Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

‘ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DISLOKASI’

Disusun oleh:

Gita Aprilia (04021281924048)

Kelas : Reguler A 2019

Dosen Pengampu : Khoirul Latifin, S.Kep., Ns., M.Kep

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya

2021
Intervensi Inovasi

Intervensi inovasi yang dapat dilakukan pada pasien dengan dislokasi dengan masalah
gangguan mobilitas fisik berupa terapi masase. Terapi masase yang meliputi pelemasan otot
dengan soft tissue release melalui manipulasi gerakannya memberikan efek relaks pada
jaringan lunak di sekitar area cedera terutama otot sendi , melalui gerakan penekanan dan
stretching/peregangan yang menyeluruh di area permukaan otot-otot tungkai bawah
menghilangkan kekakuan otot yang terjadi akibat dari cedera, jadi selain manipulasi manual
therapy pada soft tissue release juga terdapat manipulasi exercise therapy yaitu berupa gerakan
stretching/peregangan. Terapi masase dinilai efektif sebagai terapi alternatif untuk peningkatan
fungsi dan rentang gerak (ROM) pada pasien dislokasi. Dalam beberapa jurnal juga didaptakan
dengan penggabungan terapi masase dengan terapi lainnya seperti akupressur dan latihan gerak
dapat menambah hasil menjadi optimal.

Tinjauan Jurnal

Jurnal 1

Judul Jurnal Efektivitas Terapi Masase Terhadap Nyeri Gerak Dan Fungsi Gerak
Sendi Ankle Pasca Cedera Ankle
Penulis Setiawan Jodi & B.M Wara Kushartanti
Penerbit MEDIKORA, Vol. XVIII No. 2, Hal 92-99
Tahun Oktober 2019
Kelebihan Terapi ini merupakan terapi yang murah dan mudah dilakukan yaotu
berupa pelemasan otot namun masih butuh latihan dari ahli agar tidak
salah dalamm gerakan stretching yang malah akan menambah nyeri dan
penurunan fungsi otot.
Kekurangan Terapi ini lebih optimal untuk pengurangan nyeri gerak sendi ankle
(70,31%) sedangkan pada peningkatan fungsi gerak sendi ankle kurang
begitu optimal (20,62%) ini dikarenakan untuk peningkatan fungsi gerak
dibutuhkan lebih dari penanganan terapi pasif, diperlukan terapi aktif
yaitu terapi latihan yang melibatkan latihan penguatan dan daya tahan
otot-otot dan jaringan lunak pada bagian kaki cedera sehingga
peningkatan fungsi gerak sendi ankle akan lebih optimal serta pada jurnal
tidak ada pembahasan apakah terapi ini hanya efektif pada cedera ankle
saja atau juga efektif untuk cedera di bagian lain seperti bahu.
Aplikasi Terapi masase yang meliputi pelemasan otot dengan soft tissue release
melalui manipulasi gerakannya memberikan efek relaks pada jaringan
lunak di sekitar area cedera terutama otot penopang sendi ankle, melalui
gerakan penekanan dan stretching/peregangan yang menyeluruh di area
permukaan otot-otot tungkai bawah menghilangkan kekakuan otot yang
terjadi akibat dari cedera, jadi selain manipulasi manual therapy pada
soft tissue release juga terdapat manipulasi exercise therapy yaitu berupa
gerakan stretching/peregangan. Kisner dan Colby (2007: 66)
menyatakan, latihan peregangan dianggap sebagai elemen penting dalam
kebugaran dan program pengondisian yang dirancang untuk
mempromosikan kesehatan dan mengurangi resiko cedera dan cedera
berulang. Begitupula dengan deep tissue massage melalui manipulasi
gerakan yang diberikan yaitu gerakan stroke/penekanan yang dalam dan
perlahan menggunakan siku dan lengan bawah terapis di area permukaan
otot-otot tungkai bawah memberikan efek relaks dan nyaman pada
pasien yang dapat memicu hormon endorphin yang mampu mengurangi
rasa nyeri. Secara tidak langsung pelemasan otot dengan soft tissue
release atau deep tissue massage yang menghilangkan kekakuan otot dan
memberikan kenyamanan pada otot dan jaringan lunak lainnya
membantu meningkatkan fungsi gerak sendi ankle karena pada setiap
gerakan sendi memerlukan bantuan daripada jaringan lunak dan otot-otot
penopang di sekitar sendi.

Hasil keseluruhan analisis data penelitian menunjukan bahwa terapi


masase yang meliputi pelemasan otot dengan soft tissue release dan deep
tissue massage yang disertai reposisi gerak efektif terhadap penurunan
nyeri gerak dan peningkatan fungsi gerak sendi ankle pasca cedera sendi
ankle pasien Laboratorium Terapi Latihan FIK Universitas Negeri
Yogyakarta. Tingkat efektivitas yang dihasilkan dari penanganan terapi
yang diberikan lebih optimal pada pengurangan nyeri gerak sendi ankle
(70,31%) sedangkan pada peningkatan fungsi gerak sendi ankle kurang
begitu optimal (20,62%) ini dikarenakan untuk peningkatan fungsi gerak
dibutuhkan lebih dari penanganan terapi pasif, diperlukan terapi aktif
yaitu terapi latihan yang melibatkan latihan penguatan dan daya tahan
otot-otot dan jaringan lunak pada bagian kaki cedera sehingga
peningkatan fungsi gerak sendi ankle akan lebih optimal, jadi penulis
menyarankan untuk menyertai program terapi latihan pasca terapi
masase
Implikasi Cedera mengakibatkan nyeri gerak dan penurunan fungsi gerak sendi
ankle, ini merupakan akibat dari robekan ligamen baik secara
mikroskopis atau lebih parah dan bisa disertai pergeseran atau keluarnya
ligamen dari jalurnya sehingga rasa nyeri yang dirasakan tak kunjung
hilang dan ligamen rentan mengalami robekan yang lebih parah juga
dapat mengakibatkan kendurnya ligamen sendi sehingga cedera mudah
terulang. Penanganan cedera ini dapat dilakukan dengan terapi masase
yang meliputi pelemasan otot dengan soft tissue release atau deep tissue
massage dan ditambah dengan reposisi gerak dapat mengurangi nyeri
gerak dan meningkatkan fungsi gerak dari sendi ankle pasca cedera
ankle.

Jurnal 2

Judul Jurnal Tingkat Keberhasilan Masase Frirage Dan Akupresur Dalam


Mengurangi Nyeri Dan Meningkatkan ROM (Range Of Motion) Pada
Pasien Cedera Bahu Di Klinik Sasana Husada Yogyakarta
Penulis Feri Anggriawan & Rahmah Laksmi Ambardini
Penerbit MEDIKORA Vol. XIV No. 1
Tahun April 2015
Kelebihan Terapi massase frirage efekti dalam mengatasi nyeri dan meningkatkan
ROM pada cedera bahu apalagi jika ditambah bersamaan dengan
akupresur maka proses penyembuhan cedera akan cepat berlangsung.
Kekurangan Dalam melakukan massase frirage dan akupreasur membutuhkan ahli
untukk melakukan terapi.
Aplikasi Selama ini masase frirage sudah banyak diteliti dalam penanganan
cedera dalam hal mengurangi nyeri dan meningkatkan ROM dan
hasilnya sudah efektif, otot sudah rileks, nyeri berkurang, dan ROM
meningkat, sehingga penambahan akupresur 10 menit setelah masase.
frirage diharapkan dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan ROM
lebih efektif daripada hanya mendapat masase frirage saja. Peningkatan
yang mendapat masase frirage dan akupresur sekitar 20-25 %. Dengan
demikian tingkat kesembuhan cedera menjadi lebih baik. Masase frirage
membuat otot menjadi rileks dan membuat kinerja Kelenjar pituitary
meningkat sehingga membuat hormon endorfin menjadi lebih maksimal.
Apabila otot rileks dan hormon endorfinnya banyak, berefek pada rasa
nyeri berkurang dan ROM meningkat. Selain itu penekanan pada triger
point bisa menutup gerbang nyeri, apabila gerbang nyeri tertutup maka
nyeri tidak akan sampai ke korteks serebri sehingga rasa nyeri tidak
terasa.

