Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin
diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau
menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas.
Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai
landasan penelitian yang didapatkan dibab tinjauan pustaka atau kalau
boleh dikatakan oleh penulis merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka
yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti.
Tinjauan pustaka berisi semua pengetahuan (teori, konsep, prinsip,
hukum maupun proposisi) yang nantinya bisa membantu untuk menyusun
kerangka konsep dan operasional penelitian. Temuan hasil peneliti yang
telah ada sangat membantu dan mempermudah peneliti membuat
kerangka konseptual.
Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan
mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti.
Kerangka konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti di dalam
merumuskan masalah penelitian. Peneliti akan menggunakan kerangka
konseptual yang telah disusun untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan
mana yang harus dijawab oleh penelitian dan bagaimana prosedur empiris
yang digunakan sebagai alat untuk menemukan jawaban terhadap
pertanyaan tersebut. Kerangka konseptual diperoleh dari hasil sintesis dari
proses berpikir deduktif (aplikasi teori) dan induktif (fakta yang ada,
empiris), kemudian dengan kemampuan kreatif-inovatif, diakhiri dengan
konsep atau ide baru yang disebut kerangka konseptual.

1
2. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaskud dengan kerangka konsep
b. Untuk mengetahui tahap penyusunan kerangka konsep
c. Untuk mengetahui hipotesa dalam penelitian
d. Untuk mengetahui variable dalam suatu penelitian
e. Untuk mengetahui definisi operasional dalam suatu penelitian

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kerangka Konsep


Kerangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplikasi
dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian
tersebut (Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep merupakan bagian
penelitian yang menyajikan konsep atau teori dalam bentuk kerangka
konsep penelitian. Pembuatan kerangka konsep mengacu pada masalah-
masalah yang akan diteliti atau yang berhubungan dengan penelitian dan
dibuat dalam bentuk diagram.
Kerangka konseptual dalam suatu penelitian hendaknya jelas.
Ketidak jelasan konsep dalam suatu penelitian akan menimbulkan
pengertian atau persepsi yang berbeda dengan yang dimaksud oleh
peneliti. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam suatu
penelitian. Konsep penelitian merupakan suatu kesatuan pengertian
tentang suatu hal atau persoalan yang perlu dirumuskan. Dalam.
merumuskan suatu pengertian kita harus dapat menjelaskan sesuai dengan
maksud peneliti dalam memakainya. Hal ini perlu ada konsistensi dalam
penggunaan konsep itu. Artinya jika suatu bagian dikatakan A maka di
bagian manapun dalam penelitian yang dilakukan, konsep tersebut
hendaknya tetap dikatakan A sebagaimana pengertian konsep tersebut.
Definisi atau konsep berfungsi untuk menyederhanakan
pengertian atau ide-ide yang digunakan agar orang yang membacanya
dapat segera memahami maksud sesuai dengan maksud peneliti
menggunakan konsep tersebut. Dengan jelasnya pernyataan konsep atau
definisi istilah tersebut akan memperlancar komunikasi antara peneliti
dengan pembaca yang ingin mengetahui isi penelitiannya. Dalam
kerangka konseptual, peneliti dapat menjelaskan konsep tersebut dengan
kata-kata yang akan dipakai dalam penelitian sehingga pembaca dapat
memahami sesuai dengan yang dirnaksudkan oleh peneliti.

3
Pemilihan kerangka konseptual yang tepat pada sebagian
besar penelitian ditentukan oleh beberapa landasan, yaitu:
1. landasan pertama berpikir deduktif; analisis teori, konsep,
prinsip, premis yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti. Oleh karena itu peneliti harus membuat analisis secara
hati-hati dan kritis serta menelaah semua kepustakaan yang
berhubungan dengan subyek penelitian secara cermat, sebelum
memformulasikan hipotesis yang bertujuan untuk menjawab
pertanyaan penelitian tersebut.
2. Landasan kedua berpikir induktif; analisis penelusuran hasil
penelitian orang lain yang mendahului yang terkait dengan
masalah dan tujuan penelitian.
3. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan
penetapan tujuan penelitian atas dasar sintesis dari analisis landasan
pertama dan ke-empat dengan cara berpikir kreatif-inovatif;
sintesis pengalaman, teori, fakta, tujuan penelitan dan logika
berpikir kreatif disusun menjadi kerangka konseptual penelitian.

Ada semacam asas dalam pembuatan kerangka pikir atau


kerangka konseptual, yaitu: Untuk pendidikan sarjana, kerangka konsep
mengacu pada suatu konsep yang telah ada (cukup satu). Variabel yang
membentuk kerangka konsep disesuaikan dengan variabel yang relevan
dengan permasalahan yang ada (tujuan penelitian). Jadi mencoba
mencocokkan teori, konsep dengan realita permasalahan di lapangan.
Untuk pendidikan magister, selain berdasarkan kerangka konsep yang
ada (bisa lebih dari satu), juga diminta ada masukan ide atau gagasan
baru. Paling tidak ada modifikasi variable yang disesuaikan realita di
lapangan. Tujuan akhir penelitian program magister lebih diutamakan
dalam bentuk ide dan atau teknologi pemecahan masalah. Untuk
pendidikan doktor, maka konsep yang ada harus dimodifikasi, artinya
seorang program doktor juga ada ide, gagasan inovatif dalam

4
mengembangan konsep. Ide inovatif yang disesuaikan dengan kondisi
dan situasi di mana penelitian tersebut diadakan, sehingga menghasilkan
pengetahuan baru.

B. Tahap Penyusunan Kerangka Konseptual.


Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui
penelitian. Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan sebelum
membuat kerangka konseptual ini adalah:
a. Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba
menjelaskan atau atribut dari masalah yang akan diteliti)
b. Mengembangkan pernyataan hubungan.
c. Mengembangkan konsep dalam gambar/kerangka yang meliputi:
 Disesuaikan dengan pernyataan masalah.
 penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang
lain, yang diduga sebagai penyebab timbulnya masalah. Arah
kerangka sesuaikan dengan variable yang akan diteliti dengan
mengembangkan konsep dalam gambar/kerangka dengan
membuat garis mana yang diteliti dan tidak dengan
menggunakan garis sambung atau terputus, serta buat panah
untuk bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk bagian yang
tidak ada pengaruh
 Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan.

C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya perlu diuji. Nasir (1990) menyatakan
bahwa hipotesis tersusun berdasarkan teori; maka belum tentu isinya
selalu mutlak benar. Untuk itulah diperlukan data empiris untuk menguji
apakah jawaban yang tertera dalam hipotesis itu masih relevan
kebenanarannya. Hampir senada dengan pernyataan di atas, Margono

5
(1997:80), mengemukakan bahwa "Hipotesis merupakan suatu
kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan, dan ini merupakan
dugaan yang bijaksana dari si peneliti yang diturunkan dari teori yang
telah ada". Seiring dengan itu, Sugiyono, (1994:39), juga mengungkapkan
bahwa "Hipotesis merupakan jawaban teoritis, karena belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Sehubungan dengan posisi hipotesis dalam penelitian, Tuckman
(1999) menyatakan bahwa tanpa adanya hipotesis tak akan ada progress
dalam wawasan atau pengertian ilmiah dalam pengumpulan fakta ernpiris.
Sedangkan Kerlinger (1980) berpendapat bahwa hipotesis dapat diajukan
apabila peneliti akan rnenghubungkan atau membandingkan dua atau
beberapa variabel. Oleh karena itu penelitian yang tidak menghubungkan
atau membandingkan variable-variabel, sebaiknya menggunakan
pertanyaan penelitian. Ini berarti bahwa tidak semua penelitian harus
mencantumkan hipotesis. Secara garis besar, keguanaan hipotesis dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan dan kerja
penelitian.
b. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antara fakta
yang kadang kala hilang begitu saja dari perhatian peneliti
c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-
berai tanpa kodisi dalam satu kesatuan
d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian fakta dan antar
fakta.
Menurut Mardalis (1995:49), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mengemukakan hipotesis diantaranya adalah:
a. Hipotesis hendaknya dikemukakan dalam bentuk kalimat pernyataan,
bukan dalam kalimat tanya.
b. Hipotesis hendaknya dirumuskan secara jelas dan padat.
c. Hipotesis hendaknya menyatakan berhubungan atau perbedaan antara
dua atau lebih variabel.

6
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji, yaitu dengan tersedianya data yang
akan dikumpulkan untuk mengujinya.
Menemukan suatu Hipotesis memerlukan kemampuan peneliti dalam
mengaitkan masalah-masalah dengan variabel-variabel yang dapat diukur
dengan menggunakan suatu analisa yang dibentuknya. Menggali dan
merumuskan hipotesis dapat memfokuskan perrnasalahan sehingga
hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka.
1. Bentuk Hiphotesis
Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu :
a. Hipotesis nol (hipotesis statistik)
Pada penelitian, hipotesis nol ini diartikan sebagai tidak
adanya hubungan atau perbedaan antara dua fenomena yang
diteliti. Diberi notasi atau symbol dengan (H0).
Contoh:
Tidak ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar
mahasiswa dalam menyelesaikan studinya.
b. Hipotesis alternatif (hipotesis penelitian).
Adalah lawannya hipotesisi nol, yang berbunyi adanya perbedaan
atau adanya hubungan antara dua fenomena yang diteliti
(variable bebas dengan variabel terikat), diberi notasi atau symbol
dengan (Ha).
Contoh:
Ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa
dalam menyelesaikan studinya.
2. Jenis Rumusan Hipotesis
Menurut tingkat eksplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan
hipotesis dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Hipotesis deskriptif
Yaitu Hipotesis yang menggambarkan spesifik ciri–ciri suatu
tentang nilai suatu variable mandiri, tidak membuat
perbandingan atau hubungan.

7
b. Hipotesis komparatif (Perbedaan)
Yaitu Pernyataan yang menunjukan dugaan nilai dengan
membuat perbandingan dalam satu variabel atau lebih pada
sampel yang berbeda.
c. Hipotesis Asosiatif (hubungan)
Suatu pernyataan yang menunjukan dugaan tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih.

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini merupakan suatu atribut, sifat atau nilai dari
seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2012).
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel independent merupakan variable yang nilainya menentukan
variable lain. Dengan kata lain variabel independent adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen/terikat (Sugiyono, 2012).
2. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel dependen adalah variable yang nilainya ditentukan oleh
variabel lain. Dengan kata lain variabel dependen adalah variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2012).

E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang dapat
diamati (diukur) sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Nursalam, 2008).

8
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kerangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplikasi
dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian
tersebut. Dalam kerangka konseptual, peneliti dapat menjelaskan konsep
tersebut dengan kata-kata yang akan dipakai dalam penelitian sehingga
pembaca dapat memahami sesuai dengan yang dirnaksudkan oleh
peneliti.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya perlu diuji. Hipotesis tersusun berdasarkan
teori; maka belum tentu isinya selalu mutlak benar. Untuk itulah
diperlukan data empiris untuk menguji apakah jawaban yang tertera
dalam hipotesis itu masih relevan kebenanarannya.
Variabel penelitian ini merupakan suatu atribut, sifat atau nilai
dari seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Definisi operasional adalah definisi berdasarkan
karakteristik yang dapat diamati (diukur) sehingga memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat
terhadap suatu objek atau fenomena.

2. Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan
sedikit pengetahuan bagi pembaca mengenai kerangka konsep penelitian.
Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah
ini, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mardalis. 1995. Metode Penelitian: Suatu Pendahuluan Proposal. Jakarta: Bumi


Aksara

Nasir. 1990. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

S, Margono. 1997. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Tuckman, B. 1999. Conducting Eucational Research 5th edition. Belmont:


Wadsworth Group.

10

Anda mungkin juga menyukai