HIPOTESIS PENELITIAN
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis pada umumnya diartikan sebagai jawaban (dugaan) sementara dari
masalah suatu penelitian. Hipotesis hanya disusun dalam jenis penelitian inferensial,
yakni jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menguji.
Pengujian suatu hipotesis selalu melalui teknik analisis statistik inferensial, sedangkan
penelitian deskriptif tidak memerlukan secara eksplisit rumusan hipotesis.
Hipotesis dapat disusun oleh peneliti berdasarkan landasan teori yang kuat dan
didukung hasil-hasil penelitian yang relevan. Peneliti harus memahami tentang isi dan
bagaimana langkah-langkah dalam merumuskan suatu hipotesis penelitian.
Rumusan hipotesis memiliki persyaratan atau ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh
peneliti. Adapun beberapa ciri-ciri rumusan hipotesis, menurut Soesilo (2015) sebagai
berikut:
b. Kerlinger
c. Suryabrata
e. Dantes
Fraenkel dan Wallen lebih fokus mengartikan bahwa jenis hipotesis tak
terarah menggambarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak menyusun
prediksi, sehingga menimbulkan ketidakjelasan arah dan akan memengaruhi hasil
penellitian itu sendiri.
Membicarakan tentang hipotesis tidak terarah sebenarnya termasuk hipotesis
alternatif (Ha). Selain Ha, ada juga hipotesis nihil (Ho). Hipotesis alternatif
memiliki dua macam jenis, yaitu hipotesisis terarah (directional hypotheses) dan
hipotesis tak terarah (non-directional hypotheses).
Hipotesis tidak terarah adalah hipotesis yang dibuat peneliti dengan cara
merumuskan masalah secara tegas dan peneliti juga sudah menyatakan bahwa
variabel bebas sudah memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Adapun yang
disebut dengan hipotesis tak terarah adalah hipotesis yang belum dirumuskan secara
tegas, dan antara variabel bebas belum tentu memiliki pengaruh terhadap variabel
terikat.
g. Suharsini Arikunto
Buat kalian yang sudah beberapa kali melakukan penelitian, pasti sudah tidak
asing lagi dengan Suharsini Arikunto. Beliau mengartikan hipotesis tidak jauh
berbeda dengan pendapat-pendapat sebelumnya. Secara garis besar, hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap sesuatu masalah yang diteliti oleh peneliti.
Sampai penelitian selesai, barulah hipotesis tersebut dapat dibuktikan lewat data-
data yang diperoleh dan terkumpul, apakah sesuai atau tidak sesuai.
h. Zikmund
i. Sudjana
3. Jenis-Jenis Hipotesis
Dalam penelitian inferensial, khususnya pada penelitian korelasi dan
komparatif, hipotesis digolongkan menjadi dua, yakni hipotesis tanpa arah yang
disebut juga dengan hipotesis dua arah dan hipotesis searah, seperti yang dijelaskan di
bawah ini.
Contoh lain, hipotesis yang berbunyi “Ada perbedaan yang signifikan prestasi
belajar siswa berdasar motivasi belajar”. Dalam hipotesis ini juga tidak disertakan
penjelasan motivasi belajar mana yang memiliki prestasi belajar tinggi.
b. Hipotesis Searah
Hipotesis searah pada umumnya disusun sebagai pernyataan yang
menunjukkan arah hubungan atau perbedaan dari dua variabel yang diteliti; arah
mencerminkan hubungan positif atau sebaliknya negatif. Sebagai misal hipotesis
penelitian “Semakin tinggi motivasi belajar siswa, diikuti semakin tinggi prestasi
siswa”; menunjukkan arah hubungan yang positif. Contoh lain “Semakin tinggi
konsep diri, diikuti semakin rendah agresivitas siswa”; yang menggambarkan ada
hubungan yang bersifat negatif.
Hal ini yang disebut sebagai proses berpikir induktif. Setelah menelaah
teori-teori maupun temuan-temuan hasil penelitian, peneliti dapat merumuskan
hipotesis penelitiannya. Hasil kajian teori maupun temuan hasil penelitian tersebut
merupakan bekal (landasan) penting bagi peneliti dalam menyusun hipotesisnya.
Oleh karena itu, pada umumnya hipotesis diletakkan setelah peneliti menelaah
teori, konsep maupun temuan hasil penelitian, yakni pada bagian akhir bab II dari
suatu laporan penelitian.
Hipotesis harus diuji kebenarannya melalui uji statistik dengan
menggunakan teknik analisis yang tepat. Hipotesis yang telah disusun perlu
dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan teknik analisis statistik lanjut.
Pemilihan teknik analisis statistik tersebut tergantung dari beberapa hal, yakni jenis
penelitian, tujuan penelitian dan jenis skala data pada masing-masing variabel.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah kumpulan teori yang didapatkan dari berbagai macam
sumber yang akan digunakan sebagai bahan rujukan dalam melakukan kegiatan
penelitian atau membuat karya tulis ilmiah. Dalam hal ini, landasan teori bisa diambil
dari berbagai macam media, seperti jurnal, skripsi, artikel, berita, koran, dan masih
banyak lagi. Namun, dalam memilih teori yang akan digunakan, sebaiknya pilihlah
yang ada relevansinya dengan topik permasalahan penelitian atau karya tulis ilmiah.
Kajian pustaka sering juga dikenal landasan teori. Kajian pustaka ini bertujuan
untuk menjawab atau menemukan solusi dari suatu topik permasalahan yang akan
diteliti. Maka dari itu, teori yang dipilih harus valid agar hasil penelitian bisa
dipertanggungjawabkan dan bisa memberikan manfaat serta solusi bagi pembaca
terhadap topik permasalahan yang diangkat.
Dikarenakan kajian pustaka sangat penting dalam proses penelitian dan
pembuatan karya tulis ilmiah, maka kajian pustaka harus ada. Kajian pustaka perlu
ditulis karena dapat menunjang ketajaman dari proses penelitian. Bukan hanya ditulis
begitu saja, tetapi kajian pustaka juga harus dijelaskan dengan bahasa ilmiah, tetapi
mudah dipahami agar pembaca memahami maksud jawaban atau analisis dari
penelitian tersebut.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa kajian pustaka adalah salah bagian
penting yang ada pada proses penelitian atau karya tulis ilmiah. Tanpa adanya kajian
pustaka, maka proses penelitian atau karya tulis ilmiah yang dilakukan bisa
melenceng dari topik permasalahan, sehingga hasil penelitian menjadi kurang
maksimal.
Selain itu, tanpa adanya kajian pustaka, maka penulis atau bahkan pembaca
akan kesulitan dalam menangkap garis besar dari proses penelitian yang telah
dilakukan. Dengan kata lain, proses penelitian yang dilakukan sudah tidak sesuai
dengan tujuan awal. Maka dari itu, jangan pernah lupa untuk memasukkan kajian
pustaka ketika sedang ingin melakukan proses penelitian atau karya tulis ilmiah.
Penulisan kajian pustaka pada karya tulis ilmiah, kajian pustaka biasanya
berada di BAB II. Karya ilmiah yang menggunakan kajian pustaka, seperti jurnal,
skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian, dan sejenisnya.
2. Manfaat Kajian Pustaka
a. Mudah Menemukan Solusi dari Topik Permasalahan yang Diteliti
Semua teori yang ada di dalam kajian pustaka sudah harus melewati
pengkajian dari berbagai macam literatur atau sumber-sumber data, sehingga bisa
memperoleh teori yang relevan dengan topik permasalahan. Bahkan, bisa
menghasilkan penelitian yang bermanfaat bagi pembacanya atas permasalahan
yang sedang terjadi.
Selain memiliki manfaat, kajian pustaka juga memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
Selain adanya tujuan dalam membuat kajian pustaka, ternyata ada juga fungsi
kajian pustaka terutama dalam penelitian.
C. RUMUSAN MASALAH
Setiap penelitian cenderung berangkat dari masalah, namaun masalah yang dibawa
peneliti kuantitatif dan kualitatif berbeda. Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang
dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, sedangkan maslah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.
Setelah masalah diidentifikasikan, dan dibatasi, maka selanjutnya maslah tersebut
dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.
Dengan pertanyaan ini maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian
selanjutnya. Berdasarkan rumusan masla tersebut, maka peneliti menggunakan berbagai
teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam penelitian kuantitatif ini digunakan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian tersebut. Jawaban terhadap rumusan masalah yang
baru menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis, maka hipotesis dapat diartikan
sebagai jawaban sementara terhadap rumusan maslaah penelitian.
D. BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sanagat terkait dengan rumusan maslaah penelitian.
Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan maslaah penelitian ada 3
yaitu: