Anda di halaman 1dari 20

MODUL PERKULIAHAN

Metodologi
Penelitian
Akuntansi
KAJIAN LITERATUR DAN
RERANGKA KERJA TEORITIS

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

4
Sekolah Pasca Sarjana Magister Akuntansi Dr. Nuryaman, SE., MSi., Ak.,CA.

Abstract Kompetensi
Pertemuan ini menjelaskan Mahasiswa mampu menjelaskan
bagaimana cara menyusun cara menyusun kerangka teori dan
kerangka teori dan merumuskan merumuskan hipotesis penelitian.
hipotesis penelitian, melalui kajian
literatur.
Definisi dan Fungsi Teori
Kerlinger (1973) teori merupakan suatu kumpulan construct atau konsep, definisi, dan
proposisi yang menggambarkan fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan
antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan (memprediksi) fenomena alam. Kerangka
teori merupakan alur logika atau argumentasi mengenai hubungan antar konsep atau
konstruk untuk dapat menjelaskan fenomena atau peristiwa.
Ada tiga hal pokok yang diungkap dalam definisi teori (Indriantoro, 1999 :57):
(1) Elemen teori terdiri atas : construct, konsep, definisi dan proposisi
(2) Elemen teori memberikan gambaran sistematis mengenai fenomena melalui
penentuan hubungan antar variabel
(3) Tujuan teori untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena alam.

Konsep merupakan sekumpulan pengertian, karakteristik untuk mengekspresikan atau


menggambarkan berbagai kejadian, objek, kondisi, situasi yang memiliki ciri-ciri yang sama.
Konsep diciptakan dengan cara menggolongkan objek atau peristiwa yang memiliki
karakteristik yang sama berdasarkan realitasnya, kemudian menggunakan kata atau istilah
tertentu sebagai label/tanda.

Konstruk merupakan suatu pengertian atau pemikiran yang sengaja diciptakan untuk
mengabstraksikan suatu fenomena, objek untuk kepentingan penelitian dan membangun
teori. Konstruk diciptakan dengan mengkombinasikan berbagai konsep yang relevance dan
sederhana.

Proposisi merupakan pernyataan tentang suatu konsep yang kebenarannya dapat diuji.
Pernyataan tersebut dapat benar atau salah jika dirujuk pada fenomena yang diamati. Pada
tipe penelitian eksplanatoty proposisi merupakan pernyataan hubungan antar variable
penelitian yang kebenarannya dapat diuji secara empiris. Jika proposisi dirumuskan
untuk diuji secara empiris, maka disebut hipotesis penelitian, oleh karena itu istilah
hipotesis hanya digunakan dalam kegiatan penelitian.

Hipotesis penelitian merupakan pernyataan hubungan antar variable penelitian dalam


rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis penelitian dirumuskan dari
hasil pengembangan kerangka teoritis, dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban atas
masalah penelitian yag telah dirumuskan sebelumnya. Hipotesis dapat berupa hipotesis
deskriptif atau hipotesis mengenai hubungan, tergantung pada tipe penelitian. Hipotesis
deskriptif merupakan proposisi yang menyatakan keberadaan, besar, bentuk, dan distribusi
suatu variable. Misal “ Rata-rata Indeks prestasi akademik (IPK) Mahasiswa Akuntansi PTS

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
di Bandung adalah lebih besar dari 2,75 ”. Hipotesis tentang hubungan merupakan
proposisi yang menyatakan terdapatnya hubungan antar variable penelitian. Sebagai contoh
hipotesis hubungan kausalitas antara jumlah modal kerja dengan profitabilitas sebagai
berikut: “Terdapat pengaruh positif jumlah modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan”.

Teori yang diakumulasikan, disusun secara sistematis, dikodifikasikan akan membentuk


suatu bidang ilmu pengetahuan yang berfungsi untuk dapat: memahami (to understand),
menjelaskan (to explain), memprediksi (to predict), mengendalikan (to control) fenomena
alam/peristiwa, dan untuk sukses dalam pengambilan keputusan (to be succes).

Dalam kaitan dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori dalam penelitian
(Sugiyono.1999:43) yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang
lingkup variable yang akan diteliti (memahami). Fungsi teori yang kedua untuk menjelaskan
dan memprediksi hubungan antar variable penelitian yang sedang diteliti, merumuskan
hipotesis: pernyataan dugaan terdapatnya hubungan antar variable penelitian, serta untuk
menyusun instrumen penelitian (alat untuk mengukur variable dan mengumpulkan data
penelitian). Fungsi teori berikutnya, teori digunakan sebagai panduan dalam membahas
hasil penelitian, selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dan rekomendasi dalam
upaya pemecahan masalah.

Kerangka Teori dan Hipotesis dalam Penelitian

Telah dibahas sebelumnya, tujuan penelitian adalah untuk memecahkan masalah.


Penelitian dimulai dengan mencari dan merumuskan masalah penelitian. Perumusan
masalah penelitian telah dibahas pada bab sebelumnya. Setelah masalah penelitian
dirumuskan, maka langkah penelitian berikutnya adalah menyusun kerangka teori dan
kemudian merumuskan hipotesis penelitian. Pada bab ini akan dibahas proses penyusunan
kerangka teori dalam penelitian. Tujuan penyusunan kerangka teori dan hipotesis penelitian
untuk memperoleh alternatif pemecahan masalah yang akan diuji. Sebelum alternatif
pemecahan ini digunakan dalam pengambilan keputusan, alternatif pemecahan perlu diuji
terlebih dahulu karena masih bersifat prediktif.
Kerangka teori dalam penelitian mengelaborasi hubungan antar variable, menjelaskan teori
yang mendasari hubungannya , serta menjelaskan sifat dan arah hubungan variable
tersebut. .Dengan kata lain, kerangka teori akan mendiskusikan hubungan antar variable
yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Unsur-unsur kerangka teoritis dalam penelitian meliputi (Sekaran, 2006) :

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
(1) Mengidentifikasi variable penelitian secara jelas dan memberikan nama Variabel
penelitian secara tepat. ( what ? )

(2) Membahas mengapa antara variable tersebut saling berkaitan, dan mengapa
variable yang satu berhubungan atau mempengaruhi variable lainnya. (why ?)
(3) Membahas bagaimana arah hubungan variable tersebut, harus ada pembahasan
mengenai apakah arah hubungannya positif atau negatif (how ?), serta menjelaskan
secara detail mengapa arah hubungan variable tersebut seperti itu ( hubungan positif
atau negatif)
(4) Menyajikan diagram skema kerangka teori penelitian tersebut, untuk memudahkan
pembaca dalam memahami hubungan variable tersebut.

