TINJAUAN TEORITIS
2. Depresi Sedang
Gejala:
a. Kehilangan minat dan kegembiraan
b. Berkurangnya energi, mudah lelah, dan menurunnya aktivitas
c. Konsentrasi dan perhatian yang kurang
d. Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang
e. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
f. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
g. Lamanya gejala tersebut berlangsung minimum sekitar 2 minggu
h. Mengadaptasi kesulitan meneruskan kegiatan sosial dan urusan rumah tangga.
3. Depresi Berat
Gejala:
a. Mood depresif
b. Kehilangan minat dan kegembiraan
c. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas
d. Konsentrasi dan perhatian yang kurang
e. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
f. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
g. Perbuatan yang membahayakan dirinya sendiri atau bunuh diri
h. Tidur terganggu
i. Disertai waham, halusinasi
j. Lamanya gejala tersebut berlangsung selama 2 minggu.
2. Stresor Pencetus
a. Kehilangan keterikatan yang nyata atau dibayangkan, termasuk kehilangan cinta,
seseorang, fungsi fisik, kedudukan, atau harga diri.
b. Peristiwa besar dalam kehidupan, hal ini sering dilaporkan sebagai pendahulu
episode depresi dan mempunyai dampak terhadap masalah-masalah yang dihadapi
sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.
c. Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan
depresi, terutama pada wanita.
d. Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik,
seperti infeksi, neoplasma, dan gangguan keseimbangan metabolik, dapat
mencetuskan gangguan alam perasaan. Kebanyakan penyakit kronik yang
melemahkan tubuh juga sering disertai depresi.
2.1.5 Depresi Lanjut Usia pada Pasca Kuasa (Post Power Syndrome)
Depresi pada pasca kuasa adalah perasaan sedih yang mendalam yang dialami
seseorang setelah mengalami pensiun. Salah satu faktor penyebab depresi pada pasca kuasa
adalah karena adanya perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan atau kekuasaan ketika
pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua
atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena
pensiun sering dirasakan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran,
kegiatan, status dan harga diri (Rini J, 2001). Untuk mensiasati agar masa pensiun tidak
merupakan beban mental lansia, jawabannya sangat tergantung pada sikap dan mental
individu dalam masa pensiun, dalam kenyataannya ada yang menerima ada yang takut
kehilangan ada yang merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang
seolaholah acuh terhadap pensiun (pasrah).
Menurut Hawari (1996) orang yang mempunyai jabatan adalah orang yang
mempunyai kekuasaan, wewenang, dan kekuatan (power). Orang yang kehilangan jabatan
berarti orang yang kehilangan kekuasaan dan kekuatan (powerless), artinya sesuatu yang
dimiliki dan dicintai kini telah tiada (loss of love object). Dampak dari loss of love object
ini adalah terganggunya keseimbangan mental/emosional dengan manifestasi berbagai
keluhan fisik, kecemasan dan terlebih-lebih depresi. Keluhan-keluhan tersebut diatas
disertai dengan perubahan sikap dan perilaku, merupakan kumpulan gejala yang disebut
sindroma pasca kuasa (post power syndrome). Perubahan sikap dan perilaku tersebut
merupakan dampak atau keluhan psikososial dari orang yang baru kehilangan jabatan atau
kekuasaan.
Kehilangan jabatan atau kekuasaan berarti perubahan posisi, yang dahulu kuat kini
merasa lemah. Perubahan posisi ini mengakibatkan perubahan dalam alam fikir (rasio) dan
alam perasaan pada diri yang bersangkutan. Kalau keluhan-keluhan yang bersifat fisik
(somatik) dan kejiwaan (kekecewaan atau depresi) itu sifatnya kedalam, tertutup dan tidak
terbuka maka keluhan psikososial inilah yang sering menampakkan diri dalam bentuk
ucapan maupun sikap dan perilaku.
Keluhan-keluhan psikososial terjadi disebabkan karena perubahan posisi yang
mengakibatkan perubahan persepsi dari diri yang bersangkutan terhadap kondisi
psikososial diluar dirinya. Guna menghindari rasa kecewa dan tidak senang itu, orang
menggunakan mekanisme defensif antara lain berupa mekanisme proyeksi dan
rasionalisasi itulah maka terjadi perubahan persepsi seseorang terhadap kondisi psikososial
sekelilingnya. Mungkin pada sewaktu-waktu, hanya gejala fisik atau gejala psiokologik
saja yang menonjol, tetapi kita harus mengingat bahwa manusia itu senantiasa bereaksi
secara holistik, yaitu bahwa seluruh manusia itu terlibat dalam hal ini.
