Anda di halaman 1dari 34

LANSIA DENGAN GANGGUAN

ALAM PERASAAN : DEPRESI


KELOMPOK 8 :
Endriani Gusni 1811311011
Dinda Anatia 1811311033
Olivia Evelin 1811312017
Nanda Amelia 1811312029
Suci Hayatul Kurnia 1811312039
PENGERTIAN DEPRESI

Depresi adalah salah satu bentuk gangguan pada alam perasaan (afektif,
mood) yang ditandai dengan kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan
gairah hidup, kurang atau tidak ada semangat sama sekali, merasa tidak
berdaya, perasaan bersalah atau berdosa, merasa tidak berguna dan putus
asa sehingga dapat menimbulkan ide bunuh diri
ETIOLOGI
PSIKODINAMIK

Hilangnya kebutuhan akan dicintai dan mencintai menimbulkan rasa sedih


yang dalam, rasa bersalah, dan akhirnya timbul depresi

PENDEKATAN PERILAKU BELAJAR

Kurangnya penghargaan serta hukuman yang lebih banyak. Dampaknya lansia


tidak akan merasa hidupnya menyenangkan, timbulnya harga diri rendah dan
konsep diri rendah.

PENDEKATAN KOGNITIF

Persepsi negative menimbulkan konsep diri sebagai individu yang gagal, muncul rasa
bersalah, dan masa depan yang tidak jelas. Berkurangnya percaya diri akibat persepsi
negative merupakan masalah utama yang terjadi pada lansia yang mengalami depresi.
ETIOLOGI
HUMANISTIK-EKSTENSIAL

Depresi terjadi akibat realitas diri dan ideal diri yang tidak seimbang sehingga
individu merasakan kesedihan dan tidak mampu melakukan aktualisasi diri.

P E N D E K ATA N F I S I O L O G I S

Depresi terjadi karena rendahnya aktivitas neurologis yang memiliki fungsi dalam
pengaturan rasa senang. Neurotransmitter ini memiliki peran dalam fungsi
hypothalamus, seperti pengaturan tidur, selera makan, dan tingkah laku motoric,
sehingga biasanya depresi lansia disertai keluhan-keluhan fisik yang berkaitan
dengan fungsi hypothalamus
GAMBARAN KLINIS

PERUBAHAN PERASAAN PERUBAHAN PROSES PIKIR

1. Kehilangan minat pada aktivitas, dan kesenagan 1. Pikiran kacau, lambat dalam berpikir,
seksual konsentrasi dan mengingat
2. Perasaan tidak berharga, tidak ada harapan dan 2. Sulit dan sering menghindari keputusan
perasaan bersalah berlebihan, tidak merasakan apa – 3. Pemikiran obsesif terhadap bencana
apa 4. Preokupasi atas kegagalan atau kekurangan diri
3. Kehilangan percaya diri, perasaan hancur berlebihan menyebabkan hilang percaya diri
4. Perasaan sedih dan murung 5. Tidak adil dalam mengambil keputusan
5. Menangis tiba – tiba tanpa alas an jelas 6. Hilang kontak dengan realitas, halusinasi/delusi
6. Iritabel, tidak sabar, marah dan perasaan negatif 7. Pikiran menetap tentang kematian, bunuh diri
atau melukai diri
GAMBARAN KLINIS
PERUBAHAN PERILAKU PERUBAHAN FISIK

1) Menarik diri dari lingkungan sosial, kerja, atau 1) Perubahan nafsu makan sehingga berat badan
kegiatan santai turun (lebih dari 5% dari berat badan bulan
2) Menghindari mengambil keputusan terakhir).
3) Mengabaikan kewajiban seperti pekerjaan rumah, 2) Gangguan tidur ,merasa tidak segar dan lebih
berkebun, atau membayar tagihan buruk di pagi hari ,penurunan energi dengan
4) Penurunan aktivitas fisik dan olahraga perasaaan lemah dan kelelahan fisik., agitasi
5) Pengurangan perawatan diri seperti perawatan diri dengan kegelisahan dan bergerak terus.
dan makan 3) Nyeri, nyeri kepala, dan nyeri otot dengan
6) Peningkatan penggunaan alkohol atau obat-obatan penyebab fisik yang tidak diketahui gangguan
perut, konstipasi.
TANDA DAN GEJALA
1. KOGNITIF
Sekurang-kurangnya ada 6 proses kognif Ketiga, memiliki motivasi yang kurang dalam

pada Iansia yang menunjukkan gejala depresi. menjalani hidupnya, selalu meminta bantuan

Pertama, individu yang mengalami depresi dan melihat semuanya gagal dan sia-sia

memiliki selfesteem yang sangat rendah.. Keempat, membesar-besarkan masalah dan

Kedua, Iansia selalu pesimis dalam selalu pesimistik menghadapi masalah.

menghadapi masalah dan segala sesuatu Kelima, proses berpikirnya menjadi lambat,

yang dijalaninya performance intelektualnya berkurang.