Empat unsur kerangka teori di atas, akan disajikan dalam laporan penelitian menjadi dua
bagian :
(a) Identifikasi variable penelitian.

Bagian ini menjelaskan unsur pertama dari kerangka teori


(b) Kerangka pemikiran atau kerangka teori.

Bagian ini menjelaskan unsur kedua, tiga dan empat dari kerangka teori.

Secara lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut :

Identifikasi variable penelitian


Identifikasi variable penelitian meliputi : menetapkan konsep atau konstruk, definisi
operasional variable penelitian, dan memberikan nama yang tepat. Seperti telah dijelaskan
pada bab sebelumnya Konsep dan konstruk merupakan abstraksi dari fenomena yang
memiliki kesamaan karakteristik. Konstruk merupakan abstraksi dari sebuah fenomena
dengan menggunakan/mengkombinasikan beberapa konsep. Konsep dan konstruk masih
bersifat abstrak, tidak rill. Dan segala yang abstrak tersebut tidak dapat diukur. Agar supaya
konsep dapat diukur, maka konsep atau konstruk tersebut diturunkan kedalam dunia
empiris dalam bentuk indicator variable. Penurunan atau derivasi dari konsep atau konstruk
yang abstrak menjadi variable yang dapat diukur (indicator variable) disebut operasionalisasi
variable penelitian. Operasionalisasi variable adalah menetapkan aturan/cara-cara agar
dapat melakukan observasi melalui melalui penentuan indikator-indikator atau ukuran-
ukuran dari sebuah konsep yang abstrak, kemudian indikator tersebut digunakan untuk
mengukur fakta, realitas yang empirical observable. Dengan demikian indikator merupakan
proksi dari konsep konsep yang abstrak. (Gill and Johnson.1991).

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Gambar 1. Construct dan Variable

Unobservable Consept
Construc
t
Proksi Operasionalisasi : menentukan indikator atau
ukuran dari konsep yang abstrak.

Indicator Indikator : merupakan ukuran dari fakta,


Observable
Variable peristiwa yang empirical observable

Jika konsep tersebut diturunkan hanya menggunakan satu variable indikator saja maka
disebut ‘single deductive system’ , sistem deduktif tunggal, dan jika konsep tersebut
diturunkan atau dijelaskan dengan menggunakan beberapa variable indikator maka disebut
‘mutiple deductive system’, sistem deduktif ganda.
Sebagai contoh konstruk dengan menggunakan multiple deductive sistem : Mock and Samet
(1982) dalam Widagdo (2002: 562) membuat suatu daftar tentang atribut-atribut dari kualitas
audit yaitu : perencanaan, administrasi, prosedur, evaluasi dan perlakuan. Kualitas audit
merupakan sebuah konstruk yang dijelaskan dengan menggunakan 5 (lima buah konsep),
dan kemudian masing-masing konsep tersebut akan dijelaskan dengan beberapa variable
indikator.
Contoh 1: Seorang Mahasiswa sedang melaksanakan kegiatan penelitian, judul
penelitiannya adalah “ Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas”, studi pada sektor industri
manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rumusan masalah dan identifikasi variable
penelitian tersebut disajikan sebagai berikut.

Rumusan masalah penelitian


Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas ?

Identifikasi variable penelitian


Mencari definisi likuiditas dan profitabiltas pada berbagai referensi yang relevance dengan
bidang akuntasi keuangaan atau manajemen keungan. Menurut beberapa definisi yang
berhasil ditemukan pada berbagai referensi diketahui :
Konsep likuiditas

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Likuiditas merupakan konsep. Likuiditas adalah konsep dalam manajemen keungan,
digunakan untuk menggambarkan atau mengabstraksikan suatu fenomena tentang
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban atau hutang jangka pendek.
Sampai dengan definisi konsep likuiditas di atas, kita dapat memahami secara umum makna
dari definisi likuiditas tersebut, yaitu kemampuan membayar hutang jangka pendek, namun
pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana peneliti dapat mengukur kemampuan membayar
hutang jangka pendek tersebut, dan bagaimana dapat membedakan tingkat likuiditas antar
perusahaan satu dengan lainnya. Dengan demikian, dibutuhkan definisi operasional yaitu
suatu definisi yang lebih spesifik agar dapat ditentukan ukuran likuiditas perusahaan.

