Anda di halaman 1dari 11

1. Definisi dan jenis depresi ?

Depresi adalah suasana hati yang buruk dan berlangsung selama


kurun waktu tertentu. Ketika mengalami depresi kita akan merasa
sedih berkepanjangan, putus harapan, tidak punya motivasi untuk
beraktivitas, kehilangan ketertarikan pada hal-hal yang dulunya
menghibur, dan menyalahkan diri sendiri.
gangguan mental umum yang ditandai dengan kesedihan,
kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah, kesulitan
berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi
rendah. Masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang dan
menyebabkan gangguan besar dalam kemampuan seseorang untuk
menjalankan tanggung jawab sehari-hari. Pada kasus yang parah,
depresi dapat menyebabkan bunuh diri.
sebuah gangguan mental / mood berupa perasaan sedih
berkepanjangan, terpuruk, sangat tertekan, atau frustasi yang
terbawa ke dalam kehidupan sehari-hari dalam waktu yang
lama.

Depresi Berdasarkan Tingkat Penyakit


Menurut klasifikasi organisasi kesehatan dunia World Health Organization
(WHO) (dalam Lumongga, 2009), berdasarkan tingkat penyakitnya, depresi
menjadi:
1. Mild depression/minor depression dan dysthymic disorder. Pada depresi
ringan, mood yang rendah datang dan pergi dan penyakit datang setelah
kejadian stressfull yang spesifik. Individu akan merasa cemas dan juga
tidak bersemangat. Perubahan gaya hidup biasanya dibutuhkan untuk
mengurangi depersi jenis ini. Minor depression ditandai dengan adanya
dua gejala pada depressive episode namun tidak lebih dari lima gejala
depresi muncul selama dua minggu berturut-turut, dan gejala itu bukan
karena pengaruh obatan-obatan atau penyakit. Bentuk depresi yang
kurang parah disebut distimia (Dystymic disorder). Depresi ini
menimbulkan gangguan Minor Depression ringan dalam jangka waktu
yang lama sehingga seseorang tidak dapat bekerja optimal. Gejala depresi
ringan ada gangguan distimia dirasakan minimal dalam jangka waktu dua
tahun.
2. Moderate Depression. Pada depresi sedang mood yang rendah
berlangsung terus dan individu mengalami simtom fisik juga walaupun
berbeda-beda tiap individu. Perubahan gaya hidup saja tidak cukup dan
bantuan diperlukan untuk mengatasinya.
3. Severe depression/major depression. Depresi berat adalah penyakit yang
tingkat depresinya parah. Individu akan mengalami gangguan dalam
kemampuan untuk bekerja, tidur, makan, dan menikmati hal yang

menyenangkan dan penting untuk mendapatkan bantuan medis secepat


mungkin. Deperesi ini dapat muncul sekali atau dua kali dan beberapa kali
selama hdup. Major depression ditandai dengan adanya lima atau lebih
simtom yang ditunjukan dalam major depressive episode dan berlangsung
selama 2 minggu berturut-turut.
Jenis-jenis depresi menurut WHO berdasarkan tingkat penyakit adalah di
bawah ini:
Depresi Psikogenik
Depresi psikogenik terjadi karena pengaruh psikologis individu. Biasanya
terjadi akibat adanya kejadian yang dapat membuat seseorang sedih atau stress
berat.
Berdasarkan pada gejala dan tanda-tanda, terbagi menjadi:
1. Depresi reaktif. Merupakan istilah yang digunakan untuk gangguan mood
depresi yang ditandai oleh apati dan retardasi atau oleh kecemasan dan
agtasi. Dan yang ditimbukan sebagai reaksi dari suatu pengalaman hidup
yang menyedihkan. Dibandingan dengan kesedihan biasa, depresi ini lebih
mendalam berlangsung lama tetapi jarang melampaui beberapa minggu.
2. Exhaustion depression. Merupakan depresi yang ditimbulkan setelah
bertahun-bertahun masa laten, akibat tekanan perasaan yang
berlarutlarut, goncangan jiwa yang berturut atau pengalaman berulang
yang menyakitkan.
3. Depresi neurotic. Asal mulanya adalah konflik-konflik psikologis masa
anak-anak (seperti keadaan perpisahan dengan ibu pada masa bayi,
hubungan orang tua anak yang tidak menyenangkan) yang selama ini
disimpan dan membekas dalam jiwa penderita. Proses represi baik yang
sebagian maupun yang seluruhnya dari konfik-konflik tadi merupakan
sumber kesulitan yang menetap dan potensial bagi timbulnya depresi di
kemudian hari. Jauh sebelum timbulnya depresi sudah tampak adanya
gejala-gejala kecemasan, tidak percaya diri, gagap, sering mimpi buruk,
dan enuresis. Juga gejala jasmaniah seperti banyak berkeringat, gemetar,
berdebar-debar, gangguan pencernaan seperti diare dan spasm
Depresi Endogenik
Depresi ini diturunkan, biasanya timbul tanpa didahului oleh masalah
psikologis atau fisik tertentu, tetap bisa juga dicetuskan oleh trauma fisik
maupun psikis, kebanyakan depresi endogen berupa suatu depresi unipolar.
Depresi Somatogenik

