Metodologi
Penelitian
Akuntansi
KAJIAN LITERATUR DAN
RERANGKA KERJA TEORITIS
4
Sekolah Pasca Sarjana Magister Akuntansi Dr. Nuryaman, SE., MSi., Ak.,CA.
Abstract Kompetensi
Pertemuan ini menjelaskan Mahasiswa mampu menjelaskan
bagaimana cara menyusun cara menyusun kerangka teori dan
kerangka teori dan merumuskan merumuskan hipotesis penelitian.
hipotesis penelitian, melalui kajian
literatur.
Definisi dan Fungsi Teori
Kerlinger (1973) teori merupakan suatu kumpulan construct atau konsep, definisi, dan
proposisi yang menggambarkan fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan
antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan (memprediksi) fenomena alam. Kerangka
teori merupakan alur logika atau argumentasi mengenai hubungan antar konsep atau
konstruk untuk dapat menjelaskan fenomena atau peristiwa.
Ada tiga hal pokok yang diungkap dalam definisi teori (Indriantoro, 1999 :57):
(1) Elemen teori terdiri atas : construct, konsep, definisi dan proposisi
(2) Elemen teori memberikan gambaran sistematis mengenai fenomena melalui
penentuan hubungan antar variabel
(3) Tujuan teori untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena alam.
Konstruk merupakan suatu pengertian atau pemikiran yang sengaja diciptakan untuk
mengabstraksikan suatu fenomena, objek untuk kepentingan penelitian dan membangun
teori. Konstruk diciptakan dengan mengkombinasikan berbagai konsep yang relevance dan
sederhana.
Proposisi merupakan pernyataan tentang suatu konsep yang kebenarannya dapat diuji.
Pernyataan tersebut dapat benar atau salah jika dirujuk pada fenomena yang diamati. Pada
tipe penelitian eksplanatoty proposisi merupakan pernyataan hubungan antar variable
penelitian yang kebenarannya dapat diuji secara empiris. Jika proposisi dirumuskan
untuk diuji secara empiris, maka disebut hipotesis penelitian, oleh karena itu istilah
hipotesis hanya digunakan dalam kegiatan penelitian.
Dalam kaitan dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori dalam penelitian
(Sugiyono.1999:43) yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang
lingkup variable yang akan diteliti (memahami). Fungsi teori yang kedua untuk menjelaskan
dan memprediksi hubungan antar variable penelitian yang sedang diteliti, merumuskan
hipotesis: pernyataan dugaan terdapatnya hubungan antar variable penelitian, serta untuk
menyusun instrumen penelitian (alat untuk mengukur variable dan mengumpulkan data
penelitian). Fungsi teori berikutnya, teori digunakan sebagai panduan dalam membahas
hasil penelitian, selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dan rekomendasi dalam
upaya pemecahan masalah.
(2) Membahas mengapa antara variable tersebut saling berkaitan, dan mengapa
variable yang satu berhubungan atau mempengaruhi variable lainnya. (why ?)
(3) Membahas bagaimana arah hubungan variable tersebut, harus ada pembahasan
mengenai apakah arah hubungannya positif atau negatif (how ?), serta menjelaskan
secara detail mengapa arah hubungan variable tersebut seperti itu ( hubungan positif
atau negatif)
(4) Menyajikan diagram skema kerangka teori penelitian tersebut, untuk memudahkan
pembaca dalam memahami hubungan variable tersebut.
Empat unsur kerangka teori di atas, akan disajikan dalam laporan penelitian menjadi dua
bagian :
(a) Identifikasi variable penelitian.
Bagian ini menjelaskan unsur kedua, tiga dan empat dari kerangka teori.
Unobservable Consept
Construc
t
Proksi Operasionalisasi : menentukan indikator atau
ukuran dari konsep yang abstrak.
