Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN KEPERAWATAN

KONSEP KEPEMIMPINAN

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas Manajemen Keperawatan

DISUSUN OLEH:

Indah Ramadhani 1811311035

Resa Okpriana 1811312003

Sari Nadhifa Afdhal 1811312007

Salsabila Fitri 1811312021

Nur Azizah Putri 1811312035

Desri Yola Ramadhani 1811312047

Cynthia Permata Deswita 1811313001

Difabella Melinda Putri 1811313003

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M. Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021

KATA PENGANTAR
1
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan
pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Keperawatan dengan judul
Konsep Kepemimpinan ini. Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengajar yang turut
membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang telah ditentukan.

Shalawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya dihari kiamat nanti. Makalah ini kami
buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai bagaimana
Konsep Kepemimpinan dan Konsep Manajemen Kepemimpinan

Dengan segala keterbatasan yang ada kami telah berusaha dengan segala daya dan upaya
guna menyelesaikan makalah ini, kami menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

Padang, 13 September 2021


Penyusun

DAFTAR ISI

2
Halaman Depan

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………….. ii

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………… iii

BAB I: Pendahuluan …………………………………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………… 2

C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………………………….. 2

BAB II : Pembahasan …………………………………………………………………………………… 3

A. Konsep Kepemimpinan ……………………………………………………………………………… 3

1. Konsep Kepemimpinan …………………………………………………………………………. 3

2. Teori Kepemimpinan ……………………………………………………………………………. 4

3. Karakteristik Kepemimpinan …………………………………………………………………... 8

4. Gaya Kepemimpinan ……………………………………………………………………………. 9

B. Konsep Manajemen ………………………………………………………………………………… 12

1. Teori Manajemen ………………………………………………………………………………. 12

2. Fungsi – Fungsi Manajemen dalam Pengelolaan Asuhan Keperawatan dan Pengelolaan

Layanan Keperawatan ………………………………………………………………………… 14

3. Perbedaan Kepemimpinan Manajemen ……………………………………………………… 16

C. Role Play …………………………………………………………………………………………….. 19

BAB III : Penutup ……………………………………………………………………………………… 21

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………….. 21

B. Saran ………………………………………………………………………………………………… 21

Daftar Pustaka

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan salah satu aspek manajerial dalam kehidupan
organisasi yang merupakan posisi kunci. Kepemimpinna merupakan hal yang penting
dalam pengembangan organisasi kedepannya, karna tanpa kepemimpinan yang baik akan
sulit untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpnan termasuk faktor eksternal yang dapat meningkatkan kinerja
individual karyawan. Hubungan antara pemimpin dan karyawan merupakan hubungan
saling ketergantungan. Dalam proses interaksi antara pemimpin dan karyawan saling
mempengaruhi dimana pemimpin berupaya mempengaruhi bawahan agar berperilaku
sesuai harapannya. Interaksi inilah yang menentukan derajat keberhasilan pemimpin
dalam kepemimpinannya dalam suatu organisasi.
Keberhasilan suatu organisasi terdapat pada gaya kepemimpinan yang dipakai
dalam organisai tersebut. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam memberikan
metode kepeminpinan dapat memberikan damak yanng signifikan pada kinerja suatu
oraganisasi.Keefektifan seorang pemimpin sangat penting dan dapat menentukan
keberhasilan kegiatan pengembangan organisasi. Untuk itu pemimpin dituntut untuk bisa
dan terampil dalam mengarahkan para anggota organisasinya.
Pemimpin juga harus ikut aktif dalam mengatur pelaksanaan kegiatan
pengembangan organisasinya. Seorang pemimpin harus ikut aktif dalam mengatur
pelaksanaan kegiatan usaha pengembangan organisasi. Keberhasilan kegiatan usaha
pengembangan organisasi sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinannya atau
pengelola dan komitmen pimpinan puncak organisasi.Dalam mempelajari konsep
kepemimpinan kita akan mempelajari serta memahami sebuah arti atau definisi
kepemimpinan dan juga teori kepempinan dalam konteks organisasi .
Bukan dalam hal itu saja, di dalam konsep kepemimpinan kita dapat mempelajari
karakteriristik, fungsi manajemen dalam pengelolaan askep dan layanan keperawatan
serta perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen.Esensi kepemimpinan dalam
setiap organisasi apapun sangat diperlukan perannya, walaupun sdalam organisasi
tersebut telah ditata struktur dan mekanisme kerja dengan sedemikian rupa.
Kepemimpinan berperan dalam menyatukan kepenngan antar berbagai pihak

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah disusun dalam makalan ini, rumusan
masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimakasud dengan konsep kepemimpinan?
2. Apa saja teori kepemimpnan?
3. Bagaimana karakteristik kepemimpinan?
4. Bagaimana gaya kepemimpinan?
5. Apa itu teori manajemen?
6. Apa sajakah fungsi manajemen dalam pengelolaan askep dan layanan keperawatan?
7. Apa perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen?

C. Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas Manajemen Keperawatan, tujuan ditulisnya
makalah ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep kepemimpinan
2. Untuk mengetahui dan memahami teori kepemimpinan
3. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik kepemimpinan
4. Untuk mengetahui dan memahami gaya kepemimpinan
5. Untuk mengetahui dan memahami teori manajemen
6. Untuk mengetahui dan memahami fungsi manajemen dalam pengelolaan askep dan
layanan keperawatan
7. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. Konsep Kepemimpinan
1. Konsep Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana
seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai
visi, misi, dan tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi
menjadi lebih maju dan bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan
mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika,
perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran kemahiran yang dimilikinya.
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Kepemimpinan adalah suatu proses bagaimana menata dan mencapai kinerja
untuk mencapai keputusan seperti bagaimana yang diinginkannya. Kepemimpinan
adalah suatu rangkaian bagaimana mendistribusikan pengaturan dan situasi pada
suatu waktu tertentu. Menurut Harbani dalam Sulton Syahril (2019) mengemukakan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, melalui
komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk
menggerakkan orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati
bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas yang berhubungan dengan
aktivitas kepaada anggota kelompok.
Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai
strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap
tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan kemampuan mempengaruhi kelompok
agar mengidentifikasi, memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi. Faktor
kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan
dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja pada bawahannya. Kepemimpinan
dalam organisasi memiliki peran yang sangat besar dalam membangun hubungan
antar individu dan pembentuk nilai organisasi yang dijadikan sebagai.

6
Kepemimpinan (leadership) merupakan inti sari manajemen. Dengan
kepemimpinan yang baik, proses manajemen akan berjalan lancar dan karyawan
bergairah melaksanakan tugas-tugasnya. Gairah kerja, produktivitas kerja, dan proses
manajemen suatu perusahaan akan baik, jika tipe, gaya, cara atau style kepemimpinan
yang diterapkan manajernya baik.Tegasnya baik atau buruknya, tercapai atau
tidaknya tujuan suatu perusahaan sebagian besar ditentukan oleh kecakapan manajer
dalam melaksanakan kepemimpinannya untuk mengerahkan para bawahannya.
Kecakapan dan kewibawaan seorang manajer melakukan kepemimpinanya akan
mendorong gairah kerja, kreativitas, partisipasi dan loyalitas para bawahan untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya. Leader / pemimpin adalah orangnya, sedangkan
leadership ialah gaya seorang manajer untuk mengarahkan, mengkoordinasi dan
membina para bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja produktif mencapai
tujuan bersama.

2. Teori Kepemimpinan
Pada dasarnya, teori kompetensi kepemimpinan memiliki tiga macam yaitu teori
sifat, teori perilaku, dan teori lingkungan. Ketiga teori kepemimpinan ini merupakan
grand theory kepemimpinan. Ketiga teori tersebut dapat dijelaskan secara rinci
sebagai berikut
a. Teori Sifat
Teori sifat disebut juga teori genetik, karena menganggap bahwa
pemimpin itu dilahirkan bukan dibentuk. Teori ini menjelaskan bahwa eksistensi
seorang pemimpin dapat dilihat dan dinilai berdasarkan sifat-sifat sejak lahir
sebagai sesuatu yang diwariskan. Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan
diidentifikasikan berdasarkan atas sifat atau ciri yang dimiliki oleh para
pemimpin. Pendekatan ini mengemukakan bahwa ada karakteristik tertentu
seperti fisik, sosialisasi, dan intelegensi (kecenderungan) yang esensial bagi
kepemimpinan yang efektif, yang merupakan kualitas bawaan seseorang.
Berdasarkan teori kepemimpinan ini, asumsi dasar yang dimunculkan
adalah kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat, ciri, atau perangai tertentu

7
yang menjamin keberhasilan setiap situasi. Keberhasilan seorang pemimpin
diletakkan pada kepribadian pemimpin itu sendiri.

b. Teori Perilaku
Teori ini berusaha menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang
pemimpin yang efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas, berkomunikasi
dan memotivasi bawahan. Menurut teori ini, seseorang bisa belajar dan
mengembangkan diri menjadi seorang pemimpin yang efektif, tidak tergantung
pada sifat-sifat yang sudah melekat padanya. Jadi seorang pemimpin bukan
dilahirkan untuk menjadi pemimpin, namun untuk menjadi seorang pemimpin
dapat dipelajari dari apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif ataupun dari
pengalaman.
Teori ini mengutarakan bahwa pemimpin harus dipandang sebagai
hubungan diantara orang-orang, bukan sifat-sifat atau ciri-ciri seorang individu.
Oleh karena itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh
kemampuan pemimpin dalam hubungannya dan berinteraksi dengan segenap
anggotanya.

c. Teori Lingkungan
Teori ini beranggapan bahwa munculnya pemimpin – pemimpin itu
merupakan hasil dari waktu, tempat dan keadaan. Kepemimpinan dalam
perspektif teori lingkungan adalah mengacu pada pendekatan situasional yang
berusaha memberikan model normatif.Teori ini secara garis besar menjelaskan
bahwa keberhasilan seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya sangat
tergantung terhadap situasi dan gaya kepemimpinan yang dipakainya. Untuk
situasi yang berbeda, maka dipakai gaya yang berbeda pula.
Berdasarkan teori lingkungan, seorang harus mampu mengubah model
gaya kepemimpinannya sesuai dengan tuntutan dan situasi zaman. Oleh karena
itu, situasi dan kondisi yang berubah menghendaki gaya dan model
kepemimpinan yang berubah. Sebab jika pemimpin tidak melakukan perubahan

