Pengertian Hipotesis
1. Menurut Prof. Dr. S. Nasution, Hipotesis adalah dugaan tentang apa yang kita amati
dalam upaya untuk memahaminya. (Nasution:2000)
2. Zikmund (1997:112), Menurut Zimund Hipotesis adalah proposisi atau dugaan belum
terbukti bahwa tentatif menjelaskan fakta atau fenomena, serta kemungkinan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Dikutip dari : http://www.asikbelajar.com/
3. Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137), Hipotesis
adalah pernyataan atau tuduhan bahwa sementara masalah penelitian yang
kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus diuji secara empiris.
4. Menurut Mundilarso, Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah tingkat
kebenaran yang masih harus diuji dengan menggunakan teknik tertentu.
Hipotesis dirumuskan dalam hal teori, dugaan, pengalaman pribadi / orang lain, kesan
umum, kesimpulannya adalah masih sangat awal. Hipotesis adalah pernyataan
keadaan populasi yang akan diverifikasi menggunakan data / informasi yang
dikumpulkan melalui sampel.
5. Menurut Kerlinger (1973), Hipotesis adalah pernyataan dugaan hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Dari definisi ahli di atas dapat dsimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan
sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah.
Hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk
menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang relevan dengan masalah
penelitian dan belum berdasarkan fakta dan dukungan data yang nyata di lapangan.
Hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat positif.
Secara statistik, hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi
(Parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
penelitian. Dengan demikian dalam perhitungan statistik yang diuji adalah hipotesis nol
(H0). Jadi, hipotesis nol adalah pernyataan tidak ada hubungan, pengaruh atau perbedaan
antara parameter dengan statistik dan lawannya adalah Ha yang menyatakan adanya
hubungan, pengaruh atau perbedaan antara parameter dengan statistik. Hipotesis nol (H0)
dinyatakan dengan kalimat negatif (Riduan, 2010:36).
Setiap penelitian tidah harus dirumuskan masalahnya. Agar rumusan masalah dapat terjawan
dan hipotesis dapat teruji, keduanya harus dirumuskan dengan menggunakan kalimat yang
jelas, tidak menimbulkan banyak penafsiran dan spesifik supaya dapat diukur. Masalah
penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, sedang hipotesis dalam bentuk kalimat
pernyataan.
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:[10]
Karakteristik
Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar.[2] Kegagalan
merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian.[2] Meskipun hipotesis telah
memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja
membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.[4]
Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki
beberapa ciri-ciri pokok, yakni:[11]
1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan
dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban
atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan
penelitian.
2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara
operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus
mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui
secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan
memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif
berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu
variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai
makna.
4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi
subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam
hipotesis.
5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat
dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang
diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat
digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih,
bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk
mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-
metode untuk mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data,
maupun generalisasi.
6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan
sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang
sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara
variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan
bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y
dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau
unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan
di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk
dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus
dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah
hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis
yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel
dibuat secara eksplisit.
Poin 2.
Pertanyaan spesifik adalah pertanyaan yang lebih rinci, lebih
khusus dan jelas. Pertanyaan ini dapat dijawab secara
langsung karena secara langsung mengacu pada data-data
penelitian yang akan dibutuhkan untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
Macam-Macam Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tiga macam masalah penelitian (deskriptif, komparatif dan asosiatif), maka ada
tiga macam hipotesis penelitian (Ha), yaitu:
a. Hipotesis Deskriptif yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan
dengan variabel lain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menentukan titik peluang,
hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimatif).
Contoh:
1. Panen udang windu di Tambak Udang Kalinyar-Bangil mencapai 3 ton/ha.
2. Motivasi belajar siswa SDN Melayu 5 mencapai 80% dari kriteria rata-rata nilai ideal
yang ditetapkan.
3. Gaya mengajar dosen statistik mencapai 70% dari kriteria rata-rata nilai ideal.
1. Penentuan masalah.[3]
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam
istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok
dengan fakta.[3] Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan
dengan fakta.[3]