Dalam penelitian ini kelompok A (masase frirage) diberikan tes awal,


yaitu wawancara mengenai tingkat perasaan nyerinya dan dicek range of
motion (ROM) pada sendi bahu dengan cara melakukan gerak fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi, eksorotasi dan endorotasi semaksimal
mungkin dengan mengukur sudutnya. Kelompok dalam penelitian ini
merupakan kelompok yang mengalami cedera bahu. Setelah melakukan
tes awal, kelompok A diberikan perlakuan (treatment) yaitu masase
frirage. Setelah selesai diberikan perlakuan masase frirage kemudian
diadakan tes akhir untuk melihat kembali range of motion menggunakan
busur dan perasaan nyeri menggunakan skala nyeri. Pada kelompok B
(masase frirage dan Akupresur) juga diberikan tes awal, yaitu
wawancara mengenai tingkat perasaan nyerinya dan dicek range of
motion (ROM) pada sendi bahu dengan cara melakukan gerak fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi, eksorotasi dan endorotasi semaksimal
mungkindengan mengukur sudutnya. Kelompok dalam penelitian ini
merupakan kelompok yang mengalami cedera bahu. Setelah melakukan
tes awal, kelompok diberikan perlakuan (treatment) yaitu masase frirage
dan akupresur. Setelah selesai diberikan perlakuan masase frirage
kemudian diadakan tes akhir untuk melihat kembali range of motion
menggunakan busur dan perasaan nyeri menggunakan skala nyeri.
Masase frirage dan akupresur yang dilakukan semuanya terhadap cedera
bahu ternyata sangat efektif dalam mengurangi rasa nyeri pada cedera
bahu. Hal ini dikarenakan dengan masase frirage otot-otot dilemaskan
serta dikembalikan posisinya seperti sebelum cedera. Sementara dengan
tambahan akupresur titik-titik tertentu yang mempunyai efek dengan
organ-organ tubuh juga dipijat. Dengan demikian peredaran darah di
sekitar bahu juga akan lebih cepat normal dan rasa nyeri pun semakin
cepat berkurang. Sementara itu pada pasien yang hanya diberikan
masase frirage saja ternyata juga mengalami penurunan rasa nyeri pada
bahunya, namun karena yang dipijat hanyalah otot- ototnya saja, maka
rasa nyeri yang berkurang masih lebih rendah daripada pasien yang
diberikan masase frirage dan akupresur secara bergantian.
Implikasi Masase frirage ini, sebagai salah satu ilmu pengetahuan terapan yang
termasuk dalam bidang terapi dan rehabilitasi, baik untuk kepentingan
sport medicine, pendidikan kesehatan maupun pengobatan kedokteran
timur (pengobatan alternatif) yang dapat bermanfaat untuk membantu
penyembuhan setelah penanganan medis maupun sebelum penanganan
medis sebagai salah satu pencegahan dan perawatan tubuh dari cedera.
Masase frirage merupakan pijatan yang dimaksudkan untuk melakukan
perawatan tubuh yang terbagi dalam 4 cara manipulasi, yaitu friction,
efflurage, traksi dan reposisi. Sedangkan akupresur merupakan salah
satu teknik pengobatan cina yang menggunakan pemijatan pada titik-
titik tertentu. Kedua metode ini sama-sama digunakan untuk mengatasi
cedera, khususnya cedera pada otot. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kedua metode sama- sama efektif dalam mengurangi rasa nyeri
dan meningkatkan ROM pada cedera bahu

Jurnal 3

Judul Jurnal Pengaruh Terapi Masase, Terapi Latihan, Dan Terapi Kombinasi Masase
Dan Latihan Dalam Penyembuhan Cedera Bahu Kronis Pada
Olahragawan
Penulis Nova Anggriawan dan BM. Wara Kushartanti
Penerbit MEDIKORA Vol. XII No. 1
Tahun April 2014
Kelebihan Terapi Kombinasi Masase dapat menjadi alternatif terapi dalam
mengatasi cedera bahu karena efektif dalam peningkatan rentang gerak
yang terjadi pad cedera bahu.
Kekurangan Pelaksanaan terapi ini tetap memerlukan penanganan dokter, medis atau
professional agar tidak membahasakan pasien yang cedera dan terjadi
komplikasi.
Aplikasi Terapi masase dan terapi latihan secara fisiologis memperlancar
peredaran darah, merilekskan otot dan mengurangi peradangan sehingga
dapat diketahui bahwa terapi masase dan terapi latihan dapat membantu
proses penyembuhan cedera, khususnya cedera bahu yang ditandai
berkurangnya tanda radang (nyeri) dan meningkatkan relaksasi otot yang
berdampak pada meningkatnya luas jangkauan gerak sendi. Masase
merupakan salah satu manipulasi sederhana yang pertama kali dilakukan
manusia untuk mengusap bagian tubuh yang sakit, meletakkan tangan
dengan halus pada bagian tubuh yang sakit atau mengusap dahi yang
panas, dan ternyata menimbulkan efek yang menyenangkan
(Rahim,1988: 4), sedangkan menurut Novita Intan Arovah (2010: 78)
masase merupakan teknik manipulasi jaringan lunak melalui tekanan dan
gerakan. Terapi latihan merupakan pengobatan menggunakan aktivitas
olahraga yang memerlukan latihan terukur dengan diawasi terapis atau
dokter olahraga. Terapi latihan digunakan untuk pemulihan cedera
seperti kontraksi otot, pergeseran sendi, robek tendon dan patah tulang
supaya dapat beraktivitas normal kembali tanpa mengalami sakit dan
kekakuan otot.