Pada depresi ini dianggap bahwa faktor-faktor jasmani berperan dalam timbulnya
depresi, terbagi dalam beberapa tipe:
1. Depresi organic. Disebabkan oleh perubahan perubahan morfologi dari
otak seperti arteriosklerosis serebri, demensia senelis, tumor otak,
defisiensi mental, dan lain-lain. Gejala-gejalanya dapat berupa kekosongan
emosional disertai ide-ide hipokondrik. Biasanya disertai dengan suatu
psychosyndrome akibat kelainan lokal atau difusi di otak dengan gejala
kerusakan short term memory, disorientasi waktu, tempat, dan situasi
disertai tingkah laku eksplosif dan mudah terharu.
2. Depresi simptomatik. Merupakan depresi akibat atau bersamaan dengan
penyakit jasmaniah seperti Penyakit infeksi (hepatitis, influenza,
pneumonia), Penyakit endokrin (diabetes mellitus, hipotiroid), Akibat
tindakan pembedahan, Pengobatan jangka panjang dengan obat-obatan
antihipertensi, Pada fase penghentian kecanduan narkotika, alkohol dan
obat penenang.

2. Tanda dan gejala ?


Gejala yang Muncul pada Penderita Depresi
Gejala dan juga pengaruh depresi berbeda-beda pada berbagai orang.
Berikut ini adalah beberapa gejala psikologi yang muncul akibat depresi:

Kehilangan selera untuk menikmati hobi.


Merasa bersedih secara berkepanjangan.
Mudah merasa cemas.
Merasa hidup tidak ada harapan.
Mudah menangis.
Merasa sangat bersalah.
Tidak percaya diri.
Menjadi sangat sensitif atau mudah marah terhadap orang di
sekitar.
Tidak ada motivasi untuk melakukan apa pun.

Gejala fisik akibat depresi:

Badan selalu merasa lelah.


Gangguan pada pola tidur.
Merasakan berbagai rasa sakit.
Tidak berselera untuk melakukan hubungan seksual.

3. Faktor penyebab (predisposisi dan presipitasi)

Penyebab Munculnya Depresi


Tidak ada satu pun penyebab depresi secara spesifik. Depresi terpicu oleh
kombinasi beberapa faktor. Jika di dalam riwayat kesehatan keluarga Anda
terdapat orang yang menderita depresi, maka terdapat kecenderungan
bagi Anda untuk mengalaminya juga. Beberapa faktor yang bisa memicu
terjadinya depresi antara lain:
Kejadian tragis atau signifikan seperti kehilangan seseorang atau pun
pekerjaan.

Melahirkan.

Masalah keuangan.

Terisolasi secara sosial.

Trauma masa kecil.

Ketergantungan terhadap narkoba dan/atau alkohol.

