Anda di halaman 1dari 12

PEMILIHAN MASALAH PENELITIAN

Penelitian merupakan bagian dari pemecahan masalah. Masalah penelitian merupakan


langkah awal yang harus dipikirkan berdasarkan fakta empiris di lapangan. Pemahaman tentang
masalah harus didasarakan pada kajian kepustakaan yang dapat dipercaya. Kegiatan tersebut
meliputi berfikir, membaca, review teori. Selama tahap ini, seorang peneliti harus memahami
pelaksanaan deductive reasoning dan memilih topik yang diminati.
A. Pengertian Masalah Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagi
suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal,
atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta
antara harapan dan kenyataan. Pengertian serupa juga dikemukakan oleh Danim (2003) yang
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masalah penelitian kesehatan adalah suatu
kesenjangan atau diskongruensi antara kenyataan dan harapan di bidang kesehatan.
Notoatmodjo (2002) menyebutkan bahwa pada hakikatnya masalah penelitian kesehatan
adalah segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk rintangan
dan hambatan atau kesulitan yang muncul pada bidang kesehatan. Jika kita mau sedikit
mencermati, seringkali akan menemukan banyak sekali kesenjangan antara teori yang
diajarkan di kelas dengan kenyataan yang ada di lapangan tempat praktik mahasiswa, baik di
rumah sakit, klinik maupun di masyarakat. Hal ini tentu sering menjadi pertanyaan karena
kesenjangan ini. Dengan demikian, betapa banyak dan kompleksnya masalah penelitian yang
dapat ditemukan oleh seorang peneliti.

Meskipun masalah penelitian itu selalu ada dan banyak, menurut Notoatmodjo (2002)
belum tentu mudah mengangkatnya sebagai masalah penelitian, diperlukan kepekaan terhadap
masalah penelitian. Kepekaan ini dipengaruhi oleh minat dan pengetahuan atau keahlian.
Minat dan pengetahuan atau keahlian itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
1. Profesi
Profesi atau bidang pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber minat untuk melakukan
penelitian. Semakin sering seseorang terpapar dengan masalah-masalah yang berkaitan
dengan profesinya, akan semakin mendorong orang tersebut berminat untuk
menyelesaikannya.
2. Spesialisasi
Keahlian khusus seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih peka tehadap masalah
yang berkaitan dengan keahliannya. Misalnya, seorang perawat spesialis jiwa, akan lebih
peka terhadap masalah-masalah kesehatan jiwa pasien yang dirawatnya, meskipun pasien
tersebut dirawat di rumah sakit umum dengan bukan karena gangguan jiwa. Sebagai
contoh, ketika seorang perawat spesialis jiwa, menemukan pasien yang akan dioperasi
terlihat gelisah, maka dengan cepat perawat tersebut akan dapat melihat bahwa pasiennya
sedang mengalami kecemasan berat.
3. Akademis
Seseorang yang telah mengalami program pendidikan yang lebih tinggi, biasanya telah
mendalami tentang salah satu disiplin ilmu pengetahuan. Dengan penguasaan ilmu ini,
orang tersebut cenderung lebih peka mengenali masalah dalam bidang keahliannya.
4. Kebutuhan dan Praktik Kehidupan Sehari-hari
Seseorang yang cenderung menaruh perhatian akan kebutuhan dan praktik kehidupan
sehari-hari akan lebih peka terhadap masalah yang muncul.
5. Pengalaman Lapangan
Seseorang yang mempunyai banyak pengalaman lapangan akan menambah kepekaannya
terhadap masalah di bidangnya.
6. Bahan Bacaan atau Kepustakaan
Membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir seseorang, sehingga
wawasannya akan semakin luas dan semakin mampu menggunakan penalaran dan pola
berpikir kritisnya semakin berkembang. Dengan berpikir kritis ini, selanjutnya akan
meningkatkan kepekaan seseorang terhadap masalah.
B. Syarat Masalah Penelitian
Menurut Sastroasmoro dan Ismail (1995) dalam Nursalam (2003), masalah penelitian
harus mengandung unsur FINER.
1. F = Feasible, artinya tersedianya subjek penelitian, terjangkau secara finansial, waktu, alat
ukur dan keahlian.
2. I = Interesting, artinya menarik untuk diteliti
3. N = Novel, artinya mengkonfirmasi teori yg telah ada, melengkapi dan mengembangkan
teori atau hasil penelitian terdahulu, menemukan sesuatu yang baru.
4. E = Ethical, artinya tidak bertentangan dengan etika khususnya etika keperawatan.
5. R = Relevant, artinya sesuai perkembangan iptek, bertujuan meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan dan kebijakan kesehatan serta dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya.
C. Sumber Masalah Penelitian
Sebagian besar penelitian kesehatan lebih banyak bersifat penelitian empiris, karena
didasarkan pada kehidupan nyata yang dialami oleh masyarakat. Menurut Turney dan Noble
(1971, dalam Danim, 2003) sumber masalah penelitian empiris dapat berasal dari :
1. Pengalaman pribadi
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
3. Kerja dan kontak profesional
4. Pengujian dan pengembangan teori yang ada
5. Analisis literatur profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
D. Prioritas Masalah Penelitian Kesehatan
Prioritas masalah penelitian kesehatan menurut Nursalam (2003) antara lain :
1. Prioritas kesehatan dan pencegahan penyakit pada masyarakat.
2. Pencegahan perilaku dan lingkungan yang berakibat buruk terhadap kesehatan
3. Menguji model praktik kesehatan di masyarakat
4. Menentukan efektifitas intervensi kesehatan
5. Mengkaji gangguan perilaku dengan cara yang efektif
6. Evaluasi intervensi kesehatan
7. Identifikasi faktor bioperilaku yang berhubungan dengan kemampuan koping
8. Dokumentasi pelayanan kesehatan
9. Mengembangkan metodologi pelayanan kesehatan

