubungan antara menkonsumsi buah nanas dengan fluor albus berlebihan pada
remaja putri di Astri 3 Ponpes Darul Ulum Jombang tahun 2015?
JUDUL
Hubungan antara pendampingan suami terhadap psikologis ibu bersalin saat proses persalinan
di RSUD Swadana Jombang tahun 2015
MASALAH
Meningkatnya kecemasan ibu bersalin saat proses persalinan di RSUD Swadana Jombang tahun
2015
RUMUSAN MASALAH
Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan pendampingan suami saat
menghadapi persalinan di RSUD Swadana Jombang tahun 2015?.
Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan suasana ruang bersalin di RSUD
Swadana Jombang tahun 2015?.
Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan pelayanan tenaga kesehatan di
RSUD Swadana Jombang tahun 2015?.
MASALAH
Meningkatnya pemberian susu formula pada Bayi umur kurang dari enam bulan di Puskesmas
Bareng Kab Jombang tahun 2015
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ada hubungan antara ibu karier dengan pemberian susu formula?
2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemberian susu formula?
3. Apakah ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan pemberian susu formula?