Selain hal-hal di atas, beberapa kondisi medis juga bisa memicu depresi
pada penderitanya seperti penyakit jantung koroner, kelenjar tiroid yang
kurang aktif, dan akibat cedera pada kepala sebelumnya.
Faktor Predisposisi
Beberapa

teori

telah

perasaan

yang

parah.

diajukan
Teori

ini

untuk

menjelaskan gangguan

menunjukan

tentang

alam

factor-faktor

penyebab yang mungkin bekerja sendiri atau dalam kombinasi:


Faktor

Genetik mengemukakan

transmisi

gangguan

alam

perasaan diteruskan melalui garis keturunan. Frekwensi gangguan


alam perasaan meningkat pada kembar monizigot di dizigot.
Teori
agresi berbalik
pada
diri
sendiri mengemukakan
bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan
pada diri sendiri. Frued mengatakan bahwa kehilangan obyek/orang,
ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat terbalik menjadi
perasaan yang menyalahkan diri sendir.
Teori kehilangan, Berhubungan dengan factor perkembangan ,
misalanya kehilangan orang tua pada masa anak, perpisahan yang
bersifat traumatis dengan orang yang sangat dicintai. Individu tidak
berdaya mengatasi kehilangan.
Teori kepribadian, mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu
menyebabkan seseorang mengalami depresi atau mania.

Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah


kognitif

yang

didominasi oleh

penilaian

negative

terhadap diri sendiri lingkungan dan masa depan.


Model belajar ketidakberdayaan mengemukakan

seseorang

bahwa depresi

dimulai dari kehilangan kendali diri, lalu menjadi pasif dan tidak
mampu

menghadapi

masalah

Kemudian

individu

timbul

keyakinan akan ketidak mampuannya mengendalikan kehidupan


sehingga ia tidak berupaya mengembangan respon yang adaptif.
Model perilaku mengemukakan bahwa depresi terjadi karena
kurangnya pujian

(reinforcement) positif

selama

berinteraksi dengan lingkungan.


Model biologic mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi
perubahan

kimiawi yaitu

defesiensi

katekolamin

tidak

berfungsinya indokrin dan hipersekresi kortisol


Faktor Presipitasi
Stresor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi:

Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh


obat-obatan atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi,neoplasma
dan ketidakseimbangan metabolisme.

Faktor

psikologis

meliputi

kehilangan

kasih

sayang,termasuk

kehilangan cinta, seseorang,dan kehilangan harga diri.

Faktor

sosial

budaya

meliputi

kehilangan

peran,perceraian,kehilangan pekerjaan.
4. Penanganan (terapi) ?
Penanganan yang dilakukan oleh dokter tergantung kepada jenis dan
penyebab depresi yang sedang diderita.
Penanganan Sendiri
Jika depresi tergolong ringan yaitu depresi dengan gejala-gejala yang tidak
terlalu mengganggu rutinitas sehari-hari penderitanya, penanganan sendiri
bisa cukup efektif. Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan sendiri untuk
menangani depresi. Langkah-langkah yang bisa dijalankan adalah:

Belajar tentang depresi. Memahami lebih jauh tentang penyakit yang


dialami bisa membantu dan memotivasi Anda dalam menjalani
pengobatan yang dilakukan. Agar keluarga memberikan dukungan
sepenuhnya, mintalah mereka mempelajari tentang depresi.

Berolahraga. Kegiatan ini bisa membantu mengurangi gejala depresi.


Lakukan olahraga seperti berjalan, berenang, lari, berkebun atau
aktivitas fisik lainnya. Fungsi utama berolahraga adalah meningkatkan
rasa kepercayaan diri dan mengurangi perasaan cemas serta sedih.
Selain itu, olahraga juga mampu meningkatkan kualitas tidur
seseorang.
Tidur secukupnya. Tidur yang cukup juga sangat penting bagi kesehatan
mental dan juga fisik.
Meditasi atau yoga. Kegiatan ini bisa membantu dalam hal relaksasi.
Dengan belajar cara mengendalikan dan menenangkan pikiran, gejala
depresi bisa menjadi lebih ringan.
Menghindari minuman keras dan narkoba. Rokok, minuman keras
maupun narkoba pada awalnya mungkin terlihat membantu,
sebenarnya ini hanya akan menambah masalah untuk jangka panjang.
Komunitas pendukung. Membicarakan masalah Anda dengan
sekelompok orang dengan pengalaman yang sama bisa mengurangi
beban yang dirasakan. Anda bisa memulai dengan berbicara dengan
teman atau keluarga terdekat. Cari tahu tentang kelompok pendukung
di daerah Anda.

Ketika Anda mengalami depresi, usahakan untuk membicarakan apa pun yang
Anda rasakan dengan orang dekat Anda. Setidaknya Anda bisa menjelaskan
kepada dokter yang menangani. Jangan pernah membuat keputusan apa pun
saat Anda merasa sedih atau sedang mengalami gejala-gejala depresi.

Terapi Bicara
Selain perubahan gaya hidup dan relaksasi, berikut ini adalah beberapa
pilihan terapi yang umumnya digunakan untuk mengatasi depresi:

Cognitive Behavior Therapy (CBT)


Diterapkan pada orang-orang yang tersandera oleh pola pikir tertentu
yang merugikan mereka. Sebagai contoh, ada seorang wanita yang
sangat tidak percaya diri dan tidak berani melakukan apa pun karena
sejak kecil ibunya sering mengkritik. CBT akan membantunya untuk
melepaskan diri dari pikiran dan perasaan negatif akibat hal tersebut
dan menggantinya dengan respons positif seperti saya wanita mandiri
yang dapat mencapai apa pun yang saya inginkan.

Interpersonal Therapy (IPT)


Prinsip dasar IPT adalah bahwa meningkatkan pola komunikasi dan
interaksi dengan orang lain dapat membantu meringankan depresi. IPT
membantu menganalisis penyebab konflik dengan orang lain seperti
pertengkaran dengan anggota keluarga atau konflik dengan rekan kerja.

Terapi Psikodinamis
Terapi ini membantu memahami bagaimana emosi memengaruhi perilaku
pengidap depresi. Pasien akan dibantu untuk memahami dan mencari jalan
keluar atas masalahnya.
Terapi-terapi di atas umumnya dilakukan oleh psikiater, psikolog atau terapis
ahli.
Obat-obatan yang Dipakai Untuk Mengatasi Depresi
Selain penanganan sendiri, depresi juga bisa ditangani dengan obat-obatan.
Terutama untuk kasus depresi yang lebih parah, langkah-langkah di atas akan
perlu ditunjang dengan obat-obatan berikut:
-

Antidepresan. Obat ini digunakan untuk mengatasi gejala-gejala


depresi. Ada banyak pilihan obat antidepresan. Obat ini diberikan sesuai
resep dokter. Tingkat keberhasilan dan dampak dari obat antidepresan
berbeda-beda pada tiap orang. Contoh obat antidepresan adalah
fluoxetin, citalopram dan amitriptylin. Pemakaian obat antidepresan
umumnya akan memerlukan pemantauan dokter secara teratur
terutama pada awal pemakaian.
Lithium. Terdapat dua jenis dari obat ini, yaitu lithium karbonat dan
lithium sitrat. Obat ini digunakan jika antidepresan tidak cukup kuat
untuk meredakan gejala depresi yang dirasakan. Lithium bisa berubah
menjadi racun jika kadarnya terlalu tinggi di dalam darah. Oleh karena
itu, penderita yang mengonsumsi lithium perlu melakukan tes secara
teratur untuk mengawasi tingkat lithium dalam darah. Konsumsi garam
juga perlu dikurangi karena dapat memicu efek keracunan akibat
lithium.

5. Peran Perawat ?
Klien dapat menggunakan koping adaptif

Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan


bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien.

Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan


sedih/menyakitkan.
Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan.
Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.
Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat
dan dapat diterima.
Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih.
Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan
masalah.

Klien dapat meningkatkan harga diri


Tindakan:

Bantu
untuk
memahami
bahwa
klien
dapat
mengatasi
keputusasaannya.
Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar
sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).

Klien dapat menggunakan dukungan sosial


Tindakan:

Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang


terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang
dianut).
Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu,
aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama)

6. Masalah keperawatan ?
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.


Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan
maladaptif.

dengan

koping

Gangguan alam perasaan: depresi


a. Data subyektif:
Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering
mengemukakan keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi,
tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung
bunuh diri.
b. Data obyektif:

Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk
dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang
lambat dengan langkah yang diseret.Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering
menangis.Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong,
konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak
mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan
bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa,
depersonalisasi dan halusinasi.Kadang-kadang pasien suka menunjukkan
sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka
diganggu.
Koping maladaptive
a. DS
: menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada
harapan.
b. DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol
impuls.
8. Dampak dan Komplikasi ?
Berikut adalah dampak negatif yang diakibatkan depresi yang selalu
menyerang Anda:
a. Mengganggu kesehatan
Depresi berlebihan yang berkepanjangan akan membuat kondisi tubuh
Anda semakin lemah dan lama kelamaan akan menganggu kesehatan
Anda, baik kesehatan jasmani maupun rohani.
b. Tidak punya semangat hidup
Depresi membuat Anda jadi tidak punya semangat hidup karena depresi
menyerang pikiran dan jiwa Anda. Jika kedua komponen tersebut terganggu
atau tidak dapat di gunakan dengan baik maka akan berdampak pada rasa
semangat Anda yang berkurang menjalani kehidupan ini.
c. Mudah putus asa
Depresi bisa menghilangkan rasa percaya diri Anda yang menjadikan Anda
dalam melakukan sesuatu akan cenderung mudah putus asa, mudah
menyerah terhadap keadaan yang menurut Anda sangat menyulitkan.
d. Menjadi pesimis

Depresi dapat menjadikan Anda kehilangan percaya diri yang menyebabkan


Anda menjadi pesimis karena Anda terlalu fokus memikirkan masalah di
masa lalu Anda yang Anda sendiri sangat sulit untuk melupakannya.
e. Sulit melakukan perubahan yang baik
Depresi membuat Anda sulit melakukan perubahan karena Anda tidak
pernah memikirkan hal mendatang yang masih bisa Anda capai menuju
sebuah kesuksesan. Anda hanya memikirkan kesalahan Anda tanpa berpikir
bahwa kodrat sebagai manusia selalu melakukan sebuah kesalahan.
f.

Mudah marah
Depresi berlebihan yang menyerang diri Anda akan menjadikan Anda
sensitif terhadap apapun sehingga Anda akan mudah meluapkan kekesalan
Anda kepada orang-orang yang ada di sekitar Anda.

g. Bisa Bunuh diri


Depresi yang berlebihan memberi dampak yang paling buruk yaitu akhirnya
melakukan sebuah bunuh diri. Ini memang sudah banyak terjadi baik di
dalam negeri ataupun di luar negeri. Hal itu bisa di sebabkan karena faktor
ekonomi atau karena mengalami kegagalan dalam hal apapun.
9. IRK ?
Haram hukumnya bunuh diri, baik itu membunuh diri sendiri ataupun juga
menyebabkan terbunuhnya kaum muslimin yang lain dengan sebab
perbuatannya itu.
a. Dalilnya adalah firman Allah taala:

Janganlah kalian membunuh diri-diri kalian. Sesungguhnya Allah sangat
menyayangi kalian. [QS An Nisa`: 29]
b. Dalil lainnya adalah firman Allah taala:

Janganlah kalian membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah kecuali
dengan sebab yang dibenarkan (oleh syariat). [QS Al Anam: 151]

Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati
sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada
keterangan ini (Al Quran). (QS. Al-Kahfi ; 6)
Hadits 86. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah saw.,
bersabda : Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu
akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka
untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia
akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selamalamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung,
maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka,
untuk selama-lamanya.

Anda mungkin juga menyukai