PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari jawaban dari sebuah persoalan melalui
pengumpulan data berdasarkan hasil analisa dalam proses penelitian. Penelitian dipandang
sebagai upaya menjawab pemasalahan secara sistematik dengan metode-metode tertentu melalui
pengmpulan data empiris, mengolah, dan menarik kesimpulan atas jawaban suatu masalah.
Dalam melakukan penelitian seseorang dihadapkan pada permasalahan dan harus mencari
jalan keluarnya, dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang relevan. Dugaan atau
perkiraan semacam ini biasanya disebut dengan hipotesis.
Dari pembahasan di atas kami tertarik untuk membahas lebih dalam lagi mengenai Hipotesis.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hipotesis
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik hipotesis
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk hipotesis
4. Untuk mengetahui dasar perumusan hipotesis
5. Untuk mengetahui cara merumuskan hipotesis
6. Untuk mengetahui tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum
7. Untuk mengetahui kegunaan hipotesis
8. Untuk mengetahui prosedur pengujian hipotesis
9. Untuk mengetahui karakteristik hipotesis yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua penggal kata, hypo=di bawah; thesa=kebenaran. Jadi hipotesis
secara etimologis artinya kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis dapat diartika sebagai
suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
kebenarannya melalui data yang terkumpul.[1]
Menurut Nana Sudjana, hipotesis berasal dari kata hipo, artinya bawah dan tesis, artinya
pendapat. Hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih belum meyakinkan. Kebenaran
pendapat tersebut perlu diuji atau dibuktikan.[2]
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja
menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung,
maka…) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudian hujan benar
turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila
ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan,
perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang
mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu Proposisi inilah yang akan
membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu diantaranya
yaitu Penelitian sosial.
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap
tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan
sadar, teliti, dan terarah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe
proposisi yang langsung dapat diuji.
Pengumpulan
Data
Stimulasi
Verifikasi
Penyusunan
Model
Masalah
Penelitian
Data
Empiris
Data
Empiris
Data
Hipotetik
Selain kita mengetahui cara mengenai merumuskannya kita juga harus mengetahui kegunaan
dari sebuah hipotesis, yaitu secara garis besar adalah sebagai berikut:
Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang
begitu saja dari perhatian peneliti.
Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke
dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Namun, tinggi rendahnya kegunaan hipotesis sangat bergantung dari hal berikut:
Pengamatan yang tajam dari si peneliti
Imajinasi serta pemikiran kreatif dari si peneliti
Kerangka analisis yang digunakan oleh si peneliti
Metode serta desain penelitian yang dipilih oleh si peneliti
F. Tahap-Tahap Pembentukan Hipotesis Secara Umum
Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:
1. Penentuan masalah
Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena
sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan
hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya
dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut,
penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis)
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini
digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, observasi tidak akan terarah.
Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi,
karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit,
dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun
merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian
sebenarnya dilaksanakan.
3. Pengumpulan fakta
Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih
fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada
ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4. Formulasi hipotes
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata
apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu diantara sejumlah
fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa,
diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat
olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal
dengan hukum gravitasi.
5. Pengujian hipotesa
Artinya mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diobservasi dalam istilah ilmiah
hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka
disebut konfirmasi. Terjadi falsifikasi (penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam
pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa, dan bilamana usaha itu tidak berhasil, maka
hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi(corroboration). Hipotesa yang
sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
6. Aplikasi/penerapan
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut
prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat
diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
Maka dari itu kita juga harus mengetahui manfaat dari sebuah hipotesis, karena hipotesis
banyak memberikan manfaat, baik dalam proses dan langkah penelitian maupun dalam
memberikan penjelasan suatu gejala yang diteliti. Manfaat hipotesis bagi proses dan langkah
penelitian, terutama dalam menentukan proses pengumpulan data, seperti metode penelitian,
instrument yang harus digunakan, sampel atau sumber data, dan teknik analisis data. Unsur-
unsur tersebut dapat ditetapkan berdasarkan rumusan hipotesis. Dengan kata lain, hipotesis dapat
member petunjuk yang baik terhadap kegiatan penelitian, khususnya proses pengumpulan data.
Adapun manfaat hipotesis dalam hal penjelasan gejala yang diteliti dapat dilihat dari
pernyataan hubungan variable-variabel penelitian. Manfaat lain dari hipotesis ialah memudahkan
peneliti dalam menarik kesimpulan penelitian, yakni menarik pernyataan-pernyataan hipotesis
yang telah teruji kebenarannya. Dengan demikian, akan mempermudah peneliti maupun
pembaca menangkap makna kesimpulan penelitian.
G. Kegunaan Hipotesis
Secara garis besar, hipotesis memberikan beberapa kegunaan dalam sebuah penelitian yaitu
sebagai berikut:
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja peneliti;
2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta;
3. Sebagai alat sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai tanpa koordinasi kedalam
suatu kesatua penting dan menyeluruh;
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta (M. Nazir,
1999 : 183).
BAB III
KESIMPULAN
Hipotesis berasal dari dua penggal kata, hypo=di bawah; thesa=kebenaran. Jadi hipotesis
secara etimologis artinya kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis dapat diartika sebagai
suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
kebenarannya melalui data yang terkumpul.
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh sebuah hipotesis ialah; hipotesis diturunkan dari
suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi,
hipotesis harus dinyatakan secara jelas, hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur
secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti, hipotesis harus
bebas nilai, hipotesis harus dapat diuji, dan hipotesis harus spesifik. Sementara bentuk-bentuk
yang dimiliki oleh sebuah hipotesis, yaitu diantaranya; hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif,
dan hipotesis asosiatif.
Good dan Secates secara khusus memberikan beberapa sumber yang dapat dijadikan sebagai
dasar bagi perumusan hipotesis, yaitu seperti kebudayaan dimana ilmu tersebut dibentuk, ilmu
itu sendiri yang menghasilkan teori dan teori memberi arah kepada penelitian, analogi
merupakan sumber hipotesis, dan reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman.
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mengandung pernyataan-pernyataan ilmiah,
tetapi masih memerlukan pengujian. Maka dari itu, merumuskan hipotesis bukanlah hal yang
mudah, yaitu; tidak adanya kerangka, kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori
yang sudah ada, dan gagal berkenalan dengan tekhnik-tekhnik penelitian yang ada untuk dapat
merangkaikan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.
Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya ialah; penentuan masalah, hipotesis
pendahuluan atau hipotesis preliminer, pengumpulan fakta, formulasi hipotes, pengujian
hipotesa, dan aplikasi/penerapan.
Secara garis besar, hipotesis memberikan beberapa kegunaan dalam sebuah penelitian yaitu
seperti; memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja peneliti,
mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, sebagai alat sederhana
dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai tanpa koordinasi kedalam suatu kesatua penting
dan menyeluruh, sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar
fakta.
Dalam menguji hipotesis ini, ada beberapa langkah yang harus dilalui, dikenel dengan
prosedur pengujian hipotesis, yaitu menentukan formulasi hipotesisnya, menentukan syaraf nyata
dan nilai table, menentukan kriteria pengujian, melakukan uji statistik, dan membuat kesimpulan.
Tetapi selain itu, karakteristik dari sebuah hipotesis juga merupakan dugaan terhadap keadaan
variabel mandiri, dan dinyatakan dalam kalimat yang jelas, dan dapat diuji dengan data yang
dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Nazir, Moh.2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta
Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Pustaka Setia. Bandung
Sudjana, Nana. Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi. Sinar Baru Algensindo. Bandung
Sudjana, Nana & Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru Algensindo. Bandung
Suryana, Yana & Tedi Priatna. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Azkia Pustaka Utama. Bandung
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung