Anda di halaman 1dari 13

PENGUJIAN HIPOTESIS

Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah.
Jawaban tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti
akan mengamati sesuatu gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus
perhatiannya. Sebelum mendapatkan fakta yang benar, mereka akan
membuat dugaan tentang gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi titik
perhatiannya tersebut.
Fungsi Hipotesis
Fungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana
penelitian, setidaknya ada empat yaitu:
a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai
masalah pendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada
sekedar mengumpukan fakta yang berserakan, untuk mencari
generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta
tersebut. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan
gambaran pola, yang penting untuk memahami persoalan. Pola
semacam ini tidaklah menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan
tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan
memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis
tersebut dapat diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui
penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat mebantu kita untuk
memperluas pengetahuan.
b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung
dapat diuji dalam penelitian.
Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang
dimulai dengan suatu pertanyaan, akan tetapi hanya hubungan antara

Pengujian Hipotesis
1

variabel yang akan dapat duji. Misalnya, peneliti tidak akan menguji
pertanyaan apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid
menyebabkan peningkatan hasil belajar murid secara nyata? akan
tetapi peneliti menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan
tersebut komentar guru terhadap hasil pekerjaan murid, menyebabkan
meningkatnya hasil belajar murid secara nyata atau yang lebih
spesifik lagi skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru
atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor
siswa yang tidak menerima komentar guru atas pekerjaan mereka
sebelumnya. Selanjutnya peneliti, dapat melanjutkan penelitiannya
dengan meneliti hubngan antara kedua vatiabel tersebut, yaitu
komentar guru dan prestasi siswa.
c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga
menentukan sifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan
tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis menunjukkan kepada para
peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta yang harus dipilih dan diamati
adalah fakta yang adahubungann nya dengan pertanyaan tertentu.
Hipotesislah yang mentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapat
memberikan dasar dalam pemilihan sampel serta prosedur penelitian
yang harus dipakai. Hipotesis jufga dapat menunjukkan analisis
satatistik yang diperlukan dan hubungannya yang harus menunjukkan
analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap
terbatas, dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.
Sebagi contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang, latihan pra sekolah
bagi anak-anak kelas satu yang mengalami hambatan kultural. Hipotesi
ini menunjukkan metode penelitian yang diperlukan serta sampel yang
harus digunakan. Hipotesis inipun bahkan menuntun peneliti kepada tes
statistik yang mungkin diperlukan untuk menganalisis data. Dari
pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa peneliti harus melakukan

Pengujian Hipotesis
2

eksperimen yang membandingkan hasil eblajr dikelas satu dari sampel


siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah mengalami program
pra sekolah dengan sekelompok anak serupa yang tidak mengalami
progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rat kedua
kelompok tersebut dapat dianalaisis denga tes atai teknik analis
variansi, agar dapat diketahui signifikansinya menurut statistik.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan
penyelidikan.
Akan sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis
secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan
hipotesis tersebut. Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan
tertulis ini diseputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula,
sehingga membuat penyajian ini lebih berarti dan mudah dibaca.
Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya
mengandung beberapa hal.
Hal hal tersebut diantaranya :
a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara
variabel-variabel-variabel.
c. Hipotesis harus dapat diuji
d. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
e. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :

Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variable


Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau
lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut
mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai
dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan

pada variabel yang lain.


Hipotesis harus Dapat Diuji

Pengujian Hipotesis
3

Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya,

hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.


Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada
permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan
hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap
ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang
dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu
suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian

sebelumnya.
Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk
kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna
dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan
hipotesis tersebut.