Definisi operasional likuiditas


Agar supaya likuiditas dapat diukur, maka konsep likuiditas harus dioperasionalisasikan
menjadi variable yang dapat diukur secara empiris. Ukuruan yang sering digunakan dan
dianggap valid atas konsep likuiditas pada bidang Manajemen keuangan adalah variable
Current ratio (CR) yaitu ratio aktiva lancar dibagi hutang lancar (Current asset/current
liabilities). Dalam hal ini maka CR merupakan indikator dari likuiditas, atau definisi
operasional dari konsep likuiditas, dan untuk selanjutnya untuk mengukur likuiditas
perusahaan digunakanlah CR sebagai variable-nya, semakin tinggi CR semakin tinggi
kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendek.
Konsep profitabilitas
Demikian juga untuk profitabilitas. Profitabiltas merupakan konsep yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Peneliti secara umum faham yang
dimaksud definisi konsep profitabilitas tersebut, namun sama seperti likuiditas diperlukan
definisi operasional agar kemampuan profitabilitas perusahaan dapat diukur.
Definisi operasional profitabilitas
Untuk tujuan penelitian konsep profitabilitas harus dioperasionalisakan pada variable yang
dapat diukur. Salah satu variable yang sering digunakan untuk mengukur profitabilitas
perusahaan adalah rasio Net Profit margin (NPM) yaitu Rasio net income dibagi total sales.
Beberapa peneliti sering menggunakan rasio Return on asset (ROA) sebagai proksi dari
profitabilitas perusahaan. Dengan demikian, semakin tinggi ROA perusahaan, maka
semakin tinggi kemampuan perusahaan menghasilkaan laba.

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Gambar.2. Konsep dan indikator likuiditas- Profitabilitas.

Konsep Likuiditas Profitabilita


s

Current Net Profit


Proksi/variable
Ratio Margin
indikator

Kerangka Pemikiran
Sekaran (1992) mengemukan bahwa kerangka pemikiran merupakan model konseptual
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Seperti dijelaskan di muka kerangka pemikiran menjelaskan: (1)
bagaimana hubungan antar variable penelitian yang telah teridentifikasi pada masalah
penelitian, mengapa variable yang satu dapat mempengaruhi variable lainnya; (2)
menjelaskan bagaimana pola hubungan variable tersebut apakah bersifat hubungan positif
atau negatif; (3) menjelaskan secara detail mengapa pola hubungannya diprediksi seperti
itu; dan (4) menyajikan gambar skema hubungan variable tersebut (paradigma penelitian).

Untuk membuat kerangka pemikiran yang baik, peneliti harus menguasi teori-teori yang
relevan dengan variable penelitian melalui : membaca dan mempelajari hasil penelitian
terdahulu dari berbagai sumber: jurnal ilmiah, proceeding, laporan penelitian, dsb, membaca
literatur yang relevance, dsb; melakukan analisis kritis, komparatif, dan sintesis terhadap
berbagai teori yang diperoleh dari referensi tersebut. Pekerjaan survey literatur ini, sebagian
besar telah dilakukan sejak peneliti mencari dan merumuskan masalah penelitian. Dengan
demikian perumusan masalah penelitian dengan penyusunan kerangka pemikiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

Contoh 2. Berikut dibawah ini adalah penelitian tentang pengaruh likuiditas terhadap
profitabilitas. Rumusan masalah dan kerangka pemikiran disajikan sebagai berikut.

Rumusan Masalah penelitian


Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas ?

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Kerangka pemikiran
Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Untuk memenuhi likuiditas yang memadai, memerlukan jumlah modal kerja yang memadai
pula. Jika perusahaan memiliki kemampuan likuiditas yang tinggi maka : (1) perusahaan
memiliki kemampuan untuk membeli sumberdaya secara tunai : bahan baku, jasa, sumber
daya lainnya dengan harga yang lebih murah, karena perusahaan dapat memanfaatkan
pembayaran pada discount periode atau potongan harga dari pembelian tunai. Perusahaan
dapat terhindar dari biaya denda karena keterlambatan pembayaran. Jika biaya perolehan
sumber daya lebih efisien, maka akan berdampak pada biaya operasional yang lebih efisien,
dan pada gilirannya dapat meningkatkan laba perusahaan; (2) dengan senantiasa menepati
pelunasan pembayaran hutang, secara langsung akan mempengaruhi nama baik dan
reputasi perusahaan, sehingga akan mempermudah perusahaan dalam melakukan berbagai
kontrak bisnis dengan fihak lain, termasuk kontrak pesanan barang dari para customer.
Dengan demikian secara tidak langsung akan berpengaruh pada pesanan penjualan barang
perusahaan.
Dari paparan di atas, maka dapat diprediksi bahwa likuiditas mempunyai hubungan positif
dengan profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi likuiditas akan mendorong semakin tinggi
profitabilitas perusahaan. Paradigma hubungan likuiditas dengan profitabilitas dapat
digambarkan sebagai berikut :

Gambar.3. Hubungan likuiditas dengan profitabilitas

Likuiditas Profitabilitas

Rumusan hipotesis penelitian :


Likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Pada kerangka pemikiran di atas telah dijelaskan mengapa likuiditas berpengaruh terhadap
profitabilitas, bagaimana arah hubungan likuiditas dengan profitabilitas. Skema diagram
hubungan likuiditas dengan profitabiliats telah disajikan pada gambar 3.

Contoh. 3. Pengaruh Iklim kerja, Etos kerja terhadap produktivitas


Rumusan Masalah penelitian
(1) Bagaimana pengaruh iklim kerja terhadap produktivitas ?
(2) Bagaimana pengaruh etos kerja terhadap produktivitas ?

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Kerangka pemikiran
Dari bagan 4, terlihat bahwa faktor iklim kerja dan etos kerja secara langsung
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Iklim kerja yang kondusif dan harmonis akan
membuat pegawai menjadi kreatif dan inovatif sehingga dapat mendorong mereka bekerja
dengan optimal. Pegawai yang merasa senang dengan apa yang dikerjakannnya akan
berdampak pada kinerja yang dihasilkannya dan akan menjadi motivator tersendiri dalam
meningkatkan produktivitas kerjanya. Iklim kerja memiliki hubungan positif dengan
produktivitas kerja.

Etos kerja yang baik akan mendorong seseorang untuk bekerja sesuai etika yang benar
agar apa yang ingin dicapai dapat terwujud dengan baik sesuai harapan organisasi. Dengan
etos kerja yang baik maka akan tercipta suasana kerja atau iklim kerja yang kondusif yang
akan mendukung pelaksanaan tugas yang baik dan memberikan tingkat produktivitas yang
tinggi. Etos kerja memiliki hubungan positif dengan produktivitas.

Gambar 4. Paradigma hubungan iklim kerja dan etos kerja dengan produktivitas

Iklim Kerja

Produktivitas

Etos Kerja

Hipotesis penelitian
Ha1 :Iklim kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas
Ha2 :Etos kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas

Peran Moderating variable dalam mempengaruhi hubungan variable antara variable


independen dengan variable dependen
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa variable moderating adalah variable yang dapat
mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variable independen
dengan variable dependen. Sebagai contoh kembali di bawah ini ditampilkan gambar
hubungan variable dengan menghadirkan variable Z moderating sebagi berikut :
Gambar 4. Hubungan variable X, Y, dan Z, dengan Z sebagai moderating variable

X Y

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Keterangan :
X = Variable independen
Y = Variable dependen
Z = variable moderating

Penelitian dengan menghadirkan variable moderating Z , terdapat beberapa persyaratan


atau asumsi yang harus dipenahui yaitu :
1. Telah ada hasil penelitian sebelumnya tentang hubungan atau pengeruh variable X
sebagai variable independen terhadap variable Y sebagai variable dependen
2. Telah ada hasil penelitian sebelumnya tentang hubungan atau pengaruh variable Z
sebagai variable independen terhadap variable Y sebagai variable dependen.

Jika kedua persyaratan tersebut dipenuhi, maka terdapat peluang penelitian lanjutan untuk
membuktikan variable Z sebagai moderating variable.

Contoh. 4.Berikut rumusan masalah dan kerangka pemikiran dari sebuah penelitian yang
berjudul “Pengaruh manajemen laba terhadap return saham dan peran kualitas
audit sebagai moderating variable”, Nuryaman (2013)

Rumusan masalah penelitian :


(1) Bagaimana pengaruh manajemen laba terhadap return saham
(2) Bagaimana pengaruh kualitas audit terhadap hubungan manajemen laba dengan
retun saham.

Kerangka pemikiran
Harga suatu saham mencerminkan sebuah persetujuan, di mana pembeli setuju untuk
membelinya dan penjual setuju untuk menjualnya. Hal inilah yang mengakibatkan harga
saham cenderung berubah-ubah. Pergerakan harga saham yang terus-menerus berubah
mengakibatkan investor perlu melakukan analisis ketika memutuskan akan berinvestasi.
Salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan investasi adalah dengan
melakukan analisis fundamental. Informasi fundamental secara umum dapat digambarkan
sebagai informasi yang berkaitan dengan data keuangan historis suatu perusahaan.
Informasi laba dalam laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan salah satu kunci
bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.

Praktik manajemen laba menyebabkan Informasi laba menjadi tidak berkualitas, karena
informasi laba akan menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari yang seharusnya. Dengan
demikian, praktik manajemen menjadikan informasi laba tidak berkualitas, sehinga dapat
mengakibatkan kesalahan dalam mengambil keputusan investasi oleh investor. Tingginya
tingkat manajemen laba pada suatu perusahaan menunjukkan semakin tingginya risiko yang
dihadapi, dan mengakibatkan return saham yang akan diterima investor menjadi semakin
rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Tariq (2009) menyatakan bahwa manajemen laba
dinyatakan berpengaruh negatif terhadap abnormal return saham. Penelitian tersebut
dilakukan pada perusahaan manufaktur yang termasuk dalam LQ-45 di BEI tahun 2007-

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
2008. Sementera penelitian lain hasil penelitian Suhoko (2009) menunjukkan bahwa
manajemen laba berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Perubahan return
saham dipengaruhi oleh discretionry accruals (sebagai proksi manajemen laba) hanya
sebesar 3,2%. Berbeda dengan hasil penelitian Kang (2010) menyatakan bahwa akrual
deskretionary berhubungan negatif dengan market return. Penelitian Kang (2010) dilakukan
terhadap perusahaan non-finansial di NYSE (New York Stock Exchange) periode pelaporan
2004.

Jika memperhatikan hasil-hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
hasil penelitian yang menguji hubungan manajemen laba dengan return saham belum
konklusif, hasil yang satu berbeda dengan lainnya. Dengan hasil seperti ini, memungkinkan
terdapatnya variable moderating yang dapat mempengaruhi hubungan manajemen laba
dengan return saham.

Para peneliti berargumen bahwa kualitas audit yang lebih tinggi dapat merngurangi ketidak
pastian, mengurangi noise dari pelaporan keuangan yang ditunjukkan dengan earning
response coefficent yang lebih tinggi (Balsam, 2003). Teoh dan Wong dalam Balsam
menemukan bahwa ERC yang lebih tinggi dari klien yang diaudit oleh KAP The Big 6,
dibandingkan dengan KAP yang diaudit oleh KAP Non Big 6. KAP The Big 6 merupakan
proksi kualitas audit, dengan alasan KAP Big 6 memiliki reputasi lebih tinggi dibandingkan
KAP non Big 6, sehingga dinilai audit oleh KAP Big 6 akan lebih berkualitas dibandingkan
audit oleh KAP non Big 6.

Sesuai hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat, harga suatu sekuritas saham
mencerminkan semua informasi yang terkait mengenai perusahaan, termasuk kinerja
keuangan masa sekarang dan prospeknya di masa depan. Diterbitkannya informasi
keuangan berupa informasi laba yang diperoleh dalam suatu periode akan mempengaruhi
ekspetasi investor mengenai kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa depan,
dan akan tercermin dalam perubahan harga saham perusahaan yang bersangkutan di pasar
modal. Dengan melihat bahwa nilai ERC suatu saham dipengaruhi oleh kualitas laba yang
dilaporkan perusahaan dan persepsi mengenai kualitas laba tersebut juga dapat dipengaruhi
oleh KAP yang mengaudit perusahaan tersebut, maka dengan demikian kualitas audit dapat
memoderasi hubungan manajemen laba dengan return saham.

Gambar.5. Hubungan manajemen laba, return saham, dan kualitas audit sebagai variable
moderating.

Manajemen Return
Laba Saham

Kualitas
Audit
Keterangan:
Manajemen laba= Variable independen
Return saham = variable dependen
Kualitas audit = Variable moderating

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Hipotesis penelitian
(1) Manajemen laba berpengaruh negatif terhadap return saham
(2) Kualitas audit berpengaruh positif terhadap hubungan manajemen laba dan return
saham.

Peran Variable intervening dalam hubungan variable independen dengan variable


dependen
Seperti telah dijelaskan di muka, variable intervening adalah variable mempengaruhi
hubungan langsung variable independen dengan variable dependen, menjadi hubungan
tidak langsung variable independen dengan variable dependen. Sebagi contoh berikut
ditampilkan kembali contoh paradigma penelitian yang melibatkan variable X, Y, dan Z
sebagai intervening variable.
Gambar.6. Paradigma hubungan variable X,Y, dan Z sebagai variable intervening

X Z Y

Keterangan :
X = Variable independen
Y = Variable dependen
Z = Variable intervening

Untuk menguji peran variable intervening, syaratnya minimal telah ada penelitian terdahulu
yang menguji hubungan: variable X dengan Y, dan hubungan X dengan Z atau hubungan Z
dengan Y.

Contoh.6. Berikut adalah penelitian yang berjudul “ Pengaruh asymetri informasi terhadap
Biaya modal Ekuitas dengan Manajemen Laba sebagai intervening variable” Nuryaman
(2013). Rumusan masalah dan kerangka pemikiran disajikan sebagai berikut.
Rumusan masalah Penelitian
(1) Bagaimana pengaruh asimetri informasi terhadap biaya modal ekuitas ?
(2) Bagaimana pengaruh asemetri informasi terhadap manajemen laba ?
(3) Apakah manajemen laba mempengaruhi hubungan langsung manajemen laba
dengan biaya modal menjadi hubungan tidak langsung ?

Kerangka Teori
Definisi variable penelitian
Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas
prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan, atau keadaan dimana
salah salah satu fihak lebih banyak memiliki akses informasi dibandingkan dengan fihak
lainnnya.

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Manajemen laba adalah tindakan manajemen untuk menaikan atau menurunkan laba
perusahaan sesuai dengan target yang diinginkannya, melalui pemilihan metode dan
kebijakan akuntansi
Biaya modal adalah Biaya modal saham atau ekuitas adalah besarnya rate yang digunakan
oleh investor untuk mendiskontokan devidennya yang diharapkan diterima di masa yang
akan datang. Cost of equity pada sebuah perusahaan merupakan expected return investor
ketika mereka menginvestasikan uangnya di perusahaan tersebut (Lambert et al., 2006).
Kerangka Pemikiran
Hubungan asimetri informasi dengan biaya modal ekuitas
Asimetri informasi terjadi ketika salah satu fihak yang bertansaksi lebih mengetahui
informasi tentang perusahaan dibandingkan dengaan fihak laiannya. Dalam konteks Agency
theory ketika manajer (agent) lebih mengetahui informasi intenal dan prospek perusahaan
dimasa depan dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya (principal)maka
akan terjadi asimetri informasi. Ketika kondisi asimetri informasi terjadi, maka setiap
pengungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham, sebab asimetri
informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor yang kurang terinformasi
menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan dalam pasar untuk
saham-saham perusahaan. Semakin besar asimetri informasi diantara partisipan pasar akan
menghasilkan biaya transaksi yang besar dan likuiditas yang lebih rendah, return yang
dipersyaratkan investor meningkat dan harga saham menurun. Kebijakan mengurangi
asimetri informasi akan meningkatkan likuiditas pasar untuk suatu sekuritas perusahaan.

Penurunan asimetri informasi akan mengurangi biaya transaksi, dimana biaya transaksi
diwakili oleh bid-ask spreads (Gonedes, 1980). Hal ini berarti bahwa semakin kecil asimetri
informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal maka akan semakin kecil kos modal
sendiri (cost of equity capital) yang ditanggung oleh perusahaan (Komalasari, 2000).
Mardiyah (2002) menemukan ada pengaruh positif antara informasi asimetri dengan cost of
capital. Hal ini berarti bahwa semakin kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan
pasar modal maka semajin kecil kos modal sendiri yang ditanggung oleh perusahaan.

Gulo (2000) mengemukakan bahwa penelitiaan yang mendukung hubungan pengungkapan


informasi dengan biaya modal didukung oleh dua aliran. Pertama, pengungkapan informasi
yang lebih besar akan mengurangi asimetri informasi sehingga permintaan terhadap
sekuritas saham meningkat dan biaya transaksi menurun, yang kemudian biaya modal
ekuitas menurun. Hasil penelitian Gulo mendukung oleh Botosan (1997), yang menemukan
hubungan terdapatnya hubungan negatif antara pengungkapan sukarela dengan biaya
modal ekuitas. Sementara Khomsiyah (2003) berdasarkan penelitiannya di BEJ menemukan
asimetri informasi memiliki hubungan positif dengan cost of capital, dan pengungkapan
informasi memliki hubungan negatif dengan biaya modal ekuitas.

Purwanto (2008) meneliti pengaruh asimetri informasi terhadap biaya modal ekuitas
hipotesisnya menyatakan asimetri informasi berpengaruh positif terhadap cost of equity
capital perusahaan, dan hasilnya menunjukkan asimetri informasi berpengaruh positif
terhadap biaya modal ekuitas. Hal ini berarti bahwa semakin kecil asimetri informasi yang
terjadi diantara partisipan pasar modal maka akan semakin kecil kos modal sendiri (cost of
equity capital) yang ditanggung oleh perusahaan.

Hubungan asimteri informasi dengan manajemen laba


Ujiyanto dan Bambang (2007) menyatakan bahwa agent berada di posisi yang mempunyai
lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, linkungan kerja, dan perusahaan secara

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
keseluruhan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa individu-individu
bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi asimetri
yang dimilikinya akan mendorong agen untuk memyembunyikan beberapa informasi yang
tidak diketahui prinsipal. Sehingga dalam kondisi semacam ini prinsipal seringkali pada
posisi yang tidak diuntungkan. Dalam penyajian informasi akuntansi, khususnya
penyusunan laporan keuangan, agen juga memiliki informasi yang asimetri sehingga dapat
lebih fleksibel mempengaruhi pelaporan keuangan untuk memaksimalkan kepentingannya.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
(IAI, 2002). Namun karena adanya kondisi yang asimetri maka agen dapat mempengaruhi
angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan
manajemen laba.

Novianty (2009) dalam penelitiannya menguji pengaruh asimetri informasi terhadap praktik
manajemen laba dan dampaknya terhadap biaya modal ekuitas. Hasil penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa asimetri informasi yang diproksi dengan volume penjualan, volatilitas
return, ukuran perusahaan, dan market to book value of equity secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap praktik manajemen laba, sedangkan asimetri informasi
yang diproksi dengan quates tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap praktik
manajemen laba. Dan manajemen laba secara simultan berpengaruh positif terhadap biaya
modal ekuitas, bukti empirik ini membuktikan bahwa semakin tinggi rasio akrual modal kerja
dengan penjualan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan maka investor akan
merespon keadaan ini dengan cara menaikkan biaya modal ekuitas.

Agency Theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer (agen) dengan
pemilik (principal). Ketika asimetri informasi tinggi, stake holder tidak memiliki sumber daya
yang cukup, insentif atau akses atas informasi yang relevan untuk memonitor tindakan
manajer, dimana hal ini memberikan kesempatan praktik manajemen laba. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah tentang asimetri informasi akan
mempengaruhi tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan.

Pengaruh manajemen laba terhadap Biaya Modal dan Peran Manajemen laba sebagai
intervening Variable hubungan asimetri informasi dengan biaya modal.

Dechow et al. (1996) dalam Utami (2005), menjelaskan hasil penelitiannya penyebab dan
konsekwensi dari tindakan manipulasi laba, di mana salah satu tujuan penelitiannya adalah
untuk mengetahui sejauh mana dampak manipulasi laba terhadap biaya modal. Motif
manajemen melakukan manipulasi laba adalah untuk memperoleh pendanaan eksternal
dengan biaya murah. Proksi yang digunakan untuk mengukur biaya modal adalah (1) harga
saham, (2) bid-ask spread, dan number of analyst following. Dari hasil analisis komparatif
antara perusahaan yang mendapat sangsi dari SEC karena dugaan manipulasi laba dan
perusahaan lain yang tidak bermasalah (sampel kontrol) diperoleh kesimpulan bahwa, biaya
modal perusahaan yang terkena sangsi SEC lebih tinggi secara signifikan dibandingkan
dengan sampel kontrol.

Stolowy dan Breton (2000) melakukan studi pustaka tentang manipulasi akun (account
manipulation), yang mencakup manajemen laba, perataan laba, big bath accounting, dan
creative accounting. Stolowy dan Breton (2000) menjelaskan bahwa manipulasi akuntasi
dilakukan semata-mata didasarkan pada keinginan manajemen untuk mempengaruhi
persepsi investor atas risiko perusahaan. Risiko tersebut dapat dipecah dalam dua
komponen yaitu: (1) risiko yang dihubungkan dengan variasi imbal hasil, yang diukur dengan
laba per lembar saham (earning per share), dan (2) risiko yang dihubungkan dengan struktur
keuangan perusahaan, yang diukur dengan debt equity ratio. Dengan demikian tujuan

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
manajemen laba itu sendiri adalah untuk memperbaiki ukuran kedua risiko tersebut.
Semakin tinggi tingkat manajemen laba menunjukkan semakin tinggi risiko imbal hasil
saham dan konsekuensinya investor akan menaikkan rate biaya modal ekuitas.

Peran Manajemen laba sebagai intervening Variable hubungan asimetri informasi dengan
biaya modal ekuitas.

Asimetri informasi suatu kondisi yang diperlukan untuk dapat melakukan tindakan
manajemen laba (Trueman and Tritman, 1998 dalam Veronica 2003), dengan kondisi ini
manajemen memiliki peluang untuk melakukan praktik manajemen laba. Ketika terdapat
asimetri informasi tinggi, manajemen lebih banyak memiliki informasi private dibandingkan
dengan para investor, manajemen tidak merasa khawatir praktik manajemen laba-nya akan
terdeteksi oleh investor, sehingga mendorong manajemen untuk melakukan tindakan
manajemen laba. Richardson (1998) menemukan asimetri informasi memiliki hubungan
positif dengan manajemen laba.

Tindakan manajemen laba ini secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh
terhadap integritas laporan keuangan, sehingga informasi laba yang dilaporkan tidak
berkualitas, dan berdampak pada meningkatnya risiko (Mayangsari, 2003). Pada
perdagangan saham yang berisiko tinggi akan berdampak pada harga saham dan biaya
modal ekuitas. Semakin tinggi tingkat manajemen laba menunjukkan semakin tinggi risiko
imbal hasil saham dan konsekuensinya investor akan menaikkan rate biaya modal ekuitas.
Jika investor menyadari bahwa praktik manajemen laba banyak dilakukan oleh emiten maka
ia akan melakukan antisipasi risiko dengan cara menaikkan tingkat imbal hasil saham yang
dipersyaratkan. Utami (2005) menemukan terdapat hubungan negatif antara manajemen
laba dengan biaya modal equitas.