Pada penelitian ini kelompok diukur sebelum dan sesudah mendapat


perlakuan terapi masase, terapi latihan, dan terapi kombinasi masase dan
latian. Dalam penelitian ini kelompok diberikan tes awal, yaitu
pengukuran ROM pada sendi bahu dengan aspek gerakan fleksi,
ekstensi, abduksi, dan adduksi secara maksimal dengan mengukur
sudutnya

Hasil Penelitian membuktikan terapi masase, terapi latihan dan terapi


kombinasi masase dan latihan berpengaruh signifikan terhadap
penyembuhan cedera bahu kronis pada olahragawan. Penyembuhan
tersebut terlihat dari pengamatan ROM meliputi fleksi, ekstensi, abduksi,
dan adduksi yang semakin meningkat setelah diberikan terapi masase,
terapi latihan, dan terapi kombinasi masase dan latihan.
Implikasi Penatalaksanaan terapi masase cedera bahu menggunakan masase frirage
dilakukan dengan berbagai posisi sehingga efektif menyembuhkan
cedera bahu. Penanganan masase frirage dilakukan pada posisi duduk
dengan lengan pronation, posisi duduk dengan lengan supination, posisi
duduk pada badan bagian belakang serta posisi traksi dan reposisi pada
sendi bagian bahu. Penanganan pada tiap-tiap posisi tersebut semakin
memaksimalkan manipulasi masase pada bahu yang mengalami cedera.
Kedua jenis terapi mempunyai kedudukan yang saling melengkapi
sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik. Tingkat kesembuhan
diamati berdasarkan pengamatan pada item flexion straight knee,
extension, abduction, adduction dan knee flexion. Hal ini berimplikasi
bahwa masase dan terapi latihan dapat dijadikan sebagai alternatif
penanganan cedera bahu kronis. Pemilihan dan penggunaan metode
penanganan cedera yang tepat akan dapat membantu tercapainya
kesembuhan cedera secara lebih optimal.

Jurnal 4

Judul Jurnal Effectiveness of massage therapy on the range of motion of the shoulder:
a systematic review and meta-analysis
Penulis Young-Ran Yeun
Penerbit J.Society of Physical Therapy Science Vol. 29, No. 2, 365–369
Tahun 2017
Kelebihan Terapi massage tetapi bisa dinilai efektof sebagai terapi alternatif dalam
meningatkan ROM pada cedera bahu.
Kekurangan Terapi massage efektif untuk meningkatkan ROM bahu namun jika
dibandingkan dengan terapi lain seperti sport massage dengan effluarge
dan petrissage, terapi massage tidak menunjukkan perbedaan efektifitas
yang signifikan bahkan sport massage menunjukan hasil yang lebih baik.
Aplikasi Pada penelitian ini memabndingkan efektivitas dari terapi massage
terhadap perunan ROM pada pasien nyeri bahu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada terapi massage efektif untuk meningkatkan
ROM bahu, terutama fleksi dan abduksi. Ukuran efek untuk fleksi dan
abduksi besar dan kuat. Saat kelompok terapi massage dibandingkan
dengan kelompok tanpa perlakuan dalam analisis subkelompok,
kelompok terapi massage menunjukkan efek yang lebih besar dalam
meningkatkan fleksi dan abduksi sendi bahu, tetapi tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan secara statistik dalam hal ini dari akupunktur,
atau kelompok terapi fisik. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian-
penelitian sebelumnya. (Van den Dolder dkk.7) , yang melakukan meta-
analisis dari 4 jurnal, menemukan bahwa massage jaringan lunak
memiliki efektif dalam meningkatkan ROM fleksi dan abduksi secara
moderat dibandingkan tanpa pengobatan, tetapi tidak menunjukkan
signifikan secara statistik perbedaan dalam hal ini dari kelompok
intervensi lainnya.