8
yang sesuai dengan kebutuhan zaman, kepemimpinannya tidak akan berhasil
secara maksimal.
Pada teori Path-Goal menerangkan bagaimana perilaku seorang pemimpin
memengaruhi motivasi dan prestasi kerja para bawahannya, dalam situasi kerja
yang berbeda-beda. Teori ini lahir dari teori motivasi pengharapan (espectancy),
di mana motivasi seorang pekerja tergantung pada pengharapannya bahwa
prestasi tinggi merupakan alat untuk mendapatkan hasil-hasil positif. Dan untuk
menghindari diri dari hasil-hasil negatif.
Teori Path menerangkan bagaimana perilaku (gaya) seorang pemimpin
memengaruhi prestasi kerja bawahannya. Dalam teori Path-Goal disebutkan
empat gaya kepemimpinan :
- Directive leadership, Tipe ini sama dengan bentuk kepemimpinan autokratis
Lipit, dan White. Para anggita mengetahui secara pasti apa yang diinginkan
pemimpin terhadap dirinya dan pengarahan yang diberikan. Anggota tidak
diberi kesempatan berpartisipasi dalam mengemukakan pendapat.
- Supportive leadership, adalah gaya kepemimpinan yang menunjukkan
keramahan seorang pemimpin, mudah ditemui dan menunjukkan sikap
memerhatikan anggotanya.
- Partisipative leadership, adalah gaya kepemimpinan yang mengharapkan
saran-saran atau pendapat para anggotanya, tetapi ia yang menentukan dalam
pengambilan keputusan.
- Achievement oriented ledearship, artinya pemimpin memberikan
kepercayaan para anggota untuk mencapai tujuan atau hasil dan prestasi yang
baik.

Kesimpulan dari teori ini bahwa prestasi kerja adalah fungsi dari motivasi
untuk memproduksi dengan tingkatan tertentu. Motivasinya ditentukan kebutuhan
yang mendasari tujuan yang bersangkutan dan merupakan alat dari tingkah laku
produktif itu terhadap tujuan yang dinginkan. Selain teori-teori diatas, teori
lainnya yang ditemukan adalah sebagai berikut
a. Teori Implisit

9
Teori kepemimpinan implisit merupakan keyakinan dan asumsi tentang
karakteristik dari pemimpin yang efektif. Teori implisit biasanya melibatkan
stereotipe dan prototipe tentang ciri, keterampilan atau perilaku yang relevan.
Tujuan utamanya bisa untuk membedakan para pemimpin diantara berbagai jenis
pemimpin (misalnya manajer, politikus, perwira militer).
Teori ini dikembangkan dan dimurnikan seiring waktu sebagai hasil dari
pengalaman aktual dengan para pemimpin, keterpaparan terhadap literatur
tentanng pemimpin yang efektif, dan pengaruh sosial budaya lainnya.

b. Teori Great Man


Menurut teori ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang
memiliki berbagai ciri-ciri individu yang sangat berbeda dengan kebanyakan
manusia lainnya. Ciri-ciri individu tersebut mencakup karisma, intelegensi,
kebijaksanaan, dan dapat menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk
membuat berbagai keputusan yang memberi dampak besar bagi sejarah manusia.
Karisma sendiri menunjukkan kepribadian seseorang yang dicirikan oleh pesona
pribadi, daya tarik, yang disertai dengan kemampuan komunikasi interpersonal
dan persuasi yang luar biasa. Menurut Carlyle, pemimpin besar akan lahir saat
dibutuhkan oleh situasi sehingga para pemimpin ini tidak bisa dibuat.

c. Teori Transformasi
Teori ini didasari oleh hasil penelitian mengenai adanya perilaku
kepemimpinan dimana para pemimpin yang kemudian dikategorikan sebagai
pemimpin transformasi (transformational leader) memberikan inspirasi kepada
sumber daya manusia yang lain dalam organisasi untuk mencapai sesuatu
melebihi apa yang direncanakan oleh organisasi.
Pemimpin transformasi juga merupakan pemimpin visioner yang
mengajak sumber daya manusia organisasi bergerak menuju visi yang dimiliki
oleh pemimpin. Para pemimpin transformasi lebih mengandalkan kharisma dan
kewibawaan dalam menjalankan kepemimpinannya.
d. Teori Neokharismatik

10
Teori kepemimpinan yang menekankan simbolisme daya tarik emosional
dan komitmen pengikut yang luar biasa.

e. Teori kepemimpinan kharismatik


Teori ini mengemukakan bahwa para pengikut membuat atribut dari
kemampuan kepemimpinan yang heroik bila mereka mengamati perilakuperilaku
tertentu dari pemimpinnya.

