Anda di halaman 1dari 4

Depresi

Depresi merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan perasaan sedih
dan cemas. Gangguan ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari tetapi dapat juga
berkelanjutan yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari (National Institute of Mental
Health, 2010).

Menurut WHO, depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan munculnya
gejala penurunan mood, kehilangan minat terhadap sesuatu, perasaan bersalah, gangguan tidur
atau nafsu makan, kehilangan energi, dan penurunan konsentrasi (World Health Organization,
2010).

Gejala-gejala dari gangguan depresi sangat bervariasi, gejala-gejala tersebut adalah:

Gejala Fisik

1. Gangguan pola tidur; Sulit tidur (insomnia) atau tidur berlebihan (hipersomnia)
2. Menurunnya tingkat aktivitas, misalnya kehilangan minat, kesenangan atas hobi atau
aktivitas yang sebelumnya disukai.
3. Sulit makan atau makan berlebihan (bisa menjadi kurus atau kegemukan)
4. Gejala penyakit fisik yang tidak hilang seperti sakit kepala,masalah pencernaan (diare,
sulit BAB dll), sakit lambung dan nyeri kronis
5. Terkadang merasa berat di tangan dan kaki
6. Energi lemah, kelelahan, menjadi lamban
7. Sulit berkonsentrasi, mengingat, memutuskan

Gejala Psikis

1. Rasa sedih, cemas, atau hampa yang terus – menerus.


2. Rasa putus asa dan pesimis
3. Rasa bersalah, tidak berharga, rasa terbebani dan tidak berdaya/tidak berguna
4. Tidak tenang dan gampang tersinggung
5. Berpikir ingin mati atau bunuh diri
6. Sensitive
7. Kehilangan rasa percaya diri
Gejala Sosial

1. Menurunnya aktivitas dan minat sehari-hari (menarik diri,menyendiri, malas)


2. Tidak ada motivasi untuk melakukan apapun
3. Hilangnya hasrat untuk hidup dan keinginan untuk bunuh diri
(National Institute of Mental Health, 2010)

Tingkat depresi dibagi menjadi 5 tingkat, yang akan dijelaskan di bawah ini:

1. Gangguan mood ringan dan depresi sedang ditandai dengan gejala depresi
berkepanjangan setidaknya 2 tahun tanpa episode depresi utama. Untuk dapat diagnosis
depresi ringan-sedang seseorang harus harus menunjukkan perasaan depresi ditambah
setidaknya dua lainnya suasana hati yang berhubungan dengan gejala.
2. Batas depresi borderline ditandai dengan gejala perasaan depresi yang berkepanjangan
disertai perasaan depresi lebih dari dua suasana hati yang berhubungan dengan gejala.
3. Depresi berat ditandai dengan gejala depresi utama selama 2 minggu atau lebih. Untuk
dapat didiagnosis depresi berat harus mengalami 1 atau 2 dari total 5 gejala depresi
utama.
4. Depresi ekstrim ditandai dengan gejala depresi utama yang berkepanjangan. Untuk dapat
diagnosis depresi ekstrim mengalami lebih dari 2 dari total 5 gejala depresi utama.

Depresi Pada Pasien Penderita Kanker

Penyakit kanker berdampak serius pada kualitas hidup seseorang, di mana pasien sering
mengalami penderitaan fisik, psikososial, spiritual, dan masalah lain.Masalah psikososial
meliputi kecemasan, ketakutan menjalani pemeriksaan, kekambuhan penyakit, depresi, dan
kematian. Depresi merupakan masalah psikologi yang sering terjadi pada pasien kanker. Kondisi
depresi pasien kanker perlu diketahui karena penting untuk penentuan dan penyusunan intervensi
yang tepat bagi pasien

Beberapa faktor yang memengaruhi depresi pada pasien kanker:

1. Terkait penyakit (lama diagnosis, tingkat keparahan, prognosis yang buruk, dan rasa
sakit)
2. Internal pasien itu sendiri (ketakutan akan rasa sakit, mati, kehilangan kontrol dan
kemandirian, merasa tidak berdaya)
3. Penanganan (efek samping terapi, lama penangganan, perawatan berulang, mahalnya
biaya)
4. Tim medis (kurangnya komunikasi dan informasi)

Pada pasien kanker paru dapat mengalami depresi disebabkan karena munculnya rasa
kehilangan, misalnya merasa bahwa dirinya akan kehilangan bentuk tubuh yang dapat
mempengaruhi penampilan fisik. Pasien dengan depresi akan merasakan penurunan harga diri,
perasaan bersalah dan perbuatan mencela diri sendiri. Kesulitan pada pasien untuk melalui tahap
sampai dengan menerima keadaan sakitnya akan menyebabkan distress psikologis yang
berkepanjangan sehingga menyebabkan depresi dan tidak kooperatif, baik dalam pengobatan
maupun menjaga kesehatan tubuh. Depresi terlihat saat ketika pasien tidak mau mengakui
penyakitnya dan tidak menerima diagnosa yang ditetapkan oleh pihak medis.

Perubahan status dan peran seseorang akibat keterbatasan fungsi pada penderita kanker paru
dapat menimbulkan perasaaan kehilangan, terlebih jika seseorang tersebut harus kehilangan
pekerjaan, dan tidak bisa menjalankan perannya lagi didalam keluarga. Perceraian, kematian
pasangan, dan sakit dapat menjadi suatu stressor bagi penderita kanker, karena pada saat segala
sesuatu berubah, seseorang cenderung akan merasa kehilangan. Penderita kanker juga biasanya
akan berasa bahwa dirinya dekat dengan kematian, sehingga pada akhirnya merasa tertekan
kemudian menjadi depresi.

Referensi:

Dirgayunita,Aries .(2016). Depresi:Ciri,Penyebab, dan Penanganannya. Journal An-nafs:


Kajian dan Penelitian Psikologi Vol. 1 No. 1 . Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah
Probolinggo

Widiyono,dkk. (2017). Tingkat Depresi pada Pasien Kanker di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta,
dan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto: Pilot Study. Indonesian Journal of Cancer
Vol. 11 No. 4. Hal:171- 177. Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada
Halim,VG,dkk. (2020). Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Kanker Paru Di Rsud Ulin
Banjarmasin. Homoeostasis,Vol. 3 No. 2 Hal: 309-318. Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai