Disusun Oleh:
1. Anita azizah putri (180711100133)
2. Novrian anshar gafur (180711100127)
3. Maslachatul amma (180711100002)
4. Siti masti’ah hadi (180711100055)
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Hukum Perlindungan Konsumen.
Makalah ini kami buat dengan sebaik mungkin, namun masih belum
dikatakan sempurna. kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan, kalimat, maupun bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala kritik dan saran dari pembaca supaya kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Maka dari itu, kami mengharap kritik dan sarannya yang membangun demi
menyusun makalah lebih sempurna kedepannya. Semoga makalah yang telah kami
susun bisa bermanfaat bagi penulis sendiri (terutama) dan bagi pembaca. Dan
akhirnya kami hanya bisa mengucapkan banyak terimakasih.
Akhir kata kami berharap semoga maklah tentang perjanjian jual beli ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1
C. TUJUAN......................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
1. Urgensi perlindungan terhadan produk makanan.........................................................3
2. Regulasi tentang pangan di Indonesia..........................................................................4
3. Peran pemerintah dalam menanggulangi kejahatan konsumen pangan........................7
4. Problematika perlindungan konsumen dalam bidang pangan.......................................8
BAB III..................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................11
A. KESIMPULAN..........................................................................................................11
B. SARAN......................................................................................................................11
DAFTAR ISI..........................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum hubungan hukum antara produsen dan konsumen merupakan
hubungan yang terus menerus dan berkesinambungan. Hubungan hukum antara
produsen dan konsumen karena keduanya menghendaki dan mempunyai tingkat
ketergantungan yang cukup tinggi. Hubungan tersebut terjadi sejak proses produksi,
distribusi, pemasaran dan penawaran hingga pada akibat mengkonsumsi produk
tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa urgensi perlindungan terhadap produk makanan?
2. Bagaimana regulasi tentang pangan di Indonesia?
3. Apa saja peran pemerintah dalam menanggulangi kejahatan konsumen
pangan?
4. Apa saja preblematika perlindungan konsumen dalam bidang pangan?
1
C. TUJUAN
1. Untuk mempelajari urgensi perlindungan terhadap produk makanan
2. Untuk mempelajari regulasi tentang pangan di Indonesia
3. Untuk mempelajari peran pemerintah dalam menanggulangi kejahatan
konsumen
4. Untuk mempelajari problematika perlindungan konsumen dalam bidang
pangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Janus Sidabalok ada empat alasan pokok mengapa konsumen perlu
dilindungi, yaitu sebagai berikut : 2
1 Ahmad zazili, urgensi pengawasan keamanan pangan berbasis Sistem manajemen risiko bagi perlindungan konsumen, (Fakultas Hukum Universitas Lampung, Vol. 28, No. 1,
Januari 2019)hal, 60
2 Ibid, hal 60
3
4. Melindungi konsumen perlu untuk menjamin sumber dana pembangunan
yang bersumber dari masyarakat konsumen.
4
Adapun tujuan dibentuknya regulasi pangan tersebut dinyatakan pasal 3 UU
Noor 7 tahun 1999 yang isinya:
Regulasi pangan tersebut secara jels peran negara dalam hal pangan. Peran
terbesar tersebut terlihat dari tanggung jawab negara dalam mengatasi persoalan
pangan mulai dari ketersediaan pangan aman dan bermutu hingga ketersediaan
pangan dengan harga yang terjangkau masyarakat.
untuk lebih memahami peran negara dalam hal keamanan pangan. Hal 11
penting menyebutkan beberapa isu dalam regulasi pangan khususnya yang terkait
dengan masalah keamanan pangan.
5
d. Pemasukan dan pengeluaran pangan kedalam dan dari wilayah Indonesia
e. Tanggung jawab industrial pangan
f. Ketahanan pangan
g. Peran serta masyarakat
h. Pengawasan
2. UU No. 36 tahun 2009 mengatur tentang kesehatan yang beberapa pasal
terkait isu keamanan pangan seperti di pasal 109, pasal 110, dan pasal111
3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 1999 mengatur tentang muatan
pelebelan dan periklanan pangan.
4. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang keamanan, Mutu dn gizi
pangan mengatur tentang peraturan memuat:
a. Keamanan pangan
b. Sanitasi
c. BTP
d. Pangan produk rekayasa genetika
e. Iradiasi pangan
f. Kemasan pangan
g. Jaminan mutu pangan dan pemeriksaan
h. Laboratorium
i. Pangantercemar
j. Mutu dan gizi pangan
k. Mutu pangan
l. Sertifikasi mutu pangan
m. Gizi pangan
5. Ka. Badan POM Nomor K.00.06.1.52.4011 Memuat tentang pencemaran
kimia logam dalam pangan.
6. Menkes & Mentan No.SKB No.881/Menkes. SK. VIII.96&711 Kptsn TP.
270.8.96 Tahun 1996 memuat batas maksimum residu pestisida pada hasil
pertanian
6
7. SK Kepala Badan POM No. HK.00.05.1. 4057 Tahun 2004 memuat batas
maksimum aflatoksin dalam produk pangan.
8. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 518 Tahun 2001tentang pedoman dan
tata cara pemeriksaan dan penetapan pangan halal.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 28/Menkes/SK/I/1996 memuat
tentang label makanan.
10. Kep. Dirjen. POM No. 03726/B/SK/VII/1989 muatan tentang cemaran
mikroba dalam pangan
11. Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88 muatan tentang bahan makanan
tambahan. Di dalam peraturan disebutkan 11 golongan BTP.
12. Keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.5.5.4547 tahun 2004
Muatan tentang Penggunaan B T P pemanis buatan dalam produk pangan.
Disebutkan dalam peraturan ini ada 13
jenis pemanis buatan .
Di tingkat peraturan peran negara cukup kuat dalam mengatur, mengawasi
dan menindak segala bentuk penyimpangan dalam hal keamanan pangan. Negara
memiliki seluruh sumberdaya yang dibutuhkan untuk menerapkan peraturan sampai
di leveloperasional. Berdasarkan hal tersebut seharusanya tidak ada alasan bagi
negara untuk lalai dalam melindungi warganya dari ancaman keamanan pangan.6
7
Dalam hal perlindungan terhadap konsumen dalam pasal 4 ayat 1 Undang-
Undang Republik Indonesia no 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang
ber bunyi “hak konsumen adalah hak atas kenyamanen, keamanan dan keselamatan
dalam mengkonsumsi barang dan/ jasa” dan pasal 4 ayat 3 “ hak atas informasi yang
benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ jasa”. Sedangkan
pengawasan pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen sesuai
pasal 30 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen yang
berisi “pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindugan konsumen, serta
penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan diselenggarakan oleh
pemerintah, masyarakat, dan lembaga perlindungan konsumen swadaya
masyarakat”.7
Peran pemerintah dalam melindungi konsumen ditunjukkan dengan mendirikan
Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) merupakan lembaga yang dibentuk
oleh pemerintah dan berada langsung di bawah presiden. Tugasnya mengkaji
berbagai kebijakan perlindungan konsumen, menyusun dan memberikan saran serta
rekomendasi kepada pemerintah, menyebarluaskan informasi melalui media
mengenai perlindungan konsumen dan memasyarakatkan sikap keberpihakan kepada
konsumen, serta menerima pengaduan dari masyarakat.8
7 Ernawati, Perlindungan Konsumen Terhadap Makanan Pangan Industri Rumah Tangga,Vol 1 No 2, April 2-17, Hal 191.
8 Agustina Balik Dan Vica Jilyan Edsti Saija, Tanggung Jawab Pemerintah Dan Pelaku Usaha Makanan Siap Saji Terkait Penggunaan Wadah Plastik Yan Berbahaya Bagi
8
pada diri manusia di tentukan oleh apa yang mereka konsumsi,sedangkan Di
Indonesia sendiri keamanan pangan masih jauh dari kata aman, masih banyak
produsen-produsen yang memproduksi makanan tanpa memperhatikan sehat atau
tidaknya makanan tersebut dan tanpa memikirkan efek samping yang akan terjadi,
terutama mereka yang memperioritaskan keuntungan dari pada keamanan dan
kenyamanan dari konsumennya.
Pada realitanya konsumen memiliki kebebasan utuk menentukan jenis dan
kualitas barang/jasa sesuai dengan kebutuhannya, keamanan pangan, masalah dan
dampak penyimpangan mutu, hal itu sudah disebutkan dalam UU No 8 Tahun 1999
pasal 4 dan 5 tentang perlindungan konsumen, namun Konsumen pada umumnya
belum mempedulikan atau belum memiliki kesadaran tentang keamanan makanan
yang mereka konsumsi, sehingga belum banyak menuntut produsen untuk
menghasilkan makanan yang aman.
Sudah banyak kasus penyalahgunaan bahan dalam memproduksi pangan yang
telah terjadi, contohnya di kabupaten Buton Utara pada Tahun 2015 lalu, di sana ada
produsen yang menggunakan zat berbahaya dalam memproduksi makanan, seperti
menggunakan pewarna tekstil dan pengawet berbahaya dalam jipang warna dan onde-
onde.
Berdasarkan data yang dirangkum oleh BPOM selama 4 tahun terakhir
industry jasa produk pabrik kecil dan produk makanan rumah tangga memberikan
kontribusi yang paling besar(31%) dibandingkan dengan pangan olahan (20%):
jajanan (135): dan lail-lain(5%). Maka suda sepatutnya pihak yang berwenang untuk
mengadakan sosialisasi dan pengawasan terhadap produsen-produsen tentang hal-hal
yang berkaitan dengan produksi pangan dan perlindungan kosumen. 9
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap warganegara akan mendapat perlindungan dari negara, oleh karena itu
hukum yang dibuat negara harus melindungi hak-hak dasar tersebut. Dengan adanya
hak asasi tersebut, manusia dapat mengembangkan diri pribadi, peranan, dan
sumbangannya bagi kesejahteraan hidup manusia.
B. SARAN
Dalam makalah ini masih banyak kekurangannya. Dengan adanya makalah ini
semoga dapat membantu dan menambah ilmu teman-teman. Selain itu diharapkan
10
teman-teman mencari tambahan referensi dari buku, majalah, atau situs web yang
mengedukasi.
11
DAFTAR ISI
Balik , Agustina Dan Vica Jilyan Edsti Saija. Juli 2017. Tanggung Jawab Pemerintah
Dan Pelaku Usaha Makanan Siap Saji Terkait Penggunaan Wadah Plastik Yan
Berbahaya Bagi Konsumen Di Kota Ambo. Vol 23 No 2.
Purwani , Eni. 2010. “Efektifitas Peran Negara Dalam Keamanan Pangan”. Jurnal
Kesehatan. Vol. 3 No. 1.
12