Anda di halaman 1dari 4

1.

PENGGALIAN MASALAH

Dalam melaksanakan sebuah penelitian, proses pertama yang harus ditempuh adalah
mencari permasalahan. Sebab kualitas penelitian sangat bergantung pada kualitas
masalahnya. Tanpa ada masalah maka tidak akan ada penelitian (no problem, no research).
Karenanya masalah penelitian merupakan ruh atau nyawa dari setiap upaya penelitian.

Dengan kata lain, tidak ada penelitian tanpa masalah. Namun bukan berarti semua masalah
layak untuk diteliti. Beberapa masalah memang tidak layak untuk diteliti. Misalnya masalah
personal yang tidak memiliki dampak terhadap masyarakat. Contohnya kegalauan karena
putus cinta.

Tujuan dari penelitian sebenarnya adalah untuk memecahkan masalah. Dengan kata lain
menemukan penyebab, dampak atau lebih baik lagi jika dapat menemukan solusi atas
masalah tersebut.

Secara sederhana, masalah adalah kesenjangan atau gap antara apa yang seharusnya terjadi
(dassollen) dengan fakta yang terjadi (dassein). Singkatnya, masalah adalah adanya
perbedaan antara harapan dengan kenyataan.

Misalnya, dunia akademik mewajibkan skripsi mahasiswa nihil dari plagiasi. Ini adalah
harapan atau apa yang seharusnya terjadi. Namun faktanya, masih banyak mahasiswa yang
melakukan praktik plagiasi dalam skripsinya. Adanya kesenjangan antara fakta dengan
harapan disebut dengan masalah.

Harapan dapat juga kita sebut sebagai teori. Dan realita atau fakta dapat kita sebut sebagai
praktik yang terjadi. Kesenjangan antara teori dan praktik juga adalah masalah. Contohnya
teori bahwa metode diskusi atau collaborative learning dapat membuat peserta didik lebih
memahami materi yang disajikan. Namun pada praktiknya, masih banyak peserta didik yang
terlibat dalam diskusi ternyata tidak memahami yang disajikan.

Masalah inilah yang kemudian akan dicari akar penyebabnya. Mengapa teori tersebut tidak
efektif? Jika telah diketahui penyebabnya, maka solusi atas masalah tersebut dapat dicari
dan ditemukan.

Menurut Tatang M Amirin (1990), permasalahan bisa muncul dari :


a. Kehidupan sehari-hari
b. Pembicaraan masyarakat luas yang sedang hangat
c. Tulisan di media massa
d. Hasil penelitian orang lain
e. Teori atau konsep dari buku-buku, jurnal
f. Diskusi ilmiah dan sebagainya.

Dalam menentukan permasalahan yang layak diteliti, diperlukan pertimbangan khusus.


Karena bisa jadi ada masalah yang tidak layak untuk diteliti. Masalah penelitian haruslah
memiliki arti penting bagi perkembangan ilmu dan kehidupan manusia. Secara operasional,
masalah yang diangkat tersebut juga bisa diteliti. Kerasukan jin atau setan misalnya akan
sangat sulit untuk diteliti. Karena secara empirik, jin tidak dapat disaksikan, diraba,
didengarkan oleh peneliti sehingga tak mungkin bisa dibuktikan secara ilmiah.

Suharsini Arikunto (2006) menjelaskan, ada empat hal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan masalah penelitian.
a. Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti.
b. Penelitian dapat dilaksanakan, baik dari rasionalisasi masalah, waktu, biaya dan
lokasi penelitian.
c. Tersedia faktor pendukung, seperti data bisa dieksplor, dapat ijin dari pihak
berwenang.
d. Hasil penelitian bermanfaat, baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, bagi
masyarakat maupun bagi kebijakan penguasa.

Suhardjono (dalam Suharsini Arikunto, 2006) menambahkan bahwa penelitian harus


memiliki prinsip APIK. Yakni singkatan dari kata Asli, Penting, Ilmiah dan Konsisten. Asli
artinya bukan tiruan dari karya orang lain. Penting hasilnya bagi kehidupan masyarakat.
Ilmiah, menggunakan teori dan konsep dan sistematika yang lazim digunakan dalam
penelitian dan terakhir Konsisten artinya adanya keruntunan proses dari awal hingga akhir.

Hal lain yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam menentukan masalah penelitian
adalah prinsip ke-baru-an atau kemuktahiran (update/innovative). Sebab bisa jadi masalah
penelitian kita ternyata merupakan masalah yang usang atau sudah pernah diteliti dan
ditemukan solusinya oleh penelitian-penelitian sebelumnya.

Untuk memahami lebih dalam tentang masalah penelitian silahkan simak dan tonton sampai
habis video youtube berikut ini:

https://www.youtube.com/watch?v=EkJ6Szb5uZo
https://www.youtube.com/watch?v=dyu_GCPrmls

2. JENIS PERMASALAHAN
Seorang peneliti dalam mencermati permasalahan paling tidak ada tiga gejala. Gejala
tersebut, menurut Suharsini Arikunto (2006) adalah :
a. Problem untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena. Problem ini
kemudian melahirkan penelitian deskriptif, survei, historis dan filosofis.
b. Problem untuk membandingkan dua fenomena atau lebih. Dalam penelitian ini
peneliti berusaha mencari permasalahan dan perbedaan fenomena, selanjutnya
mencari arti atau manfaat dari adanya persamaan dan perbedaan yang ada.
c. Problem untuk mencari hubungan antara dua fenomena. Disini ada dua macam dua
problem korelasi yaitu:
i. Korelasi sejajar, misalnya antara kemampuan bahasa Inggris dan kesetiaan
ingatan.
ii. Korelasi sebab-akibat, misalnya korelasi antara teriknya matahari dan larisnya
es mambo.

Jenis-jenis permasalahan tersebut, kata Suharsini, hanya dijadikan dasar dalam merumuskan
judul penelitian. Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui status sesuatu yang diteliti,
seperti mengetahui keadaan, mengenai apa, bagaimana dan berapa banyak, sejauhmana
dan sebagainya. Maka penelitian ini bersifat deskriptif atau hanya menerangkan peristiwa.

Tujuan lainnya peneliti adalah ingin membandingkan status dua fenomena atau lebih.
Dalam penelitian jenis ini, peneliti ingin membandingkan dua fenomena baik dari sisi
kesamaan maupun perbedaannya.

Tujuan terakhir adalah peneliti ingin mengetahui hubungan dua fenomena atau lebih yaitu
hubungan sejajar sebab akibat. Jenis penelitian ini sering disebut penelitian korelasi, yang
menurut Borg dan Gall, memiliki banyak kesamaan dengan penelitian kausal komparatif.

3. MERUMUSKAN MASALAH DAN JUDUL


Setelah menentukan permasalahan penelitian yang akan diteliti, selanjutnya dirumuskan
masalah penelitian tersebut secara singkat jelas padat dalam bentuk kalimat tanya. Ditinjau
dari cakupan aspek-aspek yang terkait dengan masalah penelitian maka rumusan masalah
penelitian dapat dibedakan secara umum dan khusus. (Ibnu, Mukhadis, Dasna: 2003).

Rumusan masalah umum menunjukkan keseluruhan permasalahan penelitian secara utuh.


Contoh: Bagaimanakah pelaksanaan Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Umum I
Malang berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi?

Rumusan masalah khusus yang berfokus pada aspek-aspek tertentu dari permasalahan yang
dikaji. Contoh: 1) Bagaimanakah kegiatan Guru dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Jasmani berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi? 2) Bagaimanakah
kegiatan Siswa dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi? 3) Bagaimanakah ketersediaan sarana dan prasarana untuk
mendukung kegiatan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani berdasarkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi?

Setelah merumuskan masalah penelitian, selanjutkan ditetapkan judul penelitian yang


tengah dikaji dalam bentuk bahasa yang operasional dan mudah dipahami. Judul penelitian
yang lengkap, menurut Suharsini Arikunto (2006) diharapkan mencakup antara lain:
a. Masalah atau topik yang diteliti
b. Sifat dan jenis penelitian
c. Obyek yang diteliti
d. Subyek yang diteliti
e. Lokasi daerah yang diteliti
f. Tahun/waktu terjadinya peristiwa

Lalu bagaimana menuliskan judul sebuah penelitian? Tatang M Amirin (1990) memberikan
pedoman untuk dapat menuliskan judul penelitian dengan baik, antara lain:
a. Topik penelitian harus mencantumkan dalam judul
b. Judul penelitian harus jelas dan mudah dipahami
c. Judul penelitian tidak perlu puitis
d. Judul ditulis singkat dan dalam kalimat berita dalam satu kalimat
e. Judul ditulis secara logis, hindari menggunakan kata singkatan.
f. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. MENGURAIKAN PERMASALAHAN
Hal yang cukup sulit mengawali dalam penulisan proposal adalah menulis latar belakang
masalah. Dalam bab ini latarbelakang memuat asalan penting dalam pemilihan masalah
penelitian. Azuar Juliandi (dalam http://www.azuarjuliandi.com) menjelaskan, isi dalam
latarbelakang antara lain:
a. Mengemukakan masalah-masalah/gejala-gejala masalah yang berkaitan dengan
variabel di dalam judul, yang diawali dengan masalah-masalah variabel terikat
(dependen/Y) lalu diikuti masalah-masalah variabel bebas (independen/X).
b. Masalah-masalah yang dikemukakan boleh didukung oleh dokumen perusahaan,
dokumen media massa, hasil pengamatan, dan sangat baik jika didukung oleh
referensireferensi dari buku, jurnal, skripsi, tesis, atau disertasi.

Secara teknis, langkah-langkah menyusun latarbelakang adalah sebagai berikut:


a. Kemukakan arti penting/peranan penting/manfaat dari variabel terikat, baik bagi
organisasi maupun bagi karyawan, atau pihak lain. Dukung dengan referensi dari
buku atau jurnal.
b. Kemukakan gejala-gejala masalah yang berkaitan dengan variabel terikat tersebut,
dukung dengan dokumen, hasil pengamatan, wawancara, atau angket, yang telah
diperoleh dari hasil penelitian pendahuluan (prariset)
c. Kemukakan faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi variabel terikat tersebut.
Dukung dengan referensi dari buku teks atau jurnal.
d. Pilih satu atau beberapa faktor tersebut yang dianggap paling penting untuk
dijadikan variabel terikat dalam penelitian kita.
e. Kemukakan gejala-gejala masalah dari setiap faktor yang sudah dipilih tersebut,
dukung dengan dokumen, hasil pengamatan, wawancara, atau angket, yang telah
diperoleh dari hasil penelitian pendahuluan (prariset).

Setelah dilakukan perumusan masalah, tahap berikutnya adalah mengidentifikasi masalah.


Sesuai namanya identifikasi adalah pengenalan atau inventarisir masalah. Sumber untuk
mendukung identifikasi masalah adalah sumber yang relevan dengan obyek yang diteliti,
dari intisari latarbelakang masalah. Untuk menghindari bias penafsiran dari pembaca, maka
perlu adanya pembatasan masalah atau ruang lingkup masalah.

Untuk memahami dengan mudah perumusan masalah penelitian dan teknik


menguraikannya dalam latar belakang, tonton dan simak video youtube berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=Ynk1KwN8hzY
https://www.youtube.com/watch?v=nwN6KV8XQc0
https://www.youtube.com/watch?v=KrJD_63JIns

Demikian kelas kita pekan ini. Jangan lupa untuk melanjutkan ke tahap diskusi di forum yang
disediakan. Setiap mahasiswa boleh bertanya dan setiap mahasiswa juga boleh menjawab.
Seperti biasa, mahasiswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab atau menyanggah
jawaban akan mendapatkan poin tambahan.

Anda mungkin juga menyukai