Jika konsep tersebut diturunkan hanya menggunakan satu variable indikator saja maka
disebut ‘single deductive system’ , sistem deduktif tunggal, dan jika konsep tersebut
diturunkan atau dijelaskan dengan menggunakan beberapa variable indikator maka disebut
‘mutiple deductive system’, sistem deduktif ganda.
Sebagai contoh konstruk dengan menggunakan multiple deductive sistem : Mock and Samet
(1982) dalam Widagdo (2002: 562) membuat suatu daftar tentang atribut-atribut dari kualitas
audit yaitu : perencanaan, administrasi, prosedur, evaluasi dan perlakuan. Kualitas audit
merupakan sebuah konstruk yang dijelaskan dengan menggunakan 5 (lima buah konsep),
dan kemudian masing-masing konsep tersebut akan dijelaskan dengan beberapa variable
indikator.
Contoh 1: Seorang Mahasiswa sedang melaksanakan kegiatan penelitian, judul
penelitiannya adalah “ Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas”, studi pada sektor industri
manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rumusan masalah dan identifikasi variable
penelitian tersebut disajikan sebagai berikut.
Kerangka Pemikiran
Sekaran (1992) mengemukan bahwa kerangka pemikiran merupakan model konseptual
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Seperti dijelaskan di muka kerangka pemikiran menjelaskan: (1)
bagaimana hubungan antar variable penelitian yang telah teridentifikasi pada masalah
penelitian, mengapa variable yang satu dapat mempengaruhi variable lainnya; (2)
menjelaskan bagaimana pola hubungan variable tersebut apakah bersifat hubungan positif
atau negatif; (3) menjelaskan secara detail mengapa pola hubungannya diprediksi seperti
itu; dan (4) menyajikan gambar skema hubungan variable tersebut (paradigma penelitian).
Untuk membuat kerangka pemikiran yang baik, peneliti harus menguasi teori-teori yang
relevan dengan variable penelitian melalui : membaca dan mempelajari hasil penelitian
terdahulu dari berbagai sumber: jurnal ilmiah, proceeding, laporan penelitian, dsb, membaca
literatur yang relevance, dsb; melakukan analisis kritis, komparatif, dan sintesis terhadap
berbagai teori yang diperoleh dari referensi tersebut. Pekerjaan survey literatur ini, sebagian
besar telah dilakukan sejak peneliti mencari dan merumuskan masalah penelitian. Dengan
demikian perumusan masalah penelitian dengan penyusunan kerangka pemikiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Contoh 2. Berikut dibawah ini adalah penelitian tentang pengaruh likuiditas terhadap
profitabilitas. Rumusan masalah dan kerangka pemikiran disajikan sebagai berikut.
Likuiditas Profitabilitas
Pada kerangka pemikiran di atas telah dijelaskan mengapa likuiditas berpengaruh terhadap
profitabilitas, bagaimana arah hubungan likuiditas dengan profitabilitas. Skema diagram
hubungan likuiditas dengan profitabiliats telah disajikan pada gambar 3.
Etos kerja yang baik akan mendorong seseorang untuk bekerja sesuai etika yang benar
agar apa yang ingin dicapai dapat terwujud dengan baik sesuai harapan organisasi. Dengan
etos kerja yang baik maka akan tercipta suasana kerja atau iklim kerja yang kondusif yang
akan mendukung pelaksanaan tugas yang baik dan memberikan tingkat produktivitas yang
tinggi. Etos kerja memiliki hubungan positif dengan produktivitas.
Gambar 4. Paradigma hubungan iklim kerja dan etos kerja dengan produktivitas
Iklim Kerja
Produktivitas
Etos Kerja
Hipotesis penelitian
Ha1 :Iklim kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas
Ha2 :Etos kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas
X Y
Jika kedua persyaratan tersebut dipenuhi, maka terdapat peluang penelitian lanjutan untuk
membuktikan variable Z sebagai moderating variable.
Contoh. 4.Berikut rumusan masalah dan kerangka pemikiran dari sebuah penelitian yang
berjudul “Pengaruh manajemen laba terhadap return saham dan peran kualitas
audit sebagai moderating variable”, Nuryaman (2013)
Kerangka pemikiran
Harga suatu saham mencerminkan sebuah persetujuan, di mana pembeli setuju untuk
membelinya dan penjual setuju untuk menjualnya. Hal inilah yang mengakibatkan harga
saham cenderung berubah-ubah. Pergerakan harga saham yang terus-menerus berubah
mengakibatkan investor perlu melakukan analisis ketika memutuskan akan berinvestasi.
Salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan investasi adalah dengan
melakukan analisis fundamental. Informasi fundamental secara umum dapat digambarkan
sebagai informasi yang berkaitan dengan data keuangan historis suatu perusahaan.
Informasi laba dalam laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan salah satu kunci
bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.
Praktik manajemen laba menyebabkan Informasi laba menjadi tidak berkualitas, karena
informasi laba akan menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari yang seharusnya. Dengan
demikian, praktik manajemen menjadikan informasi laba tidak berkualitas, sehinga dapat
mengakibatkan kesalahan dalam mengambil keputusan investasi oleh investor. Tingginya
tingkat manajemen laba pada suatu perusahaan menunjukkan semakin tingginya risiko yang
dihadapi, dan mengakibatkan return saham yang akan diterima investor menjadi semakin
rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Tariq (2009) menyatakan bahwa manajemen laba
dinyatakan berpengaruh negatif terhadap abnormal return saham. Penelitian tersebut
dilakukan pada perusahaan manufaktur yang termasuk dalam LQ-45 di BEI tahun 2007-
Jika memperhatikan hasil-hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
hasil penelitian yang menguji hubungan manajemen laba dengan return saham belum
konklusif, hasil yang satu berbeda dengan lainnya. Dengan hasil seperti ini, memungkinkan
terdapatnya variable moderating yang dapat mempengaruhi hubungan manajemen laba
dengan return saham.
Para peneliti berargumen bahwa kualitas audit yang lebih tinggi dapat merngurangi ketidak
pastian, mengurangi noise dari pelaporan keuangan yang ditunjukkan dengan earning
response coefficent yang lebih tinggi (Balsam, 2003). Teoh dan Wong dalam Balsam
menemukan bahwa ERC yang lebih tinggi dari klien yang diaudit oleh KAP The Big 6,
dibandingkan dengan KAP yang diaudit oleh KAP Non Big 6. KAP The Big 6 merupakan
proksi kualitas audit, dengan alasan KAP Big 6 memiliki reputasi lebih tinggi dibandingkan
KAP non Big 6, sehingga dinilai audit oleh KAP Big 6 akan lebih berkualitas dibandingkan
audit oleh KAP non Big 6.
Sesuai hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat, harga suatu sekuritas saham
mencerminkan semua informasi yang terkait mengenai perusahaan, termasuk kinerja
keuangan masa sekarang dan prospeknya di masa depan. Diterbitkannya informasi
keuangan berupa informasi laba yang diperoleh dalam suatu periode akan mempengaruhi
ekspetasi investor mengenai kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa depan,
dan akan tercermin dalam perubahan harga saham perusahaan yang bersangkutan di pasar
modal. Dengan melihat bahwa nilai ERC suatu saham dipengaruhi oleh kualitas laba yang
dilaporkan perusahaan dan persepsi mengenai kualitas laba tersebut juga dapat dipengaruhi
oleh KAP yang mengaudit perusahaan tersebut, maka dengan demikian kualitas audit dapat
memoderasi hubungan manajemen laba dengan return saham.
Gambar.5. Hubungan manajemen laba, return saham, dan kualitas audit sebagai variable
moderating.
Manajemen Return
Laba Saham
Kualitas
Audit
Keterangan:
Manajemen laba= Variable independen
Return saham = variable dependen
Kualitas audit = Variable moderating
X Z Y
Keterangan :
X = Variable independen
Y = Variable dependen
Z = Variable intervening
Untuk menguji peran variable intervening, syaratnya minimal telah ada penelitian terdahulu
yang menguji hubungan: variable X dengan Y, dan hubungan X dengan Z atau hubungan Z
dengan Y.
Contoh.6. Berikut adalah penelitian yang berjudul “ Pengaruh asymetri informasi terhadap
Biaya modal Ekuitas dengan Manajemen Laba sebagai intervening variable” Nuryaman
(2013). Rumusan masalah dan kerangka pemikiran disajikan sebagai berikut.
Rumusan masalah Penelitian
(1) Bagaimana pengaruh asimetri informasi terhadap biaya modal ekuitas ?
(2) Bagaimana pengaruh asemetri informasi terhadap manajemen laba ?
(3) Apakah manajemen laba mempengaruhi hubungan langsung manajemen laba
dengan biaya modal menjadi hubungan tidak langsung ?
Kerangka Teori
Definisi variable penelitian
Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas
prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan, atau keadaan dimana
salah salah satu fihak lebih banyak memiliki akses informasi dibandingkan dengan fihak
lainnnya.
Penurunan asimetri informasi akan mengurangi biaya transaksi, dimana biaya transaksi
diwakili oleh bid-ask spreads (Gonedes, 1980). Hal ini berarti bahwa semakin kecil asimetri
informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal maka akan semakin kecil kos modal
sendiri (cost of equity capital) yang ditanggung oleh perusahaan (Komalasari, 2000).
Mardiyah (2002) menemukan ada pengaruh positif antara informasi asimetri dengan cost of
capital. Hal ini berarti bahwa semakin kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan
pasar modal maka semajin kecil kos modal sendiri yang ditanggung oleh perusahaan.
Purwanto (2008) meneliti pengaruh asimetri informasi terhadap biaya modal ekuitas
hipotesisnya menyatakan asimetri informasi berpengaruh positif terhadap cost of equity
capital perusahaan, dan hasilnya menunjukkan asimetri informasi berpengaruh positif
terhadap biaya modal ekuitas. Hal ini berarti bahwa semakin kecil asimetri informasi yang
terjadi diantara partisipan pasar modal maka akan semakin kecil kos modal sendiri (cost of
equity capital) yang ditanggung oleh perusahaan.
Novianty (2009) dalam penelitiannya menguji pengaruh asimetri informasi terhadap praktik
manajemen laba dan dampaknya terhadap biaya modal ekuitas. Hasil penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa asimetri informasi yang diproksi dengan volume penjualan, volatilitas
return, ukuran perusahaan, dan market to book value of equity secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap praktik manajemen laba, sedangkan asimetri informasi
yang diproksi dengan quates tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap praktik
manajemen laba. Dan manajemen laba secara simultan berpengaruh positif terhadap biaya
modal ekuitas, bukti empirik ini membuktikan bahwa semakin tinggi rasio akrual modal kerja
dengan penjualan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan maka investor akan
merespon keadaan ini dengan cara menaikkan biaya modal ekuitas.
Agency Theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer (agen) dengan
pemilik (principal). Ketika asimetri informasi tinggi, stake holder tidak memiliki sumber daya
yang cukup, insentif atau akses atas informasi yang relevan untuk memonitor tindakan
manajer, dimana hal ini memberikan kesempatan praktik manajemen laba. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah tentang asimetri informasi akan
mempengaruhi tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan.
Pengaruh manajemen laba terhadap Biaya Modal dan Peran Manajemen laba sebagai
intervening Variable hubungan asimetri informasi dengan biaya modal.
Dechow et al. (1996) dalam Utami (2005), menjelaskan hasil penelitiannya penyebab dan
konsekwensi dari tindakan manipulasi laba, di mana salah satu tujuan penelitiannya adalah
untuk mengetahui sejauh mana dampak manipulasi laba terhadap biaya modal. Motif
manajemen melakukan manipulasi laba adalah untuk memperoleh pendanaan eksternal
dengan biaya murah. Proksi yang digunakan untuk mengukur biaya modal adalah (1) harga
saham, (2) bid-ask spread, dan number of analyst following. Dari hasil analisis komparatif
antara perusahaan yang mendapat sangsi dari SEC karena dugaan manipulasi laba dan
perusahaan lain yang tidak bermasalah (sampel kontrol) diperoleh kesimpulan bahwa, biaya
modal perusahaan yang terkena sangsi SEC lebih tinggi secara signifikan dibandingkan
dengan sampel kontrol.
Stolowy dan Breton (2000) melakukan studi pustaka tentang manipulasi akun (account
manipulation), yang mencakup manajemen laba, perataan laba, big bath accounting, dan
creative accounting. Stolowy dan Breton (2000) menjelaskan bahwa manipulasi akuntasi
dilakukan semata-mata didasarkan pada keinginan manajemen untuk mempengaruhi
persepsi investor atas risiko perusahaan. Risiko tersebut dapat dipecah dalam dua
komponen yaitu: (1) risiko yang dihubungkan dengan variasi imbal hasil, yang diukur dengan
laba per lembar saham (earning per share), dan (2) risiko yang dihubungkan dengan struktur
keuangan perusahaan, yang diukur dengan debt equity ratio. Dengan demikian tujuan
Peran Manajemen laba sebagai intervening Variable hubungan asimetri informasi dengan
biaya modal ekuitas.
Asimetri informasi suatu kondisi yang diperlukan untuk dapat melakukan tindakan
manajemen laba (Trueman and Tritman, 1998 dalam Veronica 2003), dengan kondisi ini
manajemen memiliki peluang untuk melakukan praktik manajemen laba. Ketika terdapat
asimetri informasi tinggi, manajemen lebih banyak memiliki informasi private dibandingkan
dengan para investor, manajemen tidak merasa khawatir praktik manajemen laba-nya akan
terdeteksi oleh investor, sehingga mendorong manajemen untuk melakukan tindakan
manajemen laba. Richardson (1998) menemukan asimetri informasi memiliki hubungan
positif dengan manajemen laba.
Tindakan manajemen laba ini secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh
terhadap integritas laporan keuangan, sehingga informasi laba yang dilaporkan tidak
berkualitas, dan berdampak pada meningkatnya risiko (Mayangsari, 2003). Pada
perdagangan saham yang berisiko tinggi akan berdampak pada harga saham dan biaya
modal ekuitas. Semakin tinggi tingkat manajemen laba menunjukkan semakin tinggi risiko
imbal hasil saham dan konsekuensinya investor akan menaikkan rate biaya modal ekuitas.
Jika investor menyadari bahwa praktik manajemen laba banyak dilakukan oleh emiten maka
ia akan melakukan antisipasi risiko dengan cara menaikkan tingkat imbal hasil saham yang
dipersyaratkan. Utami (2005) menemukan terdapat hubungan negatif antara manajemen
laba dengan biaya modal equitas.
Gambar.7. Paradigma penelitian hubungan asimetri informasi, biaya modal ekuitias dan
HIPOTESIS PENELITIAN
Menurut epistomologi hipotesis berasal dari kata Hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo artinya
belum, tesis artinya dalil. Hipotesis artinya belum menjadi dalil, atau calon dalil. Untuk
menjadi dalil, hipotesis harus diujisecara empiris melalui penelitian. Jika setelah diuji,
didukung dengan data, maka hipotesis tersebut menjadi dalil (principle atau law). Hasil
penelitian berupa dalil inilah yang dianggap akan memberikan sumbangan kepada ilmu
pengetahuan, dan menjadi bagian dari himpunan ilmu atau himpunan pengetahuan ( a body
of science atau a body of knowledge) Secara garis besar langkah-langkah perumusan
hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut :
Kerangka Pemikiran
Proposisi
Hipotesis
Dalam bidang ilmu sosial, realitas biasanya diabstraksikan sebagai hubungan antara dua
konsep. Hubungan yang logis antara dua konsep disebut proposisi. Proposisi disajikan
dalam bentuk suatu kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua konsep
Proposisi sedikit berbeda dengan hipotesis penelitian. Proposisi merupakan pernyataan
hubungan antar variable penelitian. Jika proposisi ini dimaksudkan untuk dilakukan uji
empiris, maka proposisi tersebut menjadi hipotesis penelitian.
Hipotesis mempunyai beberapa fungsi yang penting dalam penelitian, antara lain sebagai
berikut (indriantoro.1999:74) :
Hipotesis deskriptif
a) Rata-rata IPK Mahasiswa Prodi Akuntansi = 2,75
b) Motivasi belajar Mahasiswa lebih besar dari 70 % kriteria ideal yang ditetapkan.
Hipotesis penelitian
a) Terdapat perbedaan indeks prestasi akademik (IPK) Mahasiswa jurusan akuntansi
dengan Jurusan manajemen
b) Terdapat perbedaan produktivitas kerja Karyawan P. X dengan karyawan PT.Y
Hipotesis penelitian
a) Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap Prestasi akademik Mahasiswa
b) Motivasi kerja berpengaruh positif tehadap produktivitas karyawan
Kriteria hipotesis
Hipotesis yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement),bukan dalam bentuk kalimat
tanya, serta mengarah pada tujuan penelitian
b. Hipotesis harus berasal dari kerangka teori.Hal ini berarti bahwa hipotesis hendaknya
berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan yang sedang atau akan diteliti.
c. Hipotesisi harus dapat diuji, hal ini berarti suatu hipotesis harus mengandung atau terdiri
dari variable-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan.
d. Hipotesis harus sederhana dan jelas, artinya hipotesis tidak boleh menimbulkan
perbedaan pengertian (ambiguitas), serta tidak terlalu luas.
Contoh. 10. Berikut judul penelitian dari sebuah penelitian “Pengaruh Kompetensi Akuntan
Manajemen dan Sistem Pengendalian internal terhadap Kualitas laporan keuangan”
Kerangka Pemikiran
2.4. Hubungan/pengaruh Kompetensi Akuntan Manajemen terhadap Kualitas Penyajian
Laporan keuangan
2.5. Hubungan/Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Penyajian
Laporan Keuangan
2.6. Hipotesis Penelitian
Format dan struktur laporan penelitian antar instusi tidaklah sama, baik sistematika maupun
istilah yang digunakan dalam laporan penelitian. Sebagai Contoh skim penelitian dari DIKTI,
masing-masing memiliki format sistematika laporan penelitian yang berbeda untuk masing-
masing Skim penelitian.
Referensi
Widagdo, Ridwan, dkk.2002. Analisis atribut-atribut Kualitas audit terhadap Kepuasan klien.
Proceeding Simposium Nasional Akuntansi ke 5. Semarang. Ikatan Akuntan Indonesia
Sekaran, Uma. 2003. Research Methode for Business. A Skill Bulding Approach. Fouth
Edition. John Wiley and Sons,Inc.United Stated of America.
Emory, C.William, Donald Cooper. Business Research Methods. 1996. 5 th Edition. Ricard
D.Irwin,Inc. Wahington- The United Atated of America.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi
& Manajemen. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta.
Nuryaman. 2013. The influence of earnigs Management os Stock Return and The Role of
Audit Quality as a Moderating Variable. International Journal of Trade, Economics and
Finance (IJTEF), ISSN 2010-023X. Volume 4, 2013. International Association of Computer
and Information Technology Press (IACSIT Press). Singapore