Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

1 LNDAnULUAN
Setelah si peneliti menelaah hasil-hasil penelitian dari peneliti-peneliti terdahulu melalui
studi kepustakaan, dan si peneliti telah memilih dan merumuskan masalah penelitian yang ingin
di pecahkan, maka tibalah saatnya sipeneliti merumuskan hipotesis-hipotesis untuk di uji.
Dengan banyak membaca, si peneliti telah memperoleh banyak informasi, baik mengenai
metode penelitian yang digunakan, maupun mengenai bahan-bahan komparatif yang akan
dipakai untuk mengembangkan hipotesis dan mempertajam analisis. Si peneliti sudah cukup
mempunyai pengetahuan tentang teori-teori yang berkembang serta konsep-konsep yang ada
menmgenai fenomena-fenomena dan hubungan hubungan yang akan di cari.
Memformulasikan hipotesis harus diakui, adalah suatu pekerjaan yang sukar dalam
penelitian. Hal ini akan lebih-lebih amat terasa jika permasalahan yang ingin di pecahkan tidak
mempunyai kerangka teori yang jelas. Di lain pihak, kesukaran merumuskan hipotesis
disebabkan oleh kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori secara logis, di
samping kurang mengenal teknik serta metode penelitian yang ada.
Hipotesis yang telah dirumuskan, kemudian diuji. Cara mengujinya tergantung dari
metode peneliti serta desain peneliti itu sendiri. Yang penting, adalah hipotesis harus di uji dan
dievaluasikan, hipotesis tersebut harus dicari kecocokannya dengan fakta ataupun dengan
logika.
MERUMUSKAN HIPOTESIS
A Definisi Hipotesis
Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang
kebenarannya harus di uji secara empiris. Menurut asal-usul kata, hipotesis berasal dari kata
"hypo yang artinya di bawah, "thesa yang artinya kebenaran.
Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang kita ingin pelajari. Hipotesis
adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaima
adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam
verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang
kompleks.
TreIease (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara
dari suatu fakta yang dapat diamati. Sedangkan Good dan Scates (1954) menyatakan
bahwa,Hipotesis adalah sebuah taksiran atau refrensi yang dirumuskan serta diterima untuk
sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang
diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selanjutnya. Dan
menurut KerIinger (1973), hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan
antara dua . Menurut asal-usul kata, hipotesis berasal dari kata "hypo yang artinya di bawah,
"thesa yang artinya kebenaran.
Peneliti harus berpikir bahwa hipotesisnya dapat diuji, selanjutnya peneliti akan bekerja
berdasarkan hipotesis tersebut. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk
membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah
hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa atau tumbang sebagai hipotesis
apabila ternyata tidak terbukti. Hal yang sangat perlu diperhatikan penulis adalah dia tidak boleh
mempunyai keinginan kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang
hanya bisa membantu memenuhi keinginannya atau memanulipasi data sedemikian rupa
sehingga mengarah keterbuktian hipotesis. Penelitian harus bersikap objektif terhadap data
yang terkumpul.
Terhadap hipotesis yang telah dirumuskan peneliti dapat bersikap 2 hal:
1. Menerima keputusan apa adanya jika hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).
2. Mengganti hipotesis jika melihat tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung
terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Apabila peneliti memilih poin kedua, maka di dalam laporan penelitian harus dituliskan proses
penggantian. Sehingga peneliti telah bertindak jujur dan tegas.
Menurut Brurrough, penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi:
1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu (2agnitude).
2. Penelitian tentang perbedaan (differencies).
3. Penelitian hubungan (relationship)
Menurut Deobold Van Dalen, ada 3 bentuk inter relationship studies yang termasuk
penelitian hipotesis yaitu:
1. Case studies.
2. Causal co2parative studies.
3. Correlations studies.
Hipotesis amat berguna dalam penelitian. Tanpa antisipasi terhadap alam ataupun
tanpa hipotesis, tidak akan ada progres dalam wawasan atau pengertian ilmiah dalam
mengumpulkan fakta empiris. Tanpa ide yang membimbing, maka sulit dicari fakta-fakta yang
ingin dikumpulkan dan sukar menentukan mana yang relevan dan mana yang tidak (Cohen,
1954)
Secara garis besar, kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
b. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadang kala
hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa
koordinasi kedalam suatu kesatuan penting dan menyuluruh.
d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antarfakta.
Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis sangat bergantung dari hal berikut:
a. Pengamatan yang tajam dari sipeneliti
b. majinasi serta pemikiran kreatif dari si peneliti.
c. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.
d. Metode serta desain peneliti yang dipilih oleh si peneliti.
B. Ciri-ciri Hipotesis
Hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri berikut:
1. Hipotesis harus menyatakan hubungan
2. Hipotesis harus sesuai dengan fakta
3. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu
pengetahuan.
4. Hipotesis harus dapat di uji
5. Hipotesis harus sederhana
6. Hipotesis harus bisa menerangkan fakta
c Jenis-jenis Hipotesis
Borg and Gall adalah ahli yang mengajukan persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih
variabel.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para vahli atau hasil
penelitian yang relevan.
Ada 4 jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:
1. Hipotesis kerja/hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau
adanya perbedaan antara dua kelompok.
2. Hipotesis nol/null hypotheses/hipotesis statistik (Ho)
Disebut sebagai hipotesis statistik karena biasa dipakai dalam penelitian yang bersifat
statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak
adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
3. Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan
Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan tentang saling
berhubungan antara dua variabel atau lebih, yang mendasari teknik korelasi ataupun regresi.
Sedangkan hipotesis tentang perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan antarvariabel
tertentu disebabkan oleh adanya pengaruh veriabel yang berbeda-beda. Hipotesis ini
mendasari teknik penelitian yang komparatif.
4. Hipotesis co22on sense dan ideal
Hipotesis co22on sense yang berupa akal sehat biasanya menyatakan hubungan
keseragaman kegiatan terapan. Hipotesis ideal adalah hipotesis yang menyatakan
hubungan yang kompleks.
Goode dan Hatt (1952) emmberikan empat buah sumber untuk manggali hipotesis, antara
lain:
a. Kebudayaan dimana ilmu tersebut dibentuk
b. lmu itu sendiri yang menghasilkan teori, dan teori memberi arah kepada penelitian
c. Analogi juga merupakan hipotesis. Pengamatan terhadap jagad raya yang serupa atau
pengamatan yang serupa pada ilmu lain merupakan sumber hipotesis yang baik.
Mengamati respons berat hewan terhadap makanan, memberikan analog tentang adanya
respons tanaman terhadap zat hara. Darinya dapat dirumuskan hubungan antara tumbuh
dengan zat hara dalam tanah
d. Reaksi individu dan pengalaman. Reaksi individu terhadap sesuatu, ataupun pengalaman-
pengalaman sebagai suatu konsekuensi dar suatu fenomena dapat merupakan sumber
hipotesis. Reaksi tanaman terhadap pestisida, reaksi ayam terhadap suntikan suatu obat
dapat merupakan sumber hipotesis.
Good dan Scates (1954) memberikan beberapa sumber untuk hipotesis, antara lain:
a. lmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu
b. Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan
c. majinasi atau angan-angan
d. Materi bacaan dan literatur
e. Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki
f. Data yang tersedia
g. Analogi atau kesamaan
Namun dalam merumuskan hipotesis tetaplah terdapat kesukaran-kesukaran, diantaranya
adalah:
a. Tidak adanya kerangka teori atau pengetahuan tentang kerangka teori yang terang
b. Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang sudah ada
c. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk dapat merangkaikan
kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar. Berikut adalah beberapa petunjuk dalam
merumuskan hipotesis, antara lain:
a. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik
b. Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan
c. Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antardua atau lebih variabel yang dapat
diukur
d. Hipotesis hendaknya dapat diuji
e. Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.
3 KekeIiruan yang Terjadi daIam Pengujian Hipotesis
Benar dan tidaknya hipotesis tidak ada hubungannya dengan terbukti dan tidaknya
hipotesis tersebut. Mungkin seorang peneliti merumuskan hipotesis yang isinya benar, tetapi
setelah data terkumpul dan dianalisis ternyata hipotesis tersebut ditolak atau tidak terbukti. Atau
seorang peneliti merumuskan hipotesis yang isinya salah tetapi setelah dicocokkan dengan
datanya, hipotesis tersebut terbukti. Keadaan ini akan berbahaya, jika mengenai hipotesis
tentang suatu yang berbahaya.
Contoh: Belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dari data yang terkumpul, ternyata anak-
anak yang tidak belajar dapat lulus. Maka ditarik kesimpulan bahwa hipotesis terbukti.
Dari contoh tersebut, kesimpulan yang diambil salah menurut norma umum. Pembuktian
hipotesis benar. Akibatnya berbahaya jika disimpulkan oleh siswa atau mahasiswa bahwa tidak
ada gunanya belajar. Kesalahannya adalah perumusan hipotesis. Atau mungkin perumusan
hipotesis benar tetapi ada kesalahan dalam penarikan kesimpulan, jika hal tersebut yang terjadi
maka tidak boleh menyalahkan hipotesisnya.
Kesalahan penarikan kesimpulan mungkin disebabkan kesalahan sampel, kesalahan
perhitungan ada pada variabel lain yang mengubah hubungan antara variabel belajar dan
variabel prestasi yang pada saat pengujian hipotesis ikut berperan.
Matriks Macam KekeIiruan Ketika Membuat KesimpuIan tentang Hipotesis
KesimpuIan dan
keputusan
Keadaan sebenarnya
Hipotesis benar Hipotesis saIah
Terima hipotesis Tidak membuat kekeliruan Kekeliruan macam
Tolak hipotesis Kekeliruan macam Tidak membuat kekeliruan

Sehubungan dengan perumusan hipotesis maka ada 2 kekeliruan yang kita buat, yaitu:
1. Menolak hipotesis yang seharusnya diterima, disebut kekeliruan alpha.
2. Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak, disebut kekeliruan beta.

Anda mungkin juga menyukai