PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi berasal dari kata Latin, yaitu transportare, di mana trans berarti seberang
atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti
mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau suatu tempat ke tempat lainnya.
Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa
barang dan/atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Permasalahan transportasi tidak lepas dari struktur kota yang berkembang. Contoh
permasalahan yang sering dihadapi antara lain adalah kesenjangan supply dan demand
transportasi, kesenjangan suplai secara geografis, peningkatan permintaan yang tidak
diimbangi dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, kehilangan waktu, biaya
transportasi yang mahal, meningkatnya kecelakaan dan dampak lingkungan (kebisingan,
pencemaran, kelangkaan bahan bakar minyak, dan kelangkaan lahan di daerah perkotaan).
Kota Makassar dengan luas wilayah kurang lebih seluas 17.577 hektar (BPS Kota
Makassar, 2014), dan berpenduduk 1,7 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1,68 %
(Disdukcapil Kota Makassar, 2014). Kota Makassar mengalami permasalahan yang sama
dengan kota-kota besar lainnya, yaitu permasalahan transportasi perkotaan. Tingkat
pergerakan kendaraan di Kota Makassar cukup tinggi sehingga menimbulkan kemacetan di
wilayah pusat kota maupun di wilayah pinggiran kota. Kemacetan di Kota Makassar terjadi
pada saat pagi dan sore hari. Kemacetan terjadi akibat pertumbuhan moda transportasi tidak
berbanding lurus dengan pertumbuhan panjang jaringan jalan, dimana pembangunan fisik
jaringan jalan sangat terbatas.
Kemacetan di Kota Makassar tidak terlepas dari tingkat pertumbuhan kendaraan yang
tidak terkendali dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data 2010 jumlah kendaraan yang
beroperasi di Makassar mencapai 843.473 unit. Angka ini tumbuh sekitar 14 persen per tahun
dan tidak seimbang dengan pembangunan infrastuktur transportasi, sehingga memperparah
kondisi traffic di Kota Makassar. Salah satu potensi yang bisa dimanfaatkan untuk memecahkan
persoalan kemacetan yang terjadi di Kota Makassar yaitu memanfaatkan kanal sebagai media
transportasi perkotaan, baik itu sebagai perjalanan untuk kebutuhan seharihari (formal)
maupun kegiatan wisata (nonformal).
Kanal ini berfungsi sebagai drainase perkotaan dan basis utama pengendalian banjir.
Transportasi kanal menjadi salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan kemacetan di
Kota Makassar. Kota Makassar memiliki tiga kanal dengan panjang keseluruhan mencapai
15,11 km. Salah satu di antaranya ialah Kanal Jongaya. Kanal ini dapat dijadikan sebagai
media transportasi air, yakni Kanal Jongaya 7,83 km.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Transportasi kanal?
2. Bagaimana kondisi eksisting kanal Jongaya?
3. Bagaimana minat masyarakat terhadap media Transportasi di kanal Jongaya?
4. Mengapa perlu media transportasi di kanal Jongaya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu transportasi kanal.
2. Untuk mengetahui kondisi eksisting kanal Jongaya.
3. Untuk mengetahui minat masyarakat terhadap media transportasi di kanal Jongaya.
4. Untuk mengetahui perlunya media transportasi di kanal Jongaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Berdasarkan Tamin 2000, ciri-ciri tersebut ialah sebagai berikut: a. Ciri Perjalanan.
Terdapat beberapa faktor yang termasuk ke dalam ciri ini, yaitu : Jarak Perjalanan. Jarak perjalanan
adalah jarak perjalanan yang diukur dari jarak fisik udara, jarak fisik lintasan, dan jarak yang
dihitung dari waktu perjalanan.
Berikut adalah Tujuan Perjalanan. Penduduk di negara berkembang biasanya lebih
memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi ke tempat kerja meskipun lebih mahal karena
alasan ketepatan waktu, kenyamanan, dan faktor lain yang tidak dapat dipenuhi oleh angkutan
umum; dan Waktu Pergerakan. Pemilihan moda didasarkan tergantung pada waktu pergerakan,
misalnya pada malam hari orang cenderung menggunakan kendaraan pribadi karena alasan
keamanan. b. Ciri Pengguna Jalan. Terdapat beberapa faktor yang termasuk ke dalam ciri ini, yaitu:
Penghasilan, penghasilan seseorang yang besar akan memungkinkan pemilikan kendaraan pribadi;
Kepemilikan Kendaraan, ketergantungan seseorang yang besar akan angkutan umum semakin
berkurang jika semakin bayak orang yang memiliki kendaraan pribadi.
Berdasarkan Rancangan Peraturan Wali Kota, sistranas pada tatralok yaitu Peraturan Wali
Kota Makassar tahun 2013 tentang sistem transportasi nasional pada tataran transportasi lokal Kota
Makassar dijelaskan bahwa simpul adalah tempat yang diperuntukkan bagi pergantian antarmoda
dan intermoda yang berupa terminal, stasiun kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan sungai dan
danau dan/atau bandar udara. Selanjutnya dijelaskan bahwa transportasi sungai dan danau yang
dimaksudkan dalam dokumen ini adalah pelayaran di sungai dan danau. Strategi merupakan bagian
dari rencana yang disusun untuk mewujudkan kebijakan yang ada.
Pola pergerakan angkutan orang dan barang pada dasarnya dapat dikembangkan melalui
pemanfaatan potensi Daerah Aliran Sungai (DAS) Tallo yang melintasi Kota Makassar Daerah
aliran Sungai Tallo menghubungkan pusat-pusat jaringan primer dan kawasan-kawasan strategis.
.
Angkutan sungai merupakan angkutan yang sudah berkembang sejak prasejarah yang
kemudian berkembang menjadi sistem angkutan utama di wilayah-wilayah tertentu. Peningkatan
pemanfaatan jalur transportasi perairan sebagai pembangkit kegiatan sosial dan salah satu bentuk
sistem angkutan yang digunakan untuk transportasi barang dan penumpang melalui perairan.
Keunggulan angkutan sungai atau kanal adalah murah, mudah, cukup aman, daya angkut
bisa tinggi sesuai dengan budaya penggunannya, teknologi sederhana. Kelemahan utama dari
angkutan sungai adalah gerakan yang lambat dan banyaknya daerah- daerah yang tidak dilewati
oleh kanal-kanal pelayaran komersial.