Gambar.7. Paradigma penelitian hubungan asimetri informasi, biaya modal ekuitias dan

Asimetri Manajemen Biaya


Informasi Laba Modal
Ekuitas
Hipotesis penelitian.
(1)Hipotesis penelitian (Ha 1) : Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap biaya modaal
ekuitas
(2)Hipotesis penelitian (Ha 2) : Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap manajemen
laba
(3) Hipotesis penelitian (Ha 3) : Manajemen laba berpengaruh positif terhadap biaya modal
ekuitas
(4) Hipotesis penelitian ( Ha 4) : Manajemen Laba memediasi pengaruh asimeteri informasi
terhadap biaya modal ekuitas.

HIPOTESIS PENELITIAN
Menurut epistomologi hipotesis berasal dari kata Hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo artinya
belum, tesis artinya dalil. Hipotesis artinya belum menjadi dalil, atau calon dalil. Untuk
menjadi dalil, hipotesis harus diujisecara empiris melalui penelitian. Jika setelah diuji,

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
didukung dengan data, maka hipotesis tersebut menjadi dalil (principle atau law). Hasil
penelitian berupa dalil inilah yang dianggap akan memberikan sumbangan kepada ilmu
pengetahuan, dan menjadi bagian dari himpunan ilmu atau himpunan pengetahuan ( a body
of science atau a body of knowledge) (sigit.2001 : 53-54)
Hipotesis itu harus diuji. Sigit (2001: 53) mencontohkan misalnya: peneliti memiliki hipotesis
“ terdapat hubungan variable A dengan B “. Dari hasil analisis diketaahui tingkat hubungan
variable tersebut (koefisien korelasi) sebesar 0,75. Hubungan tersebut merupakan hasil
perhitungan koefisien korelasi dari sampel 40 orang yang ditarik dari populasi 400 orang.
Pertanyaannya apakah koefisien 0,75 dari sample 40 orang tersebut, berlaku bagi populasi
400 orang ?. Jika setelah diuji, hasil pengujian menunjukkan koefisien tersebut signifikan,
dan bisa berlaku untuk umum (populasi), meskipun yang diteliti hanya sebagaian (sample),
maka hipotesis tersebut menjadi dalil, artinya berlaku umum. Dengan demikian, hipotesis
dapat diartikan diduga berlaku umum.

didukung dengan data, maka hipotesis tersebut menjadi dalil (principle atau law). Hasil
penelitian berupa dalil inilah yang dianggap akan memberikan sumbangan kepada ilmu
pengetahuan, dan menjadi bagian dari himpunan ilmu atau himpunan pengetahuan ( a body
of science atau a body of knowledge) Secara garis besar langkah-langkah perumusan
hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar Hubungan kerangka pemikiran , proposisi, dan hipotesis

Kerangka Pemikiran

Proposisi

Hipotesis

Dalam bidang ilmu sosial, realitas biasanya diabstraksikan sebagai hubungan antara dua
konsep. Hubungan yang logis antara dua konsep disebut proposisi. Proposisi disajikan
dalam bentuk suatu kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua konsep
Proposisi sedikit berbeda dengan hipotesis penelitian. Proposisi merupakan pernyataan
hubungan antar variable penelitian. Jika proposisi ini dimaksudkan untuk dilakukan uji
empiris, maka proposisi tersebut menjadi hipotesis penelitian.

Hipotesis mempunyai beberapa fungsi yang penting dalam penelitian, antara lain sebagai
berikut (indriantoro.1999:74) :

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


16 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
(1) Hipotesis menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional.
(2) Hipotesis menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara empiris.
(3) Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode-metode pengujian data
(4) Hipotesis dapat menjadi dasar dalam membuat kesimpulan

Hipotesis Penelitian > < Hipotesis Nol


Hipotesis penelitian disebut hipotesis alternatif (ha) adalah hipotesis yang menyatakan
adanya hubungan antara variabel atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Hipotesis
Nol merupakan hipotesis yang menyatakan suatu hubungan antar variable sama dengan nol
(0), atau hipotesis yang menyatakan bahwa antar variable tersebut tidak terdapat hubungan.
Hipotesis Nol disebut juga hipotesis statistik, merupakan lawan dari hipotesis alternatif (Ha)
atau hipotesis penelitian.

Contoh. 7. Hipothesis Nol dan Hipothesis alternatif


Hipotesis Nol :
Tidak ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa dalam
menyelesaikan studinya.
Hipotesis alternatif :
Terdapat hubungan motivasi dengan prestasi belajar Mahasiswa

Bentuk-Bentuk hipotesis penelitian


Sesuai dengan bentuk masalah penelitian, maka bentuk hipotesis penelitian dapat
dibedakan atas : (1) hiptotesis deskriptif ; (2) hipotesis komparatif; dan (3) hipotesis
hubungan.
Hipotesis deskriptif merupakan proposisi yang menyatakan keberadaan, besar, bentuk atau
distribusi suatu variable penelitian. Contoh.
Rumusan masalah deskriptif :
a) Berapa rata-rata indeks prestasi akademik Mahasiswa Prodi Akuntansi ?
b) Seberapa tinggi motivasi belajar Mahasiswa Prodi Akuntansi ?

Hipotesis deskriptif
a) Rata-rata IPK Mahasiswa Prodi Akuntansi = 2,75
b) Motivasi belajar Mahasiswa lebih besar dari 70 % kriteria ideal yang ditetapkan.

Hipotesis komparatif merupakan proposisi yang menyatakan terdapat perbedaan besaran,


bentuk variable penelitian dari dua atau lebih kelompok yang berbeda
Rumusan masalah penelitian

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


17 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
a) Bagaimana perbedaan Indeks prestasi akademik (IPK) Mahasiswa jurusan Akuntansi
dengan Mahasiswa jurusan Sosial
b) Bagaimana perbedaan produktivitas kerja Karyawan PT. X dengan karyawan PT Y

Hipotesis penelitian
a) Terdapat perbedaan indeks prestasi akademik (IPK) Mahasiswa jurusan akuntansi
dengan Jurusan manajemen
b) Terdapat perbedaan produktivitas kerja Karyawan P. X dengan karyawan PT.Y

Hipotesis hubungan merupakan hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antar


variable penelitian. Contoh
Rumusan masalah penelitian
a) Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik Mahasiswa ?
b) Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap Produktivitas Karyawan ?

Hipotesis penelitian
a) Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap Prestasi akademik Mahasiswa
b) Motivasi kerja berpengaruh positif tehadap produktivitas karyawan

Kriteria hipotesis
Hipotesis yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement),bukan dalam bentuk kalimat
tanya, serta mengarah pada tujuan penelitian
b. Hipotesis harus berasal dari kerangka teori.Hal ini berarti bahwa hipotesis hendaknya
berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti.
c. Hipotesisi harus dapat diuji, hal ini berarti suatu hipotesis harus mengandung atau terdiri
dari variable-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan.
d. Hipotesis harus sederhana dan jelas, artinya hipotesis tidak boleh menimbulkan
perbedaan pengertian (ambiguitas), serta tidak terlalu luas.

Kerangka Teori dalam Laporan Penelitian


Menyusun Laporan penelitian merupakan kewajiban peneliti yang harus dibuat sebaik-
baiknya, sesuai dengan format atau standar penyusunan laporan penelitian yang telah
ditetapkan. Untuk penelitian ilmiah : Skripsi; Thesis; dan Disertasi, masing-masing
perguruan Tinggi umumnya telah memiliki pedoman penyusunan Laporan penelitiannya bagi
Mahasiswa. Penyusunan kerangka teori merupakan salah satu tahapan penelitian yang

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


18 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
harus ditungkan dalam laporan penelitian. Pada umumnya kerangka teori disajikan pada
Bab II yang berjudul “Tinjauan Pustaka” atau “Tinjauan Teori”. Sistematika Bab II akan
mencerminkan dari sistematika Kerangka Teori sebagi berikut :
Sub Bab. Identifikasi Variable penelitian merupakan Sub bab yang membahas tentang
konsep, konstruk dan definisi opersional variable penelitian yang diamati.
Sub Bab. Kerangka pemikiran merupakan Sub Bab yang membahas tentang hubungan
antar variable penelitian : penjelasan tentang bagaimana hubungan variable penelitian
tersebut; penjelasan bagaimana bentuk hubungan variable penelitian (positif atau negatif);
penjelasan secara detail mengapa bentuk hubungan diprediksi seperti itu; penjelasan
mengapa variable yang satu dapat mempengaruhi variable lainnya; serta skema diagram
hubunga variable penelitian (Paradigma penelitian)
Sub Bab. Hipotesis Penelitian.

Contoh. 10. Berikut judul penelitian dari sebuah penelitian “Pengaruh Kompetensi Akuntan
Manajemen dan Sistem Pengendalian internal terhadap Kualitas laporan keuangan”

Bab II Tinjauan Pustaka


Identifikasi variable penelitian :
2.1. Kompetensi Akuntan Manajemen
2.2. Sistem Pengendalian Internal
2.3. Kualitas Laporan keuangan

Kerangka Pemikiran
2.4. Hubungan/pengaruh Kompetensi Akuntan Manajemen terhadap Kualitas Penyajian
Laporan keuangan
2.5. Hubungan/Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Penyajian
Laporan Keuangan
2.6. Hipotesis Penelitian

Format dan struktur laporan penelitian antar instusi tidaklah sama, baik sistematika maupun
istilah yang digunakan dalam laporan penelitian. Sebagai Contoh skim penelitian dari DIKTI,
masing-masing memiliki format sistematika laporan penelitian yang berbeda untuk masing-
masing Skim penelitian.

Referensi
Widagdo, Ridwan, dkk.2002. Analisis atribut-atribut Kualitas audit terhadap Kepuasan klien.
Proceeding Simposium Nasional Akuntansi ke 5. Semarang. Ikatan Akuntan Indonesia

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


19 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id
Kerlinger, Fred,N. 1986. Foundation of Behavioral Research, 3 th edition, Holt. Rinehart and
Winston, New York, USA.

Sekaran, Uma. 2003. Research Methode for Business. A Skill Bulding Approach. Fouth
Edition. John Wiley and Sons,Inc.United Stated of America.

Emory, C.William, Donald Cooper. Business Research Methods. 1996. 5 th Edition. Ricard
D.Irwin,Inc. Wahington- The United Atated of America.

Sigit, Soehardi. 2001. Cetakan kedua. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-


Manajemen. Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa.
Yogyakarta

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi
& Manajemen. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta.

Nuryaman. 2013. The influence of earnigs Management os Stock Return and The Role of
Audit Quality as a Moderating Variable. International Journal of Trade, Economics and
Finance (IJTEF), ISSN 2010-023X. Volume 4, 2013. International Association of Computer
and Information Technology Press (IACSIT Press). Singapore

Nuryaman.2013. Pengaruh asimetri informasi terhadap biaya modal ekuitas, dengan


Manajemen laba sebagai variable intervening. Laporan penelitian. Universitas Widyatama.
Bandung-Indonesia.

‘20 Metodologi Penelitian Akuntansi Biro Akademik dan Pembelajaran


20 Dr. Nuryaman., SE., MSi., Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai