Anda di halaman 1dari 39

Latar belakang dimulai dengan pertanyaan "What is the nature of the problem?

or
the context of the situation, that readers need to understand?" Apa sifat alamiah atau
fenomena yang terjadi dilapangan? Konteksnya seperti apa. Seperti di Bab I
dijelaskan bahwa untuk melihat masalah penelitian atau konteks situasi yang ada
saat ini, peneliti terlebih dahulu tentukan area/bidang dan konsep yang diminati serta
target populasi. Setelah itu baru peneliti bisa menggambarkan sifat natural dari
fenomena yang ada. Misalnya jika mahasiswa keperawatan tertarik ingin meneliti
pasien dengan tubereulosis, maka harus bisa menggambarkan konteks saat ini,
sebagai contoh prevalensi kejadian tuberculosis di Indonesia dan di tempat
penelitian, adakah peningkatan kejadian, umur berapa yang banyak terkena, di
daerah mana (permukiman atau perkotaan), penanganan apa yang telah di lakukan
oleh petugas kesehatan.(Joko gunawan)

A Latar Belakang Bagian ini adalah yang terpenting dalam pembuatan proposal
penelitian. Seperti kita ketahui bahwa penelitian semestinya beranjak dari masalah,
bukan dari judul penelittan, karena pada hakikatnya penelitian tersebut dilaksanakan
karena ada permasalahan yang kita hadapi yang memerlukan penelitian lebih
lanjut, agar masalah tersebut dapat dipecahkan, diketahui penyebabnya, mengapa
masalah tersebut terjadi, apa yang dapat dilakukan dengan adanya masalah
tersebut.
Seperti yang telah disinggung pada bagian sebelumnya, banyak mahasiswa dan
banyak juga peneliti pemula sering kali terjebak dengan judul penelitian yang di set
sedemikian nupa tanpa didasari oleh masalah penelitian yang jelas. Hal tersebut
akhirnya membuat mereka selalu terpaku dengan judul penelitian yang telah dibuat.
Tentu saja hal ini dapat menghambat kreativitas berpikir mahasiswa, bahkan dapat
membuat mahasiswa frustasi dan malas untuk melanjutkan pembuatan proposal
penelitian.
Dalam pantauan penulis, kebanyakan mahasiswa maupun peneliti pemula
merancang judul penelitiannya sesuai dengan keinginan mahasiswa atau peneliti
pemula, Bahkan banyak yang ditemukan merancang lebih dari 10 judul, setanjutnya
judul-judul tersebut dikonsultasikan atau didiskusikan ke pembimbingnya. Pada
kondisi seperti ini mahasiswa sangat berharap agar salah satu atau lebih dari judul
tersebut disetujui oleh dosen pembimbingnya. Pada kenyataanya sangat beragam,
ada pembimbing yang langsung memilih salah satu judul, apalagi judul tersebut
cocok dengan apa yang sedang digeluti oleh pembimbing atau dosennya. Namun
demikian, tidak jarang juga pembimbing nidak memtih atau tidak menyetujui seluruh
judul penelitian yang diajukan oleh mahasiswa dengan berbagai alasan.

Dalam pembuatan latar belakang maka harus disampaikan mengapa peneiman


harus dilakukan, apa masalah yang telah diidentifikasi, termasuk menjelaskan
tentang apa yang telah diketahui atau telah dilakukan pada area penefinan ini.
Mampu menjawab pertanyaan "so whot?", Proposal yang daik adalah proposal yang
dalam latar belakangnya mengadung significant of the research problem. Hasil
penelitian nantinya mampu menghasilkan pengembangan pemahaman atau
pengetahuan dan praktik. Juga sebaiknya mampu menunjukkan angka insiden,
prevalen, dampak morbidity dan mortality terkait dengan masalah yang diteliti.
Berikut ini akan diulas berbagai hal terkait dengan penulisan latar belakang masalah
dalam proposal penelifian. Penulisan latar belakang sebaiknya mampu menjelaskan
pentingnya kenapa penetinan tersebut harus dilakukan juga memiliki dasar yang
kuat sehingga pada akhirnya kita harus meneliti hal tersebut.(ketut swarjana)

Latar belakang semestinya menguraikan beberapa hal di antaranya: 1. Masalah


Penelitian Mengidentifikasi masalah penelitian yang tepat adalah salah satu bagian
terpenting, tetapi hal ini juga menjadi bagian yang sulit dalam proses penelitian.
Masalah penelitian adalah masalah yang betul- betul ingin diteliti oleh seseorang.
Masalah dapat berupa sesuatu yang ditemukan tidak memuaskan, masalah yang
menyulitkan, sesuatu yang perlu dirubah, kondisi yang ingin ditingkatkan, kesulitan-
kesulitan yang mereka ingin cari jawabannya (Kumar, 2011). Dalam penulisan latar
belakang, pastikan bahwa kita telah menyampaikan atau menulis masalah atau
besarnya masalah yang akan diteliti. Ingat bahwa masalah adalah gap antara apa
yang seharusnya terjadi (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan). Masalah
bahwa masalah tersebut memang benar adanya dan ada bukti yang kuat
mendukung bahwa masalah tersebut memang ada sampai saat serta pertanyaan-
pertanyaan yang ingin mereka juga harus didukung oleh data yang akurat, yang
menunjukkan ini. Besarnya masalah harus juga terukur dengan data yang dapat
dipercaya sumbernya. Masalah sebaiknya digambarkan mulai dari permasalahan di
tingkat global atau dunia, regional, nasional, dan lokal atau di tempat penelitian itu
sendiri. Masalah penelitian tidak datang begitu saja, tetapi kita dapat menemukan
masalah penelitian tersebut melalui berbagai sumber. Mahasiswa maupun peneliti
pemula sering mengalami kebingungan ketika menentukan masalah penelitian, dari
mana datangnya masalah riset, bagalmana memilih topik penelitian, dan
mengembangkan rumusan masalah. Masalah penelitian bisa didapatkan melalui
rasa keingintahuan termasuk pengalaman, literatur, Isu-isu sosial, teori, dan ide-ide
dari orang lain (Polit and Beck, 2003). a. Pengalaman dan tatanan klinik
Pengalaman klinis petugas kesehatan termasuk perawat, bidan, dokter, dan lain-lain
adalah sumber ide-ide riset atau sumber dari masalah penelitian. Peneliti dapat
memberikan pertanyaan kepada dirinya sendiri ketika berada di tatanan klinik.
Misalnya mengapa ini dilakukan? Mengapa menggunakan cara ini? Apabila ini
berubah apa akibatnya? Proses apa yang dibutuhkan agar pelayanan menjadi lebih
baik? Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang dapat ditanyakan kepada diri
sendiri untuk memunculkan ide penelitian. b. Literatur Proyek penelitian terkadang
datang dari membaca literatur bidang keperawatan atau bidang kesehatan lainnya.
Misalnya membaca artikel, jurnal penelitian bidang-bidang tertentu yang menjadi
concern dari peneliti. C. Isu sosial Masalah penelitian bisa didapatkan dari isu sosial
terutama yang terkait dengan pelayanan kesehatan komunitas atau masyarakat.
Misalnya kekerasan dalam rumah tangga, keadilan dan akses dalam pelayanan
kesehatan, dan yang lainnya. d. Teori Masalah penelitian dapat bersumber dari teori
yang sudah ada. Agar teori dapat digunakan dalam praktik bidang keperawatan atau
kesehatan lainnya, maka teori terus harus diuji di rumah sakit, klinik, kelas,
laboratorium maupun lingkungan lainnya. e. Ide dari orang lain Saran secara
langsung yang didapatkan dari orang lain atau oleh dosen juga dapat menjadi hal
menarik untuk diteliti. Misalnya dosen memberikan sejumlah topik penelitian kepada
mahasiswa yang dapat diteliti atau bisa juga didapatkan dari organisasi penyandang
dana penelitian atau oleh pemerintah yang memberikan rekomendasi beberapa topik
penelitian untuk dibuatkan proposal penelitian. Bahkan ide juga bisa didapatkan
melalui websites di internet dan dari brainstorming session. 1. Hasil penelitian
sebelumnya atau penelitian terkait Pada bagian ini, peneliti dapat menyampaikan
hasil penelitian sebelumnya yang telah dipublikasikan, terutama yang sudah
dipublikasikan melalui jułnal, dan akan jauh lebih baik apabila internasional. ükan
hasil penelitian yang telah dimuat di jurnal g. Pentingnya penelitian Peneliti
menyampaikan kenapa penelitian ini harus dilakukan, dimana pentingnya penelitian
ini, kaitkan dengan permasalahan yang diangkat dengan menyampaikan fakta yang
ada dan didukung oleh data yang akurat. h. Dampak dari masalah tersebut
Sampaikan apakah akibat atau dampak yang bisa muncul apabila masalah tersebut
tidak ditangani dengan baik sehingga sangat diperlukan untuk dilakukan penelitian.
Akan jauh lebih baik apabila peneliti mampu menyampa kan fakta atau hasiE
penelitian terkait idengan akibar tersebut.(ketut swarjana)

; Latar Belakang Maselah Dalam latar belakang masalah (LBM) semua hal atau
beberapa hal dari berbagai sudut pandang, ada kaitan, berkorelasi antar hal, dan
apa saja yang menjadi alasan menulis atau mengkaji yang menjadi topik bahasan
anda, Secara jelas dapat dicermati hal berikut ; • Apa alasan, mengapa menulis judul
tersebut ? • Disinyalir adanya kesenjangan/masalah (berdiri sendiri/ kompleks) •
Memiliki pengaruh/akibat yang ditimbulkan pada aspek (sosial-budaya-pendidikan-
agama-pertahanan-keamanan) • Gambaran kegunaan langsung atau tidak langsung
dari hasil kajian • Memiliki kompleksitas permasalahan Contoh: Globalisai
merupakan dampak kemajuan sains teknologi dan informasi. Tidak ada hata waktia,
ruang dan tempat. Globalisasi berdampak positif dan nepatif. Letak kesalahan bukan
pada globalisasi itu sendiri, tetapi kekeliruan serletak pada apek perilaku
manasianya, seperti sistem ekonomi, kultur. konsep diri, karakter, cara pandang dan
tindakan bangsa itu sendiri dalam menyilapi globadiasi. Kekuatan lokal diperkuat.
Sistem ektomi campuran (Hybrid mitune) hingga kini masih dinilal ebih haik dari
kedua sistee Capeitulism dan Fratism/Sosialism. Implikasi dari sistem ekonomi
cagertan yang menggabungkan teori pembangunan ekonomi caperan dari siste
kapitalisme dengan sialisme. Pemerintah memiliki peranan penting dalam (a) meng-
alokasi-kuR sumber-sumber daya. b) distrites dan te stahtisasi untuk miemajukan
kesejahteraan ekonomi masyarakat detigan membuat aturiaturan (regulasik yang
cenderung embela nayarakat. pengusatie Aat/menengah, dan mekanistme pasar ndl
ba para kot erat., Ekspketasi, kiplorai dan kepeihikan mler fuitir-ftor prodke perti SA,
dal dan tenaga Kerja jangan mpui dideminani heerape orang ate sekekempok orang
saja
(dr didin fatihudin)

1. Latar Belakang Masalah Setelah peneliti menentukan masalah penelitiannya,


maka langkah berikutnya menggali latar belakang masalah yang hendak diteliti.
Latar belakang menguraikan atau membicarakan faktor-faktor yang menye- babkan
atau mendorong terjadinya masalah. Oleh karena itu, penyajian atau pembahasan
latar belakang masalah, harus dimulai dengan masalah yang akan diteliti, kemudian
sejumlah faktor atau variabel yang me- miliki peluang menyebabkan munculnya atau
terjadinya masalah. Dengan perkataan lain bisa dikemukakan bahwa, yang perlu
disajikan dalam latar belakang masalah adalah apa yang membuat peneliti merasa
gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut tidak diteliti. Dalam latar belakang
masalah scbaiknya diungkapkan gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di
lapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan. Ada baiknya
kalau diutarakan kerugian-kerugian apa yang bakal diderita apabila masalah
tersebut dibiarkan tidak diteliti dan keuntungan-keuntungan apa yang kiranya bakal
diperoleh, apabila masalah tersebut diteliti. Perlu pula diuraikan secara jelas tèntang
kedudukan masalah yang hendak diteliti itu di dalam wilayah bidang studi yang
ditekuni oleh peneliti yang bersangkutan. Untuk mampu merumuskan latar belakang
masalah secara runtut, jelas dan tajam, maka peneliti dituntut untuk mampu
membaca dan memaknakan gejala-gejala yang muncul dalam ilmu yang
ditekuninya. Untuk itu pengetahuan peneliti yang luas dan terpadu mengenai teori-
teori dan hasil-hasil penclitian terdahulu yang terkait merupakan syarat mutlak. Ini
merupakan alasan lain mengapa penelaahan terhadap jurnal-jurnal hasil penclitian
terdahulu yang terkait harus sejak awal dilakukan.
Di pihak lain latar belakang masalah dalam penelitian juga disajikan mengenai
keadaan atau fakta aktual yang menarik perhatian penulis untuk diteliti sehingga dari
uraian fakta-fakra aktual yang terjadi bisa dilihat permasalahannya secara jelas.
Dalam menyajikan fakta atau keadaan, penulis bisa menyajikan data dalam bentul
tabel, angka persentase atau dalam bentuk narasi biasa. Fakta-fakta yang
ditampilkan (dalam bentuk tabel atau angka persentase) sebaiknya mewakili
komunitas arau kelompok populasi yang hendak diteliti untuk lebih menjelaskan
permasalahan yang akan diteliti. Sebagai pembukaan pada umumnya diutarakan
dahulu mengenai rasional atau alasan mengapa kita tertarik atau perlu meneliti
masalah tersebut. Alasan ini biasanya terkait dengan fakta empirik atau kajian
teoritik. Untuk lebih mudah membicarakan atau membahas latar belakang masalah,
maka sebaiknya mengikuti beberapa langkah berikut: Pertama, peneliti
membicarakan alasan yang mendorong peneliti untuk meneliti masalah tertentu.
Misalnya, pencliti bermaksud melakukan penelitian tentang kinerja karyawan atau
pegawai, maka peneliti perlu mengemu- kakan bahwa kinerja pegawai itu penting
untuk dibicarakan arau dibahas dalam penelitian termakssud. Pencliti mulai dengan
menguta- rakan bahwa kinerja pegawai sangar penting hagi kclangsungan dan
perkembangan organisasi, terutama dalam menghadapi iklim kompetisi yang
semakin kerat dan tajam di cra globalisasi dan pasar bebas. Kedua paparkan gejala-
gejala aktual di lokasi penelitian yang menunjukkan menurunnya kinetja pegawai
Perkuat dengan acuan teoretik yang menuinjukkan bahwa gejali-gejala terscebut
merupakan bagian dari kinerja yang buruk atau setidaknya kurang optimal. Ktigr,
sajikan beberapa faktor atau varialiel yang menurut teori potensial mendorong.
terjadinya penurunan kinerja. Misalnya: motivasi dan kompensasi kerja. Tunjukkan
kererkaitan fiktor-fiktor_ atau variabel variabel terscbut dengan kinerja. Sebagai
penutup. paparkan hubungan atau kererkaitan dan perlunya tencliri masalah
terschut ditinjau dari perspektif faktofaktar atan variabelvanabel penychabnya
Inotivasi dan konpensai kerjal.
(dominikus dolen unaradjan)