Keenam, generalisasi dari gejala depresi, harga
diri rendah, pesimisme dan kurangnya
motivasi
TANDA DAN GEJALA

4 . P S I K O M O TOR

3. SOMATIK Gejala psikomotor pada lansia depresi


yang dominan adalah retardasi
motor.Sering duduk dengan terkulasi dan
2. AFEKTIF Masalah somatik yang sering tatapan kosong tanpa ekspresi, berbicara
dialami Iansia yang mengalami sedikit dengan kalimat datar dan sering
Lansia yang mengalami depresi depresi seperti pola tidur yang menghentikan pembicaraan karena tidak
merasa tertekan, murung, sedih, terganggu (insomnia), gangguan memiliki tenaga atau minat yang cukup
putus asa, kehilangan semangat pola makan dan dorongan untuk menyelesaikan kalimat itu.
dan muram. Sering merasa seksual yang berkurang.
terisolasi, ditolak dan tidak
dicintai.
TINGKATAN DEPRESI LANSIA
Gangguan depresi dibedakan dalam depresi berat, sedang, dan ringan sesuai dengan banyak dan
beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan seseorang.

Gejala utama Gejala lain


• Perasaan depresif • Konsentrasi dan perhatian
• Hilang minat dan menurun
semangat • Harga diri dan percaya diri
• Mudah Lelah, menurun
tenaga hilang • Perasaan bersalah dan tidak
berguna
• Pesimis terhadap masa depan
• Gagasan membahayakan diri
atau bunuh diri
• Gangguan tidur, nafsu makan
• Menurunnya libido
TINGKATAN DEPRESI LANSIA
Penggolongan Depresi Menurut ICD-10 :
SKALA PENGUKURAN DEPRESI PADA LANSIA

Skala pengukuran yang dapat dilakukan pada lansia dengan depresi ialah dengan menggunakan
Instrumen Geriatri Depression Scale (GDS). Alat ini diperkenalkan oleh Yesavagepada tahun 1983
dengan indikasi utama pada lanjut usia, dan memiliki keunggulan mudah digunakan dan tidak
memerlukan keterampilan khusus dari pengguna (Aspiani, 2014).

Alat ini terdiri dari 30 poin pertanyaan. Dengan skor akhir :


a) Skor 0-10 : Tidak ada depresi
b) Skor 11-20 : Depresi ringan
c) Skor 21-30 : Depresi berat
PENATALAKSANAAN DEPRESI PADA LANSIA

Terapi fisik
1) Farmakologis
2) Terapi Elektrokonvulsif (ECT)

Terapi Psikologik
1) Psikoterapi
2) Terapi kognitif
3) Terapi keluarga
4) Penanganan Ansietas (Relaksasi)
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas diri klien Kaji riwayat klien dan pemeriksaan fisik untuk
b. Struktur keluarga : Genoogram adanya tanda dan gejala karakteristik yang berkaitan
c. Riwayat Keluarga dengan gangguan tertentu yang didiagnosis.
d. Riwayat Penyakit Klien : rkd,rks
e. Pemeriksaan Fisik a. Kaji adanya depresi.
b. Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan
Lakukan observasi langsung terhadap: scrining yang tepat, seperti geriatric depresion
•Perilaku. scale.
•Afek c. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian
•Respon kognitif keperawatan
d. Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga.
DIAGNOSA

a. Koping tidak efektif


b. Gangguan Pola Tidur
c. Risiko Ketidakberdayaan
d. Resiko Perilaku Kekerasan
e. Risiko Bunuh Diri
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
KASUS
Seorang lansia Ny. A ( 63 Tahun) masuk panti sosial karena keinginan pribadi, dengan
alasan klien ingin melupakan trauma masa lalunya. Sekitar 8 tahun yang lalu klien
kehilangan anak perempuannya yang meninggal saat hamil karena terpeleset dikamar
mandi. Saat itu Ny. A hanya berdua saja dengan anak perempuannya dirumah. Ny. A
merasa sangat bersalah atas peristiwa tersebut. Sejak itu Ny. A sering melamun,
menyendiri di dalam kamar dan menangis sendirian terutama di malam hari. Suami Ny. A
telah meninggal dan anak-anaknya yang lain serta menantunya sibuk beraktivitas diluar
rumah sehingga Ny. A sering tinggal sendirian dirumah. Untuk mengatasi rasa sepi yang
dialaminya, maka Ny. A memutuskan untuk tinggal di panti dengan alasan di panti ini
banyak teman tempat bercerita.
KASUS
1 . IDENTITAS DIRI

Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 63 Th
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin (Janda)

2. RIWAYAT KESEHATAN

• Masalah Kesehatan Yang Pernah Dialami Dan Dirasakan Saat Ini :


Klien mengatakan putus asa dan tidak berdaya, tidak berharga, tidak ada harapan setelah ditinggal
suami dan anak perempuan satu – satunya. Klien terlihat lesu, kontak mata dengan perawat kurang dan
sering mengungkapkan kata yang menyalahkan diri sendiri

• Masalah Kesehatan Keluarga :


Riwayat keluarga klien tidak ada yang memiliki masalah psikososial
KASUS
3. KEBIASAAN SEHARI-HARI

a.Biologis

• Pola makan : Klien makan 3 x sehari, porsi hanya habis separuh, menu seimbang, diet buah 2 x
seminggu.

• Pola minum : Klien minum hanya 2 mug (kira-kira 500 ml) sehari dan kadang-kadang tidak habis.
Selain itu klien juga rutin minum segelas air teh setiap pagi. Minum susu 1 x seminggu

• Pola tidur : Klien tidur kira-kira 6 jam sehari yaitu dari jam 20.00- 02.00. Klien mengatakan susah
tidur pada malam hari. Tidurnya tidak pulas dan sering terbangun pada malam hari sekitar pukul
02.00. Saat terbangun, klien biasanya langsung teringat pada peristiwa kematian anak
perempuannya sehingga klien tidak dapat tidur kembali sampai pagi dan klien juga menyatakan
sulit untuk tidur siang. Saat pengkajian, perawat melihat ada lingkaran hitam di bawah mata klien,
wajah tampak lesu dan kelelahan. Saat menjawab pertanyaan perawat, klien tampak tidak
konsentrasi dan sering tidak ada kontak mata dengan perawat. Klien mengatakan bahwa ia sering
merasa malas karena efek kurang tidur.
KASUS

• Pola eliminasi : Frekuensi BAB 1x seminggu, konsistensi keras, warna coklat tua. Klien menyatakan
adanya perubahan pola BAB dalam 8 bulan bekangan ini. Dan pada saat klien selalu mengejan.
Sedangkan frekuensi BAK 3-4 x sehari, jumlah sedikit, warna kuning jernih

• Pola aktivitas : Waktu subuh klien shalat subuh berjamah di mesjid, kemudian mandi. Setelah itu
klien biasanya menyapu kamar. Kira-kira jam 08.00 klien makan. Setelah makan klien bercengkrama
dengan teman-temannya.Selain itu kadangkala klien juga menonton TV dan mengaji dikamarnya.
Ketika bangun itu, klien sering termenung kemudian menagis sendirian. Pada siang hari, kalau klien
sendirian di kamar dia sering termenung.

• Rekreasi : Kadang-kadang anak klien datang ke panti untuk mengajak jalan-jalan keluar panti.
KASUS

b.Psikologis (keadaan emosi) c. Sosial


• Klien selalu mengingat kejadian yang menyebabkan anaknya • Dukungan Keluarga : Keluarga sering
meninggal, sehingga klien sering melamun dan menangis mengunjungi klien ke kepanti , dan
hampir tiap malam. kadang-kadang anaknya mengajak
• Klien mengatakan kejadian kematian anaknya tersebut masih keluar.
segar dalam ingatannya dan hal tersebutlah membuat klien
menjadi sering melamun dan menangis pada malam hari. • Hubungan Antar Keluarga : Masih
• Pada saaat pengkajian klien mengatakan sangat bersalah atas terjalin hubungan komunikasi dengan
kejadian yang menimpa anaknya karena lambat menyelamatkan keluarga lain termasuk suami dari anak
anaknya walaupun tidak ada menantu dan keluarga lainnya perempuannya
menyalahkan klien. Klien bercerita kenapa dia tidak tau cepat
saat anaknya terjatuh hingga anak nya mengalami pendarahan • Hubungan Dengan Orang Lain : Klien
hebat yang tidak bisa diselamatkan. mampu untuk menjalin hubungan dan
berinteraksi dengan orang lain
KASUS

e. Pemeriksaan fisik
d. Spiritual/kultural Tanda Vital
• Pelaksanaan Ibadah : Klien adalah seorang muslim yang  Keadaan umum :lemah, kurang
taat melakukan ibadah dengan cara berjamaah di mushalla bersemangat
dalam lingkungan panti, kadang-kadang klien sering juga  Kesadaran : compos mentis
shalat berjamaah di masjid luar panti, dan kadang-kadang  Suhu : 37 0
C
klien mengaji dikamarnya.  Nadi : 70 x / menit
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
• Keyakinan tentang kesehatan : Menurut klien sehat adalah  Pernapasan : 17 x /menit
mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari. Sakit adalah  Tinggi Badan : 148 cm
tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari.  Berat Badan : 43 kg
KASUS
KASUS
ANALISA DATA
ANALISA DATA
ANALISA DATA
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai