METODOLOGI PENELITIAN
DOSEN PEMBIMBING
ERIKA, S.Kep, M. Kep.,Sp.Mat
Disusun Oleh :
Ayu Anita
1711113576
A 2017 3
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
A. Kerangka Konseptual
1. Pengertian
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep
satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini
gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu
topik yang akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu / teori yang dipakai
sebagai landasan penelitian yang didapatkan dibab tinjauan pustaka atau kalau boleh
dikatakan oleh penulis merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan
dengan garis sesuai variabel yang diteliti.
Tinjauan pustaka berisi semua pengetahuan (teori, konsep, prinsip, hukum
maupun proposisi) yang nantinya bisa membantu untuk menyusun kerangka konsep dan
operasional penelitian. Temuan hasil peneliti yang telah ada sangat membantu dan
mempermudah peneliti membuat kerangka konseptual.
Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan mengarahkan
asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual memberikan
petunjuk kepada peneliti di dalam merumuskan masalah penelitian. Peneliti akan
menggunakan kerangka konseptual yang telah disusun untuk menentukan pertanyaan-
pertanyaan mana yang harus dijawab oleh penelitian dan bagaimana prosedur empiris
yang digunakan sebagai alat untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan tersebut.
Kerangka konseptual diperoleh dari hasil sintesis dari proses berpikir deduktif (aplikasi
teori) dan induktif (fakta yang ada, empiris), kemudian dengan kemampuan kreatif-
inovatif, diakhiri dengan konsep atau ide baru yang disebut kerangka konseptual.
Proses konseptualisasi
Keterangan bagan : Konsepsi adalah hasil tangkapan seseorang atau gambaran tentang
objek atau ide terhadap rangsangan (stimulus) objek yang merupakan proses mental
untuk berpikir kreatif. Pertemuan telur dan sperma adalah contoh suatu konsepsi.
Bagaimana supaya telur dan sperma bertemu (konsepsi) pada tempat yang bisa
membuahkan bayi yang sehat, maka proses ini merupakan konseptualisasi.
Konseptualisasi adalah suatu proses mental di mana seorang ilmuwan menyusun konsep
yang didasarkan pengalaman, berpikir deduktif dan induktif. Konsep adalah hasil akhir
dari proses konseptualisasi. Hasil dari proses kegiatan ini menghasilkan sebuah konsep
atau bayi sehat.
Contoh : Sehat adalah konsep, istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang hal-hal
atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi kesehatan seseorang.
Untuk mengetahui apakah seseorang itu sehat atau tidak sehat maka pengukuran konsep
sehat tersebut harus melalui konstruksi atau variable-variabel, misalnya : tekanan darah,
denyut nadi, Hb darah, dan sebagainya. Tekanan darah, denyut nadi, Hb darah dan
sebagainya ini adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengobservai atau
mengukur apakah seseorang itu sehat atau sakit.
Pemilihan kerangka konsepsual yang tepat pada sebagian besar penelitian
ditentukan oleh beberapa landasan, yaitu :
1. landasan pertama berpikir deduktif; analisis teori, konsep, prinsip, premis yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus
membuat analisis secara hati-hati dan kritis serta menelaah semua kepustakaan yang
berhubungan dengan subyek penelitian secara cermat, sebelum memformulasikan
hipotesis yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut.
2. Landasan kedua berpikir induktif ; analisis penelusuran hasil penelitian orang lain
yang mendahului yang terkait dengan masalah dan tujuan penelitian.
3. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan penelitian
atas dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan ke-empat dengan cara berpikir
kreatif-inovatif; sintesis pengalaman, teori, fakta, tujuan penelitan dan logika berpikir
kreatif disusun menjadi kerangka konseptual penelitian.
Ada semacam asas dalam pembuatan kerangka pikir atau kerangka konseptual, yaitu :
Untuk pendidikan sarjana, kerangka konsep mengacu pada suatu konsep yang telah ada
(cukup satu). Variabel yang membentuk kerangka konsep disesuaikan dengan variabel
yang relevan dengan permasalahan yang ada (tujuan penelitian). Jadi mencoba
mencocokkan teori, konsep dengan realita permasalahan di lapangan. Untuk pendidikan
magister, selain berdasarkan kerangka konsep yang ada (bisa lebih dari satu), juga
diminta ada masukan ide atau gagasan baru. Paling tidak ada modifikasi variable yang
disesuaikan realita di lapangan. Tujuan akhir penelitian program magister lebih
diutamakan dalam bentuk ide dan atau teknologi pemecahan masalah. Untuk pendidikan
doktor, maka konsep yang ada harus dimodifikasi, artinya seorang program doktor juga
ada ide, gagasan inovatif dalam mengembangan konsep. Ide inovatif yang disesuaikan
dengan kondisi dan situasi di mana penelitian tersebut diadakan, sehingga menghasilkan
pengetahuan baru.
2. Tahap penyusunan kerangka konseptual.
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian. Untuk itu langkah-
langkah yang dilakukan sebelum membuat kerangka konseptual ini adalah :
a. Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba menjelaskan atau
atribut dari masalah yang akan diteliti)
b. Mengembangkan pernyataan hubungan.
c. Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi :
- Disesuaikan dengan pernyataan masalah.
- penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang
diduga sebagai penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka sesuaikan
dengan variable yang akan diteliti dengan mengembangkan konsep dalam
gambar / kerangka dengan membuat garis mana yang diteliti dan tidak
dengan menggunakan garis sambung atau terputus, serta buat panah untuk
bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk bagian yang tidak ada
pengaruh
- Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan. Contoh :
:Diteliti
:Tidak diteliti
:Berhubungan
: Berpengaruh
: Sebab akibat
: Perbandingan
Keterangan : Dari bagan diatas terlihat bahwa faktor iklim kerja, disiplin kerja dan etos
kerja secara langsung mempengaruhi produktivitas kerja di rumah sakit. Iklim kerja yang
kondusif dan harmonis akan membuat perawat menjadi kreatif dan inovatif yang
mendorong mereka bekerja dengan optimal. Perawat yang merasa senang dengan apa
yang dikerjakannnya akan berdampak pada kinerja yang dihasilkannya dan akan menjadi
motivator tersendiri dalam meningkatkan produktivitas kerjanya. Etos kerja yang baik
akan mendorong seseorang untuk bekerja sesuai etika yang benar agar apa yang ingin
dicapai dapat terwujud dengan baik sesuai harapan organisasi. Dengan etos kerja yang
baik maka akan tercipta suasana kerja atau iklim kerja yang kondusif yang akan
mendukung pelaksanaan tugas yang baik dan memberikan tingkat produktivitas yang
tinggi. Dengan disiplin yang baik dari perawat maka target penyelesaian pekerjaan akan
tercapai yang pada gilirannya berpengaruh terhadap produktivitas kerja dalam organisasi.