Rumusan masalah
Permasalahan penelitian menduduki tempat yang amat penting dalam suatu
kegiatan penelitian. Tingkat kepen- tingan (signifikansi) permasalahan penelitian
antara lain: Pertama, perumusan masalah merupakan langkah awal yang
menentukan bagi penyusunan mata rantai meto- dologik berikutnya. Merupakan
penunjuk bagi model ke- rangka teoretis yang dikembangkan untuk penyusunan
hipotesis, termasuk bagaimana hipotesis tersebut dirumus- kan. Memberi arah
bagaimana operasionalisasi hipotesis dilakukan, sehingga teridentifikasi variabel-
variabel peneli- tian yang terkait (relevan) dengan permasalahan penelitian yang
dihadapi. Permasalahan penelitian juga memberi pe- tunjuk tentang pemilihan
rancangan penelitian yang akan dipakai, baik yang menyangkut subjek penelitian
(populasi, sampel, dan pemilihan sampel) maupun mengenai instru- mentasinya
(pemilihan atau pengembangan metode dan alat pengukuran penelitian). Kedua,
dengan perumusan masalah yang baik, dapat diketahui "prognosis" penelitian yang
akan dilakukan. Apa- kah penelitian akan berjalan lancar ataukah akan mengha-
dapi banyak kendala, Prognosis ini penting, sebagai warn- ing untuk menumbuhkan
antisipasi dalam menghadapi kendala atau kesulitan yang mungkin timbul, misalnya
dengan menyusun jadwal penelitian yang tepat atau rea- sonable. Ketiga, dari
rumusan permasalahan dapat dilakukan konfirmasi ketepatan judul dan tujuan
penelitian yang di- tetapkan. Terutama pada waktu penyusunan rencana (pro- posal)
penelitian. Keempat, dari rumusan masalah dapat diketahui se- berapa jauh
penelitian yang akan đilakukan cukup berbo- bot dan orisinal. Terutama bila
penelitian yang dilakukan berkaitan dengan suatu persyaratan khusus untuk dipe-
nuhi, misalnya sebagai skripsi, tesis, atau disertasi.
(prof sumantri)

Rumusan Masalah Masalah adalah suatu kesulitan yang dirasakan, konkrit, dan
memerlukan solusi. Masalah juga dapat diartikan suatu kesenjangan antara harapan
(das sollen) dengan kenyataan (das sein). Suatu masalah tidak harus
menuntut/menimbulkan suatu penelitian tetapi penelitian dilakukan oleh karena ada
masalah. Seseorang yang akan melakukan penelitian harus menentukan terlebih
dahulu apa masalahnya. (Fred, N Kerlinger. 2004) Bagi orang yang belum
berpengalaman dalam penelitian, menentukan dan memilih masalah bukanlah hal
yang mudah, bahkan dapat dikatakan sangat sulit. Masalah yang akan dipecahkan
atau dijawab melalui penelitian selalu ada. Peneliti hanya mengidentifikasi, memilih,
dan merumuskannya. Pencarian masalah dapat dilakukan melalui sumber-sumber
masalah, seperti bacaan, pengalaman pribadi. pertemuan limiah (seminar, diskusi,
lokakarya, dil), dan perasaan intuitif pribadi. (Suryabrata, Sumadi. 2006). Selain itu
Margono (2007). juga menambahkan bahwa masalah juga dapat diperoleh melalui
pernyataan atau pengamatan sepintas/fakta di lapangan. Sebelum melaksanakan
penelitian ilmiah perlu dilakukan identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah
penting dilakukan agar rumusan masalah menjadi tajam dan sebagai bentuk data
awal bahwa dalam penelitian imiah tersebut memang dibutuhkan pemecahan
masalah melalui peneliban. Identifikasi masalah dirumuskan bersesuaian
sebagaimana latar belakang masalah, berdasarkan fakta dan data yang ada di
lapangan. Rumusan masalah dalam metode ilmiah dapat berupa masálah yang
sangat sederhana atau masalah yang kita temui dalam kehidupan sehari-han,
misalnya ketika hari hujan, salah satu sudut lantai kamar di rumah anda menjadi
menjadi basah. Untuk menyelesaikan masalah sederhana ini anda tidak perlu
melakukan penelitian ilmiah, cukup berpikirdengan menggunakan metode ilmiah.
Sebaliknya dalam penelitian ilmiah rumusan masalah cukup kompleks sehingga
membutuhkan kegiatan yang kompleks pula untuk menyelesaikan/memecahkannya.
Dalam penelitian ilmiah anda harus merancang instrumen untuk mengumpulkan
data dengan benar, menganalisis data, dsb. Melakukan penelitian ilmiah
memerlukan waktu yang lebih lama, tidak cukup hanya satu atau dua hari saja
sebagaimana anda memecahkan masalah sehari-hari yang sederhana melalui
metode ilmiah. Setelah masalah diidentifikasi dan dipilih, maka perlu dirumuskan.
Tujuannya agar permasalahan jelas dan tidak menimbulkan keragu-raguan atau
tafsir yang berbeda-beda, sebab masalah tersebut nantinya akan digunakan sebagai
dasar pengajuan teorl dan hipotesis, pengumpulan data, pemilihan metode analisis,
dan penarikan kesimpulan. Menurut Sukardi (2003) rurnusan masalah yang baik
harus dapat mencangkup dan menunjukkan semua variabel maupun hubungan
antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Ada beberapa teknik yang dapat
digunakan dalam merumuskan masalah yaitu a. Bentuk kalimat tanya (berbentuk
pertanyaan). b. Rumusan masalah hendaklah padat dan jelas Rumusan itu
hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna
menjawab pertanyaan- pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu (Sukardi,
2003 23) d. Rumusan masalah harus sejalan dengan tujuan penelitian dan latar
belakang(syamsunie)

Memurut Lenrer bahwa pertama kali yang harus dilakukan oleh si peneliti adalah
identifikasi dan perumusan masalah penelitian yang terdiri atas situasi masalah,
determinant dan perumusan masalah penelitian: Sedangkan menunut Rasad dalam
artikel yang ditulisIya menyatakan bahwa pertama kali dalam penelitian diramusk an
perunusanmasalah dan tujuan penelitian, lalumeny atakan hipotesis, selanjutnya
Rukmono dalam artikelnya menulis, bahwa pertama kali si peneliti melakaukan
pengamatan lalu merumuskan masalah penelitsan Mengenai kreatavitas dan
inovasi, Setiawan menulis bahwa pada suatu waktu Newton yang tidar di baw ah
pohon melihat buah jatuh dari pohon itu schingga ia imengajukan pertanyaan
apayang memebabkan jatuhrya birah dari pohon its? Untuk menjawab pertanyaan
itu, Newton bekreativitas schingga ia menghasilkan ide dan sampar ta menghasilkan
teor gravitast, Lalu Setiawan menceritakan pula bahwa Fleming melihat hahwa pada
salah satu petri dish dengan kultur küman staphyllcoccus terdapat suatu zona jemih
Timbul pertanyaan pada dirinya, Apakuh vung meyebuhka hambatan pertumbuhun
kuman tersebut? Atas dasar pettany aan ani Fleming berkreativitas schingga
menghasilkan sde. lalu melakukan penstittan atas dasar ide tersebut, dan ia berhastl
membakkan jamur enicilium notatum yang mengelusrkan penisilin, dan dengan
obsrvasi vang krilisja menemokin antibiotika yang pertama y ang dapat menokong
jrwa manusia yarng sedang termleksi kuman staphy llococcus Dari hasal krevitus int,
timbultah movasa untuk menghasilkan pemisilin yang Japat menelong manussa
yang terinfeksi.(buchari lapau)

Perumusan Masalah Apabila permasalahan yang akan diteliti telah ditetapkan,


langkah berikutnya adalah merumuskan masalah. Tuckman (dalam Sudarwan
Danim dan Darwis, 2003 : 99) mengemukakan beberapa kirteria dalam
merumuskan. masalah, yaitu : a. Bersifat kausalitas atau menghubungkan dua
variabel atau lebih. b. Dapat diukur secara empiris dan objektif. c. Dinyatakan secara
jelas dan tidak bermakna ganda, lebih baik dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. 4.
Tidak menceminkan ambisi pribadi atau masyarakat, dan tidak pula menuntut
jawaban dengan pertimbangan moral subjektif.(juhana nasrudin)

Rumusan masalah adalah bagian penting dari penelitian, terutama ketika kita
menyusun proposal penelitian. Rumusan masalah sering disebut sebagai
pertanyaan penelitian atau research question. Sebuah penelitian dimulai dari sebuah
pertanyaan yang ingin dijawab oleh peneliti atau masalah yang ingin dicarikan
pemecahan masalahnya oleh penelit. Banyak paneliti yang memulai penelitSan
dengan memilih topik ataupun masalah penelitian. Hal ini tidak gampang karena
banyak penelio joga yang menganggap bahwa toplk atau masalah yang dipilih
terlalu luas dan banyak hal yang harus diketahui dari topik atau masalah tersebut.
Masalah riset dapat bersumber dari pengalaman, tteratur, theories, dan ide dari
orang lain (Polit and Hungler, 1999). Rumusan masalsh secara garis besar dapat
dibagi menjadi dua, umum dan khusus Rumusan masalah umumnya dibuat dalam
bentuk pertanyaan. Karena berupa pertanyaan, maka rumusan masalah harus dapat
dijawab. Pada tahap proposal panelitian, rumusan masalah akan dijawab sementara
oleh hipotesis. Apakah hipotesis tersebut mampu menjawab dengan benar rumusan
masalah yang ada, akan dapat dijawab setelah data dikumpulkan dan dianalisis
dengan melakukan uji statistik atau uji hipotesis. Rumusan masalah umum bersifat
lebih enerat, bebih abstrak, dan biasanya tidak dijwab secara langsung karena
sungat umum. Sementara itu, rumusan masalah khusus akan lebih spesifik, detail,
dan konkret. Pertanyaan tersebut dapat dijawab secara langsung sebab data
dibutuhkan untuk menjawabeya (Punch, 2006).
(ketut swarjana)

Hipotesis

Hipotesis Setelah masalah penelitian ditetapkan, selanjutnya adalah membuat


hipotesis. Hipotesis adalah hasil yang diharapkan atau hasil yang diantisipasi dari
sebuah penelitian. Apabila kita mau melakukan penelitian, umummya kita memiliki
ide tentang outcome dari studi tersebut. Outcome ataupun jawaban tersebut
didapatkan bisa melalui konstruksi teori, atau berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya (Thomas et al., 2010). Hipotesis juga didefinisikan sebagai sebuah
proposisi yang menunjukkan hubungan di antara dua atau lebih konsep, atau
interkoneksi di antara konsep (Corbetta, 2003) Hipotesis penelitian adalah hasil yang
diharapkan. Hipotesis dibuat berdasarkan teori, atau studi empiris berdasarkan pada
alasan logis dan memprediksi hasil dari studi. Dalam penelitian dikenal adanya
alternative hipothesis yang merupakan hipotesis yang menyatakan adanya
perbedaan atau. pengaruh di antara treatment atau menyatakan adanya hubungan
di antara dua atau lebih variabel. Sebaliknya, null hypothesis adalah hipotesis yang
menyatakan tidak ada hubungan di antara treatmen atau tidak ada perbedaan atau
tidak ada hubungan di antara variabel (Thomas et al., 2010). Atau oleh (Bryman,
2004) Null hypothesis adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan di
antara dua variabel, Menurut (Kothari, 2009) hipotesis penelitian adalah sebuah
pernyataan prediksi yang menghubungkan independent variable terhadap
dependent variable, Biasanya research hypothesis seharusnya berisi minirnal satu
independent varioble dao satu dependent variable. Menurut (Shi, 2008) terdapat
beberapa cirri dari hipotesis yang baik, di antaranya a Hipotesis harus jelas
konseptualisasinya, berdasarkan titeroture review:
b. Hipotesis tersebut dimungkinkan untuk dilakukan investigation; C. Harus spesifik
dan dapat dites secara aktual; d. Harus bersifat praktikal; empirical e. Harus
disesuaikan dengan teknik dan metode riset; f Hipotesis tersebut probabilistic dan
tidak dapat dikonfirmasi secara pasti. Hipotesis juga didefinisikan sebagai
restatement dari research question yang nantinya dapat dianalisis secara statistik
untuk mengetahui signifikansinya. Selain null dan alternative hypothesis, juga
dikenal hipotesis satu sisi (one sided/directional hypothesis) dan dua sisi (two
sides/nondirectional hypothesis) (Houser, 2011). Berdasarkan uraian tersebut,
penetapan hipotesis tidak boleh dilakukan secarasembarangan oleh peneliti. Peneliti
sebaiknya membaca dan menganalisa banyak teori ataupun konsep, membaca
banyak literatur, hasil penelitian terkait, dan lain-lain, sebelum akhirnya menentukan
hipotesis penelitian. Selanjutnya mengacu pada uraian dan definisi-definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan
masalah yang kebenarannya masih perlu diuji melalui uji hipotesis atau uji statistik.
(ketut swarjana)

1. Pengertian Hipotesis Hipotesis dapat dijelaskan dari berbagai sudut pandang,


misalnya secara etimologis, teknis, statistik, dst. a. Secara etimologis, hipotesis
berasal dari dua kata hypo yang berarti "kurang dari" dan hipotesis merupakan suatu
pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya
(Djarwanto, 1994: 13). b. Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang
diajukan untuk memecahkan suatu masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala
(Donald Ary, 1992: 120). c. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap Masalah
penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Moh.Nazir, 1998: 182). d.
Secara teknis, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang
akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperolch dari sampel penelitian
(Sumadi Suryabrata, 1991: 49). e. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan
mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sample (Sumadi
Suryabrata, 2000 : 69). f Ditinjau dalam hubungannya dengan variabel, hipotesis
merupakan pemyataan tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau
perbedaan antara dua variabel atau lebih). thesis yang berarti pendapat. Jadi
(juhana nasrudin)
3. Hipotesis Penelitian Berdasarkan reori-tcori yang dikemukakan, maka selanjurnya
dapat digunakan untuk menyusun kerangka berpikir. Dengan kerangka ber- pikir ini
selanjuunya dapat digunakan untuk menyusun hipotesis. Hiporesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan
oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori aau kajian teori dan masih harus
diuji kebenarannya. Karena sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan
kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul atau penelitian ilmiah. Hipotesis
akan dinyatakan dirolak atau direrima. Hipotesis ini hanus dibuar dalam setiap
penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian yang bersifat deskriptif, yang
bermaksud mendeskripsikan masalah yang diteliti, hipotesis tidak perlu dibuat, oleh
karena (Riduwan. 2008: 35). Hipotesis penelitian harus dirumuskan dalam kalimat
positif. Hipotesis tidak boleh dirumuskan dalam kalimat bertanya, kalimat
menyelurüh. kalimat menyarankan, atau kalimat mengharapkan (Riduwan, 2008:
35). Berikut ini diuraikan sekilas hipotesis yang mencakup: konsep, macam-macam
ipotesis, parametrik dan statistik, pengertian hiporesis nang tidak pada tempatnya
iternatif (H) dan hipotess Nihil (H), kesalahan dalam menguji lesi menilih hipotesk
yang haik dan benar, hipotcis stratistik, jenis-jenis pengajian hipocesis sebagai
berikut:
(dominikus)