Jenis-Jenis Hipotesis
a. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).
Artinya, dalam rumusan hipotesis, yang diuji adalah ketidakbenaran
variabel (X) mempengaruhi (Y). Ex: tidak ada hubungan antara warna
baju dengan kecerdasan mahasiswa.
b. Hipotesis Kerja (H1)
Hipotesis Kerja (H1) adalah hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y)
yang diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan digunakan sebagai
dasar pencarian data penelitian.
Pengujian Hipotesis
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni
berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti

Pengujian Hipotesis
4

harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah
kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis ,
apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang
peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena
ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif
yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat
mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan
harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
MEMBANGUN ARGUMENTASI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dengan adanya keingintahuan manusia yang terus menerus, maka
ilmu akan terus berkembang dan membantu meningkatkan kemampuan
berfikir secara logis yang disebut penalaran. Proses berfikir adalah suatu
refleksi yang teratur dan hati-hati yang lahir dari suatu keragu-raguan dan
keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan yang kemudian berkembang
menjadi masalah yang khas, yang dipecahkan melalui penyelidikan
berdasarkan metode tertentu, sehingga kesimpulan tentatif dapat ditarik.
Dengan demikian, proses berfikir logis (penalaran) memiliki 2 (dua) unsur
penting, yaitu : (1) Logis, dan (2) Analitis.
Rasio atau fakta (data empiris) merupakan sumber utama penalaran.
Pada hakekatnya berfikir secara ilmiah merupakan gabungan antara
penalaran secara deduktif dan induktif yang berkaitan erat dengan
rasionalisme dan empirisme. Induksi merupakan cara berfikir untuk menarik
suatu kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat
individual. Sedangkan Deduksi merupakan cara berfikir untuk menarik
kesimpulan yang bersifat khusus berdasarkan pernyataan yang bersifat
umum. Dalam hal ini upaya inquiry/observasi/investigasi terhadap
pengetahuan baru, atau sekurang-kurangnya sebuah pengaturan baru, atau

Pengujian Hipotesis
5

interpretasi (penafsiran) baru dari pengetahuan yang diperoleh, merupakan


makna dari penelitian.
Ada diantara peneliti yang merumuskan hipotesis semata-mata
beranjak dari hasil kajian teoritis atau melalui proses menghubungkan
sejumlah bukti empiris. Ada pula diantara peneliti merumuskan hipotesis
berdasarkan hasil perenungan atau reka-reka rasional. Beranjak dari mana
hipotesis dibangun, tidak perlu dipermasalahkan, karena yang penting
adalah hipotesis itu merupakan kesimpulan sementara yang dapat
dibuktikan dan masih harus dibuktikankebenarannya.
Ada beberapa alasan mengapa hipotesis itu harus dibuat, yaitu :
a) Hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti dapat dijadikan bukti kuat,
peneliti tersebut mempunyai penguasaan yang cukup luas dan mendalam
mengenai focus kajian.
b) Hipotesis merupan panduan peneliti dalam rangka pengumpulan dan
analisis data, penentuan prosedur kerja penelitian dan data yang harus
dicari selama proses penelitian.
c) Hipotesis diperlukan untuk mempermudah penarikan kesimpulan.
Seorang peneliti dituntut untuk dapat menggali sumber-sumber
hipotesis. Untuk itu dipersyaratkan bagi peneliti harus:
1.

Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan


dengan cara banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan
penelitian yang sedang dilaksanakan.

2.

Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat,


objek, dan hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena
yang sedang diselidiki.

3.

Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan


keadaan yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu
yang bersangkutan.
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa

penggalian sumber-sumber hipotesis dapat berasal dari:

Pengujian Hipotesis
6

1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan


dengan fenomena.
2.

Wawasan dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena.

3.

Materi bacaan dan literatur yang valid.

4.

Pengalaman individu sebagai suatu reaksi terhadap fenomena.

5.

Data empiris yang tersedia.


6. Analogi atau kesamaan dan adakalanya menggunakan imajinasi yang
berdasar pada fenomena.
Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyak

disebabkan karena hal-hal:


1. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang
kerangka teori yang jelas.
2. Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori
yang ada.
3. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk
merumuskan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.
Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu directional Hypotheses
dan non directional Hypotheses (Fraenkel and Wallen, 1990:42 ;
Suharsimi Arikunto, 1989:57).
HIPOTESIS BERARAH
Hipotesis terarah adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti,
dimana peneliti sudah merumuskan dengan tegas yang menyatakan bahwa
variabel independen memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap
variabel dependen. Misalnya: Siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih
tinggi prestasi belajarnya, dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan metode curah pendapat.

Pengujian Hipotesis
7

HIPOTESIS TAK BERARAH


Hipotesis tak terarah adalah hipotesis yang diajukan dan
dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen. Fraenkel dan Wallen (1990:42)
menyatakan bahwa hipotesis tak terarah itu menggambarkan bahwa peneliti
tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang
akan dilakukan. Contoh: Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode
mengajar inkuiri dan curah pendapat terhadap prestasi belajar siswa.
KRITERIA PENGUJIAN HIPOTESIS SATU SISI (ONE TAILED TEST) dan
DUA SISI (TWO TAILED TEST)
Terdapat dua bentuk pengujian hipotesisi, yaitu uji dua pihak (two tail)
dan uji satu pihak (one tail). Jenis uji mana yang akan dipakai tergantung
pada bunyi kalimat hipotesis.
1. Uji Dua Sisi ( Two Tailed Test )
Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (Ho) berbunyi sama dengan
dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi tidak sama dengan (Ho = ; Ha
)
Contoh hipotesis deskriptif (satu sampel) :
Ho
: Daya tahan lampu merk X = 400 jam
Ha
: Daya tahan lampu merk X 400 jam
Ho :
= 400 jam
Ha :
400 Jam
Contoh hipotesis komparatif (dua sampel) :
Ho
: Daya tahan lampu merk A = merk B
Ha
: Daya tahan lampu merk A merk B
Ho : 1 = 2 (tidak beda)
Ha : 1 2 (berbeda)
Contoh hipotesis asosiatif :
Ho
: Tidak ada hubungan antara X dan Y
Ha
: Terdapat hubungan antara X dan Y
Ho : = 0
(berarti tidak ada hubungan)
Ha : 0
(berarti ada hubungan)

Pengujian Hipotesis
8

Grafik Pengujian Dua Arah

Tolak Ho

Jangan Tolak Ho
95%

1,96

-1,96

2. Uji Satu Sisi ( One Tailed Test )


a) Uji Sisi Kiri
Uji sisi kiri digunakan apabila : hipotesis nol (Ho) berbunyi lebih besar
atau sama dengan () dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunti lebih
kecil (<), kata lebih kecil atau sama dengan sinonim kata paling sedikit
atau paling kecil.
Contoh hipotesis deskriptif (satu sampel) :
Ho
: Daya tahan lampu merk A paling rendah / sedikit 400 jam
atau lebih besar
dan sama dengan.
Ha

: Daya tahan lampu merk A lebih kecil 400 jam

Ho : 400 jam
Ha : < 400 jam
Contoh hipotesis komparatif (dua sampel) :
Ho

: Daya tahan lampu merk A paling sedikit sama dengan

lampu merk B
Ha

: Daya tahan lampu merk A lebih kecil dari merk B

Ho : 1 2 - 1

lampu merk A dan

Ha : 1 < 2 - 1

lampu merk B

Contoh hipotesis asosiatif :


Ho

: Hubungan antara X dengan Y paling sedikit (kecil) 0,65

Ha

: Hubungan antara X dengan Y lebih kecil dari 0,65

Ho : 0,65
Ha : < 0,65

Pengujian Hipotesis
9

Grafik Pengujian Satu Arah

Tolak Ho
Terima Ho

-1,65

b) Uji Sisi Kanan


Uji sisi kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi lebih kecil
atau sama dengan () dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi lebih
besar (>). Kalimat lebih kecil atau sama dengan sinonim dengan kata
paling besar
Contoh hipotesis deskriptif (satu sampel) :
Ho
: Daya tahan lampu merk A paling lama 400 jam
Ha
: Daya tahan lampu merk B lebih besar dari 400 jam
Ho :
400 jam
Ha : > 400 jam
Contoh hipotesis komparatif (dua sampel) :
Ho
: Daya tahan lampu merk A paling besar (tinggi) sama
dengan lampu merk B.
Ha
: Daya tahan lampu merk A lebih besar dari lampu merk B
Ho : 2 lampu merk A dan
Ha : > 2 lampu merk B
Contoh hipotesis asosiatif :
Ho
: Hubungan antara X dengan Y paling sedikit (kecil) 0,65
Ha
: Hubungan antara X dengan Y lebih kecil dari 0,65
Ho : 0,65
Ha : < 0,65
Grafik Pengujian Satu Arah

Tolak Ho

Terima Ho

1,6 5

Pengujian Hipotesis
10

PERUMUSAN HIPOTESIS STATISTIK


Perumusan hipotesis dalam penelitian merupakan langkah ketiga
setelah landasan teori dan kerangka konseptual. Penelitian yang bersifat
eksploratif/deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitianyang
merumuskan hipotesis biasanya adalah penelitian yang bersifat kuantitatif,
sedangkan untuk penelitian kualitatif tidak merumuskan hipoteisis namun
menemukan hipotesis yang selanjutnya dapat diuji dengan penelitian
deskriptif.
Bentuk-bentuk hipotesis sangat berkaitan dengan rumusan masalah
penelitian. Terdapat tiga bentuk-bentuk hipotesis, yaitu :
1. Hipotesis deskriptif, merupakan jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri baik satu variabel
atau lebih.
Contoh 1:
Rumusan masalah deskriptif : Berapa daya tahan lampu pijar merk X?
Hipotesis deskriptif :
Ho : Daya tahan lampu pijar merk X adalah 600 jam.
Ha : Daya tahan lampu pijar merk X tidak sama dengan 600 jam.
Hipotesis Statistik :
Ho : m = 600
Ha : m 600
Contoh 2:
Rumusan masalah deskriptif : Seberapa tinggi motivasi belajar mahasiswa
suatu fakultas tertentu?
Hipotesis deskriptif :
Ho : Motivasi belajar mahasiswa suatu fakultas adalah 80% dari kriteria
ideal yang ditetapkan.
Ha : Motivasi belajar mahasiswa suatu fakultas tidak sama dengan 80%
dari kriteria ideal yang ditetapkan.
Hipotesis Statistik :
Ho : r = 80 %
Ha : r 80 %
2. Hipotesis Komparatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah komparatif (perbandingan). Membandingkan dua
populasi/sampel yang berbeda namun dalam variabel yang sama atau
membandingkan dua kejadian yang berbeda waktu namun variabel sama.
Contoh 1:
Rumusan masalah komparatif : Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa
jurusan matematika dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu
komputer?
Hipotesis deskriptif :
Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan
matematika dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputer

Pengujian Hipotesis
11

Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa jurusan matematika


dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan ilmu komputer
Hipotesis Statistik :
Ho : m1 = m2
Ha : m1 m2
Contoh 2 :
Rumusan masalah komparatif : Bagaimanakah produktifitas kerja
karyawan PT ABC dengan karyawan PT XYZ?
Hipotesis deskriptif :
Ho : Tidak terdapat perbedaan produktifitas kerja karyawan PT ABC
dengan produktifitas kerja karyawan PT XYZ
Ha : Terdapat perbedaan produktifitas kerja karyawan PT ABC dengan
produktifitas kerja karyawan PT XYZ
Hipotesis Statistik :
Ho : m1 = m2
Ha : m1 m2
3. Hipotesis Asosiatif, merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalahyang menanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel.
Contoh 1:
Rumusan masalah asosiatif : Adakah hubungan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar?
Hipotesis deskriptif :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar.
Ha : Terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
Hipotesis Statistik :
Ho : r = 0
Ha : r 0
Contoh 2 :
Rumusan masalah asosiatif : Adakah hubungan antara prestasi kerja
dengan salary yang diterima karyawan.
Hipotesis deskriptif :
Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif antara prestasi kerja dengan
salary yang diterima karyawan.
Ha : Terdapat hubungan antara prestasi kerja dengan salary yang diterima
karyawan.
Hipotesis Statistik :
Ho : r = 0 , Ha : r 0
DAFTAR PUSTAKA

http://saputro64.blogspot.com/2013/04/pengertian-fungsi-ciri-ciri-jenisjenis_4796.html

Pengujian Hipotesis
12

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: Gaung Persada Press.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Pengujian Hipotesis
13

Anda mungkin juga menyukai