3. Karakteristik Kepemimpinan
Banyak karakteristik kepribadianyang dikaitkan dengan kepemimpinan. Mereka
termasuk ketegasan (assertiveness), autentik, kekuatan karakter (character strengths),
dominasi, kecerdasan emosi, identitas gender, kecerdasan, narsisme, pemantauan
diri (self-monitoring), dan motivasi sosial. Beberapa keterampilan kunci untuk
kualitas kepemimpinan yang baik adalah:
- Komunikasi
Kemampuan berkomunikasi yang efektif penting karena pemimpin harus
menerjemahkan tujuan yang lebih besar ke dalam berbagai tujuan dan aktivitas
yang lebih spesifik.
- Kesadaran
Ini adalah tentang bagaimana seorang pemimpin memperhatikan proses
bisnis untuk mempelajari ide mana yang efektif dan mana yang kurang efektif
- Kemampuan untuk mendelegasikan
Pemimpin tentu saja tidak akan mengerjakan semua pekerjaan bawahan.
Oleh karena itu, mereka harus tahu bagaimana memberdayakan sumber daya
untuk mencapai tujuan. Itu mungkin membutuhkan pemimpin untuk
memfasilitasi kerja tim, memberikan otonomi, dan mengarahkan pada
pengambilan keputusan yang lebih baik
- Integritas
Pemimpin harus memiliki komitmen kuat terhadap apa yang telah
diputuskan sehingga membangun kepercayaan di antara bawahan.
- Membangun hubungan 

11
Mengembangkan kepercayaan dan kerjasama penting untuk menciptakan
sinergi dan energi bersama. Itu tidak hanya untuk antar bawahan tetapi juga
antara bawahan dengan pemimpin.
- Inovasi
Kreatif dan pemecah masalah berguna ketika pemimpin harus membuat
perubahan.
- Ketangkasan belajar 
Seringkali masalah muncul dan membutuhkan pendekatan yang benar-
benar baru untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, pemimpin seharusnya
belajar cepat, yang mana penting untuk menghadapi keadaan yang tidak terduga.

4. Jenis gaya kepemimpinan


Ada beberapa gaya kepemimpinan. Masing-masing memiliki mode operasi,
keunggulan dan kelemahannya. Berikut adalah tujuh diantaranya:
a. Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter menekankan bahwa pemimpin adalah
otoritas tertinggi dan menentukan segala hal. Mereka menentukan kebijakan dan
prosedur, memutuskan tujuan apa yang ingin dicapai, dan mengarahkan serta
mengendalikan semua kegiatan tanpa saran dan partisipasi yang berarti dari
bawahan. Pemimpin seperti itu memiliki kendali penuh atas tim dan
meninggalkan otonomi yang rendah di dalam kelompok.
Jika pemimpin memiliki visi besar, itu mungkin bagus. Itu
memudahkannya untuk memberdayakan sumber daya menuju arah yang lebih
baik. Prosesnya lebih cepat karena bawahan akan selalu tunduk.

b. Kepemimpinan Demokratis
Kontras dengan gaya kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis
membuat keputusan berdasarkan masukan dari bawahan. Kepemimpinan yang
demokratis adalah salah satu gaya kepemimpinan yang efektif ketika bawahan
membutuhkan beberapa wewenang. Bawahan merasa pemimpin menghargai

12
saran dan ide mereka, memungkinkan mereka lebih termotivasi untuk terlibat
dan memberikan hasil terbaik.
Tapi, pengambilan keputusan mungkin lebih lama. Lebih banyak saran
dan ide, lebih sulit untuk mencapai konsensus. Dalam beberapa kasus, pemimpin
demokratis mungkin mempertimbangkan untuk sedikit otoriter demi mencapai
keputusan yang cepat.
Selain itu, bawahan mungkin akan mementingkan diri sendiri atau
kelompoknya dan kurang memperdulikan pihak lain. Itu akan mengarah ke
konflik dan membahayakan. Koordinasi dan kerjasama rusak sehingga tidak
memberikan manfaat bersama.

c. Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin karismatik berusaha untuk mendorong perilaku tertentu pada
orang lain dengan cara komunikasi yang fasih, persuasi dan kekuatan
kepribadian. Para pemimpin yang karismatik memotivasi para pengikut untuk
menyelesaikan sesuatu atau memberikan hasil yang terbaik. Gaya kepemimpinan
karismatik bergantung pada pesona dan daya bujuk pemimpin. Pemimpin
karismatik digerakkan oleh keyakinan dan komitmen mereka terhadap tujuan.
Pemimpin karismatik juga kadang-kadang disebut pemimpin
transformasional. Perbedaan utama keduanya adalah fokus dan audiens.
Pemimpin karismatik sering mencoba untuk membuat status quo lebih baik,
sementara pemimpin transformasional fokus pada mengubah organisasi menjadi
visi pemimpin.

d. Kepemimpinan Laissez-faire
Gaya kepemimpinan laissez-faire berfokus pada mendelegasikan banyak
tugas kepada anggota tim dan memberikan sedikit atau tanpa pengawasan.
Pemimpin laissez-faire tidak secara intensif mengelola dan memberdayakan
karyawan. Mereka sering memiliki lebih banyak waktu untuk proyek-proyek
lain. Manajer dapat mengadopsi gaya kepemimpinan ini ketika semua anggota

13
tim mandiri dan berkualitas. Bawahan sangat berpengalaman, terlatih dengan
baik dan hanya membutuhkan sedikit pengawasan.
Gaya kepemimpinan laissez-faire dapat menyebabkan penurunan
produktivitas jika karyawan bingung tentang apa yang diharapkan pemimpin
mereka, atau jika beberapa anggota tim membutuhkan motivasi dan batasan
yang konsisten untuk bekerja dengan baik.

e. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional berfokus pada pengawasan,
pengorganisasian, dan kinerja. Pemimpin mempromosikan kepatuhan bawahan
melalui penghargaan dan hukuman. Mereka berpikir sistem itu dapat membuat
para pengikut tetap termotivasi dalam jangka pendek.
Tidak seperti pemimpin transformasional, pemimpin transaksional tidak
ingin mengubah masa depan. Mereka berusaha menjaga hal-hal tetap sama dan
melakukan sesuatu seperti biasanya.
Gaya kepemimpinan ini mungkin cocok untuk jenis pekerjaan yang
membutuhkan pengawasan ketat. Pemimpin selalu memperhatikan pekerjaan
bawahan untuk menemukan kesalahan dan penyimpangan.

f. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional berusaha untuk mendorong,
menginspirasi, dan memotivasi bawahan untuk berinovasi dan menciptakan
perubahan. Mereka menganggap itu sangat penting untuk membantu
menumbuhkan dan membentuk kesuksesan masa depan perusahaan. Untuk
melakukannya, pemimpin transformasional akan membangun budaya
kemandirian yang kuat di tempat kerja.
Pemimpin transformasional menginspirasi dan memotivasi bawahan
dengan penuh kepercayaan. Mereka mempercayai bawahan untuk mengambil
keputusan dan mencari solusi dari setiap masalah secara mandiri. Mereka
mendorong karyawan untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari melalui
pemecahan masalah dan pencarian solusi alternatif yang lebih baik. Gaya

14
manajemen kepemimpinan ini memberi karyawan lebih banyak ruang untuk
berkreasi, melihat ke masa depan dan menemukan solusi baru untuk setiap
masalah.

g. Kepemimpinan Birokratis
Pemimpin birokratis bekerja berdasarkan tugas-tugas resmi dan selalu
menekankan hirarki otoritas dalam mengambil keputusan. Mereka menerapkan
sistem aturan untuk manajemen dan pengambilan keputusan. Gaya
kepemimpinan ini cocok untuk bisnis yang sangat teratur. Itu dapat menjadi gaya
manajemen yang efisien di perusahaan yang tidak memerlukan banyak
kreativitas atau inovasi dari karyawan.

B. Konsep Manajemen
1. Teori Manajemen
Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur beberapa hal
secara baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan agar hal hal yang diatur
berjalan seimbang, lancar, dan mencapai tujuan yang diharapkan. Manajemen adalah
proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain (Gillies,1989). Menurut
Siagian (1999), manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan
pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen
adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan
pengontrolan dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Selanjutnya Swanburg (2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu
atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan
rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa manajemen adalah
proses yang dinamis, yang senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan.
Manajemen merupakan proses mengorganisir sumber-sumber untuk mencapai tujuan
dimana arah tujuan yang akan dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi, filosofi
organisasi

15
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para
pasien (Gillies, 1989). Pekerjaan keperawatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan dapat tercapai. Prinsip-prinsip yang
mendasari manajemen keperawatan adalah :
- Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan karena melalui
fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan,
pemecahan masalah yang afektif dan terencana.
- Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
Manajer keperawatan menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan sebelumnya.
- Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan berbagai
situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbagai tingkat manajerial.
- Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian
manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir,
yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point utama dari seluruh tujuan
keperawatan.
- Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai
dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
- Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi
proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan
rencana yang telah diorganisasikan.
- Manejer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat memotivasi staf
untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
- Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. Komunikasi
yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan
pandangan arah dan pengertian diantara bawahan.

16
- Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya mempersiapkan
perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih tinggi ataupun upaya
manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
- Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi
dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, membandingkan
penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer, administrator dan bawahan
seyogianya bekerja bersama-sama dalam merencanakan dan pengorganisasian serta
fungsifungsi manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

2. Fungsi-Fungsi Manajemen dalam Pengelolaan Asuhan Keperawatan dan


Pengelolaan Pelayanan Keperawatan
Fungsi manajemen keperawatan adalah memudahkan perawat dalam menjalankan
asuhan keperawatan yang holistik sehingga seluruh kebutuhan klien di rumah sakit
terpenuhi. Terdapat lima elemen dalam manajemen keperawatan berdasarkan
fungsinya yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing
(ketenagaan), directing (pengarahan) dan controlling (pengendalian/evaluasi)
a. Perencanaan (Planning)
Fungsi Perencanaan (Planning) merupakan suatu penjabaran dari tujuan
yang ingin dicapai, perencanaan sangat penting untuk melakukan tindakan.
Didalam proses keperawatan perencanaan membantu perawat dalam
menentukan tindakan yang tepat bagi klien dan menjamin bahwa klien akan
menerima pelayanan keperawatan yang mereka butuhkan dan sesuai dengan
konsep dasar keperawatan. Melalui fungsi perencanaan akan dapat ditetapkan
tugas-tugas pokok staf dan dengan tugas-tugas ini seorang pemimpin akan
mempunyai pedoman supervisi dan menetapkan sumber daya yang
dibutuhkan oleh staf untuk menjalankan tugas-tugasnya.

17
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-
tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka
mencapai tujuan. Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara optimal
akan menentukan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan
pengorganisasian manajemen keperawatan meliputi struktur organisasi ruang
rawat, pengelompokkan kegiatan (metode pengawasan), koordinasi kegiatan
dan evaluasi kegiatan kelompok kerja.
c. Ketenagaan (Staffing)
Ketenagaan (Staffing) adalah metodologi pengaturan staff, merupakan
proses yang teratur, sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk
menentukan jumlah dan jenis personal suatu organisasi yang dibutuhkan
dalam situasi tertentu
d. Pengarahan (Directing)
Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana manajer
mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya manusia (manusia dan
yang bukan manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Untuk
menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi,
peranan kepemimpinan, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf
merupakan hal pokok yang perlu mendapat perhatian para manajer organisasi.
Di dalam kepemimpinan selalu melibatkan semua elemen dalam sistem
pelayanan kesehatan dan yang mempengaruhi elemen tersebut adalah seorang
pemimpin.
e. Pengawasan (Controlling)
Controlling adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi
sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta
prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi. Melalui
fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang dituangkan dalam

18
bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan
dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf.

3. Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen


Berikut adalah tabel perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen
Dasar Perbandingan
No. Kepemimpinan Manajemen
atau Pembeda

Penentuan arah berdasarkan visi Perencannaan dan penganggaran : time


1. Menciptakan agenda
dan strategi table, alokasi sumber daya

Membangun jaringan Penyatuan arah :


Organizing dan staffing
2. SDM untuk mencapai mengkomunikasikan visi dan
agenda strategi untuk mendapatkan validasi

Memotivasi dan membangkitkan


Melaksanakan Pengendalian dan pemecahan masalah
3. semangat saat menghadapi dan
rencana
mengatasi kendala

Menghasilkan perubahan positif Menghasilkan tingkat kepastian dan


4. Hasil (output) bagi organisasi keteraturan sesuai rencana dan SOP
sehingga hasil sesuai rencana

Bisa di dalam atau di luar


5. Keberadaan Hanya ada dalam lingkup organisasi
organisasi

Kemampuan dari seorang


6. Nuansa cara kerja Mengarah ke sistem dan mekanisme kerja
pemimpin (individu)

Pengaruh terhadap pengikut


7. Penekanan Wewenang yang ada
(wibawa)

Menggantungkan diri pada sumber Mengerahkan dana dan daya yang dimiliki
8. Faktor pendukung
yang ada dalam dirinya organisasi

Mewujudkan keinginan pemimpin Tercapainya tujuan organisasi secara


9. Arah kepemimpinan
yaitu tujuan organisasi langsung

Hubungn personal berpusat pada Impersonal dengan menggunakan input


10. Sifat diri sendiri si pemimpin, pengikut, logika, rasio, dana, analistis dan kuatitatif
dan situasi

Ilmu dan seni mengorganisasi dan


Mampu mempengaruhi orang lain
11. Makna mengkoordinasikan sesuatu dengan efisien
berdasarkan keteladanan
dan efektif

12. Dasar atau basis Kepercayaan Pengawasan

13. Intinya Menginspirasi orang Mengelola kegiatan atau pekerjaan

14. Power Mempengaruhi Peraturan dan Undang-Undang

15. Fokus Mengharapkan terjadinya perubahn Menciptakan keteraturan kerja

19
Besifat Proaktif dan memandang
Bersifat Reaktif dan memandang kegiatan
kegiatan memipin sebagai suatu
16. Strategi manajemen sebagai suatu kegiatan yang
kegiatan yang dapat memberikan
membosankan
semangat

Leadership membutuhkan wawasan


Memiliki wawasan jangka pendek yang
17. Perspektif jauh ke depan yang baik dan
tajam
menguntungkan

 Memikirkan program
 Memikirkan program usulan perbaikan
keterlibatan karyawan
secara individual
(people Involment)

 Memberikan wewenang
18. Cara kerja  Mengendalikan secara ketat proses
kepada orang lain untuk
pembuatan keputusan
membuat keputusan
 Berpikir memperbaiki pencapaian
 Berpikir memperbaiki inisiatif
target
dan inovasi

Sementara itu, berikut contoh perbedaan penerapan kegiatan kepemimpinan dan


manajemen

No. Kegiatan Kepemimpinan Keperawatan Kegiatan Manajemen Keperawatan

1. Perencanaan dan pengorganisasian adalah Mengelola Pelayanan Keperawatan


pekerjaan/kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat. Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola
Untuk itu diperlukan koordinasi sehingga semua oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga
kegiatan dapat dikerjakan dengan baik. tingkatan manajerial, yaitu sebagai berikut:
Mangelola puncak (kepala bidang keperawatan).
Kewajiban perawat menciptakan suasana yang Manajemen menengah (kepala unit pelayanan
memberikan kenyamanan dan keamanan pada pasien atau supervisor).
melalui suatu pengorganisasian yang baik. Manajemen bawah (kepala ruang perawatan).
2. Membuat penegasan dan memberi pengarahan (making Mengelola Asuhan Keperawatan
assigments and giving directions). Mengelola asuhan keperawatan yang dapat
dilakukan dengan menggunakan proses
Dengan berbagai metode dalam memberi penugasan di keperawatan pada prinsipnya menggunakan suatu
rumah sakit maka diperlukan memberi pengarahan konsep – konsep manajemen seperti perencanaan,
secara jelas dan singkat. pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian
atau evaluasi.
3. Memberi bimbingan (Providing guidence) Manajemen keperawatan nilai profesional
Bimbingan adalah suatu alat yang penting dalam diperlukan dalam mengimplementasikan praktek
keperawatan. Pemimpin harus memiliki kemampuan keperawatan profesional, memahami dan
untuk membantu stafnya dalam melaksanakan tugas- memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta
tugas yang diberikan, sehingga pasien mendapat mengelola kegiatan keperawatan.
kepuasan dalam asuhan keperawatan.

20
4. Mendorong kerja sama dan partisipasi
(Encouraging
cooperation and participation)
Kerjasama merupakan hubungan yang erat untuk dapat
berpartisipasi, misalnya perawat melakukan kesalahan
maka berikan informasi dan jelaskan melalui suatu
diskusi.
Hargai upaya yang telah dilakukan sehingga nanti dapat
mengkoreksi kesalahannya. Oleh karena itu proses
kepemimpinan keperawatan dalam kerja sama tim
(team work) adalah sangat penting sehingga dapat
meningkatkan kerja sama antara perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
5. Mengkoordinasikan kegiatan ( Coordinating Activities)
Mengkoordinasikan kegiatan dalam suatu unit atau
ruangan merupakan kegiatan yang penting dalam
kepemimpinan keperawatan.
Memberikan informasi kepada perawat tentang
kegiatan yang ada diruangan, dibutuhkan juga laporan
tentang pencapaian pekerjaan oleh staf perawat.
6. Observasi atau supervisi (Observing or Supervising)
Mengawasi staf perawat dan pekerjaannya merupakan
tanggung jawab yang besar dari seorang pemimpin
keperawatan.
Dibutuhkan kemampuan untuk meneliti asuhan
keperawatan yang dibedakan pada pasien dengan aspek
individunya. Untuk dibutuhkan juga di dalam
pengawasan / observasi tidak hanya penampilan fisik
tetapi kemungkinan emosi dan pengertian dari staf
dalam memberi asuhan keperawatan.
7. Evaluasi Hasil penampilan kerja (evaluating
performance results). Evaluasi merupakan proses
berkelanjutan untuk menganalisa kekuatan dan
kelemahan staf dalam bekerja sehingga dapat
mendorong mereka bekerja dengan baik. Seorang
pemimpin juga harus mengevaluasi dirinya sendiri baik
sebagai perawat ataupun sebagai peminpin secara jujur.

C. Script Role Play


Kepala Puskesmas : Assalamu’alaikum Wr Wb
Seluruh Tim : Waalaikumsalam Wr Wb

21
Kepala Puskesmas : Selamat pagi rekan-rekan semuanya. Sebelumnya saya berterima
kasih karna rekan-rekan sudah menghadiri pertemuan ini. Seperti
yang sudah di umumkan sebelumnya bahwasanya saya
mengumpulkan seluruh tim disini untuk membahas terkait program
bulanan kita yaitu pemberian edukasi. Apakah sudah berkumpul
semua disini?
Seluruh Tim : Sudah bu
Kepala Puskesmas : Baik. Sesuai data rekam medis puskesmas 1 bulan terakhir,
banyak ditemui masyarakat dengan kasus DBD. Maka dari itu, mari
kita diskusikan program apa yang bagus untuk kasus tersebut.
apakah ada saran?
Perawat 1 : Bagaimana kalau kita terjun ke masyarakat untuk mengajak
mereka membersihkan lingkungan bu?
Kepala Puskesmas : Baik saya setuju. Apa ada saran lain?
Perawat 2 : Saya setuju bu. Namun apa sebaiknya sebelum kita turun
langsung, kita berikan dulu penyuluhan mengenai sanitasi
lingkungan agar masyarakat tidak bingung untuk kegiatan yang
akan dilakukan nanti bu?
Perawat 3 : Ada benarnya juga. Menurut saya yang dikatakan perawat benar
bu. Kita berikan sedikit informasi berupa penyuluhan terlebih
dahulu setelah itu kita ajak masyarakat bergerak langsung untuk
membersihkan lingkungan
Kepala Puskesmas : Saran yang bagus. Bagaimana tim apakah saran diterima?
Seluruh Tim : Diterima bu.
Kepala Puskesmas : Baik sekarang kita tentukan kapan bisa dilakukannya penyuluhan
tersebut. Menurut saya ada baiknya dilakukan pada hari minggu,
sepertinya akan banyak masyarakat yang ikut sebab dihari tersebut
juga bukan hari kerja.
Perawat 1 : Saya setuju bu. Bisa kita adakan di minggu pagi agar masyarakat
masih segar mendengarkannya
Perawat 2 dan 3 : Setuju!

22
Kepala Puskesmas : Baik, kepada pak RT apakah disetujui untuk dilakukannya
penyuluhan ini? apakah di waktu tersebut bisa dilakukan?
Pak RT : Saya sangat setuju. Untuk waktu sepertinya bagus tidak ada
kendala, tepat diadakan dihari minggu
Kepala Puskesmas : Baik. Untuk topik dan waktu sudah dapat. Mari kita susun
struktur acaranya agar kebagian job masing-masing
Perawat 1 : Usul bu saya menjadi moderator di penyuluhan tersebut
Kepala Puskesmas : Baik. Perawat 1 akan menjadi moderator, dan sisanya perawat 2
akan melakukan penyuluhan dan perawat 3 menjadi fasilitator di
posisi masyarakat mendengarkan. Setuju?
Perawat : Setuju
Pak RT : Untuk alat ataupun perlengkapan yang akan diperlukan boleh
diberitahukan saja ke perangkat desa agar disiapkan
Kepala Puskesmas : Baik terimakasih pak. Sampai disini apakah ada pertanyaan?
Perawat : Tidak bu
Kepala Puskesmas : Kepada pak RT apakah ada tambahan?
Pak RT : Tidak, sudah cukup
Kepala Puskesmas : Baik, mungkin sekian pertemuan kita hari ini, terima kasih atas
partisipasinya, saya tutup Wassalamualaikum Wr Wb

Link Vidio Roleplay


https://drive.google.com/file/d/1q-bqwKUkiiFhPbj_Sycm_LKI2hDxyhXe/view?
usp=sharing

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Seorang pemimpin pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain dalam organinsasi atau suaru pekerjaan dengan
menggunakan kekuasaannya. Dalam kegiatannya seorang pemimpin memiliki kekuasaan
dalam mengerahkan serta mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas
yang harus dikerjakan. Kepemimpinan sebenarnya tidak ditentukan oleh jabatan ataupun
pangkat yang dimiliki seseorang.
Kepemimpinan adalah sesuatu yang berasal dari dalam diri pribadi masing-
masing dan merupakan hasil dari keputusan seseorang untuk menjadi pemimpin, baik
bagi diri sendiri, bagi keluarga, lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial
dan bahkan bagi bangsa dan negara. Selain itu, pemimpin memiliki fungsi yang berbeda
dengan manajer. Pemimpin memiliki beberapa fungsi, diantaranya: pimpinan sebagai
penentu arah, pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi, pimpinan sebagai
komunikator yang efektif, pimpinan sebagai Mediator, dan pimpinan sebagai integrator.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki visi yang jelas dan intuisi
yang baik. Visi dan intuisi merupakan hal yang penting bagi pemimpin. Visi adalah
tujuan yang jelas dari pemimpin sedangkan intuisi merupakan hal yang harus ada dalam
diri seorang pemimpin. Selain visi dan intuisi, yang diperlukan oleh seorang pemimpin
yang baik adalah kemampuan berkomunikasi.

B. Saran
Jiwa kepemimpinan dalam diri seseorang sangat penting dan perlu dikembangkan
serta diasah agar dapat menjadi pemimpin yang arif dan bijaksana. Seorang pemimpin
juga sebaiknya pahm dan mengerti apa saja tugasnya menjadi seoran pemimpin, dan
seorang pemimpin hendaknya juga menguasai sesuatu yang dilimpahkan untuk
bawahannya agar dapat bersama menjalankan organisai atau pekerjaan dengan baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Syahril, Sulthom. 2019. Teori-Teori Kepemimpinan. Ri’ayah. Vol. 04, No. 02

Jurnal Kepemimpinan : Karakteristik dan Jenis Gaya Kepemimpinan. Diakses para 10 September
2021, dari https://www.google.com/amp/s/cerdasco.com/kepemimpinan/

Jurnal Universitas Sari Mutiara Medan.2014. Pelaksanaan Manajemen Keperawatan. Medan.

Andrew Mc. Chile, MA, Phd. Penerapan Psikologi Dalam Perawatan. Yayasan Esentia Medika,
Yogyakarta, 1996.

Charles Abraham, Eaman Shanley, Editor Yasmin Asih, S.Kp., Psikologi Sosial Untuk Perawat,
EGC, Jakarta, 1997.

Elaine L. La Monica, alih bahasa Dra. Elly Nurachman, S.Kp., M.App.Sc., Kepemimpinan
& manajemen Keperawatan, EGC, Jakarta, 1998.

Thara Kron, RN, BS, The Management of Patient Care , WB. Saunders Company, Philadelphia,
1981

Mugianti, Sri. 2016. Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. Jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan

iv

Anda mungkin juga menyukai