E. Strategi Pemilihan Masalah Penelitian


Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan dalam pelayanan keperawatan,
seringkali membuat seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang paling layak
diantara beberapa masalah tersebut. Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih
masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah terletak pada
peneliti itu sendiri.
Sebelum memilih masalah, terlebih dahulu peneliti harus menentukan topik penelitian.
Untuk menentukan topik penelitian Narbuko dan Achmadi (2002) menyampaikan bahwa
sebelum menentukan topik penelitian, seorang peneliti harus terlebih dahulu menanyakan
pada diri sendiri tentang beberapa pertanyaan berikut :
“Apakah topik tersebut dapat dijangkaunya/ dikuasainya (manageble topic)?”
“Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)?”
“Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?”
“Apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?”
Setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah penelitian yang sesuai
dengan topik tersebut. Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang
dipilih layak dan relevan untuk diteliti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002), meliputi :
1. Masalah masih baru
“Baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah diungkap atau diteliti oleh
orang lain dan topik masih hangat di masyarakat, sehingga agar tidak sia-sia usaha yang
dilakukan, sebelum menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal
penelitian maupun media elektronik tentang penelitian terkini.
2. Aktual
Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di masyarakat. Sebagai
contoh, ketika seorang dosen atau mahasiswa keperawatan akan meneliti tentang masalah
gangguan konsep diri pada pasien yang telah mengalami hemodialise berulang, maka
sebelumnya peneliti tersebut harus melakukan survey dan memang menemukan masalah
tersebut, meskipun tidak pada semua pasien.
3. Praktis
Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, artinya hasil penelitian
harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan atau penghamburan
sumber daya tanpa manfaat praktis yang bermakna.
4. Memadai
Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas, tetapi juga tidak
terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan memberikan hasil yang kurang jelas dan
menghamburkan sumber daya, sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit akan
memberikan hasil yang kurang berbobot.
5. Sesuai dengan kemampuan peneliti
Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai kemampuan penelitian dan
kemampuan di bidang yang akan diteliti, jika tidak, hasil penelitiannya kurang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis.
6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah
Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang
ataupun adat istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena akan banyak menemukan hambatan
dalam pelaksanaan penelitiannya nanti.
7. Daya dukung
Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga sejak awal sudah dipertimbangkan
darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak jarang masalah-masalah penelitian yang
menarik akan mendapatkan sponsor dari instansi-instansi pendukung, baik pemerintah
maupun swasta.
Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, sebelum melakukan pemilihan masalah
penelitian, maka peneliti harus menjawab beberapa pertanyaan berikut agar masalah yang
diteliti layak dan relevan (Notoatmodjo, 2002):
1. Apakah masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang sedang hangat di dalam
masyarakat saat ini?
2. Apakah masalah tersebut benar-benar ada di dalam masyarakat?
3. Sejauh mana masalah tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau masyarakat merasakan
masalah tersebut?
4. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kelompok tertentu, misalnya ibu hamil, bayi, atau
anak balita?
5. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan masalah sosial, kesehatan ataau ekonomi
yang luas?
6. Apakah masalah tersebut berhubungan dengaan kativitas program yang sedang berjalan?
7. Siapa lagi yang tertarik atau terlibat dalam masalah tersebut?
Dengan beberapa pertimbangan dan pertanyaan tersebut, diharapkan akan dapat