Karena manusia bereaksi secara holistik, maka depresi terdapat juga komponen
psikologi dan komponen somatik. Gejala-gejala psikologik ialah menjadi pendiam, rasa
sedih, pesimistis, putus asa, nafsu bekerja dan bergaul kurang, tidak dapat mengambil
keputusan lekas lupa timbul pikiran bunuh diri. Sedangkan gejala badaniah ialah penderita
kelihatan tidak senang, lelah tak bersemangat atau apatis, bicara dan gerak-geriknya pelan
dan kurang hidup, terdapat anoreksia (kadang-kadang makan terlalu banyak sebagai
pelarian), insomnia (sukar untuk tertidur) dan konstipasi.
Skoring nilai 1 diberikan pada pernyataan favourable untuk jawaban ”ya” dan
nilai 0 untuk jawaban ”tidak”, sedangkan untuk pernyataan unfavourable, jawaban
”tidak” diberi nilai 1 dan jawaban ”ya” diberi nilai 0.
2.1.7 Upaya Penanggulangan Depresi pada Lanjut Usia
Dalam pendekatan pelayanan kesehatan pada kelompok lanjut usia perlu ditekankan
pendekatan yang mencakup fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Hal tersebut karena
pendekatan dari satu aspek saja tidak akan menunjang pelayanan kesehatan pada lanjut
usia yang membutuhkan pelayanan komprehensif. Pendekatan inilah yang disebut
pendekatan eclectic holistic, yaitu suatu pendekatan yang tidak tertuju pada kondisi fisik
saja, akan tetapi juga mencakup aspek psikologi, psikososial, spiritual, dan lingkungan.
Pendekatan holistik adalah pendekatan yang menggunakan semua upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia, secara utuh dan menyeluruh (Hawari,1996).
Beberapa upaya penanggulangan depresi dengan eclectic holistic approach, yaitu:
a. Pendekatan Psikodinamik
Fokus pendekatan psikodinamik adalah penanganan terhadap konflik-konflik yang
berhubungan dengan kehilangan dan stress. Upaya penanganan depresi dengan
mengidentifikasi kehilangan dan stress yang menyebabkan depresi, mengatasi, dan
mengembangkan cara-cara menghadapi kehilangan dan stressor dengan psikoterapi
yang bertujuan untuk memulihkan kepercayaan diri (self confidence) dan memperkuat
ego. Menurut Kaplan et all (1997), pendekatan ini tidak hanya untuk menghilangkan
gejala, tetapi juga untuk mendapatkan perubahan struktur dan karakter kepribadian yang
bertujuan untuk perbaikan kepercayaan pribadi, keintiman, mekanisme mengatasi
stressor, dan kemampuan untuk mengalami berbagai macam emosi. Pendekatan
keagamaan (spiritual) dan budaya sangat dianjurkan pada lansia.
c. Pendekatan Kognitif
Pendekatan ini bertujuan untuk mengubah pandangan dan pola pikir tentang
keberhasilan masa lalu dan sekarang dengan cara mengidentifikasi pemikiran negatif
yang mempengaruhi suasana hati dan tingkah laku, menguji individu untuk menentukan
apakah pemikirannya benar dan menggantikan pikiran yang tidak tepat dengan yang
lebih baik. Dasar dari pendekatan ini adalah kepercayaan (belief) individu yang
terbentuk dari rangkaian verbalisasi diri (self-talk) terhadap peristiwa yang dialami.
Menurut Kaplan, et all (1997), upaya pendekatan ini adalah menghilangkan
episode depresi dan mencegah rekuren dengan membantu mengidentifikasi dan uji
kognisi negatif, mengembangkan cara berpikir alternatif, fleksibel dan positif, serta
melatih kembali respon kognitif dan perilaku yang baru dan penguatan perilaku dan
pemikiran yang positif.
e. Pendekatan Farmakologis
Dari berbagai jenis upaya untuk gangguan depresi ini, maka terapi psikofarmaka
(farmakoterapi) dengan obat anti depresan merupakan pilihan alternatif. Hasil terapi
dengan obat anti depresan adalah baik dengan dikombinasikan dengan upaya
psikoterapi.
2.2 Asuhan Keperawatan Teoritis Depresi pada Lanjut Usia
2.2.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Marfuah, 2014). Berikut ini adalah pengkajian
data fokus depresi pada lansia, diantaranya:
1. Identitas Diri Klien
Pengkajian identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, tanggal lahir, tanggal masuk
RS, alamat, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Hasil analisis lanjutan Riskesdas tahun
2013 menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara masalah gangguan mental
emosional dengan lansia, khususnya pada usia 65 tahun ke atas.
4. Observasi
a. Perilaku
1) Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas
hidup sehari-hari?
2) Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial?
3) Apakah klien sering mengluyur dan mondar-mandir?
4) Apakah ia menunjukkan sundown syndrom atau perserevation fenomena?
b. Afek
1) Apakah klien menunjukkan ansietas?
2) Labilitas emosi?
3) Depresi atau apatis?
4) Iritabilitas?
5) Curiga?
6) Tidak berdaya?
7) Frustasi?
c. Respon kognitif
1) Bagaimana tingkat orientasi klien?
2) Bagaimana klien mengalami kehilangan ingatan tentang hal-hal yang baru saja
atau yang sudah lama sekali?
3) Sulit mengatasi masalah,mengorganisasikan atau mengabstrakan?
4) Kurang mampu membuat penilaian?
5) Terbukti mengalami afasia,agnosia atau apraksia? (Videbeck, 2012).
Azizah, L. M., Imam, Z., & Amar, A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa: Teori
dan Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik, ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan, ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria Hasil
Keperawatan, ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
LAMPIRAN
Petunjuk Penilaian:
1. Untuk setiap pertanyaan, lingkarilah salah satu pilihan yang sesuai dengan kondisi anda
(1atau 0)
2. Jumlahkan seluruh pertanyaan yang mendapat poin 1
PERTANYAAN YES NO
1. Secara umum apakah anda merasa puas dengan hidup anda ? 0 1
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan 1 0
hobi/minat/kesenangan?
3. Apakah anda merasa hidup ini hampa/kosong ? 1 0
4. Apakah anda sering merasa bosan? 1 0
5. Apakah anda merasa mempunyai harapan yang baik di masa 0 1
depan?
6. Apakah anda mempunyai pikiran jelek yang mengganggu terus- 1 0
menerus?
7. Apakah anda merasa bersemangat hampir sepanjang waktu? 0 1
8. Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan menimpa 1 0
anda?
9. Apakah anda merasa bahagia sepanjang waktu? 0 1
10. Apakah anda sering merasa lemah atau tidak berdaya? 1 0
11. Apakah anda sering merasa resah dan gelisah? 1 0
12. Apakah anda lebih banyak menghabiskan waktu dirumah 1 0
daripada pergi keluar rumah dan melakukan aktivitas?
13. Apakah anda sering merasa khawatir tentang masa depan? 1 0
14. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya 1 0
ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
15. Apakah anda pikir bahwa kehidupan anda sekarang 0 1
menyenangkan?
16. Apakah anda sering merasa sedih dan putus asa? 0 1
17. Apakah anda merasa tidak berharga sesuai dengan diri anda 1 0
saat ini?
18. Apakah anda sering merasa khawatir tentang masa lalu? 1 0
19. Apakah anda merasa hidup ini menggembirakan? 0 1
20. Apakah sulit bagi anda untuk memulai kegiatan baru? 1 0
21. Apakah anda merasa penuh semangat? 0 1
22. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? 1 0
23. Apakah anda pikir bahwa orang lain, lebih baik keadaannya 1 0
daripada anda?
24. Apakah anda sering marah karena hal-hal yang sepele? 1 0
25. Apakah anda sering merasa ingin menangis? 1 0
26. Apakah anda sulit berkonsentrasi? 1 0
27. Apakah anda merasa senang waktu bangun tidur dipagi hari? 0 1
28. Apakah anda tidak suka berkumpul di pertemuan sosial? 1 0
29. Apakah mudah bagi anda membuat suatu keputusan? 0 1
30. Apakah pikiran anda masih tetap mudah dalam memikirkan 0 1
sesuatu seperti dulu?