Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN PROGRAM

VERTIKAL DAN
HORIZONTAL
M U H A M M A D FA D H I L

G 2 U 11 9 0 1 5
Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh berbeda dengan perkembangan manusia itu sendiri. Artinya,
bahwa manajemen telah berlangsung sejak manusia itu berada di bumi ini, seiring dengan perkembangan dan
tuntutan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada awal mula perkembangannya dikatakan bahwa IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu
sosial. Tahun 1886 Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan dalam perusahaan yang dipimpinya yaitu
disebut time and motion study dengan teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.
Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang merupakan awal
dari lahirnya ilmu manajemen seperti yang kita ketahui sampai saat ini.

PENDAHULUAN
Pada dasarnya manajemen merupakan Kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaa
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawsan (controlling).

Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
pelaksanaan (actuating) yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut
lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Banyak manajer yang praktik, beranggapan bahwa
actuating merupakan intisari dari manajemen.
Fungsi aktuasi tidak terlepas dari fungsi manajemen lainnya. Hubungan ini dapat digambarkan melalui
bagan berikut :
Tujuan fungsi aktuasi adalah :

1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien.

2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf.

3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan.

4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf.

5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis.


Definisi Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti “seni
melaksanakan dan mengatur.” Sedangkan dalam bahasa Inggris manajemen berasal dari kata kerja “to
manage” yang dalam bahasa Indonesia dapat berarti mengurus, mengemudikan, mengelola, menjalankan,
membina, dan memimpin.

Stoner mengemukakan bahwa manajemen merupakan suatu defenisi yang lebih kompleks dari suatu
ilmu, yaitu sebagai berikut : "Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya sumber daya organisasi
lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan". Secara sederhana, Manajemen merupakan
suatu proses tindakan atau seni perencanaan, mengatur, pengarahan dan pengawasan yang dinamis yang
menggerakan organisasi mencapai tujuannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang menunjukkan penampilan dari
fungsi-fungsi khusus juga manajemen sebagai suatu ilmu, seni, karier, ataupun sebagai profesi.

Ada lima fungsi utama menurut Brantas dari:

 Planning

 Organizing

 Staffing

 Motivating

 Controlling
Adapun fungsi- fungsi manajemen menurut para pakar dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Penulis Judul Buku Pengertian


1 2 3 4
1.   Charles B-Hicks& Irene Place Office Management 1. Planning
2. Organizing
3. Controlling
1.   Clayton Reeser Management functions and modern 1. Planning
concepts 2. Organizing
3. Staffing
4. Directing
5. Controlling

1.   G.R. Terry Principles of Management 1. Planning


2. Organizing
3. Actuating
4. Controlling

1.   Henry fayol General and Industrial Management 1. Planning


2. Organizing
3. Commanding
4. Coordinating
5. Controlling

1.   H. Koontz & Co Donnel Principles of Management 1. Planning


2. Organizing
3. Staffing
4. Controlling

6. Henry L.Sisk Management & Organization 1. Planning


2. Organizing
3. Leading
4. Controlling
Adapun perbedaan pendapat para ahli manajemen tentang fungsi manajemen dan hubungan antara fungsi
yang satu dengan lainnya secara lengkap ditunjukkan dalam gambar diagram sebagai berikut
Definisi Program Kerja
Dalam sebuah organisasi perusahaan atau lainnya, terdapat program kerja yang dimana program ini
telah di susun sedemikian rupa untuk dilaksanakan. Yang sehingga dapat membantu organisasi untuk
mencapai sebuan tujuan utama. Dengan adanya program kerja maka setiap anggota atau tim yang
melakukan pekerjaan dapat bekerja secara lebih efektif dan terstruktur.

Dalam hal ini yang dimaksud program kerja adalah susunan rencana kegiatan kerja yang sudah
dirancang dan telah disepekati bersama untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Program kerja
sendiri juga dapat menjadi sebuah tolak ukur dalam pencapaian target saat akan melakukan pekerjaan, dan
hasilnya akan di evaluasi pada masa akhir kepengurusan.
Dalam pembuatan program kerja, setiap program haruslah memiliki tujuan. Adapun tujuan umum
program kerja yaitu:
•Membantu Pencapaian Visi Dan Misi

•Membantu menjawab Kebutuhan Organisasi

•Membantu Organisasi Bekerja Secara Sistematis dan Terstruktur


Dengan adanya tujuan, tentunya setiap program kerja yang disusun meiliki manfaat. Adapun
manfaat dari program kerja yaitu:

•Memunculkan Rasa Kebersamaan Di Dalam Organisasi

•Memunculkan Rasa Tanggung Jawab Terhadap Tugas Masing-Masing

•Citra Baik Organisasi Semakin Baik


Berikut ini jenis program kerja yang dibagi menjadi beberapa bagian yang diantaranya yaitu:

 Berdasarkan Dari Waktu Perencanaannya

Untuk satu periode kepengurusan, berdasarkan jangka waktu ini maka rapat kerja umumnya hanya di lakukkan
satu kali saja, lalu melakukan evaluasi maupun koordinasi terhadap program-program kerja yang sudah dijalankan.

 Berdasarkan Sifat Program Kerja Pada Organisasi


o Sifatnya kontinyu/terus menerus.
o Sifatnya secara mendadak.
o Sifatnya yang disesuaikan dengan kondisi yang akan datang.

 Berdasarkan Target Atau Tujuan Targetnya


o Dibuat berdasarkan jangka waktu yang panjang.
o Dibuat berdasarkan jangka waktu yang pendek.
Berikut ini tahapan dan hal-hal yang harus diperhatikan saat menyusun suatu program kerja diantaranya:

 Analisis

 Ide Dasar

 Tujuan

 Subyek Sasaran

 Ukuran Keberhasilan 

 Menentukan Model, Metode Dan Materi

 Tempat Dan Waktu

 Tim Pelaksana
Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah pertukaran informasi atau pesan secara dua arah antara komunikator dan
komunikan, baik dengan menggunakan maupun tidak menggunakan media. Pengertian komunikasi ini
mempunyai beberapa aspek, yaitu :

 Informasi atau pesan yang akan disampaikan

 Ada dua orang atau lebih (Komunikator dan komunikan)

 Bisa bersifat langsung maupun tidak langsung dan

 Bisa menggunakan media atau tidak.


Komunikator merupakan orang yang menyampaikan pesan atau informasi, adapun komunikan adalah
orang yang menerima pesan atau informasi. Di dalam pertukaran informasi/pesan bisa dilakukan oleh dua
orang atau lebih, bisa dilakukan tanpa menggunakan media komunikasi.

Para ahli juga menjelaskan komunikasi mengacu pada Tindakan, oleh dua orang atau lebih baik yang
mengirim maupun yang menerima dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Dengan adanya
umpan balik itulah baru dapat disebut dengan komunikasi dua arah. Sebelum ada umpan balik, maka baru
disebut komunikasi satu arah, dan belum dapat dikatakan telah terjadi komunikasi dua arah.
Komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu communication yaitu berarti
pemberitahuan atau pertukaran. Jadi, inti komunikasi adalah upaya menyampaikan pesan kepada pihak lain,
sehingga terjadi perpindahan dan pertukaran informasi dari komunikator kepada komunikan.

Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak
komunikasi. Efek positif adalah efek yang mampu meningkatkan pengetahuan kognitif, afektif, dan
psikomotor. Adapun dampak negatif dapat berupa sikap, tindakan, perbuatan dan kata-kata yang kurang
terpuji.
Matin, et.al (2010) menerangkan bahwa komunikasi antar pribadi berlangsung apabila pengirim menyampaikan
informasi berupa kata-kata kepada penerima, dengan menggunakan medium suara manusia (human voice) yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Bersifat spontan;

• Tidak mempunyai struktur;

• Terjadi secara kebetulam;

• Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan;

• Identitas keanggotaanya tidak jelas;

• Dapat terjadi hanya sambil lalu.


Ada dua faktor yang memengaruhi komunikasi, yaitu faktor dari pihak sender atau disebut pula
komunikator, dan faktor dari pihak receiver atau komunikan.

 Faktor dari pihak sender atau komunikator, yaitu keterampilan, sikap, pengetahuan sender, media saluran
yang digunakan. Sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan, komunikator perlu mengusai cara-cara
penyampaian, baik secara tertulis maupun lisan.

 Faktor receiver atau komunikan, keterampilan, sikap, pengetahuan, dan media saluran yang digunakan.
Keterampilan komunikan dalam mendengar dan membaca pesan sangat penting. Pesan yang diberikan
akan membaca pesan sangat penting.
Manajemen Program Vertikal dan
Horizontal
Memahami konsep manajemen tentu saja tidaklah sesederhana kelihatannya, melainkan banyak bagian
dari ilmu manajemen yang dapat di eksplorasi dan dapat dikembangkan untuk kepentingan jalannya suatu
sistem manajemen. Diantaranya adalah memahami konsep manajemen vertikal dan horizontal.

Konsep manajemen vertikal menekankan pada hierarkis organisasi disertai komunikasi yang bersifat
vertikal, baik top to down atau sebaliknya. Hal ini disebutkan sebagai kordinasi.

Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen yang tidak bisa terpisah dari fungsi manajemen lainnya
karena fungsi koordinasi adalah fungsi yang menghubungkan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Banyak
literatur mengatakan bahwa fungsi koordinasi merupakan fungsi manajemen yang paling penting. Dengan
mengoptimalkan fungsi koordinasi, organisasi akan menjadi semakin baik dan menghindari resiko yang
mengancam organisasi.
Koordinasi menurut Chung dan Megginso. (1981:41), dapat didefinisikan sebagai proses motivasi,
memimpin dan mengkomunikasikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan sutisna
(1989:32) mendefinisikan koordinasi ialah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang,
bahan dan sumber-sumber lain kea rah tercapainya maksud-maksud yang telah ditetapkan.

Dari beberapa pendapat tersebut, pada dasarnya koordinasi merupakan suatu “pengaturan/penataan”
beragam elemen ke dalam suatu pengoperasian yang terpadu dan harmonis. Koordinasi adalah proses untuk
menyelaraskan, pembakuan dan menghubungkan berbagai kegiatan dalam suatu organisasi dan atau antar
berbagai organisasi.
Menurut James D. Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan
organisasi, yaitu :

• Saling ketergantungan yang menyatu (pooled independent),

• Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependent),

• Saling ketergantungan timbal balik (reciporal interdependent)


Ada tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif :
1. Pertama, hanya mempergunakan Teknik-teknik manajemen dasar : hierarki manejerial, rencana dan
tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
2. Kedua, menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi aling tergantung dan lebih
luas dalam ukuran.
3. Ketiga, di samping peningkatan kordinasi potensial, mengurangi kebutuhan kan kordinasi. Alam
beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara.
Mekanisme-mekanisme dasar untuk pencapaian koordinasi adalah komponen-komponen vital dalam
manajemen yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

 Hierarki manajerial.

 Aturan dan prosedur.

 Rencana dan penetapan tujuan.


Dalam penerapannya koordinasi memiliki 2 tipe, yaitu :

1. Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap
kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawab.
Koordinasi vertikal secara relative mudah dilakukan atasan dapat memberi sanksi aparat yang sulit diatur.

2. Koordinasi horizontal adalah mengkordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan,


pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.
Teori Servant leadership yang pertama kali dicetuskan oleh Greenleaf (2002) ini, kemudian dikembangkan
oleh Spears pada tahun 1996 yang mendefinisikan Servant leadership sebagai sebuah jenis baru dalam model
kepemimpinan yang melayani orang lain sebagai prioritas pertama.

Menurut Spears (2010), karakteristik dari Servant Leadership yang sangat penting sebagai berikut:

• Mendengarkan (listening)

• Empati (Empathy)

• Penyembuhan (Healing)

• Kesadaran (Awareness)

• Persuasi (Persuasion)

Anda mungkin juga menyukai