dirumuskan masalah penelitian yang layak dan relevan, sehingga masalah penelitian
memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun aplikatif.
G. Faktor-Faktor Yang Mendasari Perumusan Masalah
Perumusan masalah harus dibuat sesuai dengan pemahaman peneliti dengan topic yang ingin diteliti.
Oleh karena itu sebelum merumuskan masalah penelitian, seorang peneliti harus memperhatikan
hal-hal berikut :
1. Mendefinisikan permasalahan
Hal yang pertama dilakukan adalah merumuskan masalah secara umum. Masalah yang dipilih
biasanya sesuai dengan lingkup telaahan ilmu keperawatan. Pada langkah ini pola fikir peneliti
harus memperhatikan fakta empiris dan kritis mengacu pada pemikiran induktif.
2. Mencari rujukan pustaka
Setelah menemukan topic maka seorang peneliti harus melakukan kajian ilmiah. Dengan kajian
ilmiah seorang peneliti dapat mengidentifikasi hal yang sudah difahami dan haal yang belum
difahami. Oleh karena itu telaahan teori merupakan hal yang wajib dilakukan, karena teori
merupakan sumber yang sangat penting dalam mendapatkan permasalahan karena disusun
berdasarkan ide atau hasil tentang situasi sekarang dan teruji kebenarannya.
3. Sesuai dengan bidang keperawatan
Untuk menyesuaikan dengan bidang garap perawat, seorang peneliti dapat melakukan interaksi
dengan sesama perawat. Peneliti dapat berdiskusi dengan perawat peneliti yang berpengalaman,
dosen atau dengan perawat pelaksana di rumah sakit, klinik atau puskesmas. Hasil diskusi akan
sangat bermanfaat untuk menyesuaikan topic penelitian, rumusan masalah dengan kebutuhan
pengembangan profesi perawat.
4. Kemampuan pelaksana
Dalam merumuskan masalah penelitian, hendaknya seorang peneliti memperkirakan kemampuan
dirinya. Introspeksi diri sangat penting dalam tahapan ini. Hal yang harus diperhatikan sebelum
merumuskan masalah antara lain : waktu, dana, keahlian peneliti, ketersediaan responden,
ketersediaan fasilitas, kerja sama dengan tim perawat lain dan pertimbangan etik penelitian. Hal
tersebut perlu difikirkan mengingat akan berkaitan dengan tipe responden, jimlah dan kompleksnya
variable, metode pengukuran variable, pengumpulan data dan proses analisa data.
Penulisan Latar Belakang Masalah Penelitian
Penulisan latar belakang masalah dilakukan untuk menjawab keingintahuan untuk mengungkapkan
suatu kreativitas/gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan. Dalam penulisan
latar belakang juga harus dikemukakan hal-hal yang mendorong atau argumentasi pentingnya
dilakukan kegiatan yang diusulkan. Uraikan proses dalam mengidentifikasi masalah yang akan dicari
solusinya.

Penelitian dilakukan untuk menjawab permasalahan. Dengan demikian maka masalah atau latar
belakang masalah merupakan penentu apakah suatu penelitian layak dikerjakan atau tidak. Pada
“latar belakang masalah” ditunjukkan adanya masalah yang (akan) diteliti. Latar belakang ini harus
ditampilkan secara kuat, maka kita harus mengemukakan data dan fakta sebagai alasan, dengan
mengurangi argumentasi pribadi sedikit mungkin.

Pada latar belakang ini peneliti harus dapat menjelaskan bahwa keinginan untuk meneliti masalah
tersebut timbul, karena peneliti melihat adanya kesenjangan atau jurang perbedaan antara hal yang
seharusnya atau idealnya dengan kenyataan yang ditemui di lapangan. Pada latar belakang ini harus
diketahui dengan jelas bahwa masalah yang diajukan betul-betul dirasakan perlunya. Agar pada latar
belakang ini dapat diajukan argumentasi yang kuat serta didukung oleh fakta dan data, maka peneliti
perlu melakukan studi pendahuluan ataupun studi pustaka.
Menurut Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (1991) pada latar belakang berisi
perumusan masalah, yang memuat penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang
dikemukakan dalam usulan penelitian itu dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. Selain itu
juga diuraikan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam lingkup permasalahan yang lebih luas.
Sementara pendapat lain menyatakan bahwa pada perumusan masalah yang mencakup latar
belakang tentang alasan mengangkat masalah tersebut dan ada penjelasan tentang makna paling
penting serta menariknya masalah tersebut untuk ditelaah.

Penulisan Rumusan Masalah Penelitian


Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti atau dipecahkan. Uraikan pendekatan dan
konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji, dugaan yang akan
dibuktikan, masalah yang akan dicari penyelesaiannya. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan
definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan kegiatan penelitian. Uraian perumusan masalah
tidak harus dalam bentuk pertanyaan.
Masalah penelitian
Bila masalah penelitian jelas, maka rencana penelitian akan jelas pula dan ekonomis
1. Merumuskan masalah penelitian sama pentingnya dengan menentukan tujuan wisata
sebelum berangkat dari rumah
2. Kalau Anda ingin tamasya, tentu pertama kali yang dipikirkan adalah mau kemana Anda
berwisata?
3. Latar belakang

Memilih Masalah Penelitian :

a. Pengalaman orang lain (sama atau beda profesi)


b. Pengalaman diri sendiri
c. Hasil diskusi pertemuan ilmiah (seminar,kursus, lokakarya
d. Kontroversi dalam makalah, buku ajar,majalah ilmiah
e. Sumber Masalah yang menyebabkan banyak orang sakit
f. Sumber non ilmiah (surat kabar, majalah populer): penyakit aneh di suatu daerah
g. Pendapat pakar tertentu yang bersifat spekulatif
h. Apakah ada kesenjangan antara hasil pengamatan (das sollen) dengan yang seharusnya
(das sein)?

Masalah Kesehatan dan Penelitian


Banyak masalah kesehatan akan dijumpai oleh nakes. Apakah semua masalah penelitian itu perlu
diteliti (bisa diteliti)? Tidak
Dokumentasikan masalah kesehatan

Analisis kemungkinan bisa diteliti apa tidak ? metode FINER menurut Hulley dan Cummings, yaitu
a. Feasible (kelayakan)
Tentukan apakah bisa diteliti atau tidak. Tersedia tenaga (keahlian), Tersedia alat, Tersedia waktu
Tersedia dana, Tersedia subjek penelitian
b. Interesting (menarik)
Bila penelitian nantinya tidak menarik bagi orang lain, kemungkinan hasil penelitian tidak akan
dibaca dan dimanfaatkan orang lain Bila peneliti tidak tertarik apa yang diteliti kemungkinan
penelitian akan gagalMasalahnya menarik untuk diteliti (bagi peneliti maupun bagi orang lain)
c. Novel (memberikan sesuatu yang baru)
Menemukan sesuatu yang baru Ada hubungannya dengan orisinalitaspenelitian (orisinal versus
replikatif) –penelitian replikatif bermanfaat bila:memperbaiki atau menguji konsisten Melengkapi
atau memperbaiki penemuan sebelumnya Membantah penemuan sebelumnya
d. Ethical (etis)
Tidak bertentangan dengan etika (beberapa penelitian pada manusia memerlukan ethical clearance
e. Relevant (relevan)
Relevan untuk dasar penelitian selanjutnya
Relevan untuk mengambil kebijakan kesehatan
Relevan untuk tatalaksana pasien
Relevan bagi dunia pengetahuan
Langkah-langkah formulasi masalah penelitian :
1. Identifikasi area interes Anda (masih luas?)
2. Persempit area luas itu menjadi ‘sub- area’-2 yang lebih fokus (diskusi dengan teman/ pakar)
3. Pilih ‘sub-area’ yang Anda minati (lakukan eliminasi), Contoh: perkawinan remaja
Masalah tidak penting: tanggal menikah,mobil, dinas
Masalah penting: umur menikah,kesehatan waktu menikah, dukungan keluarga
4. Buat pertanyaan penelitian
5. Formulasikan tujuan umum dan tujuan khusus
6. Ases berdasarkan kelaikan (misal dengan FINER)
7. Yakinkan kembali (apakah masih tetap interes?)

Contoh :
1. Area luas: alkoholisme
2. Area lebih sempit: profil alkoholik, proses menjadi alkoholik, penyebab alkoholisme, pengaruh
alkoholisme pada jantung, persepsi masyarakat tentang alkoholisme
3. Pilih: pengaruh alkoholisme pada jantung
4. Pertanyaan penelitian:
a. Apakah pengaruh Alkoholisme terhadap jantung?
b. Kapan mulai timbul gejala edema pada alkoholisme?
c. Apakah ada hubungan antara lama menjadi alkoholik dengan timbulnya edema?
5. Tujuan umum dan khusus:
a. Tujuan umum: mengetahui pengaruh alkoholisme terhadap jantung,
b. Tujuan khusus:membuktikan adanya pengaruh alkoholisme terhadap terjadinya edema,
mendapatkan data mulai timbulnya edema pada alkoholisme, membuktikan hubungan antara
lama menjadi alkoholik dengan timbulnya edema
6. Lakukan analisis kelaikan penelitian (misal dengan FINER)
7. Yakinkan kembali (apakah masih interes: dana, waktu, tenaga, konsultan, dsb.)

Merumuskan Masalah
a. Setiap pertanyaan harus menyatakan masalah tunggal/ terpisah, bila ada beberapa
masalah, dibuat beberapa pertanyaan, kecuali pertanyaan sangat banyak dapat
dikelompokkan menjadi pertanyaan kolektif (misalnya aspek demografis)
b. Substansinya bersifat khas
c. Dalam kalimat tanya (interogatif)
d. Mengandung hanya satu masalah
e. Substansinya tidak khas, karena penyakit jantung dapat ditinjau dari berbagai segi
Contoh:‘Bagaimanakah pengaruh alkohol terhadap penyakit jantung?

Banyak permasalahan penelitian.


1. Membuat daftar masalah
2. Membuat analisis dengan FINER
3. Membuat pertanyaan penelitian (sesuai dengan jumlah pertanyaan penelitian)
MASALAH PENELITIAN

APA ITU MASALAH

 Permasalahan atau problema dalam suatu penelitian adalah:


1. Kesenjangan antara apa yang seharusnya (das Sollen) dan apa yang ada dalam
kenyataan (das Sein)
2. Kesenjangan antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia
3. Kesenjangan antara harapan dan capaian
4. Kesenjangan antara target dan cakupan

IDENTIFIKASI MASALAH

 Langkah pertama yang harus ditempuh seorang peneliti adalah mengidentifikasi permasalahan
penelitian
 Penelitian dimulai dari keinginan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan
 Untuk memperoleh permasalahan penelitian, calon peneliti harus peka terhadap permasalahan,
jangan menerima semua yang telah ditulis dalam literatur apa adanya

 Tujuan identifikasi masalah adalah mencari penyebab yang mungkin mengapa masalah itu terjadi
 Penyebab masalah dapat dikaji dari segi faktor internal maupun faktor eksternal atau faktor Host
– Agent dan Environment atau faktor ibu dan anak
 Kajian/Identifikasi masalah dapat dikaji dari aspek:
1. Input – proses – output
2. Faktor interna dan faktor eksterna
3. Faktor genetik dan lingkungan

 Sikap kritis dan berpikir logis dapat memudahkan mendapatkan permasalahan penelitian
 Permasalahan penelitian juga dapat diperoleh dari pengalaman sehari hari dalam melakukan
praktek profesi masing masing

 Sebagi ilustrasi: Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi bumi, setelah dia kejatuhan
apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan apel seperti Isaac Newton, tetapi tidak pernah ada
yang berpikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka tidak siap siaga untuk
menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka

CONTOH IDENTIFIKASI MASALAH

 Masalah 1: meningkatnya kasus abortus di poli kandungan RS Swadana Jombang tahun 2007
 Identifikasi Masalah:
Faktor Janin:
1. Kelainan kromosom
2. Lindungan endometrium tidak sempurna
3. Gangguan luar: virus, obat, radiasi
Faktor Plasenta:

 Gangguan oksigenasi plasenta


Faktor Ibu:
 Pneumonia, tifus abdominalis, malaria, anemia berat, tokxoplasma
Faktor Tractus Genetalis:
 Retroversio uteri
 Mioma uteri

 Masalah 2: menurunnya kasus ASI Ekslusif di desa Perongan Kecamatan Jombang tahun 2007
 Identikasi Masalah:
Faktor Predisposisi:
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Persepsi

Faktor pendukung:
1. Pendapatan Keluarga
2. Ketersediaan waktu
Faktor Pendorong:
1. Sikap Petugas
2. Sikap Orang tua

KRITERIA PERMASALAHAN YANG BAIK


1. Mempunyai kontribusi teoritis dan praktis
 Hasil penelitian nantinya memberikan kontribusi atau andil yang jelas dalam bidang profesi atau
bidang ilmunya.
2. Mempunyai derajat keunikan dan keaslian
 Beberapa institusi menganggap penting faktor keaslian permasalahan penelitian ini. Tetapi
kadang kadang diperlukan pengulangan penelitian untuk memperluas atau memperdalam diri penelitian
yang ada, sehingga tingkat validitas penelitian tersebut menjadi lebih tinggi. Jika ini yang dilakukan maka
penelitian yang diusulkan masih dianggap asli.
3. Layak untuk dilaksanakan
 Penelitian selalu memerlukan waktu dan biaya, dan kadang kadang diperlukan sarana atau
peralatan tertentu.
 Jika dari apa yang dibutuhkan tersebut diatas tidak cukup tersedia atau tidak tersedia, maka
penelitian menjadi tidak layak untuk dilaksanakan.

CIRI PERMASALAHAN YANG BAIK

1. Apakah masalah penelitian sedang hangat di masyarakat?


2. Apakah masalah tsb ada di masyarakat? Atau masalah tsb aktual?
3. Sejauh mana masalah tsb dirasakan masyarakat?
4. Apakah masalah tsb mempengaruhi kelompok tertentu (ibu hamil, menyusui)
5. Apakah masalah tsb berhubungan dengan masalah sosial, kesehatan atau ekonomi yang luas?
6. Apakah masalah tsb berhubungan dengan program pemerintah?
7. Siapa lagi yang tertarik pada masalah tsb?
CONTOH PENULISAN MASALAH
 Cakupan K4 Bumil di Puskesmas “Rejoso” Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada
tahun 2015 ada kesenjangan 30% dari target yang seharusnya 90%.
 Kepuasan pasien Rumah Sakit Bersalin “Rejoso” Kecamatan peterongan Kabupaten Jombang
pada tahun 2015, terhadap pelayanan asuhan kebidanan pada masa nifas masih rendah yaitu sebesar
10% dari target 70%.
 Polindes di wilayah Puskesmas “Rejoso” kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang pada
tahun 2015 yang dipimpin oleh Bidan dengan lulusan D3 Kebidanan masih rendah yaitu sebesar 35%
dari target 100%

RUMUSAN MASALAH

 Disebut juga Pertanyaan Penelitian


 Merupakan pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui dari hasil penelitian yang akan diteliti
 Rumusan masalah ditulis dimulai dengan kata tanya (Apa, Bagaimana, Mengapa, Adakah)
 Ide Rumusan masalah diketahui setelah mengkaji masalah (identifikasi masalah)

JUDUL DAN MASALAH PENELITIAN

JUDUL

 Hubungan antara pengaruh psikis dengan flour albus yang berlebihan pada remaja putri di Astri 3
ponpes darul ulum jombang tahun 2015
MASALAH
 Meningkatnya kasus fluor albus yg berlebihan pada remaja putri di Astri 3 ponpes darul ulum
jombang tahun 2015
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ada hubungan antara psikis dengan fluor albus berlebihan pada remaja putri di Astri 3
Ponpes Darul Ulum Jombang tahun 2015?
2. Apakah ada hubungan frekuensi ganti celana dalam dengan fluor albus berlebihan pada remaja
putri di Astri 3 Ponpes Darul Ulum Jombang tahun 2015?
3. Apakah ada hubungan antara menkonsumsi buah nanas dengan fluor albus berlebihan pada
remaja putri di Astri 3 Ponpes Darul Ulum Jombang tahun 2015?

JUDUL

 Hubungan antara pendampingan suami terhadap psikologis ibu bersalin saat proses persalinan
di RSUD Swadana Jombang tahun 2015

MASALAH
 Meningkatnya kecemasan ibu bersalin saat proses persalinan di RSUD Swadana Jombang tahun
2015
RUMUSAN MASALAH
 Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan pendampingan suami saat
menghadapi persalinan di RSUD Swadana Jombang tahun 2015?.
 Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan suasana ruang bersalin di RSUD
Swadana Jombang tahun 2015?.
 Apakah ada hubungan antara kecemasan ibu bersalin dengan pelayanan tenaga kesehatan di
RSUD Swadana Jombang tahun 2015?.

MASALAH

 Meningkatnya pemberian susu formula pada Bayi umur kurang dari enam bulan di Puskesmas
Bareng Kab Jombang tahun 2015
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ada hubungan antara ibu karier dengan pemberian susu formula?
2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemberian susu formula?
3. Apakah ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan pemberian susu formula?

Anda mungkin juga menyukai