Menurut Tingkat Abstraksi (1) Dilihat hipotesis dapat tingkat abstraksinya dari
dikelompokkan kepada : Hipotesis menyatakan adanya kesamaan dalam dunia
empiris: hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan yang bersifat umum yang
kebenarannya diakui oleh orang banyak, misalnya "jika hujan turun, Kota Palembang
banjir". Kebenaran di atas sudah diketahui umum, kendatí jika diuji secara ilmiah
belum a. tentu benar. b. Hipotesis berkenaan dengan model ideal: kenyataannya
dunia ini sangat kompleks, maka untuk mempelajari kompleksitas dunia tersebut
diperlukan bantuan filsafat. misalnya dalam dunia kepemimpinan, pengetahuan
mengenai ide nativisme akan membantu kita memahami munculnya seorang
pemimpin. Hipotesis digunakan untuk mencari hubungan antar variabel: hipotesis ini
merumuskan hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam menyusun hipotesisnya,
peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang mempengaruhi variabel lainnya
sehingga variabel tersebut berubah.
(2) Hipotesis Menurut Bentuknya Jika dilihat menurut bentuknya, maka hipotesis
dapat dibagi menjadi tiga yaitu: a. Hipotesis kerja; merupakan anggapan dasar
peneliti terhadap suatu masalah. Kemudian hipotesis dibuktikan secara empiris
melalui pengujian hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya.
Misalnya: Terdapat hubungan antara penerimaan penghasilan dengan kepuasan
kerja karyawan. b. Hipotesis operasional; merupakan hipotesis yang bersifat
obyektif, dalam merumuskan berdasarkan anggapan dasar dan objektifitasnya.
Hipotesis yang dibuat belum tentu benar setelah diuji untuk itu memerlukan hipotesis
pembanding yang bersifat netral disebut hipotesis nol (Ho). Untuk memberikan
keseimbangan pada hipotesis penelitian dalam pengujian benar atau salahnya
tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian.(firdaus
dan fakhry zamzam)

B. Hipotesis 1. Pernyataan Hipotesis dan Sub Hipotesis Pernyataan Hipotesis Dalam


pemyataan hipotesis yang menunjukkan hubungan antara Variabel independen dan
variabel dependen, yang pertama dan selanjutnya dihubungkan berturut-turut
variabelvariabel exposure yang secara teoretis paling dominan, dominan, kurang
dominan, lalu variabel kontrol yang dominan, dan kurang dominan
(buchari lapau)

DO
3. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional penelitian adalah fenomena
observasional yang memungkinkan peneliti untuk mengujinya secara empiric apakah
outcome yang diprediksi tersebut benar atau salah (Thomas et al., 2010). Pengerian
lainnyatentang definisi operasionalmenyebutkan bahwadefinisioperasional adalah
pemberian definisi terhadap variabel penelitian secara operasional sehingga peneliti
mampu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan terkait dengan konsep. Definisi
operasional yang dibuat harus in line dengan conptual definitions (Carmen G.
Loiselle et al., 2010). Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa defirisi operasional Mariabel adalah deficasi terhadap veriabel
berdasarkan konsep teori namun bersifat operasionat agar variabel tersebut dapat
diukur atau bahkan dapat diuji baik oleh peneliti maupun peneliti lain. Pada
umumnya definisi operasion al dibuat secara naratif, namun ada juga yang
membuatnya dalam bentuk tabel vang terdiri dari beberapa kolam.
operasional dibuat secara naratif, namun ada juga yang membuatnya dalam bentuk
tabel yang terdiri dari beberapa kolom. Contoh: Kadar Hb adalah nilai haemogiobin
ibu hamil yang diukur dengan Hb sahli dengan satuan. Penielasan: Kadar Hb yang
diukur adalah kadar Hb ibu hamil, karena Hb bisa juga diukur pada orang atau ibu
yang sedang tidak hamil. Hb sahli dipertegas karena Hb dapat juga diukur selain
dengan Hb sahli. Dengan jelasnya definisi operasional variabel maka
memungkinkan untuk diukur oleh orang lain, atau siapa pun yang mengukur maka
akan melakukan pengukuran dengan alat yang sama atau merek yang sama dan
dengan metode pengukuran yang sama. Umur adalah usia responden yang didata
berdasarkan usia yang tercantum pada KTP yang bersangkutan. Penjelasan: Pada
definisi ini menyebutkan usia berdasarkan KTP. Hal ini dipertegas karena banyak
orang yang umurnya berbeda-beda bila dibandingkan antara umur atau tanggat lahir
yang tertuang pada KTP, ijazah atau bahkan umur yang tertuang pada akta
kelahirannya. Apabila sudah jelas umur berdasarkan KTP, maka siapa pun yang
mengumpulkan data responden akan menanyakannya berdasarkan umur yang
tercantum pada KTP yang bersangkutan.
(ketut swarjana)

Pendefinisian Variabel Secara Operasional a. Pengertian definisi operasional


Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atassifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati (Sumadi Suryabrata, 2000 : 76). Lain halnya
dengan definisi konseptual, definisi konseptual lebih bersifat hipotetikal dan "tidak
dapat diobservasi". Karena definisi konseptual merupakan suatu konsep yang
didefinisikan dengan referensi konsep yang lain. Definisi konseptual bermanfaat
untuk membuat logika proses perumusan hipotesa (Sarwono, 2006).(juhana
nasrudin)

Ada tiga pendekatan untuk menyusun definisi operasional yaitu: 1) yang


menekankan kegiatan apa yang perlu dilakukan, 2) yang menekankan pada
bagaimana kegiatan itu dilakukan, dan 3) yang menekankan sifat-sifat statis yang
didefinisikan. Ketiga cara menyusun definisi operasional tersebut dapat disebut
sebagai definisi operasional tipe A atau pola I, definisi operasional pola B atau tipe II,
dan definisi operasional tipe C atau pola III (Sumadi Suryabrata, 2000: 76-77:
Sarwono, 2006). 1) Definisi Operasional Tipe A atau Pola I Definisi operasional Tipe
A dapat disusun didasarkan pada operasi yang harus dilakukan, schingga
menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat
terjadi. Dengan menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat membuat gejala
menjadi nyata. didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan dengan menempatkan
dua orang atau lebih pada situasi dimana masing-masing orang mempunyai tujuan
yang sama, tetapi hanya satu orang yang akan dapat mencapainya. 2) Definisi
Operasional Tipe B atau Pola II Definist operasional Tipe B dapat disusun
didasarkan pada bagaimana objek tertentu yang didefinisikan dapat dioperasi-
onalisasikan, yaitu berupa apa yang dilakukannya atau apa yang Contoh: "Orane
pandai" danat didetinisikan sebagai scorang Contoh: "Konflik" menyusun
karaktersitik-karakteristik dinamisnya.
Contoh: "Orang pandai" dapat didefinisikan sebagai seorang yang mendapatkan
nilai-nilai tinggi di sekolahnya. 3) Definisi Operasional Tipe C atau Pola III Definisi
operasional Tipe C dapat disusun'didasarkan pada penampakan seperti apa objek
atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-
karaktersitik statisnya. Contoh: "Orang pandai" dapat didefinisikan sebagai orang
yang mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan
berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan menghitung secàra cepat.

b. Pentingnya operasionalisasi variabel Variabel harus didefinisikan secara


operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan
lainnya dan pengukurannya. Tanpa operasionalisasi variabel, peneliti akan
mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar variable yang
masih bersifat konseptual. Operasionalisasi variabel bermanfaat untuk: 1)
mengidentifikasi criteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan; 2)
menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari satu
definisi operasional; 3) mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam
situasi dimana definisi tersebut harus digunakan (Sarwono, 2006)

b. Pentingnya operasionalisasi variabel Variabel harus didefinisikan secara


operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan
lainnya dan pengukurannya. Tanpa operasionalisasi variabel, peneliti akan
mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar variable yang
masih bersifat konseptual. Operasionalisasi variabel bermanfaat untuk: 1)
mengidentifikasi criteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan; 2)
menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari satu
definisi operasional; 3) mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam
situasi dimana definisi tersebut harus digunakan (Sarwono, 2006)
(sandusiyoto)

Kajian pustaka
Kajian kepustakaan bertujuan untuk menemukan data atau informasi ilmiah
sedemikian rupa sehingga secara induktif dapat dihasilkan dan digambarkan
Kerangka Rasional/Teori/ Konsep, lalu dapat dirumuskan masalah penelitian
terperinei atau khusus. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif deskriptif, atau
kualitatif, tujuan dari kajian kepustakaan adalah sebagai berikut 1 mengidentifikasi
secara rnci segala sesuatu tentang situasi masalah dari berbagai sumber
kepustakaan termasuk hasil penclitian. 2 mensintesis karakteristik atau data lain dari
situasi masalah untuk menggambarkan apa yang dinamakan Kerangka Operasional
Dengan demikian. Kerangka Operasional menggambarkan situasi masalah dari segi
karakteristiknya atau hal-hal lain 3 merumuskan masalah penelitian khusus dalam
bentuk kalimat pertanyaan yang herisi distribusi karakteristik atau hal-hal lain dari
situasi masalah yang dapat diteliti yang berarti data yang bersangkutan tersedia di
tempat penelitian Perumusan Masalah Penelitian Khusus dari Kerangka Operasional
difsutasi oleh beberapa butir sebagai berikut a situasi masalah 6 keterbatasan waktu
* biava yang tersedia untuk penelitian d kejasama dengan mitra kena e kelar
sediaari subvek penelitian I ketersediaai alat gtika pienelitian

Dalam penelitiam yang bersifat kuantitatif analitis, tujuan dari tinjauan kepustakaan
adalah untuk: I. Mengidentifikası secara rinci segala sesuatu yang relevan dengan
situasi masalah dari berbagai sumber kepustakaan termasuk hasil penelitian. 2
Mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor yang relevan dengan situasi masalah
dari berbagai sumber kepustakaan termasuk hasil penelitian 3 Mensmtesis
hubungan hipotetis antara faktor-faktor seperti tersebut dalam budir yang relevan
dengan situasi masalah seperti tersebut pada butir 2) yang digambarkan dalam
kerangka teorn Teori adalah penjelasan tentang timbulnya satuası masalah
kerangka teori adalah kerangka hipotetis yang menunjukkan kelerangan sittasi
masalah yartu faktor atau faktor-faktor yang bethubungan dengan simasi masalah .
4 Menggambarkan kerangka konsep yang merupakan hubungan hipotelis anlara
varjabel independen (operasionalisasi dari faktor yang terdapat dalam kerangka
teori) dengan variabel dependen (operasionalisasi dari situasi masalah yang
terdapat dalam kerangka teori), faktor-faktor dalam kerangka taori yang tidak dapat
dioperasionalkan, tidak termasuk dalam kerangka Konsep. Merumuskan masalah
penelitian khusus dalam bentuk kalimat pertanyaan yang menggambarkan
hubungan hipotetis antara variabel independen dan variabel dependen yang dapat
diteliti, yang berarti data yang bersangkutan tersedia di tempat penelitian.
Perumusan masalah penelitian khusus dari kerangka konsep dihatasi oleh beberapa
hal sebagai berikut: a nang lingkup masalah penelitian umum (situasi masalah dan
tupuan amum penelitian) b. keterbatasan waktu é biay a yang tersedia untuk
penelitian untuk penelitian d. kerja sama dengan mitra kerja e ketersedinan subyek
penelitian t ketersediaan alat * etika penelitian

C. Kajian Pustaka Kajian pustaka biasa juga disebut Tinjauan Pustaka merupakan
bagian efistemelogis dalam karya tulis ilmiah. Kajian Pustaka merupakan daftar
referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi,
tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di
dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus
dirujuk di dalamnya. Bagian ini merupakan bagian yang sangat urgen dalam
penelitian, sebab bagian ini merupakan bagian yang akan mengkaji variabel yang
diukur secara teoritis. Kajian Pustaka menguraian variabel secara teoritis, temuan,
dan bahan penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber refrensi.

Telaah pustaka sangat penting agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh,
dan bukan sekedar perbuatan coba- coba (trial and error). Pada umumnya lebih dari
lima puluh persen kegiatan dalam seluruh proses penelitian itu adalah membaca.
Karena itu sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial.
Menurut Sukardi bahwa, telaah kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkan
dalam penelitian, khususnya penelitian mengembangkan aspek teoretis maupun
aspek manfaat praktis (Sukardi 2003. 35)
Di dalam penelitian ilmiah, perlu dilakukan sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat
melakukannya dengan menelusuri dan memahami kajian pustaka untuk bahan
penyusun landasan teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun
pembahasan hasil penelitian nantinya. Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila
didasarkan pada landasan teori yang kukuh dan relevan. Banyak teori yang
bersesuaian dengan penelitian, namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya,
perlu dilakukan usaha memilah- milah teori yang sesuai. Selain itu studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat
membuat penelitian lebih fokus pada masalah yang diteliti sehingga dapat
memudahkan penentuan data apa yang nantinya akan dibutuhkan,

Landasan teori dilakukan dengan melakukan studi pustaka. Studi pustaka tersebut
dilakukan dengan memanfaatkan piranti pencarian pustaka (browsing) dan pusat-
pusat penyimpanan dokumen atau arsip-arsip penting. Pustaka yang digunakan
harus relevan dengan tema penelitian, cukup lengkap, dan mutakhir, Salah satu
metode telaah/ulasan ilmiah (scientific review/ tinjauan pustaka) adalah
metaanalisis. Metaanalisis (analisis atas analisis) adalah teknik analisis untuk
mengabungkan hasil dua atau lebih penelitian sejenis sehingga dapat diperoleh
paduan data secara kuantitatif.
Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Masalah penelitian perlu dirumuskan dengan baik, ringkas, dan
jelas. Rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya, menjelaskan
perlunya data yang akan digunakan untuk pemecahan masalah, menjadi dasar bagi
pembuatan hipotesis. Pemilihan judul dipilih oleh peneliti itu sendiri, termasuk tim
peneliti sesuai dengan spesialisasi dan kompetensi peneliti serta kemampuan biaya.
Kalimat atau pernyataan tujuan penelitian perlu dibuat sesuai dengan sifat
penelitian, apakah eksploratif, verifikatif, atau pengembangan (development). Tujuan
penelitian juga harus selaras dengan tema dan permasalahan penelitian terkait.
Tujuan penelitian juga menjadi pemandu bagi penulisan pernyataan hasil penelitian
dan kesimpulan Pembuatan atau pernyataan tujuan harus selaras dengan
permasalahan yang ingin diselesaikan. Jadi jika pernyataan permasalahan bersifat
negatif, maka pernyataan tujuan bersifat positif. Sebaiknya pernyataan tujuan
penelitian mengandung kata kerja: menggambarkan, membuktikan,
mengembangkan, menemukan, dan menciptakan. Kecuali itu, dapat digunakan kata
kerja memahami, memecahkan, mengantisipasi/prediksi masalah tertentu. 1.
Mengambarkan: mendeskripsikan yang diteliti, misal ciri-ciri peserta didik,
masyarakat di suatu daerah, konsumen, variabel bebas atau terikat, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. 2. Membuktikan: mencari hubungan sebab akibat atau
pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya, misal pengaruh obat terhadap
kesembuhan dari suatu penyakit tertentu, pengaruh kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja pegawai. 3. Mengembangkan: membuat kemajuan, meningkatkan
kemajuan teknologi yang sudah ada agar lebih canggih dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat..
(kris timotius)

Penggunaan Tujuan penelitian adalah hal yang sangat urgen diadakan dalam
penelitian sebab bertujuan untuk mengaraħkan lebih terah secara ilmiah dalam
mengumpulkan data yang sesuai dengan rumusan masalah. Tujuan penelitian harus
bersinergi dengan rumusan masalah yakni apabila rumusan masalah memiliki 2 item
maka tujuan penelitian harus 2 item pula. Berbeda dengan tema penelitian yang
menggunakan variabel tersembunyi dan variabel intervening. Sehingga dalam
perumusan tujuan penelitian dibagi menjadi dua yakni tujuan penelitian umum dan
tujuan penelitian khusus. Tujuan peneltian umum mengacu pada rumusan masalah
yang sesuai dengan topik penelitian sedangkan tujuan penelitian khusus meretas
variabel- variabel yang tersembunyi dalam topik penelitian. Berikut contoh topik
penelitian yang dapat menggunakan tujuan umum dan tujuan khusus penelitian
sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia di
Rumah Sakit Daerah Bojonegoro. 2. Faktor Interisik yang berhubungan dengan hasil
belajar mata pelajaran Statistik bagi siswa SMP Negeri 1 Bojonegoro 3. Hubungan
pengetahuan, pendidikan dan incame dengan pola hidup sehat di kecamatan
duasatu kabupaten tiga tiada (syamsunie)

Isi iujuan penelitian sama dengan masalah penelitian, namun tujuan penelitian
dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan. Tujuan penelitian adalah sebagan
berikut Menghasilkan informasi yang menambah batang tubuh ilmu pengetahuan
yang sudah ada 2. Mengembangkan metode termasuk menilai metode, desain
penehtian, sampel, alat pengumpul data, teknik pengukuran, dan metode analisa. 3
Mempersiapkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan,
merumuskan kebijakan dan membuat perencanaan 4 Memlai pelaksanaan program.
5 Meramalkan tingkah laku individu dan kelompok pada masa mendatang. dan
menentukan prognosis peny akit (buchori lapau)

Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil penelitian


dengan mengetengahkan indikator-indikator apa yang hen- dak ditemukan dalam
penelitian, terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Rumusan
tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai
dilakukan. Tujuan penclitian mengungkapkan keinginan peneliti untuk memperoleh
jawaban atas permasalahan yang diajukan. Oleh sebab itu, tujuan penelitian harus
relevan dan konsisten dengan identifikasi masalah, rumusan masalah dan
mencerminkan proses penelitiannya. Tujuan di sini berkenaan dengan tujuan peneliti
dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan
masalah yang dituliskan. Jawaban rumusan masalah dan tujuan penelitian ini
terletak pada kesimpulan penelitian. Singkatnya, tujuan penelitian harus sejalan dan
sinkron dengan masalah yang sudah di formulasikan dalam bentuk rumusan
masalah(dominikus)
Dalam penelitian ataupun dalam pembuatan proposal penelitian, sangat mutlak
diperlukan adanya tujuan penelitian. Umumnya tujuan penelitian dibagi menjadi 2
bagian. Bagian pertama dikenal dengan tujuan umum (study goal) atau dikenal juga
dengan general objective dan yang kedua dikenal dengan tujuan khusus (specific
objectives). Sebuah study goalterdiri dari beberapa tujuan khusus. Dalam membuat
tujuan penelitian, terdapat beberapa kata yang umum digunakan diantaranya: untuk
mengidentifikasi, mengkaji, mendeterminasi, menguji, mengevaluasi,
membandingkan, mengklarifikasi, dan lain- lain. Berikut ini adalah beberapa contoh
dari tujuan umum penelitian yaitu (Jacobsen, 2011): 1. Untuk membandingkan level
paparan atau exposure atau penyakit di antara 2 atau lebih populasi 2. Untuk
mengidentifikasi faktor risiko yang memungkinkan terjadinya penyakit di masyarakat
3. Untuk menguji efektivitas diagnosa baru atau metode pengkajian atau pengobatan
baru atau treatment 4. Untuk mengevaluasi apakah sebuah intervensi yang
diberikan menunjukkan keberhasilan yang sama terhadap populasi pertama dengan
populasi kedua 5. Untuk menguji dampak dari sebuah program atau kebijakan
Selain contoh tersebut di atas, dalam penulisan proposal penelitian juga dikenal
adanya tujuan umum dan tujuan khusus, Berikut imi adalah contohnya: 1. Tojuat
umum: Untuk menguji faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadran hipertensi 2.
Tuguan Khusus: a. Untuk mengidentifikasi faktor aktivitas fisik terhadap kejadian
hipertensi b. Untuk mengidentifikasi faktor makanan terhadap keladian hipertensi
Untuk mengidentifikasi faktor stres terhadap. kejadian hipertensi
(ketut swarjana)

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian sangat bergantung pada kualitas dan bukan pada kuantitas
penelitian. Beberapa kriteria penelitian yang baik dan perlu di penuhi, antara lain
1. Tujuan penelitian dapat didefinisikan dan dipahami dengan jelas. 2. Metode
penelitian harus dijelaskan dengan jelas dan cukup rinci sehingga
dimungkinkan untuk mengadakan pengulangan untuk pengembangan lebih
lanjut sehingga terjadi kesinambungan dengan apa yang telah dilakukan. 3.
Semua keterbatasan dan asumsi yang dibuat oleh peneliti harus dijelaskan
dengan baik agar dapat dijadikan pelajaran bagi peneliti berikutnya. 4. Desain
penelitian harus direncanakan sedemikian rupa sehingga hasil-hasil penelitian
dapat diungkapkan seobjektif mungkin. 5. Harus diperoleh cukup data untuk
menyelidiki topik penelítian, reliabilitas, dan validitas harus dilakukan dengan
baik.(kris timotius)

Umumnya terdapat dua manfaat penelitian. Pertama, manfaat secara teoretis dan
yang kedua adalah manfaat praktis. Manfaat teoretis terkait dengan pengembangan
teori, penemuan teori baru ataupun konsep baru. Sedangkan manfaat praktis akan
berhubungan dengan manfaat hasil penelitian terhadap aplikasi di lapangan atau di
masyarakat sesuai dengan hasil penelitian, termasuk manfaatnya untuk memberikan
pertimbangan dalam pembuatan kebijakan atau program kesehatan.(ketut swarjana)
Manfaat penelitian dapat berupa manfaat teoritis ataupun manfaat praktis. Hal ini bisa berupa
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan ataupun kepentingan praktis untuk
pengembangan kedokteran dan kesehatan. Manfaat penelitian terbagi 3:
1. Bagi institusi penyandang
2. Bagi profesi kesehatan
3. Bagi pemerintah
(tantur syahdrajat)

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan penelitian dapat
tercapai dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat, maka sekarang apa manfaat dari
penelitian tersebut?
Manfaat penelitian adalah untuk menjelaskan manfaat dari penelitian itu sendir. Manfaat
penelitian ada 2 yaitu: (1) menembangkan ilmu dan kegunaan teoritis, (2) membantu
memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang di teliti. Manfaat
penelitian biasanya berhubungan dengan saran-saran yang akan di sampaikan pada BAB V
(dominikus)

Telah disebutkan di atas bahwa penelitian pada dasamya memiliki dua signifikansi
(urgensi, manfaat), yaitu : Manfaat (signifikansi) Teoritis dan Manfaat (signifikansi)
Praktis. Para ilmuan terkadang meragukan kebenaran dari suatu teori tertentu.
Bertolak dari keraguan tersebut maka ilmuan yang bersangkutan melakukan
pengujian (serangkaian pengujian) terhadap teori termaksud berdasarkana hasil
pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa aktual (data empiris). teon disebut
penelitian verifikatif, yang hasilnya dapat menolak, Penelitian yang bertitik tolak pada
kesangsian terhadap suatu mengukuhkan ataupun merevisi teori yang dimaksudkan.
Dalam kaitan dengan hal inilah maka penelitian disebut memberi 'manfaat teoritis',
karena dengan penelitian teori akan berkembang, yang seterusnya akan mendukung
pengembangan ilmu pengetahuan secara terus menerus tanpa batas.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka atau sering disebut sebagai a literature review adalah sebuah
sintesa dari literatur tentang topik penelitian (Pan, 2008) dalam (Cottrell and
McKenzie, 2010). Literature review dibuat dengan bersumber pada buku, jurnal serta
publikasi lainnya terkait dengan topik yang diteliti. Lebih lanjut dari sumber-sumber
tersebut, penelití membuat summarize untuk dimasukkan pada bagian atau bab
kepustakaan proposal penelitian. Literature review ini akan membantu peneliti
menjawab research question. Pada penelitian quantitative, literature review tersebut
telah dibuat saat penelitian tersebut dimulai. Literature review digunakan untuk
menjustifikasi pentingnya studi dilakukan, tempat penelitian, refine research
question, identifikasi teori, metodologi, dan instrumen yang tepat. Scientific literatrure
merujuk pada theoretical, publikasi jurnal ilmiah, buku, laporan institusi pemerintah,
policy statements, dan materi lainnya tentang teori, praktik, dan hasil investigasi
ilmiah lainnya. Materi dan publikasi tersebut dihasilkan oleh individu atau kelompok
di universitas, foundations, government research laboratories, serta organisasi profit
dan nonprofit (Garrard, 2010).
Tinjauan pustaka atau literatur review adalah bagian penting dalam proses
penelitian. Peneliti membuat literature review agar peneliti lebih memahami tentang
pengetahuan area yang akan diteliti. Adapun tujuan dari literature review adalah
sebagai berikut: mengidentifikasi masalah penelitian dan mengembangkan rumusan
masalah dan hipotesis, orientasi apa yang sudah dan belum diketahui tentang area
penelitian serta mendeterminasi gap atau inkonsistensi dalam a body of knowledge.
Berikut ini adalah alasan mengapa kita perlu membuat tinjauan pustaka atau
literature review (Bryman, 2012): 1. Kita perlu mengetahui apa yang sudah diketahui
atau yang sudah diteliti terkait dengan penelitian kita, agar kita tidak menghasilkan
atau mengulang hal yang sudah ada. 2. Kita dapat belajar dari kesalahan peneliti
yang lain dan menghindari melakukan hal yang sama 3. Kita dapat belajar tentang
teori yang berbeda dan pendekatan metodologis ke area riset kita 4. Dapat
membantu kita dalam mengembangkan kerangka kerja analitis 5. Mengarahkan kita
untuk mempertimbangkan variabel inklusi dalam riset kita 6. Lebih jauh dapat
dijadikan sebagai research question. (ketut swarjana)

Tinjauan pustaka atau telaah ilmiah adalah penelusuran pengetahuan yang telah
dipublikasikan sebagai pustaka atau makalah ilmiah. Makalah yang diterbitkan di
suatu jurnal ilmiah mengulas pengetahuan hasil penelitian untuk topik tertentu.
Makalah tentang topik tertentu sering ditemui dalam jumlah yang banyak, dan
diperlukan upaya perangkuman agar dapat lebih mudah dipahami secara
komprehensif. Tinjauan pustaka dibuat untuk mengetahui posisi perkembangan
pengetahuan yang mutakhir dan tidak memuat hasil penelitian yang sedang
dilakukan oleh penulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari berbagai sumber,
terutama dari jurnal ilmiah yang bermitra bestari (peer reviewed journal). Tinjauan
pustaka dibuat dengan tujuan tertentu. Banyak timjauan pustaka, terutama yang
dibuat di skripsi tidak secara jelas atau eksplisit memuat tujuan penulisannya.
(albi anggito)

Tinjauan pustaka dibuat terkait dengan judul atau tema penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis, dan merupakan alat untuk mencapai tujuan penelitian,
mengevaluasi perkembangan pengetahuan terkait dengan pertanyaan penelitian,
dan mengevaluasi agar dapat mengembangkan pertanyaan penelitian, serta untuk
membuat hipotesis. studi yang Tinjauan pustaka merupakan suatu menggabungkan
atau mensintesis pengetahuan dari sejumlah makalah ilmialh. Kadang tinjauan
pustaka disebut juga sebagai review article, ikhtisar (overview), atau literature
review, scientific review. Tinjauan pustaka diperlukan karena: 1. Hasil studi yang
pernah dilakukan sering tidak dapat diulang. Terjadibias oleh keyakinan yang dimiliki
oleh penulis. 2. 3. Mungkin hanya untuk menyesuáikan dengan pendapat yang telah di
publikasikan.
4. Hal kecit yang ternyata sangat penting sering terlewatkan. 5. Mitra bestari
(reviewer) dari berbagai jurnal yang berbeda juga akan menghasilkan penilaian yang
berbeda. 6. Hanya ada sedikit upaya untuk memahami adanya heterogenitas.
(kris timotius)

Penulisan tinjauan pustaka menggunakan refrensi yang bersumber primer tidak


dibenarkan mengutip teori dari refrensi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Begitupun juga halnya Jurnal tidak diperbolehkan untuk mengutip yang telah dikutip
dalam jurnal tersebut. Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya
adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, dan generalisasi- generalisasi yang
dapat dijadikan landasan teoretis bagi penelitian yang akan dilakukan. Tujuannya
yaitu 1) untuk mencari teori/konsep/generalisasi yang dapat digunakan sebagai
landasan teori/kerangka bagi penelitian yang akan dilakukan, 2) untuk mencari
metodologi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan, dan 3) untuk
membandingkan antara fakta di lapangan dengan teori yang ada. (Sukardi,2003: 23)
(syamsunie)

Kerangka Teori

3 Mensintesis hubungan hipotetis antara faktor-faktor seperti tersebut dalam butir


yang relevan dengan situasi masalah seperti tersebut pada butir 2) y ang
digambarkan dalam kerangka teori Teori adalah penjelasan tentang timbulnya
situasi masalah kerangka teori adalah kerangka hipotetis yang menunjukkan
keterangan situasi masalah vaitu faktor atau faktor-faktor yang berhubungan dengan
situasi masalah.
(buchari lapau)

Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari penelitian
yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah kepustakaan. Oleh karena
itu, kerangka berpikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan
dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan dan
keterkaitan antar variabel penelitian. Variabel-variabel penelitian dijelaskan secara
mendalam dan relevan dengan permasalahan yang diteliti, sehingga dapat dijadikan
dasar untuk menjawab permasalahan penelitian. Kerangka berpikir juga
menggambarkan alur pemikiran penelitian dan memberikan penjelasan kepada
pembaca mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam
hipotesis. Kerangka berpikir dapat disajikan dengan bagan yang menunjukkan alur
pikir peneliti serta keterkaitan antar variabel yang diteliti.
(dominikus)

