Anda di halaman 1dari 19

Menentukan Hipotesis dan Tujuan

A. Pendahuluan
Pertanyaan penelitian, dan hipotesis memberikan informasi penting untuk pembaca
tentang arah studi penelitian. Mereka juga menimbulkan pertanyaan
bahwainipenelitianakan menjawab melalui proses pengumpulan data. Dengan demikian,
mereka layak perhatian khusus. Dalam bab ini Anda akan belajar tentang pernyataan
tujuan, pertanyaan penelitian, dan hipotesis dan bagaimana menulis mereka untuk kedua
penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Pada akhir bab ini, Anda harus bedakan antara pernyataan tujuan, pertanyaan penelitian,
hipotesis, dan tujuan. Jelaskan mengapa laporan dan pertanyaan penting. Tulis pernyataan
kuantitatif tujuan, pertanyaan penelitian, dan hipotesis. Tulis pernyataan tujuan kualitatif
dan pertanyaan penelitian.
Maria melengkapi literatur nya tentang kekerasan sekolah dan menuliskan
pernyataan yang mewakili arah pusat studinya: "saya ingin mempelajari alasan mengapa
siswa membawa senjata di sekolah tinggi." ini adalah contoh dari pernyataan penelitian
kuantitatif. Atau, dia bisa menulis pernyataan kualitatif: ". Saya ingin belajar pengalaman
siswa dengan senjata di sekolah tinggi" Untuk studi penelitiannya di hayati uni, Maria
perlu menulis sebuah pernyataan bahwa kemajuan maksud keseluruhan studinya,
pernyataan tujuan, serta pertanyaan penelitian. Bentuk pernyataan tujuan dan pertanyaan
nya akan mencerminkan keputusannya untuk terlibat dalam penelitian kuantitatif atau
kualitatif.

APA LAPORAN TUJUAN, PERTANYAAN PENELITIAN, HIPOTESIS, DAN


TUJUAN?
Mari kita mulai dengan mendefinisikan empat istilah yang digunakan dalam
penelitian untuk menyampaikan maksud dari penelitian pur- berpose pernyataan,
pertanyaan penelitian, hipotesis penelitian dan tujuan penelitian ini biasanya
mengembangkan mereka sebelum mengidentifikasi metode penelitian (yaitu, jenis data
yang akan dikumpulkan, dianalisis, dan ditafsirkan dalam sebuah penelitian). Berbeda
dengan pernyataan tunggal yang ditemukan dalam sebuah pernyataan tujuan, peneliti
biasanya menyatakan beberapa pertanyaan penelitian sehingga mereka dapat sepenuhnya
mengeksplorasi topik. Pertanyaan penelitian ditemukan dalam penelitian kuantitatif dan
kualitatif, namun unsur-unsur mereka berbeda tergantung pada jenis penelitian Anda
sedang melakukan.
Dalam penelitian kuantitatif, pertanyaan berhubungan atribut atau karakteristik dari
individu atau organisasi. Kemudian dalam bab ini Anda akan belajar bahwa ini adalah yang
disebut variabel. Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan termasuk konsep sentral yang
dieksplorasi. Anda akan belajar bahwa konsep sentral ini disebut fenomenapusat. Dalam
beberapa penelitian, kedua pertanyaan penelitian dan laporan tujuan muncul-gaya
presentasi yang baik untuk mengklarifikasi kedua arah fi c umum dan spesifik dari sebuah
penelitian. Pertanyaan penelitian biasanya pada akhir pengenalan "pernyataan dari
masalah" atau segera setelah tinjauan literatur. Untuk menemukan pertanyaan penelitian,
Anda mungkin mencari membuka ayat-ayat di mana penulis mengidentifikasi pertanyaan
penelitian mereka menangani (misalnya, ayat 02, Deslandes & Bertrand, 2005). Misalnya,
kuantitatif pertanyaanpenelitianakan:
Apakah komunikasi Internet orangtua-guru mempengaruhi kinerja siswa di kelas
A kualitatif pertanyaan penelitianadalah:??
Apa jenis pengalaman Internet yang orang tua dengan guru tentang kinerja anak

B. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan dalam penelitian kuantitatif di mana penyidik membuat
prediksi atau dugaan tentang hasil dari hubungan antara atribut atau karakteristiknya.
Secara tradisional digunakan dalam percobaan, mereka melayani, seperti pertanyaan
penelitian, untuk mempersempit pernyataan tujuan untuk Spesifik prediksi. Prediksi ini
tidak hanya sebuah "tebakan manajer yang berpendidikan didikan." Sebaliknya, peneliti
mendasarkan mereka pada hasil dari penelitian masa lalu dan sastra di mana peneliti telah
menemukan hasil tertentu dan sekarang dapat menawarkan prediksi seperti apa penyidik
lain akan baik ketika mereka mengulang studi dengan yang baru orang atau di situs-situs
baru. Anda akan baik hipotesis ini dinyatakan pada awal studi, biasanya pada akhir
pendahuluan. Penyidik juga menempatkan mereka segera setelah peninjauan literature atau
di bagian terpisah berjudul "Hipotesis." Biasanya peneliti memajukan beberapa hipotesis,
seperti tiga atau empat.
Sebuah ilustrasi dari hipotesis adalah:
Siswa di sekolah-sekolah tinggi di distrik sekolah di mana orang tua dan guru municate
com- melalui Internet akan memiliki nilai yang lebih tinggi daripada siswa yang orang
tuanya dan guru tidak berkomunikasi melalui internet.
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo= di bawah;thesis = pendirian,
pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah
yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir
biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini
sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah
yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak
bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti
dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini
disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut
teori.
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja
menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit
mendung, maka…) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat
kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini
disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya
dinyatakan keliru.

Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah
anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan
atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu
Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam
penelitian, salah satu diantaranya yaitu Penelitian sosial.

Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-
tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang
dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah
Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.

2. Kegunaan Hipotesis
Kegunaan hipotesis secara garis besar adalah:
1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala
hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Oleh karena itu, kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
1. Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
2. Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si peneliti.
3. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.
4. Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.

3. Karakteristik Hipotesis
Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan
merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah
memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja
membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.

Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki
beberapa ciri-ciri pokok, yakni:

1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan
dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban
atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan
penelitian.
2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara
operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus
mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara
pasti variabel independen dan variabel dependen.
3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan
memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif
berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel
atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi
subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam
hipotesis.
5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan)
yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian,
hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk
mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan
spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh
sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk
mengujinya, baik metode observasi, pengumpulan data, analisis data, maupun
generalisasi.
6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan
sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya.
Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam
istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X
berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif
atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis
yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara
variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan.
Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam
pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan
antara variabel yang akan dihipotesiskan.
7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis
yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat
secara eksplisit

4. Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum


Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:[11]
1. Penentuan masalah. Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang
biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak
dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah
diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan
yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat
bentuk perumusan masalah.

2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis). Dugaan atau


anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan
juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, observasi tidak akan terarah.
Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu
konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan
secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis
keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan
untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.

3. Pengumpulan fakta. Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak
terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang
perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.

4. Formulasi hipotes. Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana
logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat
hubungan tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas
menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari
pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti
jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.

5. Pengujian hipotesa, artinya mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat


diobservasi dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila
hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Terjadi
falsifikasi(penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak
sesuai dengan hipotesa, dan bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak
terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi(corroboration). Hipotesa yang sering
mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
6. Aplikasi/penerapan. apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan
(dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan
fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.