Sport massage menunjukkan pengaruh signifikan terbesar pada semua


variabel hasil. Ini termasuk teknik seperti effleurage dan petrissage.
Effleurage adalah menggosok kulit ringan dari situs distal ke situs
proksimal menggunakan ekstremitas. Ini mengurangi edema dan
meningkatkan relaksasi otot dengan memfasilitasi aliran kelenjar getah
bening. Petrissage dilakukan untuk tujuan meningkatkan mobilitas otot,
dengan memutar area antara otot dan kulit setelah memegang lembut
jaringan. Teknik-teknik ini menghaluskan jaringan parut dan
mengendurkan adhesi yang dalam pada tendon, ligamen, kapsul sendi.
Implikasi Rentang gerak yang berkurang (ROM) bahu adalah masalah umum bagi
pasien dengan nyeri bahu. Nyeri bahu dan penurunan ROM tidak
membaik dari waktu ke waktu dan menetap atau berulang dalam banyak
kasus. Oleh karena itu, penting untuk memberikan intervensi yang tepat
pada tahap awal. Terapi massage merupakan salah satu intervensi
komplementer dan alternatif untuk meningkatkan status fungsional
pasien yang mengalami gangguan fungsi bahu dalam terapi fisik klinik.
Ini mengurangi kekakuan otot dengan menerapkan tekanan mekanis
pada area yang terkena menggunakan tangan, dan meningkatkan ROM
sendi

Jurnal 5

Judul Jurnal Effectiveness of soft tissue massage and exercise for the treatment of
non-specific shoulder pain: a systematic review with meta-analysis
Penulis Paul Andrew van den Dolder, Paulo H Ferreira & Kathryn M Refshauge
Penerbit British Journal of Sports Medicine
Tahun 2012
Kelebihan Soft tissue massage efektif untuk meningkatkan rentang gerak, fungsi,
dan nyeri pada pasien dengan nyeri bahu non-spesifik sehingga dapat
menjadi terapi alternatif dalam mengatasi masalah nyeri bahu.
Kekurangan Persaamaan dari teknik soft tissue massage dengan teknik massage
lainnya membuat kesulitan dalam membedakan terapi.
Aplikasi Ada dari beberapa tealaah didapatkan bahwa soft tissue massage efektif
untuk meningkatkan rentang gerak, fungsi, dan nyeri pada pasien dengan
nyeri bahu non-spesifik. Peningkatan terbesar dengan soft tissue
massage, pengobatan yang ditargetkan menuju batas lateral skapula
dalam fleksi akhir rentang, daerah deltoid posterior dalam fleksi
horizontal akhir rentang, deltoid anterior di rotasi eksternal akhir
jangkauan (diukur sebagai tangan di belakang punggung) dan pectoralis
mayor dalam posisi peregangan. soft tissue massage juga efektif untuk
meningkatkan jangkauan gerak eksternal pada pasien dengan perekat
capsulitis.
Implikasi Teknik soft tissue massage mampu menghasilkan perbaikan klinis yang
signifikan pada pasien dengan nyeri bahu non-spesifik dalam jangka
pendek dan harus dianggap sebagai bentuk terapi yang penting. Tidak
ada laporan merugikan efek perawatan soft tissue massage dapat
ditemukan. Studi yang memanfaatkan soft tissue massage termasuk
dalam ini ulasan menggambarkan berbagai teknik termasuk membelai
pijat, terapi titik pemicu dan pijat es. Sulit untuk menunjukkan
bagaimana teknik ini berbeda satu sama lain, dan memang bagaimana
mereka mungkin berbeda dari teknik lain, seperti terapi manual, seperti
yang disarankan oleh beberapa penulis. Penelitian tentang persamaan
atau perbedaan antara teknik-teknik ini dan struktur yang mungkin
mereka pengaruhi akan bermanfaat untuk terapis

Jurnal 6

Judul Jurnal Massage therapy has short-term benefits for people with common
musculoskeletal disorders compared to no treatment: a systematic review
Penulis Diederik C Bervoets , Pim AJ Luijsterburg , Jeroen JN Alessie , Martijn
J Buijs , Arianne P Verhagen
Penerbit Journal of Physiotherapy,Vol 61, 106-116
Tahun 2017
Kelebihan Dari hasil tinjauan ini memiliki kekuatan dalam pengulasan yaitu jurnal
ini mengevaluasi teknik massage menggunakan definisi yang ketat.
Definisi diperbolehkan pemilihan studi-studi yang relevan dengan
fisioterapis. Selanjutnya, pencarian komprehensif dari beberapa basis
data adalah dilakukan, dan bias diminimalkan dan validitas internal
ditingkatkan dengan metodologi yang ketat. Validitas eksternal
tergantung pada variasi luas dari populasi peserta dan termasuk teknik
massage.
Kekurangan Dari hasil tinjauan ini memiliki kelemahan yaitu berupa mayoritas
penelitian (16 dari 26) memiliki risiko tinggi bias. Karena massage
sering menghambaat peserta atau penyedia perawatan, sebagian besar
penelitian dinilai 'tidak jelas' atau 'risiko tinggi bias' dalam kaitannya.
Membutakan peserta, penyedia perawatan dan penilai hasil sering tidak
tercapai. