Anda di halaman 1dari 8

TUJUAN, MANFAAT DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari perumusan masalah dan manfaat
penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah pernyataan jawaban atas pertanyaan
mengapa anda ingin melakukan penelitian tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan
adalah sesuai dengan perumusan masalah.
Tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi tujuan umum (general purposes) dan tujuan
khusus (spesific purposes). Adanya tujuan ini dimaksudkan pula agar apa yang ingin dicapai
dengan adanya penelitian ini dapat diketahui dan dapat diukur tingkat keberhasilannya.
1. Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan
dihasilkan dari penelitian, bersifat global, jangka panjang dan abstrak
2. Tujuan khusus penelitian

merupakan pernyatan dalam bentuk kongkrit dan dapat diukur

berupa uraian atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan umum penelitian

tujuan khusus berkaitan dgn masalah penelitian & menunjukkan variabel yg akan
diteliti

boleh dalam kalimat aktif (mengetahui, menilai, membuktikan, mendeskripsikan,


dsb.) maupun pasif (diketahuinya, dsb.)

Jenis tujuan penelitian


1.

Mendapatkan informasi IPTEK tertentu

2.

Mengembangkan metode/ alat/ teori/ konsep baru yang lebih efektif/ efisien
dibanding yg ada.

3.

Menilai faktor-faktor yangg berhubungan/ berpengaruh terhadap suatu kejadian.

4.

Mengevaluasi program, kegiatan atau menjelaskan fakta terkait dengan peraturan/


prosedur.

5.

Membandingkan contoh : membandingkan efektivitas/efisiensi biaya pengobatan 2


kelompok atau lebih responden.
Untuk memberikan arahan dalam pelaksanaan penelitian, proposal penelitian memuat
apa yang hendak dicapai. Tujuan penelitian, banyak memberi warna terhadap langkahlangkah yang akan ditempuh, karenanya menurut Moh. Ali (1994 : 96) ada beberapa
criteria yang harus diperhatikan yaitu ;
1) Tujuan penelitian dirumuskan secara jelas dan operasional
2) Tujuan penelitian diarahkan sekitar masalah yang diteliti
3) Tujuan penelitian memberi arah yang tepat bagi peneliti tentang sasaran yang dituju.

4) Tujuan penelitian mencerminkan analisis massalah dari segi variabel yang diteliti,
sehingga memungkinkan terpecahkannya masalah.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian adalah penggunaan hasil penelitian berupa informasi, model/ alat/ teori/
konsep/ faktor-faktor yang berpengaruh, evaluasi, dan peramalan kejadian yang dapat
digunakan oleh:

program kesehatan utk perencanaan, pengambilan keputusan/ perumusan kebijakan


masyarakat umum
masyarakat industri
pengembangan ilmu pengetahuan

Pada intinya, manfaat penelitian menguraikan seberapa jauh kebergunaan dan kontribusi
hasill penelitian anda. Manfaat penelitian/penulisan dapat diuraikan secara terpisah.
Maksudnya, manfaat penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap penelitian anda. Manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi
kepentingan praktis, kepentingan bidang keilmuan, atau kepentingan bidang profesi peneliti,
instansi/organisasi, atau kelompok tertentu.
Salah satu contoh manfaat penelitian skripsi mahasiswa yang terbimbing baik adalah :
Bagi Lembaga

Orisinilitas karya tulis sarjana yang ditelurkan lebih terjamin dan lebih terasakan
Mutu Sarjana yang diluluskan lebih tinggi dan handal
Kegiatan akademik di Kampus akan lebih hidup dan berbobot

Bagi Mahasiswa

Mendapat pengalaman meneliti yang berharga


Mendapat pembinaan diri menuju pribadi berkualitas
Mempersembahkan hasil karya yang dapat membanggakan

Bagi Dosen Pembimbing

Menambah penalaran ilmu khususnya pengetahuan terapan


Menambah khasanah data dan informasi yang terpercaya
Menambah tajam wawasan keilmuan dan prestasi akademik

HIPOTESIS
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo= di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan

dalam

rangka kegiatan

ilmiah yang

mengikuti

kaidah-kaidah

berfikir

biasa,

secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga
disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja
menimbulkan

menciptakan

suatu gejala.

Kesengajaan

ini

disebut

percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja
menyimpulkan

(menduga-duga)

berdasarkan pengalamannya bahwa

(karena

langit

mendung, maka) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia
hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis.
Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah
anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan
atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara sejumlah faktaada hubungan tertentu
Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam
penelitian, salah satu diantaranya yaitu Penelitian sosial.
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahaptahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan
dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis
merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
2. Kegunaan Hipotesis
Kegunaan hipotesis secara garis besar adalah:
a) Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
b) Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
c) Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
d) Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Oleh karena itu, kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:

1.
2.
3.
4.

Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.


Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si peneliti.
Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.
Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.

3. Karakteristik Hipotesis
Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan
merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah
memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja
membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata. Untuk dapat
memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri
pokok, yakni:
1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan
dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban
atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan
tujuan penelitian.
2. Hipotesis

harus

dinyatakan

secara

jelas,

dalam istilah yang

benar

dan

secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus
mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara
pasti variabel independen dan variabel dependen.
3. Hipotesis

menyatakan

memberikan

variasi nilai sehingga

gambaran

hipotesis deskriptif berarti

dapat

diukur

mengenaifenomena yang

hipotesis

secara

jelas

secara empiris dan


diteliti.

Untuk

menyatakan kondisi, ukuran,

atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang
mempunyai makna.
4. Hipotesis

harus bebas nilai.

Artinya

nilai-nilai

yang

dimiliki peneliti dan

preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya
dalam hipotesis.
5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan)
yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian,
hipotesis dapat diuji dengan metodeyang tersedia yang dapat digunakan untuk
mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yangbersih, bebas nilai,
dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya.
Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk
mengujinya,

baik

metodeobservasi,

pengumpulan

data, analisis data,

maupun generalisasi.
6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan
sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya.

Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam
istilah arah (seperti, positif dan negatif).

Satu

hipotesis

menyatakan

bahwa

berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif
atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis
yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara
variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan.
Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam
pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan
antara variabel yang akan dihipotesiskan.
7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis
yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat
secara eksplisit
4. Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum
Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut :
a) Penentuan masalah. Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah
yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau
tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori ataudalil-dalil ilmu yang sudah
diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan
perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah
mendapat bentuk perumusan masalah.
b) Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis). Dugaan
atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini
digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, observasi tidak
akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk
menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi.
Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer
dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah
hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian
sebenarnya dilaksanakan.
c) Pengumpulan fakta. Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya
tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer
yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
d) Formulasi hipotes. Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana
logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat
hubungan tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang
jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel
jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua

benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal
dengan hukum gravitasi.
e) Pengujian hipotesa, artinya mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat
diobservasi dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila
hipotesa

terbukti

cocok

dengan

fakta

maka

disebut konfirmasi.

Terjadifalsifikasi(penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa


tidak sesuai dengan hipotesa, dan bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa
tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi(corroboration). Hipotesa yang
f)

sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.


Aplikasi/penerapan. apabila hipotesa itu benar dan

dapat

diadakan

menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebutprediksi), dan ramalan itu harus terbukti
cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan
fakta.
5. Jenis-Jenis Hipotesis
a) Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan
Hipotesis jenis ini merupakan hipotesis tentang hubungan analitis yakni secara analisis
menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat lainnya. Hipotesis tentang
hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan adanya hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian korelasional atau regresi.
Hipotesis tentang perbedaan adalah pernyataan yang menyatakan adanya ketidaksamaan
antar variabel tertentu karena adanya pengaruh yang berbeda-beda. Hipotesis ini mendasari
teknik penelitian komparatif.
b) Hipotesis kerja vs hipotesis nol
Hipotesis kerja adalah pernyataan rekaan yang hasil pengujiannya diterima, sedangkan
hipotesis nol adalah penyataan rekaan yang hasil pengujiannya ditolak. Dalam rangka
pengolahan data hipotesis ini disebut hipotesis stastistik. Jadi dalam sebuah penelitian
dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, terdapat dua macam hipotesis, yaitu :
1) Hipotesis penelitian yang diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Misalnya,
terdapat hubungan atau perbedaan anatara variabel x dengan variabel y. hipotesis
tersebut dilambangkan dengan Ha atau H 1 apabila terdapat hubungan dan H0
apabila tidak terdapat hubungan atau perbedaan.
2) Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dilambangkan dengan rumus-rumus statistik.
Misalnya, terdapat hubungan antara

