Disusun oleh:
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
2021
Intervensi Inovasi
Intervensi inovasi yang dapat dilakukan pada pasien dengan dislokasi dengan masalah
gangguan mobilitas fisik berupa terapi masase. Terapi masase yang meliputi pelemasan otot
dengan soft tissue release melalui manipulasi gerakannya memberikan efek relaks pada
jaringan lunak di sekitar area cedera terutama otot sendi , melalui gerakan penekanan dan
stretching/peregangan yang menyeluruh di area permukaan otot-otot tungkai bawah
menghilangkan kekakuan otot yang terjadi akibat dari cedera, jadi selain manipulasi manual
therapy pada soft tissue release juga terdapat manipulasi exercise therapy yaitu berupa gerakan
stretching/peregangan. Terapi masase dinilai efektif sebagai terapi alternatif untuk peningkatan
fungsi dan rentang gerak (ROM) pada pasien dislokasi. Dalam beberapa jurnal juga didaptakan
dengan penggabungan terapi masase dengan terapi lainnya seperti akupressur dan latihan gerak
dapat menambah hasil menjadi optimal.
Tinjauan Jurnal
Jurnal 1
Judul Jurnal Efektivitas Terapi Masase Terhadap Nyeri Gerak Dan Fungsi Gerak
Sendi Ankle Pasca Cedera Ankle
Penulis Setiawan Jodi & B.M Wara Kushartanti
Penerbit MEDIKORA, Vol. XVIII No. 2, Hal 92-99
Tahun Oktober 2019
Kelebihan Terapi ini merupakan terapi yang murah dan mudah dilakukan yaotu
berupa pelemasan otot namun masih butuh latihan dari ahli agar tidak
salah dalamm gerakan stretching yang malah akan menambah nyeri dan
penurunan fungsi otot.
Kekurangan Terapi ini lebih optimal untuk pengurangan nyeri gerak sendi ankle
(70,31%) sedangkan pada peningkatan fungsi gerak sendi ankle kurang
begitu optimal (20,62%) ini dikarenakan untuk peningkatan fungsi gerak
dibutuhkan lebih dari penanganan terapi pasif, diperlukan terapi aktif
yaitu terapi latihan yang melibatkan latihan penguatan dan daya tahan
otot-otot dan jaringan lunak pada bagian kaki cedera sehingga
peningkatan fungsi gerak sendi ankle akan lebih optimal serta pada jurnal
tidak ada pembahasan apakah terapi ini hanya efektif pada cedera ankle
saja atau juga efektif untuk cedera di bagian lain seperti bahu.
Aplikasi Terapi masase yang meliputi pelemasan otot dengan soft tissue release
melalui manipulasi gerakannya memberikan efek relaks pada jaringan
lunak di sekitar area cedera terutama otot penopang sendi ankle, melalui
gerakan penekanan dan stretching/peregangan yang menyeluruh di area
permukaan otot-otot tungkai bawah menghilangkan kekakuan otot yang
terjadi akibat dari cedera, jadi selain manipulasi manual therapy pada
soft tissue release juga terdapat manipulasi exercise therapy yaitu berupa
gerakan stretching/peregangan. Kisner dan Colby (2007: 66)
menyatakan, latihan peregangan dianggap sebagai elemen penting dalam
kebugaran dan program pengondisian yang dirancang untuk
mempromosikan kesehatan dan mengurangi resiko cedera dan cedera
berulang. Begitupula dengan deep tissue massage melalui manipulasi
gerakan yang diberikan yaitu gerakan stroke/penekanan yang dalam dan
perlahan menggunakan siku dan lengan bawah terapis di area permukaan
otot-otot tungkai bawah memberikan efek relaks dan nyaman pada
pasien yang dapat memicu hormon endorphin yang mampu mengurangi
rasa nyeri. Secara tidak langsung pelemasan otot dengan soft tissue
release atau deep tissue massage yang menghilangkan kekakuan otot dan
memberikan kenyamanan pada otot dan jaringan lunak lainnya
membantu meningkatkan fungsi gerak sendi ankle karena pada setiap
gerakan sendi memerlukan bantuan daripada jaringan lunak dan otot-otot
penopang di sekitar sendi.
Jurnal 2
Jurnal 3
Judul Jurnal Pengaruh Terapi Masase, Terapi Latihan, Dan Terapi Kombinasi Masase
Dan Latihan Dalam Penyembuhan Cedera Bahu Kronis Pada
Olahragawan
Penulis Nova Anggriawan dan BM. Wara Kushartanti
Penerbit MEDIKORA Vol. XII No. 1
Tahun April 2014
Kelebihan Terapi Kombinasi Masase dapat menjadi alternatif terapi dalam
mengatasi cedera bahu karena efektif dalam peningkatan rentang gerak
yang terjadi pad cedera bahu.
Kekurangan Pelaksanaan terapi ini tetap memerlukan penanganan dokter, medis atau
professional agar tidak membahasakan pasien yang cedera dan terjadi
komplikasi.
Aplikasi Terapi masase dan terapi latihan secara fisiologis memperlancar
peredaran darah, merilekskan otot dan mengurangi peradangan sehingga
dapat diketahui bahwa terapi masase dan terapi latihan dapat membantu
proses penyembuhan cedera, khususnya cedera bahu yang ditandai
berkurangnya tanda radang (nyeri) dan meningkatkan relaksasi otot yang
berdampak pada meningkatnya luas jangkauan gerak sendi. Masase
merupakan salah satu manipulasi sederhana yang pertama kali dilakukan
manusia untuk mengusap bagian tubuh yang sakit, meletakkan tangan
dengan halus pada bagian tubuh yang sakit atau mengusap dahi yang
panas, dan ternyata menimbulkan efek yang menyenangkan
(Rahim,1988: 4), sedangkan menurut Novita Intan Arovah (2010: 78)
masase merupakan teknik manipulasi jaringan lunak melalui tekanan dan
gerakan. Terapi latihan merupakan pengobatan menggunakan aktivitas
olahraga yang memerlukan latihan terukur dengan diawasi terapis atau
dokter olahraga. Terapi latihan digunakan untuk pemulihan cedera
seperti kontraksi otot, pergeseran sendi, robek tendon dan patah tulang
supaya dapat beraktivitas normal kembali tanpa mengalami sakit dan
kekakuan otot.
Jurnal 4
Judul Jurnal Effectiveness of massage therapy on the range of motion of the shoulder:
a systematic review and meta-analysis
Penulis Young-Ran Yeun
Penerbit J.Society of Physical Therapy Science Vol. 29, No. 2, 365–369
Tahun 2017
Kelebihan Terapi massage tetapi bisa dinilai efektof sebagai terapi alternatif dalam
meningatkan ROM pada cedera bahu.
Kekurangan Terapi massage efektif untuk meningkatkan ROM bahu namun jika
dibandingkan dengan terapi lain seperti sport massage dengan effluarge
dan petrissage, terapi massage tidak menunjukkan perbedaan efektifitas
yang signifikan bahkan sport massage menunjukan hasil yang lebih baik.
Aplikasi Pada penelitian ini memabndingkan efektivitas dari terapi massage
terhadap perunan ROM pada pasien nyeri bahu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada terapi massage efektif untuk meningkatkan
ROM bahu, terutama fleksi dan abduksi. Ukuran efek untuk fleksi dan
abduksi besar dan kuat. Saat kelompok terapi massage dibandingkan
dengan kelompok tanpa perlakuan dalam analisis subkelompok,
kelompok terapi massage menunjukkan efek yang lebih besar dalam
meningkatkan fleksi dan abduksi sendi bahu, tetapi tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan secara statistik dalam hal ini dari akupunktur,
atau kelompok terapi fisik. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian-
penelitian sebelumnya. (Van den Dolder dkk.7) , yang melakukan meta-
analisis dari 4 jurnal, menemukan bahwa massage jaringan lunak
memiliki efektif dalam meningkatkan ROM fleksi dan abduksi secara
moderat dibandingkan tanpa pengobatan, tetapi tidak menunjukkan
signifikan secara statistik perbedaan dalam hal ini dari kelompok
intervensi lainnya.
Jurnal 5
Judul Jurnal Effectiveness of soft tissue massage and exercise for the treatment of
non-specific shoulder pain: a systematic review with meta-analysis
Penulis Paul Andrew van den Dolder, Paulo H Ferreira & Kathryn M Refshauge
Penerbit British Journal of Sports Medicine
Tahun 2012
Kelebihan Soft tissue massage efektif untuk meningkatkan rentang gerak, fungsi,
dan nyeri pada pasien dengan nyeri bahu non-spesifik sehingga dapat
menjadi terapi alternatif dalam mengatasi masalah nyeri bahu.
Kekurangan Persaamaan dari teknik soft tissue massage dengan teknik massage
lainnya membuat kesulitan dalam membedakan terapi.
Aplikasi Ada dari beberapa tealaah didapatkan bahwa soft tissue massage efektif
untuk meningkatkan rentang gerak, fungsi, dan nyeri pada pasien dengan
nyeri bahu non-spesifik. Peningkatan terbesar dengan soft tissue
massage, pengobatan yang ditargetkan menuju batas lateral skapula
dalam fleksi akhir rentang, daerah deltoid posterior dalam fleksi
horizontal akhir rentang, deltoid anterior di rotasi eksternal akhir
jangkauan (diukur sebagai tangan di belakang punggung) dan pectoralis
mayor dalam posisi peregangan. soft tissue massage juga efektif untuk
meningkatkan jangkauan gerak eksternal pada pasien dengan perekat
capsulitis.
Implikasi Teknik soft tissue massage mampu menghasilkan perbaikan klinis yang
signifikan pada pasien dengan nyeri bahu non-spesifik dalam jangka
pendek dan harus dianggap sebagai bentuk terapi yang penting. Tidak
ada laporan merugikan efek perawatan soft tissue massage dapat
ditemukan. Studi yang memanfaatkan soft tissue massage termasuk
dalam ini ulasan menggambarkan berbagai teknik termasuk membelai
pijat, terapi titik pemicu dan pijat es. Sulit untuk menunjukkan
bagaimana teknik ini berbeda satu sama lain, dan memang bagaimana
mereka mungkin berbeda dari teknik lain, seperti terapi manual, seperti
yang disarankan oleh beberapa penulis. Penelitian tentang persamaan
atau perbedaan antara teknik-teknik ini dan struktur yang mungkin
mereka pengaruhi akan bermanfaat untuk terapis
Jurnal 6
Judul Jurnal Massage therapy has short-term benefits for people with common
musculoskeletal disorders compared to no treatment: a systematic review
Penulis Diederik C Bervoets , Pim AJ Luijsterburg , Jeroen JN Alessie , Martijn
J Buijs , Arianne P Verhagen
Penerbit Journal of Physiotherapy,Vol 61, 106-116
Tahun 2017
Kelebihan Dari hasil tinjauan ini memiliki kekuatan dalam pengulasan yaitu jurnal
ini mengevaluasi teknik massage menggunakan definisi yang ketat.
Definisi diperbolehkan pemilihan studi-studi yang relevan dengan
fisioterapis. Selanjutnya, pencarian komprehensif dari beberapa basis
data adalah dilakukan, dan bias diminimalkan dan validitas internal
ditingkatkan dengan metodologi yang ketat. Validitas eksternal
tergantung pada variasi luas dari populasi peserta dan termasuk teknik
massage.
Kekurangan Dari hasil tinjauan ini memiliki kelemahan yaitu berupa mayoritas
penelitian (16 dari 26) memiliki risiko tinggi bias. Karena massage
sering menghambaat peserta atau penyedia perawatan, sebagian besar
penelitian dinilai 'tidak jelas' atau 'risiko tinggi bias' dalam kaitannya.
Membutakan peserta, penyedia perawatan dan penilai hasil sering tidak
tercapai. Akibatnya, dapat menyebabkan perkiraan efek pengobatan
yang berlebihan.
Aplikasi Dalam praktik fisioterapi, terapi massage memiliki peran utama dalam
perawatan dari pasien dengan gangguan muskuloskeletal. Dalam sebuah
studi kohort besar, 87% peserta dengan keluhan pada lengan, leher
dan/atau bahu dirawat dengan terapi massage, seringkali dalam
kombinasi dengan terapi olahraga. Terapi massage dapat didefinisikan
dengan cara yang berbeda. Baru-baru ini, Panel Ottawa mendefinisikan
massage sebagai 'manipulasi jaringan lunak dan sendi menggunakan
tangan atau perangkat genggam'. Definisi ini juga termasuk manipulasi
(tulang belakang) dan penggunaan perangkat mekanis. Definisi lain dari
massage adalah 'manipulasi sistematis dari' jaringan lunak tubuh dengan
tekanan berirama dan membelai untuk mencegah, mengembangkan,
memelihara, merehabilitasi, atau menambah fisik berfungsi atau
menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan fungsi dari otot dan tulang.
Implikasi Berkenaan dengan implikasi bagi dokter,perawat dan terapis yang timbul
dari review ini, hasilnya menunjukkan bahwa massage sebagai
pengobatan yang berdiri sendiri mengurangi rasa sakit dan
meningkatkan fungsi. Hasilnya – terutama yang di mana massage
dibandingkan dengan tanpa perawatan – secara klinis relevan, terutama
pada orang dengan nyeri punggung bawah, nyeri bahu atau osteoartritis
lutut. Pada populasi pasien lain, efektivitas pijat hampir tidak dievaluasi.
Berkenaan dengan implikasi untuk penelitian lebih lanjut, ulasan ini
menyoroti kebutuhan untuk studi yang lebih baik dan lebih besar dari
kemanjuran dan penerimaan terapi massage pada populasi pasien lain.
Temuan yang menjanjikan membutuhkan konfirmasi lebih lanjut. Studi
masa depan terapi massage perlu melaporkan detail yang lebih besar
tentang intervensi di luar frekuensinya (sesi per minggu), dan harus
termasuk jenis pijat, durasi sesi pijat, dan intensitas atau
tingkat/kedalaman tekanan. Ini akan secara signifikan membantu peneliti
dalam memilih teknik yang tepat dan menafsirkan hasil studi pijat.
Daftar Pustaka
Anggriawan.F. & Ambardini.R. (2015). Tingkat Keberhasilan Masase Frirage Dan Akupresur
Dalam Mengurangi Nyeri Dan Meningkatkan ROM (Range Of Motion) Pada Pasien
Cedera Bahu Di Klinik Sasana Husada Yogyakarta. MEDIKORA,16(1). Available At
https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/view/4568
Anggriawan.N & Kushartanti.BM. (2014). Pengaruh Terapi Masase, Terapi Latihan, Dan
Terapi Kombinasi Masase Dan Latihan Dalam Penyembuhan Cedera Bahu Kronis Pada
Olahragawan, MEDIKORA,12(1). Available At
https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/view/4582
Dolder.A., Ferreira.P. & Refshauge.K. (2012). Effectiveness of soft tissue massage and
exercise for the treatment of non-specific shoulder pain: a systematic review with meta-
analysis. British Journal of Sports Medicine. DOI: https://doi.org/10.1136/bjsports-
2011-090553
Jodi.S. & Kushartanti.B,M, (2019). Efektivitas Terapi Masase Terhadap Nyeri Gerak Dan
Fungsi Gerak Sendi Ankle Pasca Cedera Ankle. MEDIKORA, 18(2), 92-99. Available
At https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/download/29202/12883