1. Definisi Defresi
Depresi sebagai suatu gangguan mood yang dicirikan tak ada harapan dan patah
hati,ketidakberdayaan yang berlebihan,tak mampu mengambil keputusan memulai
suatu kegiatan, tak mampu berkonsentrasi, tak punya semangat hidup, selalu tegang
dan dan mencoba bunun diri.
2. Etiologi
Penyebab depresi sangat kompleks,yaitu penyebab eksternal dan penyebab internal,
tetapi lebih sering merupakan hasil kombinasi dari keduanya. Berat ringannya depresi
tergantung pada kepribadian 14 mental, kematangan individu,progresifitas penyakit
fisik,dan tingkat pendidikan. Hingga saat ini etiologi depresi yang pasti belum
diketahui. Terdapat beberapa faktor predisposisi yang telah diketahui berkaitan
dengan terjadinya depresi, yaitu antara lain faktor genetik. Faktor ini berperan secara
sangat kompleks dalam perkembangan gangguan mood. Pada penelitian mengenai
depresi dalam keluarga diperoleh bahwa generasi pertama berpeluang lebih sering dua
sampai sepuluh kali mengalami depresi berat. Penelitian yang berhubungan dengan
anak kembar mengemukakan bahwa kembar monozigot berpeluang sebesar 50%,
sedangkan kembar dizigot sebesar 10-25%. Mengenai faktor neurobiologik,adanya
perubahan neurotransmiter otak,yaitu antara lain norepinefrin, serotonim, dopamin,
dan juga menurut teori amina biogenik, depresi disebabkan karena defisiensi senyawa
monoamin,terutama noradrenalin dan serotonin). Juga perlu dipertimbangkan peran
faktor psiko-sosial (peristiwa dalam kehidupan dan stres lingkungan) dan faktor
kognitif.
3. Gambaran klinis
Pada umumnya lansia mengalami depresi ditandai oleh mood depresi menetap yang
tidak naik,gangguan nyata fungsi atau aktivitas sehari-hari,dan dapat berpikiran atau
melakukan percobaan bunuh diri. Pada lansia gejala depresi lebih banyak terjadi pada
orang dengan penyakit kronik ,gangguan kognitif,dan disabilitas. Kesulitan
konsentrasi
dan fungsi eksekutif lansia depresi akan membaik setelah depresi diatasi. Gangguan
depresi lansia dapat menyerupai gangguan kognitif seperti demensia,sehingga dua hal
tersebut perlu dibedakan.
a. Perubahan pada lansia defresi
a) Perubahan fisik
Perubahan nafsu makan sehingga berat badan turun (lebih dari 5%
dari berat badan bulan terakhir)
Gangguan tidur berupa gangguan untuk memulai tidur,tetap
tertidur,atau tidak terlalu lama
Jika tidur,merasa tidak segar dan lebih buruk di pagi hari
Penurunan energi dengan perasaan lemah dan kelelahan fisik
Beberapa orang mengalami agitasi dengan kegelisahan dan
bergerak terus.
Nyeri,nyeri kepala,dan nyeri otot dengan penyebab fisik yang tidak
diketahui
Gangguan perut, konstipasi
b) Perubahan pemikiran
Pikiran kacau,melambat dalam berpikir,berkonsentrasi,atau sulit
mengingat informasi
Sulit dan sering menghindari mengambil keputusan
Pemikiran obsesif akan terjadi bencana atau malapetaka
Preokupasi atas kegagalan atau kekurangan diri menyebabkan
kehilangan kepercayaan diri
Menjadi tidak adil dalam mengambil keputusan
Hilang kontak dengan realitas,dapat menjadi halusinasi(auditorik)
atau delusi
Pikiran menetap tentang kematian,bunuh diri,atau mencoba
melukai diri sendiri
c) Perubahan perasaan
Kehilangan minat dalam kegiatan yang dulu merupakan sumber
kesenangan
Penurunan minat dan kesenangan seks
Perasaan tidak berguna,putus asa,dan perasaan bersalah yang besar
Tidak ada perasaan
Perasaan akan terjadi malapetaka
Kehilangan percaya diri
Perasaan sedih dan murung yang lebih buruk di pagi hari
Menangis tiba-tiba,tanpa alasan jelas
Iritabel,tidak sabar,marah,dan perasaan agresif
d) Perubahan prilaku
Menarik diri dari lingkungan sosial,kerja atau kegiatan santai
Menghindari mengambil keputusan
Mengabaikan kewajiban seperti pekerjaan rumah,berkebun,atau
membayar tagihan
Pengurangan perawatan diri seperti perawatan diri dan makan
Peningkatan pengangguran alkohol atau obat-obatan
4. Gejala Defresi
Gejala yang timbul pada penderita depresi menurut (Santi 2016) dibagi menjadi tiga
yaitu sebagai berikut :
a) Gangguan afektif
Biasannya penderita mengalami perubahan perasaan pada gangguan
afektif. Gejala yang biasa timbul pada gangguan afektif adalah perasaan
sedih,perasaan negatif terhadap diri sendiri,kehilangan terhadap
minat,kesenangan,dan semangat dan serta ,mudah menangis.
b) Gangguan Kognitif
Gejala yang muncul adalah penderita akan merasa harga diri dan percaya
diri rendah ,rasa bersalah dan tidak berguna,pandangan pesimistik dan
suram mengenai masa depan,tindakan menyakitkan diri,konsentrasi dan
perhatian yang buruk serta merasa putus asa.
c) Gangguan Somatik
Gejala dari gangguan somatik ini adalah gangguan
tidur/insomnia,hilamgnya nafsu makan,penurunan energi dan aktifitas
menjadi terbatas,nyeri kepala,nyeri pada punggung,dan gangguan pada
sistem pencernaan
Riwayat Keluarga
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan untuk
mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan
yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu pengumpulan data, pengelompokkan data, dan
perumusan diagnosa keperawatan. (Arif Muttaqin, 2008).
1. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, alamat, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan.
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri, nafsu makan menurun, resiko mencederai diri,
gangguan alam perasaan maladaptif.
3. Riwayat Keluarga
Pada pengkajian ini bisa ditemukan keluhan yang sama pada generasi
terdahulu apakah oleh faktor adaptif dan maladaptif.
7. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada bekas lesi, warna rambut hitam dan
kering, mudah rontok.
b. Mata
Pasien mengatakan penglihatan sedikit kabur, tidak menggunakan alat
bantu kacamata, tidak ada riwayat katarak.
c. Hidung
Bentuk simetris, sedikit agak kotor dalam kebersihan, mukosa kering dan
tidak ada peradangan.
d. Mulut dan Tenggorokan
Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada kesulitan menelan dan
mengunyah.
e. Telinga
Tidak ada bekas luka, kebersihan baik, pendegaran baik.
f. Leher
Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid, tidak ada nyeri tekan.
g. Dada
Bentuk dada normal, bunyi napas tambahan, adanya nyeri tekan
h. Abdomen
Bentuk Distend, tidak adanya benjolan/pembesaran hepar, kembung,
frekuensi bising usus 20 kali/menit.
i. Genetalia
Kebersihan, karakter mons pubis dan labia mayora serta kesimetrisan labia
mayora
j. Ekstremitas
Turgor kulit hangat, tidak menggunakan alat bantu, rentang regak
maksimal, deformitas tidak.
k. Integumen
Kebersihan baik, warna pucat, kelembaban kering, tidak ada gangguan
integumen.
8. Pemeriksaan diagnostik
Pemerikaan darah lengkap, Vitamin B12 dan Folat, dan pemeriksaan Lainlainnya
yaitu Electro Cardio Graphy (ECG), Electro Encephalo Graphy
(EEG), CT-scanbila ditemukan gangguan metabolik akibat depresi.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.
2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pemasukan yang tidak adekuat akibat penurunan nafsu makan.
Penerbit Buku Kedokteran, Diagnosa Keperawatan Geriatrik, Nanda (2000)
2.3.4 Pelaksanaan
Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya diterapkan tindakan
yang nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan berupa berkurangnya atau
hilangnya masalah. Pada tahap implementasi ini terdiri atas beberapa kegiatan
yaitu validasi rencana keperawatan, menuliskan atau mendokumentasikan rencana
keperawatan serta melanjutkan pengumpulan data. (Mitayani, 2011)
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi adalah
kegiatan yang di sengaja dan terus-menerus dengan melibatkan pasien, perawat,
dan anggota tim kesehatan lain. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan lain, patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk
menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak untuk
melakukan pengkajian ulang. (Lismidar, 2000)
Hasil akhir yang diharapkan pada asuhan keperawatan klien depresi adalah
sebagai berikut:
1. Klien mampu berpartisipasi dalam resiko mencederai diri terhadap orang lain
2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya yang lebih bahagia dan ikhlas.
3. Klien dapat meningkatkan harga diri.
4. Klien mampu mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah yang
konstruktif.
5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
9. Masalah keperawatan
a. Koping tidak efektif
b. Gangguan pola tidur
c. Gangguan proses pikir
d. Perubahan persepsi sensori
e. resiko mencederai diri
10. Konsep Asuhan Keperawatan Lansia Depresi Dengan dengan Masalah Keperwatan
Koping Tidak Efektif