variabel x dengan variabel y, untuk H0

dilambangkan dengan Py = 0 dan Ha / H1 dilambangkan dengan Py > 0. Sedangkan


apabila hipotesis penelitiannya terdapat perbedaan variabel x dengan variabel y, maka

hipotesis statistiknya untuk H0 dilambangkan dengan M = 0 dan untuk Ha / H1


dilambangkan dengan M 0.
c) Hipotesis ideal vs common sense (akal sehat)
Hipotesis common sense biasanya menyatakan hubungan kegiatan terapan. Misalnya,
hubungan antara tenga kerja dengan luas garapan, hubungan antara tenaga kerja dengan
jumlah siswa ddalam satu kelas. Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang
kompleks dinamakan hipotesis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya
hubungan yang logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Misalnya, kita
mempunyai keseragaman empiris dan hubungan antar sekolah; sekolah yang berlokasi di
tengah-tengah pemukiman penduduk, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah pusat
perbelanjaan, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah lingkungan industri, sekolah yang
berlokasi di tengah-tengah perkantoran dan sebagainya. Contoh, hubungan anatar prestasi
belajar siswa dengan sekolah yang berlokasi di pusat perbelanjaan, hubungan motivbasi
belajart siswa dengan sekolah yang di tengah-tengah pemukiman penduduk.
6. Menguji Hipotesis
Hipotesis

berfungsi

untuk

memberi

suatu

penyataan

terkaan

tentang

hubungan tentative antara fenomena-fenomena dalam penelitian. Kemudian hubungan


tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya menurut teknik-teknik yang sesuai untuk keperluan
pengujian.
Untuk menguji hipotesis diperlukan :
a) Data atau fakta dan kerangka pengujian hipotesis harus ditetapkan dahulu sebelum si
peneliti mengumpulkan data
b) Pengetahuan yang luas tentang kerangka teori, penguasaan penggunaan teori secara
logis, statistik dan teknik-teknik pengujian. Cara pengujian hipotesis tergantung pada
metode desain penelitian yang digunakan.

KESIMPULAN
Didalam menyusun suatu laporan nkarya tulis ilmiah terutama penelitioan kualitatif di
dalamnya tidak akan terlepas dari yang namanya merumuskan hipotesis, tujuan, dan
kegunnaan penelitian./ Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara
terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang
timbul

tidak

bertentangan

dengan

hipotesis

tersebut.

Dalam

upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan
suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah

teruji kebenarannya disebut teori.

Hipotesis

juga

berarti

sebuah

pernyataan

atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu
Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di
dalam penelitian, sedangkan

Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari

perumusan masalah dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah
pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian tersebut.
Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan masalah. Dan inti
daripada kegunaan penelitian menguraikan seberapa jauh kebergunaan dan kontribusi hasill
penelitian

anda.

Kegunaan

penelitian/penulisan

dapat

diuraikan

secara

terpisah.

Maksudnya, kegunaan penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap penelitian anda. Kegunaan penelitian dapat dibedakan menjadi
kepentingan praktis, kepentingan bidang keilmuan, atau kepentingan bidang profesi peneliti,
instansi/organisasi, atau kelompok tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches, Second Edition,California : Sage Publication, 2003.
Leedy, Paul.D. and Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and Design Research
Edisi 8, Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall, 2005.
Sakaran, Uma, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second
edition, New York: John Wiley& Sons, Inc, 1992.
Sambodo, http://sambodo.multiply.com/journal/item/3/Apa_itu_Latar_Belakang_Masalah_,
diakses 29 september 2010 pukul 18.15
Sylvie, http://sylvie.edublogs.org/2007/05/08/merumuskan-masalah-penelitian/, diakses 29
september 2010 pukul 18.47
Soekadijo, Logika Dasar, tradisional, simbolik, dan induktif, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1993.
Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon : STAIN
Cirebon, 2008.
Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta : Indekls, 2008.
Wahidin, Khaerul, dkk., Metode Penelitian, Cirebon : STAIN Press, 2002.

Anda mungkin juga menyukai