5. Jenis-Jenis Hipotesis
a) Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan
Hipotesis jenis ini merupakan hipotesis tentang hubungan analitis yakni secara analisis
menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat lainnya. Hipotesis tentang
hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan adanya hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian korelasional atau regresi.
Hipotesis tentang perbedaan adalah pernyataan yang menyatakan adanya
ketidaksamaan antarvariabel tertentu karena adanya pengaruh yang berbeda-beda.
Hipotesis ini mendasari teknik penelitian komparatif.

b) Hipotesis kerja vs hipotesis nol


Hipotesis kerja adalah pernyataan rekaan yang hasil pengujiannya diterima, sedangkan
hipotesis nol adalah penyataan rekaan yang hasil pengujiannya ditolak. Dalam rangka
pengolahan data hipotesis ini disebut hipotesis stastistik. Jadi dalam sebuah penelitian
dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, terdapat dua macam hipotesis,
yaitu :

1) Hipotesis penelitian yang diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Misalnya,


terdapat hubungan atau perbedaan anatara variabel x dengan variabel y. hipotesis
tersebut dilambangkan dengan ‘Ha” atau “H1” apabila terdapat hubungan dan “H0”
apabila tidak terdapat hubungan atau perbedaan.

2) Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dilambangkan dengan rumus-rumus statistik.


Misalnya, terdapat hubungan antara variabel x dengan variabel y, untuk “H0”
dilambangkan dengan Py = 0 dan “Ha” / “H1” dilambangkan dengan Py > 0. Sedangkan
apabila hipotesis penelitiannya “terdapat perbedaan variabel x dengan variabel y, maka
hipotesis statistiknya untuk “H0” dilambangkan dengan M = 0 dan untuk “Ha” / “H1”
dilambangkan dengan M ≠ 0.

c) Hipotesis ideal vs common sense (akal sehat)


Hipotesis common sense biasanya menyatakan hubungan kegiatan terapan. Misalnya,
hubungan antara tenga kerja dengan luas garapan, hubungan antara tenaga kerja dengan
jumlah siswa ddalam satu kelas. Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang
kompleks dinamakan hipotesis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya
hubungan yang logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Misalnya,
kita mempunyai keseragaman empiris dan hubungan antar sekolah; sekolah yang
berlokasi di tengah-tengah pemukiman penduduk, sekolah yang berlokasi di tengah-
tengah pusat perbelanjaan, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah lingkungan industri,
sekolah yang berlokasi di tengah-tengah perkantoran dan sebagainya. Contoh,
hubungan anatar prestasi belajar siswa dengan sekolah yang berlokasi di pusat
perbelanjaan, hubungan motivbasi belajart siswa dengan sekolah yang di tengah-tengah
pemukiman penduduk.

Menulis kuantitatif hipotesis


Mirip dengan pertanyaan penelitian, hipotesis mempersempit pernyataan tujuan dalam
penelitian kuantitatif, tetapi hipotesis muka prediksi tentang apa yang diharapkan peneliti
untuk fi nd. Peneliti dapat membuat prediksi ini karena studi masa lalu dalam literatur yang
menunjukkan hasil tertentu. Juga, hipotesis tidak digunakan untuk menggambarkan variabel
tunggal seperti yang ditemukan dalam kasus pertanyaan penelitian. Mereka juga tidak
digunakan sesering pertanyaan penelitian karena mereka mewakili pernyataan resmi dari
hubungan dan prediksi hubungan mungkin tidak diketahui.
Para peneliti mempersempit fokus penelitian untuk setidaknya satu hipotesis yang
menyediakan prediksi tentang hasil dari belajar. Sebuah prediksi yang Maria mungkin
membuat akan:
Semakin siswa merasa terasing, semakin besar kemungkinan mereka untuk membawa
senjata ke sekolah.
Dapatkah Anda memikirkan prediksi lain tentang kekerasan di sekolah yang Maria
mungkin membuatc.?.
Pedoman
Hipotesis perlu menyertakan spesifik komponen fi Pedoman untuk menulis mereka adalah:
◆ Negara variabel dalam urutan ini:. Independen (fi posisi pertama), tergantung (posisi
kedua), dan kontrol (posisi ketiga)
◆ Jika Anda membandingkan kelompok dalam hipotesis Anda, secara eksplisit menyatakan
kelompok; jika variabel
terkait, menentukan hubungan antara variabel.
◆ Membuat prediksi tentang perubahan yang Anda harapkan dalam kelompok Anda, seperti
kurang atau lebihmenguntungkan atau tidak ada perubahan (misalnya, tidak ada perbedaan).
Anda kemudian akan menguji prediksi ini menggunakan prosedur statistik.