Kerangka pemikiran teoritis dan alur pikir merupakan satu kesatuan, keduanya tidak
bisa dipisahkan kendati demikian dapat dibedakan. Dalam beberapa literatur
kerangka pemikiran dikenal dengan asumsi dasar yang disusun oleh peneliti
berdasarkan kerangka teori dalam kajian pustaka dan penelitian sebelumnya.
Asumsi dasar akan berkembang menjadi hipotesis penelitian, yang dikenal sebagai
kesimpulan sementara yang harus dibuktikan kebenaraannya. Alur pikir penelitian
adalah kerangka pemikiran teoritis yang digambar ke dalam suatu bagan, sehingga
orang akan mudah memahami kerangka pemikiran penelitian. Sebagai suatu
kesatuan yang utuh, kerangka pemikiran teroritis tidak mungkin dipisahkan alur pikir
penelitian, hanya bentuknya saja yang berbeda, satunya dalam bentuk verbal
sedangkan yang lainnya bentuk gambar,

(firdaus)

Menyajikan kerangka Teori memberikan penjelasan mengenai definisi atau makna


sebuah konsep atau variabel. Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi studi
yang dilakukan serta memberikan informasi bagi orang lain yang tertarik dengan
hasil penelitian kita, sehingga ia dapat melakukan studi lanjutan."
(sandu siyoto)

Ketangka teuri ialah Suatu masalah yang akan diteliti harus dihubungkan dengan
konsep- konsep dan atau teori-teori terkait, dan hubungan tersebut harus disusun
dalam suatu kerangka teoritis Masalah produktivitas hutan misalnya, harus
dijelaskan dengan menggunakan konsep-konsep bonita, tanah, iklim, jenis, pupuk,
pemupukan, serta hubungan diantara konsep-konsep tersebut, dan hubungan
antara konsep-konsep dengan produktivitas. Hubungan antara satu konsep dengan
konsep yang lain membentuk proposisi. Hubungan tersebut harus disusun dalam
suatu kerangka dasar tertentu sehingga dapat memberi penjelasan tentang masalah
produktivitas sebagai masalah penelitian (prof daud)

KERANGKA KONSEP
Sebuah penelitian mutlak memerlukan sebuah kerangka konsep. Kerangka konsep
(conseptual framework) adalah model pendahuluan dari sebuah masalah penelitian
dan merupakan refleksi dari hubungan variabel-veriabel yang diteliti. Kerangka
konsep dibuat berdasarkan literatur dan teori yang sudah ada. Tujuan dari kerangka
konsep adalah untuk mensintesa dan membimbing atau mengarahkan penelitian,
serta panduan untuk analisis dan intervensi. Fungsi kritis dari kerangka konsep
adalah menggambarkan hubungan-hubungan antara variabel- variabel dan konsep-
konsep yang diteliti (Shi, 2008).

Menggambarkan kerangka konsep yang merupakan hubungan hipotetis antara


variabel independen (operasionalisasi dari faktor yang terdapat dalam kerangka
teori) dengan variabel dependen (operasionalisasi dari situası masalah yang
terdapat dalam kerangka teori). faktor-faktor dalam kerangka taori yang tidak dapat
dioperasionalkan, tidak termasuk dalam ker angka Konsep.

Kerangka berpikir adalah merupakan konseptual mangenai bagai- mana satu teori
berhubungan di antara berbagai faktor yang telah di- identifikasikan penting
terhadap masalah penelitian. Dalam kerangka pemikiran, peneliti harus menguraikan
konsep atau variabel peneliti- annya secara lebih perinci. Tidak hanya
mendefinisikan variabel tadi, tetapi juga menjelaskan keterkaitan di antara variabel
tadi. Dalam menguraikan kerangka pikirannya, peneliti tidak sekadar memfokus- kan
pada variabel penelitiannya saja tetapi juga harus menghubung- kan konsep
penelitian dalam kerangka yang lebih luas lagi. Misalnya jika peneliti ingin
mengetahui apakah ada korelasi antara motivasi dan kepuasan kerja, maka peneliti
menguraikan apa itu motivasi, apa itu kepuasan kerja, bagaimana hubungan di
antara kedua variabel itu, lalu bagaimana keterkaitannya dengan organisasi secara
menyeluruh.

Kerangka konsep digunakan pada semua tahapan dari research project. Tahap
pertama penggunaannya adalah untuk memilih teori atau model yang digunakan
yang cocok dengan research question. Contoh dalam keperawatan: jika klien dari
berbeda budaya yang dilibatkan, maka teori transculture of nursing dapat digunakan.
Jika stressor yang diteliti, maka Neuman Systems Model dapat digunakan Jika
Independence adalah sebuah major concept, maka Orem Self-Care Defisit Nursing
Theory dapat digunakan Jadi dalam hal ini, sebaiknya diperhatikan dengan baik
hubungan antara research question dengan theoretical framework. Semestinya
dapat dipastikan bahwa pertanyaan penelitian cocok dengan kerangka konsep.
Selanjutnya buat hipotesis, definisi variabel yang didapatkan dari konsep teori. Hal
ini juga membantu kita untuk menemukan atau memasukkan fiteratur yang tepat
untuk penelitian ini, serta menghilangkan literatur yang tidak perlu dimasukkan
(Taylor and Kermode, 2006).

Kerangka pemikiran merupakan proses memilih aspek-aspek dalam tinjauan teori


yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dibuat dalam bentuk bagan
merupakan satu rangkaian konsep dasar secara sistematis menggambarkan
variabel dan hubungan antar variabel. Sebagai rangkaian penalaran berdasarkan
premis-premis teori yang relevan hingga menuju simpulan dan berakhir pada
hipotesis yang akan diuji secara empiris.

Jenis penelitian
jenis metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, penelitian
korelasi, dan penelitian eksperimen, mengacu pada pendapat Hamdani (2010). 1.
Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan
uraian tentang permasalahan atau suatu keadaan tertentu tanpa ada perlakuan
terhadap objek yang diteliti. Uraian dilakukan untuk setiap variabel secara
bergantian. Jenis ini tidak dapat digunakan untuk analisis hubungan atau sebab-
akibat antarvariabel.
2. Penelitian Korelasi Penelitian korelasi adalah penelitian yang menunjukkan
hubungan antarvariabel tanpa memberikan perlakuan terhadap variabel tersebut.
Dikenal dua macam variabel, yaitu variabel prediksi dan variabel kriteria. Variabel
prediksi adalah variabel yang digunakan untuk mempredíksi perubahan pada
variabel yang lain. Variabel kriteria adalah variabel yang berubah sesuai dengan
perubahan variabel prediksi.
3. Penelitian Eksperimen Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan
untuk mengetahui hubungan dan/atau pengaruh (kausal) dari perlakuan objek
tertentu yang diteliti. Dikenal tiga macam variabel, yaitu variabel bebas
(independent), variabel terikat (dependen), dan variabel perancu (confounding).
4. Penelitian Kuantitatif Ketiga jenis penelitian di atas, deskritif, korelational, dan
eksperimen dapat dilakukan secara kuantitatif, kualitatif, atau campuran antara
kuantitatif dan kualitatif. Pada prinsipnya penelitian kuantitatif dilakukan untuk
mendapatkan data atau fakta yang dapat digunakan agar mendapatkan kepastian
dan kecermatan jawaban atas pertanyaan penelitian.
5. Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatíf tidak dimaksudkan untuk mengadakan
berbagai perhitungan secara kuantitas. Misal perhitungan persentase, rata-rata, dan
parameter kuantatif lainnya. Data yang diperoleh bersifat deskriptif berupa kata-kata
tertulis/lisan dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kuantitatif menekankan
pada pencarian makna dan proses, bukan pada pengukuran atau pengujian yang
kaku (Upe dan Damsid, 2010).
6. Penelitian Campuran (Metode Ganda/Mixed Research) Penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh
karena itu, beberapa ahli menyarankan agar kedua pendekatan tersebut digabung
ataudilakukan bersamaan. Suatu kegiatan penelitian kadang memiliki aspek tertentu
yang kuantitatif sifatnya dan aspek lain yang kualitatif sifatnya. Penelițian campuran
ini sering menggabungkan berbagai disiplin ilmu, teori, pendekatan, peneliti, teknik
pengumpulan, analisis data.

Penelitian dapat diklasifikasikan dalam berbagai sudut pandang. Jenis penelitian


apat dillihat dari sudut pandang jenis dan analisis data, penggunaan hasil/manfaat,
tujuannya, Bidang limu, tempat penelitian, pendekatan waktu, taraf Penelitian,
pendekatan, pradigma, sumber data, sifat dan tekniknya. Jenis penelitian yang
umum digunakan dalam penelitian pendidikan adalah: 1. Deskriptif Jenis penelitian
ini biasanya digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian tertentu yang
menganalisis pervariabel. Jenis penelitian ini dapat digunakan dalam kedua bentuk
data penelitian menggambarkan hasil belajar peserta didik. 2. Eksploratif Jenis
penelitian ini digunakan dalam penelitian kualitatif dan tidak dapat digunakan dalam
penelitian kuantitatif, Jenis penelitian ekploratif adalah jenis penelitian yang akan
mengkaji dan menggali informasi secara mendalam untuk menemukan fenomena-
fenomena yang baru 3. Verifikatife Jenis penelitian verifikatif adalah jenis penelitian
yang akan mengkaji ulang teori-teori yang telah ada untuk mencari kebenaran
daripada suatu teori tersebut yakni kuantitatif dan kualitatif.

Penelitian ilmniah itu bermacam-macam jenis. Jenis penelitian ini di bagi kedalam
beberapa macam berdasarkan perspektif yang berbeda, ada yang ditinjau đari
aspek tujuan, proses, logika penelitian atau hasil yang diharapkan. Berdasarkan
tujuannya menurut Hussey and Hussey dalam Hermawan (2006:16) penclitian dapat
dikelompokkan ke dalam (1) pencliian Eksploratif : (2) penclitian Deskriptif : (3)
penelitian Analitik dan 4) Penclitian Prediktif.

Secara teknis, perbedaan kedua jenis penelitian ini terletak pada tingkat
permasalahan (matter of degree) daripada substansinya itu sendiri. Penelitian
Dasar. Penelitian dasar yang sering disebut sebagai basic résearch atau pure
research dilakukan untuk memperluas batas-ba- tas ilmu pengetahuan. Penelitian
dasar ini tidak ditujukan secara langsung untuk mendapatkan pemecahan bagi suatu
permasalah- an khusus. Penelitian dasar dilakukan untuk memverifikasi teori a, yang
telah ada atau mengetahui lebih jauh tentang sebuah konsep. Hal pertama yang
harus dilakukan dalam penelitian dasar adalah pengujian konsep atau hipotesis awal
dan kemudian pembuatan kajian lebih dalam serta kesimpulan tentang fenomena
yang di- amati. Penelitian dasar dibedakan atas pendekatan yang diguna- kan dalam
pengembangan teori yaitu: 1. Penelitian deduktif, yaitu penelitian yang bertujuan
menguji teori pada keadaan tertentu. 2. Penelitian induktif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengembangkan (generating) teori atau hipotesis melalui
pengungkapan fakta.
b. Penelitian Terapan. Penelitian terapan berbeda dengan penelitian dasar.
Penelitian terapan dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang permasalahan
yang khusus atau untuk membuat kepu- tusan tentang suatu tindakan atau
kebijakan khusus. Penggunaan metode ilmiah dalam penelitian terapan menjamin
objektivitas dalam mengumpulkan fakta dan menguji ide kreatif bagi alterna- tif
strategi bisnis. Penelițian terapan dibedakan atas: 1. Penelitian evaluasi, yaitu
penelitian yang diharapkan dapat memberi masukan atau mendukung pengambilan
keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan. 2. Penelitian
dan pengembangan, yaitu penelitian yang bertu- juan untuk mengembangkan
produk

Menurut Margono (2007) penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan,


dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan
fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian
baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Berdasarkan pengertian tersebut,
maka ketika seseorang melakukan penelitian memerlukan bentuk atau jenis
penelitian tertentu yang sesuai dengan bidang penelitian yang dilakukannya.
Arikunto (2010) merinci ragam atau jenis penelitian menurut berbagai kategorinya itu
sebagai berikut: 1. Penelitian Ditinjau dari Tujuan Penelitian ditinjau dari tujuan
meliputi penelitian eksplanatif, penelitiań pengembangan dan penelitian verifikasi. 2.
Penelitian Ditinjau dari Pendekatan Penelitian ditinjau dari pendekatan meliputi
pendekatan longitudinal (pende-katan bujur) dan pendekatan cross section
(pendekatan silang). Penelitian dengan pendekatan longitudinal (pendekatan bujur)
adalah penelitian yang meneliti perkembangan sesuatu aspek atau ssuatu hal dalam
seluruh periode waktu, atau tahapan perkembangan yang cukup panjang. Penelitian
dengan pendekatan cross section adalah penelitian dalam satu tahapan atau satu
periode waktu, hanya meneliti perkembangan dalam tahapan-tahapan tertentu saja.
Contoh penelitian dengan pendekatan longitudinal adalah perkembangan
kemampuan berbicara sejak bayi sampai dengan usia delapan tahun, sedangkan
contoh penelitian dengan pendekatan cross section adalah perkembangan
kemampuan berbicara masa bayi. 3. Penelitian Ditinjau dari Bidang lmu Penelitian
ditinjau dari bidang ilmu disesuaikan dengan jenis spesialisasi dan interest. Ragam
penelitian ini antara lain penelitian di bidang pendidikan, kedokteran, perbankan,
keolahragaan, ruang angkasa, pertanian, dan sebagainya. 4. Penelitian Ditinjau dari
Tempatnya Penelitian ditinjau dari tempatnya meliputi penelitian di laboraturium,
penelitian di perpustakaan dan penelitian di lapangan (kancah). Penelitian Ditinjau
dari Hadirnya Variabel 5. Penelitian ditinjau dari hadirnya variabel meliputi penelitian
variabel masa lalu, sekarang dan penelitian variabel masa yang akan datang.
Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan variabel masa lalu
dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif. Penelitian yang dilakukan
terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.
6. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Penelitian kuantitatif menekankan pada
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas
desain penelitian kuantitatif menurut Sukmadinata (2009) dilakukan dengan
menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.
Metode penelitian yang tergolong ke dalam penelitian kuantitatif bersifat
noneksperimental adalah deskriptif, survai, expostfacto, komparatif, korelasional.

Pendekatan Penelitian
Penelitian Berdasarkan Pendekatan yang Dipakai Berdasarkan pendekatän yang
dipakai, penelitian dapat dibedakan menjadi penclitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Masing-masing pendekatan tersebut memiliki paradigma, asumsi,
karakteristik sendiri- sendiri. Kedua pendekatan penetitian tersebut dapat dilakukan
dengan cara simultan dan saling mengisi sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat
diwujudkan proses penelitian yang komprehensif.

Dalam penelitian kesehatan yang bersifat kuantitatif sering digunakan epidemiologi


dan statistik, sedangkan Sosiologi dan Antropologi yang bersifat kualitatif digunakan
dalam batás tertentu. Berikut ini dibahas perbedaan antara Sosiologi dan
Antropologi. Antropologi berperan untuk mendeskripsikan, menginventrisasikan, dan
mengklasifikasikan masyarakatyang arkhais (sistem tertutup), dalam hal ini
Antropologi mempelajari aturan-aturan kelakukan, norma-norma, dan nilai- nilai dari
kelompok masyarakat tersebut dengan cara berhadapan muka dengan pendekatan
holistik, yaitu suatu pendekatan yang melihat segala sesuatu secara menyeluruh.
Dalam pelay anan kesehatan, Antropologi mempelajari misalny a kenapa orang sakit
barlaku lebih banyak menggunakan dukun daripada Puskesmas, norma-norma apa
yang ada dalam masy arakat sehingga mereka lebih senang mendapat pertolongan
pengobatan itu dari dukun, dan pelayanan mana yang lebih hernilai tinggi dalam
masy arakat, apakah pelayanan kuratif atmu pengobatan, preventif seperti
imunisasi, atau promotif seperti perbaikan gizi ibu hamil dalam pelayanan
kesejahteraan ibu dan anak (KIA). Bila ahli Antropologi atau antropolog mempelajari
masy arakat arkhais dengan cara holistik, ahli Sosiologi atau sosiolog menganggap
bahwa masyarakat arkhais makin lama makin lenyap, sedangkan peranan sosial
dan pola-pola interaksi dalam masyarakat yang bersangkutan akan berubah
sehingga makin lama pendekatan holistik makin tidak mendapat pasaran.
Pendekatan holistik dengan cara berhadapan muka itu merupakan pendekatan
kualitatif dengan menggunakan teknik observasi, observasi partisipasi. wawancara
bebas, dan wawancara berfokus Para sosiolog menganggap bahwa validitas dan
reliabilitas dari teknik tersebut tidak terjamin.

Dalam membicarakan berbagai pendekatan dasar, penulis mencoba


mengelompokkannya menjadi tiga pendekatan sesuai dengan periodenya, artinya
pendekatan yang lebih akhir menunjukkan lebih baru ditinjau dari segi waktunya.
Ketiga pendekatan tersebut adalah (Heijrachman dan Husnan, 1992: 11-6): a.
Pendekatan Mekanis Perkembangan industri dengan penerapan mesin-mesin dan
alar elekronika pada bidang produksi, telah membawa kemajuan yang sangat pesat
dalam efisiensi kerja. Selama lebih dari seabad para: manajet telah menerapkan
berbagai prinsip seperti, pemindahan pekerjaan dari manusia kepada mesin, prinsip
saling dipertukarkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain,
pesialisasi pada mesin-mesin, peralatan, tata letak dan pabrik pada umamnya.
Berbagai prinsip ini telah menunjukkan keberhasilannya dengan semakin
meningkatnya outpur produksi. Karena itu tidak- lah mengherankan jika kemudian
dicoba melakukan pendekatan yang sama yaitu dengan pendekatan mekanis
terhadap tenaga kerja, Jika mesin-mesin dapat dibuat lebih produktif dengan
nclakukan spesialisasi yang ekstrem. maka hendaknya had yang suma juga berlaku
bagi manusia. Pekerjaan-pekerjaan tersebut hen- daknya disederhanakan
schinggabagi karyawan cukup menjalankan sehagian kecil pekerjaan saja, yang
hanya memerlukan gerakan-gerakan yang sederhana. Karena karyawan adalah
manusia, maka pendekatan ini menimbulkan masalah manajemen yaitu masalah
personalia ancara lain: Pengangguran teknologis Berkurangnya keamanan
ekonomis Timbul organisasi buruh Berkurangnya motivasi dalam bekerja b.
Pendekatan Paternalisme Pendekatan ini menganggap bahwa manajemen adalah
sebagai ayah dan bersikap melindungi para karyawan. Sikap yang dingin dan
impersonal terhadap para karyawan (sebagaimana dalam pendekatan mekanis)
mulai ditinggalkan dan diganti oleh sikap yang personel bahkan kadang-kadang
supersonal terhadap para karyawan. 1) Pendekatan Sistem Sosial Pendekatan ini
memandang bahwa organisasi atau perusahaan adalah merupakan suatu sistem
yang kompleks dan beroperasi dalam lingkungan yang kompleks serta hal ini dapat
discbut sebagai sistem yang ada di luar. Manajer mengakui bahwa sistem yang ada
di dalam perusahaan tidak dapat ditutup dan diarahkan secara mekanis. Berbagai
pilihan tersedia bagi me- ada di dalam perusahaan maupun yang ada di luar reka
yang perusahaan dengan bantuan-banruan satuan-satuan ckstern seperti serikat
buruh, pemerintah dan berbagai kelompok ma- syarakat.

Berbagai pendekatan dalam manajemen sumber daya manusia yaitu (Handoko,


1998: 10-11):
Pendekatan Sumber daya manusia Manajemen sumber daya manusia adalah
pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya manusia. Martabat dan kepentingan
hidup manusia hendaknya tidak diabaikan agar kehidupan mereka layak dan
sederhana. Pendekatan Sistem Manajemen sumber daya manusia adalah suaru
subsistem dari sistem yang lebih besar yaitu organisasi. Oleh karena itu manajemen
sumber daya manusia harus dievaluasi dengan kriteria besarnya kontribusi yang
dibuat untuk organisasi. Dalam praktiknya manajemen sumber daya manusia harus
menyadari bahwa model manajemen sum- ber daya manusia adalah suatu sistem
yang terbuka dan rerdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Masing-
masing bagian saling mempengaruhi dan dipenga- ruhi oleh lingkungan eksternal.
2) Pendekatan Manajerial Manajemen sumber daya manusia adalah tanggung
jawab setiap manajer. Departemen sumber daya manusia hanya me- nyediakan dan
memberikan jasa atau pelayanan bagi depar- temen lain. Olch karena itu, analisis
akhir terhadap prestasi kerja dan kehidupan kerja setiap karyawan tergantung pada
atasan langsungnya. 3) Pendekatan Proakcif Manajemen sumber daya manusia
dapat meningkatkan kon- tribusinya kepada para karyawan, manajer dan organisasi
melahui anrisipasinya rerhadap masalah-masalah yang akan timbul. Jika tidak,
upaya-upaya reaktif perlu diambil dan ini berarti pemecahan masalah-masalah
menjadi lebih sulit dan perusahaan bisa kchilangan berbagai kesempatan.

Menurut Creswell (2005) (dalam Cottrell and McKenzie, 2010), mengidentifikasi tiga
cara dalam mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam mixed
method design yaitu: a. Explanatory mixed method design Pada tahap pertama
peneliti mengumpulkan data kuantitatif, selanjutnya berdasarkan hasil kuantitatif
tersebut, pada tahap kedua mengumpulkan data kualitatif untuk dapat memberikan
pemahaman mendalam. b. Tri angulation mixed method design Melalui cara ini,
kedua data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan pada waktu yang sama dan
hasilnya diuji secara simultan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap
initial research question. C. Community-based participatory research (CBPR) CBPR
merupakan sebuah pendekatan penelitian mixed method untuk meneliti hal-hal yang
ingin dicapai di masyarakat dan kesehatan komunitas serta biasanya menggunakan
strategi pendekatan pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini,
peneliti bekerja dengan melibatkan kolaborasi dengan community stakeholders
untuk merencanakan dan melaksanakan penelitian menghasilkan action plans for
community improvement. Penelitian ini hampir sama dengan participatory action
research (PAR) yang telah digunakan pada educational settings dan fokus pada
peningkatan the quality people's organizations, communities, and family lives.

POPULASI
Populasi penelitian dapat juga diartikan sebagai sekelompok penduduk dari mana
sampel ditarik. Populasi penelitian terdiri atas sejumlah unit penelitian. Dengan
demikian, sampel adalah sebagian unit penelitian y ang ada dalam populasi
penelitian. Pengambilan sampel adalah proses pemilihan sejumlah unit penelitian
dari populası penelitian.
Sampling atau penarikan sampel diperlukan sebagai representasi populasi yang
diteliti. Suatu populasi bisa merupakan populasi hingga atau populasi tak hingga.
Populasi hingga adalah populasi yang banyaknya anggota hingga, sedangkan
populasi yang banyaknya anggota tak hingga dinamakan populasi tak hingga. Jika
sampel yang diambil tidak merepresentasikan populasi, maka kesimpulan yang
dibuat tidak sahih. Prosedur sampling bisa random atau tidak random. Random
sampling dilakukan dengan pemilihan sampel yang secara acak dari suatu populasi.
Setiap anggotanya memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Pengambilan sampel ini tidak bersifat insidental. Untuk pengambilan random
sampling dapat dilakukan undian, ordinal (berdasarkan kelipatan nomor) atau tabel
(dengan bantuan tabel random). Random sampling dibedakan lagi menjadi simple
random sampling, stratified random sampling (acak berlapis), dan cluster random
sampling (acak klaster). Nonrandom sampling dilakukan bila proses pemilihan
sampel terjadi pada populasi yang tidak semua anggotanya memiliki peluang yang
sama.

Berdasarkan kamus bahasa Indonesia bahwa kata populasi memiliki lebih dari satu
makna yakni 1. seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah; 2 jumlah orang
atau pribadi yang mempunyai ciri-ciri yang sama; 3 jumlah penghuni, baik manusia
maupun makhluk hidup lainnya pada suatu satuan ruang tertentu; 4 sekelompok
orang, benda, atau hai yang menjadi sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan
yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain,
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Misalnya penelitian dilaksanakan di SMAN1 pada siswa kelas IX, maka yang
menjadi populasi dalam penelitian tersebut adalah semua siswa kelas IX di SMA 1,
Lain halnya populasi dalam penelitian kesehatan misalnya penelitian akan meneliti
tentang kejadian preaklamsia bagi ibu hamil, yang menjadi populasi dalam penelitian
tersebut adalah seluruh wanita hamil sebab penelitian kesehatan selalu
membandingkan outcame terpapar dan outcame yang tidak terpapar untuk dikaji
expesure kedua populasi tersebut maka populasi dibagi menjadi dua yakni ibu hamil
yang preaklamsia dengan dengan ibu hamil yang tidak preaklamsia. Berdasarkan
uraian di atas, maka dapatlah dipahami bahwa Populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam sebuah ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Populasi berhubungan dengan data bukan dengan manusianya. Populasi juga dapat
diartikan sebagai keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa yang menjadi sumber data
yang memlikikaraktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Bahkan satu orangpun
bisa digunakan sebagai populasi, karena satu orang tersebut memiliki berbagai
karakteristik, misalnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain
sebagainya. 2. Klasifikasi Populasi Populasi merupakan hal yang sangat penting
dalam penelitian. Pada hakikatnya klasifikasi Populasi hanya dibagi menjadi dua
bagian yakni populasi dinamis dan populasi Statis. Klasifikasi populasi memiliki
perbedaan antara penelitian kesehatan dengan penelitian pendidikan. Penelitian
kesehatan lebih dominan menggunakan populasi dinamis sedangkan penelitian
pendidikan lumum lebih dominan menggunakan populasi statis. a. Populasi Dinamis
biasa juga disebut Populasi tak hingga yakni populasi dikatakan tak hingga bilamana
anggota populasinya tidak dapat diperkirakan atau tidak dapat diketahui jumlahnya,
dengan kata lain, batas-batasnya tidak dapat ditentukan secara kuantitatif, populasi
yang memiliki jumlah berubah-ubah sesuai dengan berjalannya waktu. Dalam
keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya dapat digambarkan suatu
jumlah objek secara kualitas dengan karakteriştik yang bersifat umum yaitu orang-
orang, dahulu, sekarang dan yang akan menjadi guru. populasi seperti ini disebut
juga parameter Populasi Dinamis, misalnya 1) Air di lautan 2) Banyaknya pasir yang
ada di Pantai Pangandaran.
d. Populasi sasaran, Objek penelitian yang menjadi sasaran penelitian artinya
langsung pada objek penelitian Contoh: yang menjadi populasi langsung menjadi
sampel dalam penelitian maka seluruh PNS/bidan atau ibu hamil adalah populasi
sasaran Contoh judul Pengaruh Mutu Pelayanan administrasi terhadap tingkat
kepuasan bidan di klinik ANC di Rumah sakit Sayang rakyat Maka populasinya
adalah seluruh Bidan akan menjadi objek penelitiannya e. Populasi terbatas atau
populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas
karena memilki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru SMA
pada awal tahun 1985. dengan karakteristik; masa kerja 2 tahun, lulusan program
Strata 1, dan lain-lain. I. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni
populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat
dinyalakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif.

Pengertian Populasi Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri


dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Itulah definisi
populasi dalam penelitian. Populasi di sini maksudnya bukan hanya orang atau
makhluk hidup, akan tetapi juga benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga
bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari,
akan tetapi meliputi semua karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek atau
subyek tersebut. Bahkan satu orangpun bisa digunakan sebagai populasi, karena
satu orang tersebut memiliki berbagai karakteristik, misalnya seperti gaya bicara,
disiplin, pribadi, hobi, dan lain sebagainya.

Ada banyak sekali pengertian dari populasi, berikut beberapa pendapat para ahli
tentang pengertian dari populasi. a. Ismiyanto: populasi adalah keseluruhan subjek
atau totalitas subjek penelitian yang dapat berupa; orang, benda, suatu hal yang di
dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) penelitian. b.
Arikunto: Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila ang ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah, penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi. c. Sugiyono: Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas, obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari
sekian pendapat para ahli dapat kita simpulkan bahwa populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Yang dimaksud dengan populasi di sini ialah tidak hanya
terpaku pada makhluk hidup, akan tetapi juga semua obyek penelitian yang dapat
diteliti. Populasi tak hanya meliputi jumlah obyek yang ditelitii, akan tetapi meliputi
semua karakteristik serta sifat- sifat yang dimiliki obyek tersebut.

SAMPEL
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur
tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari seluruh adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan
waktu, maka oleh ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan yang sebab itu peneliti
dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang akan diambil dari
populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat mewakili.

menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut : a Arikunto: sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian
dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. b. Sudjana &
Ibrahim: menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang
memiliki sifat yang sama dengan populasi!

Sampel adalah sebagian unit penelitian yang ada dalam populasi penelitian.
Pengambilan sampel adalah proses pemilihan sejumlah unit penelitian dan populasi
penelitian

Sampel adalah bagian dari elemen populasi yang di hasilkan dari strategi sampling.
Idealnya sampel yang di ambil adalah sampel yang mewakili populasi.

Sampel adalah bagian dari populasi yang di harapkan hasil yang telah diperoleh
akan memberikan kesimpulan dan gambaran yang sesuai dengan karakteristik
populasi. Jadi kesimpulan dari penelitian sampel dapat di generalisasikan

Jenis dan Sumber data

8. Jenis Penelitian berdasarkan sumber data a) Jenis penelitian data primer Jenis
penelitian data primer adalah jenis penelitian yang bentuk datanya dalam bentuk
verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak gerik atau perilaku yang
dilakukan oleh subjek (informan) yang dapat dipercaya. (Suharsimi Arikunto, 2013:
22) Atau dengan kata lain data primer merupakan data yang diperoleh langsung
pada subjek tanpa dipengaruhi dengan pihak ke tiga b) Jenis penelitian data
sekunder Jenis penelitian data primer merupakan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen grafis. foto-foto, film. rekaman video, benda-benda, rekaman
medik dan lain-lain dapat 2013. 15) Atau dengan kata lain data sekunder merupakan
data yang diperoleh yang memperkaya data primer. (Suharsimi Arikunto, yang
dipengaruhi oleh pihak ke tiga.
Data bisa merupakan jam kerja bagi karyawan perusahaan. Data ini kemudian perlu
diproses dan diubah menjadi informasi. Jika jam kerja setiap karyawan kemudian
dikalikan dengan nilai per-jam, maka akan dihasilkan suatu nilai tertentu. Jika
gambaran penghasilan setiap karyawan kemudian dijumlahkan, akan menghasilkan
rekapitulasi gaji yang harus dibayar oleh perusahaan. Penggajian merupakan
informasi bagi pemilik perusahaan. Informasi merupakan hasil proses dari data yang
ada, atau bisa diartikan sebagai data yang mempunyai arti. Informasi akan
membuka segala sesuatu yang belum diketahui. 1. Data Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain
observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion- FGD) dan
penyebaran kuesioner. b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan
kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat
Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Pemahaman terhadap kedua
jenis data di atas diperlukan sebagai landasan dalam menentukan teknik serta
langkah- langkah pengumpulan data penelitian. Data Berdasarkan Sifatnya 2.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis
yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang
berbentuk angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara
mendapatkannya yaitu data diskrit dan data kontinum.

Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data nominal, data ordinal, data
interval dan data rasio. a. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang berbentuk
kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai
macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi
terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau
rekaman video. b. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk
angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah
atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan maternatika atau statistika.

Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat


dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut: 1) Data diskrit adalah data
dalam. bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang. Contoh
data diskrit
2) Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau
pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum

memiliki sifat berbeda yaitu: 1) Data nominal Sering disebut juga data kategori yaitu
data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu.
Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data
nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak memiliki
urutan atau makna matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. sampai tertinggi
atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus
sama. 2) Data ordinal Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau
kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data
ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah
sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang
yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki
sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan
menggunakan fungsi pembeda yaitu ">" dan ". Walaupun data ordinal dapat disusun
dalam suatu urutan, namun belum dapat ilakukan operasi matematika
3) Data Interval Data interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan
atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data
ordinal. Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah
memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama
antara data yang telah diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data
interval dapat dilakukan matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, - ).
4)Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data
nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk
angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut
(mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi matematik ( + , - , x, :
).

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL


Pengambilan Sampel dalam Metode Kuantitatif Pada metode penelitian kuantitatif,
biasanya diperlukan informasi yang mewakili seluruh populasi yang diteliti, namun
tidak mungkin meneliti seluruh populasi itu karena memerlukan waktu yang lama,
kegiatan yang banyak dan tentu menghabiskan uang yang banyak. Karena itu
diperlukan pengambilan sampel yang representatif, yaitu sampel yang menghasilkan
informasi, mewakili scluruh informasi dalam populasi Dalam istilah statistik, sampel
yang representatif discbut probability samples, sedangkan sampel yang tidak
representatif disebut non-probbality samples. Dalam probability samples, setiap Unit
Penelitian yang termasuk dalam Populasi Penelitian mendapat kesempatan yang
sama untuk dipilih masuk ke dalàm Sampel Ada banyak prosedur untuk
melaksanakan probability sampling, antara lain yang pada umumnya digunakan
adalah sebagai berikut a. Pemilihan Sampel Secara Random Sederhana (Simple
Random Sampling) Dalam prosedur ini, masing-masing unit penelitian dari populasi
penelitian yang besar disusun dalam kerangka sampel Dengan menggunakan tabel
random atau teknik lotre dipilih semua unit populasi yang sesuai dengan perhitungan
ukuran sampel, Penggunaan prosedur ini mengalami kesulitan, bila dilakukan
pengambilan sampel dalam populasi yang besar seperti di tingkat kabupaten,
provinsi, dan lain-lain. Karena itu biasanya digunakan cara pemilihan sampel yang
lebih mudah y aitu pemilihan sampel secara sistematis. b. Pemilihan Sampel Secara
Sistematis (Systematic Random Sampling) Prosedur ini lebih mudah dilaksanakan
dari pada simple randomn sampling. Dengan prosedur ini disusun pula kerangka
sampel yang terdiri atas unit penelitian dengan nomor urut tertentu. Misalnya jumlah
pupulasi 50.000, maka kerangka sampel dimulai dengan nomor 00001 sampai
dengan 50 000. Bila ukuran sampel (sample size) adalah 1000; ini berarti bahwa ada
1000 unit sampel. Dengan data ini dapat dihitung Sampling Fraction yaitu 50
000/1000 = 50. Kemudian dengan menggunakan Buku Random hanya ditentukan 1
nomor, misalnya ditemukan nomor 00051. Nomor unit sampel berikutnya
ditambahkan 50 menjadi 00101, lalu selanjutnya 00151, 00201 lalu melewati 50000
sampai 00001, sehingga akhirnya didapatkan ukuran sampel 1000. Kelemahan dari
prosedur ini adalah cyclic, misalnya pada setiap kelipatan 50 ditemukan unit sampel
dengan karakteristik yang sama, jadi ditemukan informasi sehingga karakteristik
yang ditemukan tidak mewakili seluruh karakteristik dari populasi
c. Pengambilan Sampel Terstratifikasi (Stratified Sampling) Dua prosedur pemilihan
sampel tersebut di atas tidak menjamin bahwa proporsi individu dengan karakteristik
tertenttu dalam sampel sama dengan proporsi dalam seluruh populasi. Karena itu
penting untuk mendapatkan sampel termasuk kelompok representatif dari unit
penelitian dengan karakteristik khusus (misalnya tempat tinggal kota atau desa,
kelompok umur dan Jain-lain) Dalam hal ini, kerangka sampel dibagi menurut
kelompok atau strata menurut karakteristik tersebut. Pelaksanaan simple atau
systematic random sampling, dilakukan pada masing-masing kerangka sampel dari
strata. Stratified sampling, hanya mungkin dilakukan kalau kita mengetahui berapa
proporsi dari populasi penelitian untuk masing-masing kelompok karakteristik untuk
mana peneliti tertarik. Keuntungan dari stratified sampling adalah peneliti dapat
mengambil sampel yang besar dari kelompok yang kecil dalam populasi penelitian.

Sampling atau penarikan sampel diperlukan sebagai representasi populasi yang


diteliti. Suatu populasi bisa merupakan populasi hingga atau populasi tak hingga.
Populasi hingga adalah populasi yang banyaknya anggota hingga, sedangkan
populasi yang banyaknya anggota tak hingga dinamakan populasi tak hingga. Jika
sampel yang diambil tidak merepresentasikan populasi, maka kesimpulan yang
dibuat tidak sahih. Prosedur sampling bisa random atau tidak random. Random
sampling dilakukan dengan pemilihan sampel yang secara acak dari suatu populasi.
Setiap anggotanya memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Pengambilan sampel ini tidak bersifat insidental. Untuk pengambilan random
sampling dapat dilakukan undian, ordinal (berdasarkan kelipatan nomor) atau tabel
(dengan bantuan tabel random). Random sampling dibedakan lagi menjadi simple
random sampling, stratified random sampling (acak berlapis), dan cluster random
sampting (acak klaster). Nonrandom sampling dilakukan bila proses pemilihan
sampel terjadi pada populasi yang tidak semua anggotanya memiliki peluang yang
sama.

Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik, antara lain adalah


conwenience sampling, purposive sampling, quola sampling, smou ball sampling (1).
Sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan (Convenience Sampling)
Dalam memilih sampel, peneliti tidakmempunyai pertimbangan lain kecuali
berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan
orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu
ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling-tidak disengaja –
atau juga captive sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika
dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian
lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian
yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif, (2). Sampel
Tujuan Tertentu (Puposice Sampling) Sesuai dengan namanya, sampel diambil
dengan maksud atau tujuan tertentu., Sescorang atau sesuatu diambil sebagai
sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut
memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal
dengan nama judgement dan quota sampling
(a) Dipilih (Judgnuent Sampling Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti
bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel
penelitiannya. Misalnya untuk memperoleh data tentang bagaimana satu
proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer
produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi.
Jadi, judment sampling umunmnya memilih sesuatu atau sescorang menjadi
sampel karena mereka mempunyai "information rich", Dalam program
pengembangan produk (product devetopment), biasanya yang dijadikan
sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau
karyawan sendiri tidak' puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan,
maka jangan terlalu berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik.
Cooper dan Emory1992). (b) Penentuan Jumlah (Quota Sampling) Teknik
sampel ini adalah bentuk dari sampel di stratifikasikan secara proposional,
namun idak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Misalnya, di
sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan +40%. Jika
seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis
kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki
(3). Sampel Bola Salja (Snowball Sampling) Cara ini banyak dipakai ketika peneliti
tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua
orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti
menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk
menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Misalnya, seorang
peneliti ingin mengetahui pandangan konsumen terhadap nilai rasa suatu produk,
Pencliti cukup mencari satu orang konsumen pemakai produk dan kemudian
melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada konsumen
tersebut untuk bisa mewawancarai teman konsumen lainnya. Setelah jumlah
konsumen yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa menghentikan
pencarian konsumen lainnya. Hal ini bisa juga dilakukan pada konsumen produk
lainnya atau kelompok konsumen-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup).

Pengambilan sampel pada penelitian kuantitatif dinamakan sampling dan


menggunakan sampling probabiliti artinya semua unit populasi mempunyai peluang
sama untuk diambil sebagai sampel. Untuk populasi yang jumlahnya sedikit, sering
kali semua sampel diambil untuk diteliti. Dalam penelitian, jika seluruh populasi
diambil untuk diteliti karakteristiknya, maka proses pengambilannya dinamakan
sensus. Metode sampling lebih sering digunakan dibanding dengan sensus karena
menghemat biaya, tenaga, waktu, ketelitian, serta untuk melestarikan unit yang
diteliti. Contoh, darah dalam tubuh pasien jika dilakukan sensus akan menyebabkan
kematian. Jika populasi dalam penelitian bersifat homogen, maka digunakan
pengambilan sampel dengan metode sampling acak sederhana atau sampling
sistematik. Jika populasinya dalam penelitian bersifat heterogen, digunakan
sampling acak berstrata. Contoh populasi yang homogen, misalnya, tikus putih
dengan jenis kelamin, umur, dan berat badan yang sama. Contoh populasi yang
heterogen adalah Dosen. Dosen memiliki jabatan fungsional, yaitu Asisten Ahli,
Lektor, Lektor Kepala, dan Profesor. Jabatan fungsional dalam hal imi berperan
sebagai strata. Jika data yang diteliti skalanya rasio atau interval untuk mengetahui
homogen atau heterogen, indikatornya adalah koefisien ragaman. Untuk penelitian
laboratorium, jika koefisien keragamannya maksimal 25% dianggap homogen. Untuk
penelitian lapangan, jika koefisien keragamannya maksimal 40% dianggap
homogen. Koefisien keragaman dihitung dengan rumus simpangan baku dibagi rata-
rata kemudian dikalikan 100%. Jika populasinya berada di wilayah tertentu,
misalnya, kecamatan, kabupaten, atau kota, maka sampling yang digunakan adalah
sampling area.
Penentuan subjek atau informan pada penelitian kualitatif juga sering digunakan
istilah sampling, menggunakan non probabiliti sampling. Pada penelitian kualitatif,
sampling yang sering digunakan adalah sampling purposiv. Sampling purposiv
adalah sampling dengan pertimbangan. Pertimbangannya adalah subjek atau
informan yang diambil benar-benar menguasai tentang hal yang diteliti, mempunyai
waktu luang, dan bersedia menjadi informan. Selanjutnya informan ini akan
menunjuk informan lain dan informan lain' ini menunjuk informan lainnya sampai
jawabannya sama yang artinya sudah jenuh. Dalam penelitian kualitatif, sampling ini
dikenal sampling bola salju dan sampling jenuh. Jika sudah jenuh, maka ia
merupakan terminal penentuan subjek atau informan. Pada penelitian kuantitatif,
terminal penelitian setelah data terkumpul semua sesuai rencana. Metode sampling
lain yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif adalah sampling aksidental,
artinya menentukan subjek atau informan.

Teknik sampling pada dasamya bisa dikelompokkan menjadi 2 (dua) maca yaitu
probability sampling dan non-probability sampling. berikut dibawah ini
penjelasannya: a Probability Sampling Probability sampling adalah suatu teknik
sampling yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, tekhnik ini terdiri atas: 1)
Simple random sampling: dikatakan simple atau sederhana sebab pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata yang
terdapat dalam populasi tersebut. Cara ini dapat lakukan jika anggota populasi
dianggap homogen. 2) Dispropotionate Stratified Random Sampling: Suatu teknik
yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi
kurang proporsional. 3) Proportionate stratified random sampling: salah satu teknik
yang digunakan jika populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen
serta berstrata secara proporsional. 4) Cluster sampling (Area sampling): Teknik
sampling daerah dipakai untuk menentukan sampel jika objek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas, seperti misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi
atau dari suatu kabupaten.
Non probability sampling Non probability sampling adalah teknik yang tidak
memberikan peluang/kesempatan unsur atau b. anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel, teknik ini terdiri atas: 1) Sampling Sistematis: suatu teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. 2) Sampling Kuota: Teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari
populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Seperti
misalnya, jumlah sampel laki-laki sebanyak 70 orang maka sampel perempuan juga
sebanyak 70 orang. 3) Sampling aksidental: Sauatu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat dipakai sebagai sampel, jika dipandang orang yang kebetulan ditemui
itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber data. 4) Purposive Sampling: Suatu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau sleksi khusus. Seperti
misalnya misalnya, kamu meneliti kriminalitas di Kota atau daerah tertentu, maka
kamu mengambil informan yaitu Kapolresta kota atau daerah tersebut, seorang
pelaku kriminal dan seorang korban kriminal yang ada di kota tersebut. 5) Sampling
Jenuh: Suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering sekali dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil atau
sedikit, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang relatif kecil. 6) Smpling Snowball: Teknik penentuan sampel
yang mula- mula jumlahnya kecit atau sedikit, lalu kemudian membėsar.

A. Teknik Pengumpulan Data


kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Menyusun instrumen
adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian, tetapi mengumpulkan data
jauh lebih penting lagi, terutama jika peneliti menggunakan metode yang rawan
terhadap masuknya unsur subjektif peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen
pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai
dengan kegunaannya yaitu pengumpulan variabel yang tepat. Pengumpulan data
dalam penelitian perlu dipantau agar data yang diperoleh dapat terjaga tingkat
validitas dan reliabilitasnya. Walaupun telah menggunakan instrumen yang valid dan
reliabel tetapi jika dalam proses penelitian tidak diperhatikan bisa jadi data yang
terkumpul hanya onggokkan sampah. Peneliti yang memiliki jawaban responden
sesuai keinginannya akan semakin tidak reliabel. Petugas pengumpulan data yang
mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadinya, akan semakin condong (bias) data
yang terkumpul. Oleh karena itu, pengumpul data walaupun tampaknya hanya
sekedar pengumpul data tetapi harus tetap memenuhi persyaratan tertentu yaitu
yang mempunyai keahlian yang cukup untuk melakukannya. Mengumpulkan data
memang pekerjaan yang melelahkan dan sulit. Dalam penelitian sosial, bisa jadi
petugas pengumpul data berjalan dari sekolah ke sekolah dan atau dari rumah ke
rumah mengadakan interviu atau membagi angket. Suatu saat terkadang sangat
mudah menemukan responden tetapi pada saat yang lain sangat sulit sehingga
menimbulkan keputus asaan. Karena itu terkadang pekerjaan pengumpul data
seperti sering diberikan kepada pembantu-pembantu peneliti yunior, sedangkan para
senior cukup membuat desain, meyusun instrumen, mengolah data, dan mengambil
kesimpulan. Seperti sudah dijelaskan, data yang diungkap dalam penelitian dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk
mengukur ada atau tidaknya atau besar kecilnya kemampuan objek yang diteliti,
seringkali menggunakan tes. Perlu kita ketahui, pelaksanaan tes bukan hanya untuk
mengukur kemampuan manusia tetapi tes dapat juga dilakukan untuk mengukur
kemampuan mesin atau perlengkapan lainnya. Juga Bahkan seekor binatang seperti
anjing pelajar perlu juga di-tes. Dari test akan diketahui ada yang memiliki
kemampuan yang rendah dan ada pula yang tinggi. Untuk manusia, instrumen yang
berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian
atau prestasi. Untuk mengukur kemampuan dasar antara lain dengan tes inteligensi
(IQ), tes minat, tes bakat khusus, dan sebagainya. Khusus untuk tes prestasi belajar
yang biasa digunakan di sekolah adalah tes buatan guru dan tes terstandar yang
dibuat oleh tim khusus secara nasional dan internasional 1. Pengumpulan data
melalui Kuesioner atau Angket Sebagian besar penelītian umumnya menggunakan
kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau
angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data.
Prosedur penyusunan kuesioner: a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan
kuesioner. b. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. c.
Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal. d
Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik
analisisnya Penentuan sampel sebagai responden kuesioner perlu mendapat
perhatian pula. Apabila salah menentukan sampel, informasi yang kita butuhkan
barangkali tidak kita peroleh secara maksimal. 2 Pengumpulan data melalui Metode
Interviu Penggunaan metode interviu memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mengumpulkan data. Dibandingkan dengan mengedarkan angket kepada
responden, interviu sangat rumit. Dalam melakukan interviu, penelitiharus
memperhatikan sikap pada waktu datang,
sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran serta keseluruhan
penampilan, akan sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden yang
diterima oleh peneliti. Oteh sebab itu, maka perlu adanya latihan yang intensif bagi
calon interviewer. Secara garis besar ada dua macam pedomnan wawancara yaitu
pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya
memuat garis besar yang akan ditanyakan, Tentu saja kreativitas pewawancara
sangat diperlukan, bahkan hasit wawancara dengan jenis pedoman mi lebih banyak
tergantung dan pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban
responden. Jenis interviu mi cocok untuk penelitian kasus. Dan jenis kedua adalah
pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara
terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan
tanda v (check) pada nomor yang sesuai. Pedoman wawancara yang banyak
digunakan adalah bentuk "semi structured". Dalam hal mi maka mula-mula
interviwer mananyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian
satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan tebih tanjut. Dengan demikian
jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang
lengkap dan mendalam. Pengumpulan data melalui Metode observasi Dalam
menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun
berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
Peranan yang paling penting dalam menggunakan metode observasi adalah
pengamat. Pengamat harus jeli dalam mengamati adalah menatap kejadian, gerak
atau proses. Mengamati bukanlah pekerjaan yang mudah karena manusia banyak
dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan-kecenderungan yang ada padanya.
Padahal hasil pengamatan harus sama, walaupun dilakukan oleh beberapa orang.
Dengan lain perkataan, pengamatan harus objektif Pengumpulan Data melalui
Metode Dokumentaci Tidak kalah penting dan metode-metode fain, adalah metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabet belum berubah.
Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.
Seperti telah dijelaskan, dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti
memegang chek-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila
terdapat/ muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda
check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal- hal yang bersifat bebas
atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat
bebas.

. Instrumen Penelitian

Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian.


Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan.
Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal metode
wawancara yang instrumeninya pedoman wawancara. Metode angket atau
kuesioner, instrumennya berupa angket atau kuesioner. Metode tes, instrumennya
adalah soal tes, tetapi metode observasi, instrumennya bernama chek-list (Black,
2006). Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi, karena
mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang
diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan
sebelumnya oleh peneliti. Dalam hal ini terdapat dua macam alat evaluasi yang
dapat dikembangkan menjadi instrumen penelitian, yaitu tes dan non-tes (Narbuko,
2004). Bentuk Instrumen Tes:

Tes kepribadian atau personality test, digunakan untuk mengungkap kepribadian


seseorang yang menyangkut konsep a. pribadi, kreativitas, disiplin, kemampuan,
bakat khusus, dan sebagainya, Tes bakat atau aptitude test, tes ini digunakan untuk
mengetahui b. bakat seseorang, Tes inteligensi atau intelligence test, dilakukan
untuk memperkirakan tingkat intelektual seseorang, d. Tes sikap atau attitude test,
digunakan untuk mengukur berbagai C. sikap orang dalam menghadapi suatu
kondisi, e. Tes minat atau measures of interest, ditujukan untuk menggali minat
seseorang terhadap sesuatu, f. Tes prestasi atau achievement test, digunakan untuk
mengetahui pencapaian seseorang setelah dia mempelajari sesuatu. Bentuk
instrumen ini dapat dipergunakan salah satunya dalam mengevaluasi kemampuan
hasil belajar siswa sekolah dasar, tentu dengan memperhatikan aspek aspek
mendasar seperti kemampuan dalam pengetahuan, sikap serta di keterampilan yang
dimiliki baik setelah menyelesaikan salah satu materi tertentu atau seluruh materi
yang telah disampaikan. 2 Bentuk Instrumen Angket atau Kuesioner Angket atau
Kuesioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya disebut sesuai dengan
nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan
tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia
alami dan ketahuinya Bentukkuesioneryang dibuat sebagai instrumen sangat
beragam, seperti: Kuesioner terbuka, responden bebas menjawab dengan
kalimatnya sendiri, bentuknya sama dengan kuesioner isian. a. Kuesioner tertutup,
responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, bentuknya sama dengan
kuesíoner pilihan ganda
Kuesioner tidak langsung, responden menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan orang lain e. Check list, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden
tinggal membubuhkan tanda check pada kolom jawaban yang tersedia f Skala
bertingkat, jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan bertingkat, biasanya
menunjukkan skala sikap yang mencakup rentang dari sangat setuju sampai sangat
tidak setuju terhadap pernyataannya. Setelah bentuk kuesioner ditetapkan, langkah
selanjutnya adalah membuat pertanyaan dengan mempertimbangkan jumlah
pertanyaan agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, yang penting disesuaikan
dengan indikator yang ditetapkan. Kemudian tidak menanyakan hal yang tidak perlu
semisal nomor telp responden yang jelas tidak akan di oleh dalam penelitian. Đalam
menata tampilan pada lembar kuesioner, perlu điperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan keindahan, kemudahan mengisi, dan kemudahan memeriksa jawaban. Oleh
karena itu diperlukan kreativitas untuk membuat tampilan kuesioner menjadi enak
dibaca, seperti penggunaan garis-garis dan kotak pada hal- hal yang dianggap
penting, penggunaan warna-warna dan hiasan, serta meletakkan kelompok
pertanyaan tentang identitas pengisi, pengantar, dan pertanyaan inti pada tempat
yang berbeda. Bentuk tes seperti ini dapat saudara laksanakan salah satunya ketika
menyelesaikan tugas akhir terkait dengan bidang garapan ke SD an diantaranya
membuat laporan tugas akhir penyelesaian studi seperti skripsi. 3. Bentuk Instrumen
Interviu Suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh
informasi dari responden dinamakan interviu. Instrumennya dinamakan pedoman
wawancara atau inter view guide. Dalam pelaksanaannya, interviu dapat dilakukan
secara bebas artinya pewawancara bebas' menanyakan apa saja kepada
terwawancara tanpa harus membawa lembar pedomannya. Syarat interviu seperti ini
adalah pewawancara harus tetap mengingat data yang harus terkumpul. Lain halnya
dengan interviu yang bersifat terpimpin, pewawancara berpedoman pada
pertanyaan lengkap dan terperinci, layaknya sebuah kuesioner. Selain itu ada juga
interviu yang bebas terpimpin, dimana pewawancara bebas melakukan interviu
dengan hanya menggunakan pedoman yang memuat garis besarnya saja. interviu
terletak pada keterampilan seorang Kekuatan interviewer dalam melakukan
tugasnya, dia harus membuat suasana yang tenang, nyaman, dan bersahabat agar
sumber data dapat memberikan informasi yang jujur. Si interviewer harus dibuat
terpancing untuk mengeluarkan informasi yang akurat tanpa merasa diminta secara
paksa, ibaratnya informasi keluar seperti air mengalir dengan derasnya. Tes ini
sangat tepat dilakukan oleh peneliti yang ingin mendapatkan informasi terkini terkait
dengan berbagai kejadian, seperti ketika seorang guru sekolah dasar ingin
mendapatkan gambaran menyeluruh tentang keinerja salah seorang guru di sekolah
tertentu, maka lakkukan dengan wawancara diantaranya dengan kepala sekolah,
dengan teman sejawat serta wawancara dilakukan dengan sebagian siswa yang
telah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan guru terkait. 4. Bentuk Instrumen
Observasi Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan
perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk
mendapatkan data. Jadi observasi merupakan pengamatan langsung dengan
pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan pengecapan. menggunakan
penglihatan, penciuman, Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat berupa
pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.
Instrumen observasi yang berupa pedoman pengamatan, biasa
5. Bentuk Instrumen Skala Bertingkat atau Rating Scale Bentuk instrumen dengan
skala bertingkat lebih memüdahkan peneliti untuk mengetahui pendapat responden
lebih mendalam tentang variabel yang diteliti. Rating atau skala bertingkat adalah
suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Yang harus diperhatikan dalam
pembuatan rating scale adalah kehati-hatian dalam membuat skala, agar pernyataan
yang diskalakan mudah diinterpretasi dan responden dapat memberikan jawaban
secara jujur. Untuk mengantisipasi ketidakjujuran jawaban dari responden, maka
perlu diwaspadai beberapa hal yang mempengaruhinya. Menurut Gall, dkk (2003)
faktor yang berpengaruh terhadap ketidakjujuran jawaban responden adalah a)
persahabatan, (b) kecepatan menerka, (c) cepat memutuskan, (d) jawaban kesan
pertama, (e) penampilan instrumen, (f) prasangka, (g) halo effects, (h) kesalahan
pengambilan rata-rata, dan (i) kemurahan hati.

6. Bentuk Instrumen Dokumėntasi Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua


macam yaitu pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori
yang akan dicari datanya, dan check-list yang memuat daftar variabel yang akan
dikumpulkan datanya. Perbedaan antara kedua bentuk instrumen ini terletak pada
intensitas gejala yang diteliti. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup
menuliskan tanda centang dalam kolom gejala, sedangkan pada check-list, peneliti
memberikan tally pada setiap pemunculan gejala (Cooper, dkk, 2002). Instrumen
dokumentasi dikembangkan untuk penelitian dengan menggunakan pendekatan
analisis isi. Selain itu digunakan juga dalam penelitian untuk mencari bukti-bukti
sejarah, landasan hhukum, dan peraturan-peraturan yang pernah berlaku. Subjek
penelitiannya dapat berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian, bahkan benda-benda bersejarah seperti prasasti dan
artefak (Clemmens, 2003).

Analisa Data
A. Penelitian Kuantitatif 1. Pengertian Analisis Data Kata analysis berasal dari
bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata "ana" dan "lysis". Ana artinya atas (above),
lysis artinya memecahkan atau menghancurkan. Agar data bisa dianalisis maka data
tersebut harus dipecah dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut element atau
struktur), kemudian menggabungkannya bersama untuk memperoleh pemahaman
yang baru. Analisa data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian. Hal
ini berdasarkan argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang diperoleh peneliti
bisa diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai dengan kaidah ilmiah. Maka dari itu,
perlu kerja keras, daya kreatifitas dan kemampuan intelektual yang tinggi agar
mendapat hasil yang memuaskan. Analisis data berasal dari hasil pengumpulan
data. Sebab data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang
yang tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak
berbunyi. Oleh karena itu, analisis data di sini berfungsi untuk mamberi arti, makna
dan nilai yang terkandung dalam data itu. Analisis data disebut juga pengolahan
data dan penafsiran data. Analisi data adalah rangkaian kegiatan penelaahan,
pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah
fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam analisis data
adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.
Tujuan analisa menurut Sofian Effendi dalam bukunya Metode Penelitian Survai
adalah menyederhanakan data dalam bentuk
yang lebihmudahdibacadandiinterpretasi. Dalampenelitianstrukturalistik, data yang
berupa kualitatif (kata-kata) dikuantifikasikan terlebih dahulu kemudian dianalisis
secara statistikan bertujuan untuk menjelaskan fenomena, menguji hipotesis kerja
dan mengangkat sebagai temuan berupa verifikasi terhadap teori lama dan teori
baru. Sedangkan dalam penelitian naturalistik data bisa berupa kata-kata maupun
angka. Data yang bersifat kuantitatif (angka) tidak perlu dikualitatifkan terlebih
dahulu dan tidak menguji hipotesis/teori, melainkan untuk mendukung pemahaman
yang dilakukan oleh data kualitatif dan menghasilkan teori baru. 2. Tujuan Analisis
Data Kuantitatif Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat di
balik semua data tersebut, mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu yang
kompak dan mudah dimengerti, serta menemukan pola umum yang timbul dari data
tersebut. Dalam analisis data kuantitatif, apa yang dimaksud dengan mudah
dimengerti dan pola umum itu terwakili dalam bentuk simbol-simbol statistik, yang
dikenal dengan istilah notasi, variasi, dan koefisien. Seperti rata-rata (u miu), jumlah
(E = sigma), taraf signifikansi (a = alpha), koefisien korelasi (p= rho), dan sebagainya
Metode Analisis Data Penelitian Kuantitatif Dalam menganalisa data penelitian
strukturalistik (kuantitatif) hendaknya konsisten dengan paradigma, teori dan metode
yang dipakai dalam penelitian. Ada perbedaan analisa data dalam penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, analisa data yang dilakukan
secara kronologis setelah data selesai dikumpulkan semua dan biasanya diolah dan
dianalisis dengan secara computerized berdasarkan metode analisi data yang telah
ditetapkan dalam desain penelitian. 4. Prinsip-prinsip Analisis Data Dalam proses
menganalisa dataseringkali menggunakan statistika karena memang salah satu
fungsi statistika adalah menyederhanakan data. Proses analisa data tidak hanya
sampai disini. Analisa data belum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Setelah 110 data dianalisa dan diperoleh informasi yang lebih sederhana,
hasil analisa terus harus diinterpetasi untuk mencari makna yang lebih fuas dan
impilkasi hasil-hasil analisa. 5. Proses Analisis Data Penelitian Kuantitatif Dalam
penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari selurub
responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian
kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistic yang digunakan
untuk menganalisis data dalam penelitian, yaitu statistic deskriptif dan statistic
inferensial. Statistic inferensiat meliputi statistik parametris

Anda mungkin juga menyukai