Hipotesis Alternatif
Berbeda dengan hipotesis nol, Anda dapat menulis sebuah hipotesis alternatif. Anda akan
menggunakan hipotesis alternatif jika Anda berpikir akan ada perbedaan berdasarkan hasil
dari penelitian masa lalu atau penjelasan atau teori yang dilaporkan dalam literatur.
Kedua jenis hipotesis alternatif yang terarah dan mempunyai arah. Dalam hipotesis
alternatifdirectional,peneliti memprediksi arah perubahan, perbedaan, atau hubungan variabel
dalam total populasi orang. Seorang peneliti memilih sampel dari orang-orang dari populasi
dan memprediksi bahwa skor akan lebih tinggi, lebih baik, atau diubah dalam beberapa cara.
Formulir ini khas untuk menulis hipotesis ditemui dalam literatur lebih dari jenis lain dari
hipotesisadalah:.
Sebuah script untuk hipotesis alternatif directional
(Kelompok1, variabelindependen)di(lokasipenelitian)akan memiliki(beberapaperbedaan,
seperti yang lebih tinggi, lebih rendah, lebih besar,
lebihkecil)dari(variabeldependen)dari(kelompok2 dari variabelindependen).
Contoh script ini adalah:
Siswa yang berpartisipasi dalam belajar langsung di empat sekolah dasar akan memiliki
nilai prestasi yang lebih tinggi daripada siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran seluruh
bahasavariabel:.
Independent belajar (bahasa langsung dan utuh) Variabel dependen: Prestasi skor tes
Peserta: kelas tigasiswasitusPenelitian: empat SDindikator kunci: directional, prediksi
tersiratsebuah variasi pada hipotesis directional adalah hipotesis nondirectional. Dalam
hipotesis alternatif non directional peneliti memprediksi perubahan, perbedaan, atau
hubungan variabel dalam populasi, tetapi tidak menunjukkan apakah arah prediksi ini akan
positif atau negatif, atau lebih atau kurang. The tive alternatif- nondirectional tidak sepopuler
alternatif directional karena peneliti tidak mengambil sikap tentang arah hubungan variabel.
Sebuah script untuk hipotesis alternatif nondirectional adalah:
Ada perbedaan antara(kelompok1, variabelindependen)dan(kelompok2, yang bebas yang
variabelindependen)dalam hal(variabeldependen)
Sebuah ilustrasi dari script ini akan menjadi:
Ada perbedaan antara atlet universitas di sekolah tinggi yang merokok dan mereka yang tidak
merokok dalam hal prestasi atletiktidak.
Dalam contoh ini, penulis tidak menyatakan apakah perbedaan akan positif atau negatif.
Analisis variabel dalam pernyataan ini menunjukkan:
Variabel bebas: penggunaan tembakau (perokok dan bukan perokok) Variabel dependen:
prestasi atletik
Peserta: atlet universitas
Tempat: sekolah tinggi
indikator kunci: kata-kata "perbedaan," tapi arah tidak dispesifikasikan

Fenomena di Penelitian Kualitatif


Komponen utama dari kedua pernyataan tujuan dan pertanyaan penelitian dalam penelitian
bersifat kualitatif adalah fenomena pusat. Fenomenasentral adalah konsep atau proses
dieksplorasi dalam penelitian kualitatif. Misalnya, sebagai sebuah konsep, itu bisa:
◆ Identitas etnis imigran Amerika Cina
Sebagai sebuah proses mungkin:
◆ Proses negosiasi oleh pengawas perempuan dengan kepala nya
Contoh-contoh ini menggambarkan ekspresi fenomena sentral dalam beberapa kata-kata.
Mereka juga menunjukkan fokus pada satu konsep atau proses dan bukan berkaitan dua atau
lebih ide seperti yang ditemukan dalam penelitian kuantitatif (misalnya, "Bagaimana
keterasingan dan isolasi berhubungan untuk pengawas perempuan?") Atau membandingkan
kelompok (misalnya, "Bagaimana perempuan kepala sekolah dan pengawas bandingkan di
keterasingan mereka? "). Komentar ini tidak berarti bahwa para peneliti mungkin tidak
mengeksplorasi perbandingan atau hubungan dalam penyelidikan kualitatif. Parisons com-
dan hubungan dapat muncul sebagai hasil analisis data dalam teori beralasan, berkaitan
kategori informasi untuk membentuk proposisi atau hipotesis, tetapi penanya kualitatif
dimulai dengan ide, fokus, atau konsep tunggal untuk mengeksplorasi sebelum
mengumpulkan data.
Sebuah gambar mungkin terbaik mengungkapkan perbedaan antara menjelaskan dan
memprediksi variabel dalam penelitian kuantitatif dan menjelajahi fenomena sentral dalam
penelitian kualitatif. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.7, salah satu cara untuk
memvisualisasikan perbedaan ini adalah dengan kontras penjelasan hasil (atau variabel
dependen) dengan variabel independen (pada

penelitian akan mengubah, dan penulis akan menulis ulang pernyataan dan penelitian
pertanyaan tujuan mereka.
pada contoh diilustrasikan oleh Gambar 4.8, peneliti dapat mulai dengan pertanyaan
umum tentang pengalaman siswa SMA miliki dengan merokok tembakau. selama masa
wawancara awal, siswa dapat mendiskusikan lokasi di mana mereka sering merokok, seperti
di depan kompleks apartemen di seberang jalan dari sekolah atau di taman lingkungan yang
berdekatan dengan sekolah. peneliti kemudian berfokus arah dengan pertanyaan ing bertanya-
yang lebih rinci tentang di mana siswa merokok. kemudian melalui lebih pertanyaan
mendalam, beberapa siswa mulai membahas upaya mereka untuk berhenti merokok dan
bagaimana teman-teman pembantu atau menggagalkan upaya ini di taman lingkungan dekat
sekolah. Pertanyaan mengubah sebagai peneliti menggali lebih dalam fenomena sentral siswa
SMA dan merokok. Ingat bahwa maksud dari penelitian kualitatif adalah untuk membangun
makna rinci informasi daripada untuk menggeneralisasi hasil dan standarisasi tanggapan dari
semua peserta dalam penelitian.

Menulis kualitatif Laporan Purpose


penanya mencerminkan baik sifat dari proses muncul dan fenomena sentral dalam kualitatif
pernyataan tujuan dan pertanyaan penelitian. Sebagai plang besar dalam sebuah penelitian,
perawatan harus diberikan untuk menulis pernyataan tujuan yang baik yang kembali proyek-fl
arah penelitian.
Sebuah pernyataan tujuan dalam penelitian kualitatif menunjukkan maksud untuk
mengeksplorasi atau memahami fenomena pusat dengan spesifik individu pada penelitian
tertentu situs. . Dalam penelitian kuantitatif, penanya menulis pernyataan tujuan ini sebagai
satu kalimat dan biasanya termasuk dalam studi pada akhir pendahuluan

C. Tujuan Penelitian
Sebuah Tujuan penelitian pernyataan tujuan yang digunakan dalam penelitian
kuantitatif bahwa tujuan spesifik es bahwa rencana penyidik untuk mencapai dalam sebuah
penelitian. Para peneliti sering membagi tujuan--tujuan ke dalam tujuan besar dan kecil.
Mereka sering muncul dalam studi survei atau kuesioner atau dalam penelitian evaluasi di
mana peneliti memiliki tujuan fi ed jelas diidentifikasi. Seperti hipotesis dan pertanyaan
penelitian, tujuan ditemukan pada akhir dari "pernyataan masalah", setelah tinjauan
literatur, atau di bagian terpisah dari penelitian.

GAMBAR 4.2
Variabel Bisa Diukur, dan itu Bervariasi antara Individu
Variabel
(Karakteristik atau Atribut)

Dapat Dan

Terukur Bervariasu
(bisa dinilai pada instrumen atau (bisa berasumsi nilai yang berbeda atau
diamati dan direkam pada instrumen) skor untuk individu yang berbeda)
karakteristik individu mengacu pada aspek-aspek pribadi tentang mereka, seperti
tingkat kelas, usia, atau tingkat pendapatan mereka. Atribut, bagaimanapun, merupakan
bagaimana seorang individu atau individu dalam suatu nuansa organisasi, berperilaku, atau
berpikir. Misalnya, individu memiliki harga diri, terlibat dalam merokok, atau
menampilkan perilaku kepemimpinan yang baik organ terwujud. Anda dapat mengukur
atribut-atribut ini dalam sebuah penelitian. Untuk berlatih, Anda mungkin mengambil
selembar kertas dan menuliskan tiga karakteristik pribadi dan tiga atribut tentang guru
favorit Anda.
Selanjutnya, pertimbangkan apa artinya "ukuran" atribut atau karakteristik. Surement
Measuring berarti bahwa catatan peneliti informasi dari individu dalam satu dari dua cara:
1. meminta mereka untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner (misalnya, seorang
siswa menyelesaikan pertanyaan pada survei bertanya tentang harga diri)
2. Memperhatikan individu dan merekam skor pada log atau checklist (misalnya,
seorang peneliti jam tangan mahasiswa bermain basket dan mencatat skor pada teknik
dribbling)
dalam kedua kasus, nilai siswa mungkin akan bervariasi (makanama). Variabel
Ketika variabel- ables bervariasi, itu berarti bahwa skor akan menganggap nilai yang
berbeda tergantung pada jenis variabel yang diukur. Misalnya,
1. Gender bervariasi oleh dua nilai yang mungkin: perempuan 2 dan laki-laki 1.
2. Self-esteem bervariasi oleh tiga nilai yang mungkin: positif 3, tidak positif atau
negatif 2, dan negatif 1.
Dalam studi keterlibatan orang tua kuantitatif (Deslandes & Bertrand, 2005 ),
penulis, misalnya, konstruksi peran orang tua diukur '(lihat ayat 18), sejauh mana orang tua
percaya bahwa itu adalah tanggung jawab mereka untuk membantu sekolah mendidik
remaja mereka. Para penulis meminta orang tua untuk tingkat pada skala 6-poin dari "tidak
setuju sangat kuat" untuk "setuju sangat kuat" pernyataan seperti "Sangat penting bahwa
saya membiarkan orang di sekolah tahu tentang hal-hal yang menyangkut remaja saya"
(hlm. 167).

Pedoman
Ketika Anda merancang pernyataan ini, pastikan untuk:
◆ Gunakan kata-kata kunci identifikasi er untuk sinyal pembaca, seperti "tujuan dari
penelitian ini adalah. . .”
◆ Consider mentioning that the study is “qualitative” since audiences may not be
familiar with qualitative research.
◆ Become familiar with qualitative research designs, and indicate the type of research
design you plan to use in your study.
◆ State the central phenomenon you plan to explore.
◆ Use words that convey intent about the exploration, such as explore, discover,
understand, and describe.
◆ Mention the participants in the study.
◆ Refer to the research site where you will study the participants.
Contoh Permasalahan
You can use these elements in a script for writing a qualitative purpose statement. A script for
a qualitative purpose statement is:
The purpose of this qualitative study will be to (explore/discover/understand/
describe) (the central phenomenon) for (participants) at (research site). If we apply this
script in the study of Internet classroom learning, we get:
The purpose of this qualitative study is to describe classroom learning using the
Internet for five high-school students participating in a sign language class.
◆ Specify the central phenomenon you plan to explore.
◆ Identify the participants in the study.
◆ Mention the research site for the study.
Because the participants may have already been mentioned in your purpose statement, you do
not need to repeat this information for your central question when you include both a purpose
statement and a central question in a study.
A Sample Script
A script for a central research question that combines these elements is: What is (the central
phenomenon) for (participants) at (research site)?
The following example illustrates the application of this script to the study of creativity: What
is creativity for five students at Roosevelt High School?
Beginning word: “What”
Central phenomenon: creativity
Participants: five students
Research site: Roosevelt High School
Now consider Maria's research study. Write down the central question she might use in
her study incorporating the three major elements: a central phenomenon, participants, and the
research site.
Let's visit some of the challenges inherent in writing the central question. You may need
to educate others about this question, especially if they are quantitative researchers and
trained to “narrow down” questions and not to think in the exact opposite direc- tion of
stating the most general question possible. Also, you need to write the central question in
such a way that it provides some direction for the study but does not leave the direction wide
open. When a central question is too open, readers and audiences for a study will not have
enough information to understand the project. Alternatively, when the central question is too
specific or too laden with assumptions, it does not offer enough latitude for participants to
express themselves, and it can shape too dramatically the views of participants in one
direction or another.
In Table 4.3, several specific examples illustrate central questions stated in terms that are
too general, too focused, or too laden with assumptions. First a poor example is given,
followed by a better, improved version. In the first example, the author states a central
question so broadly that readers and audiences do not understand the central

What is self-esteem for the participant's family? (subquestion)


What is self-esteem as experienced in extracurricular activities in school? (subquestion)
As these examples illustrate, the central phenomenon, self-esteem, is divided into three
topical areas that the researcher explores.
Procedural Subquestions As an alternative form of writing subquestions, procedural
subquestions indicate the steps to be used in analyzing the data in a qualitative study.
Researchers use this form of writing subquestions less frequently than issue questions
because the procedures for a qualitative study will evolve during a study. To write them, the
researcher needs to know what these steps of analysis will be.
However, if the researcher knows the general steps to be taken later in the analysis,
procedural subquestions can be written. They provide those reviewing a study with a more
precise understanding of the steps than do issue subquestions. A script for writing procedural
subquestions is:
To study this central question, the following questions will be addressed in order in this
study:
(What question will be answered first?) (What question will be answered second?) (What
question will be answered third?)
To illustrate this script, assume for a moment that the steps in the process of data analysis will
consist of first developing a description of events, followed by the specification of themes and
broad dimensions for understanding the phenomenon. Let's use the familiar example of
Maria. Maria's research questions might be:
What are students' experiences with weapons in high schools? (central question) What are the
categories of experiences of students? (subquestion)
What process occurs that reflects these experiences? (subquestion)
What propositions or hypotheses reflect the relationship among the categories? (subquestion)
These three subquestions trace a procedure for analyzing the data, from identifying cat-
egories to tracing a process that students experience to advancing some hypotheses that test
this process. Procedural subquestions help readers visualize the steps to be taken in data
analysis, but they do not provide specific material for interview or observation questions.
Distinguishing Qualitative Research Questions from
Data Collection Questions
Are the types of questions asked during data collection (eg, conducting interviews or when
observing) the same questions as the subquestions? Yes, the core questions you ask might be
the issue subquestions in your study. You would not ask your central ques- tion because that
is the overall question you seek to answer with your research. Also, you would not limit your
data collection questions to only issue subquestions. There are two additional sets of
questions that you need to ask, especially in qualitative interviews. Ask the participants about
themselves as your opening question. In this way you break the ice and encourage them to
answer your questions. Also, when you conclude the interview, you might ask them to
suggest individuals that you might visit with to gather additional data.
overall direction or objective of the study. Research questions are questions that focus the
purpose of the study into specific areas of inquiry. Hypotheses are statements that narrow the
purpose statement into specific predictions about the relationship among variables.
Know Why These Statements and Questions Are Important
These statements and questions are the major signposts in a research study. They guide the
direction of the data collection and are helpful in understanding the results of the study. Thus,
they need to be stated clearly and concisely. If they are vague, the reader is lost throughout
the study.
Write Quantitative Purpose Statements, Research Questions, and Hypotheses
To write quantitative purpose statements, research questions, and hypotheses, you need to
understand the nature and types of variables. The three primary types of variables are
dependent, independent, and intervening. Types of independent variables are measured,
control, treatment, and moderating variables. In quantitative research, investigators often test
the relationship among variables using theories.
Write Qualitative Purpose Statements and Research Questions
In qualitative research, inquirers seek to explore a central phenomenon and engage in an
emerging process of research. These two elements help inform the writing of qualitative
purpose statements and research questions. A good qualitative purpose statement includes the
central phenomenon, the participants, and the site of the study. Researchers then nar- row the
purpose statement to two types of qualitative questions: a central question and subquestions.
In the central question the researcher asks the most general question that can be asked in a
study. This central question is then subdivided into subquestions called issue or procedural
subquestions. These questions either subdivide the central question into topics or they
indicate the steps used in analyzing and reporting the data.
USEFUL INFORMATION FOR PRODUCERS OF RESEARCH
◆ Write a purpose statement and either hypotheses or research questions into your research
study.
◆ For a quantitative study, know the differences among the types of variables. Be
able to identify clearly the independent and dependent variables that you plan to study.
◆ Locate and identify a theory to test that will provide an explanation for the rela-
tionship among variables in your research questions and hypotheses.
◆ Write a purpose statement that includes the major elements advanced in this
chapter.
◆ Write either hypotheses or research questions, but not both.
◆ If you write hypotheses, consider whether your statements are directional or non-
directional. Directional hypotheses are more popular today and reflect a predic- tion about the
expected results of a study resulting from past research.
◆ If you write research questions, use the elements advanced in this chapter.
a. How are these conceptions of reading played out, or not played out, in the sixth- grade
classroom?
b. In this article, I rely on critical views of culture and power to highlight aspects of sorority
life that contribute to the marginalization and potential victimization of women.
c. What are the major sources of academic change in a community college? What are the
major processes through which change occurs?
3. Label each of the following hypotheses as “directional,” “nondirectional,” or “null.”
a. Students in a supportive environment are more likely to express willingness to seek help
from the instructor than are students in a nonsupportive environment.
b. There is no significant difference between students in a supportive environment and
students in a nonsupportive environment in terms of their willingness to seek help from an
instructor.
CONDUCTING YOUR RESEARCH
For the educational project you have chosen to design in earlier chapters, write a quanti-
tative purpose statement and research hypotheses. Also, turn the study into a qualitative
project and write a qualitative purpose statement and central question.

Go to the Topic “Selecting and Defining a Research Topic” in the MyEducationLab


(www.myeducationlab.com) for your course, where you can:
◆ Find learning outcomes for “Selecting and Defining a Research Topic.”
◆ Complete Assignments and Activities that can help you more deeply under-
stand the chapter content.
◆ Apply and practice your understanding of the core skills identified in the
chapter with the Building Research Skills exercises.
◆ Check your comprehension of the content covered in the chapter by going to
the Study Plan. Here you will be able to take a pretest, receive feedback on your answers, and
then access Review, Practice, and Enrichment activities to enhance your understanding. You
can then complete a final posttest.

Anda mungkin juga menyukai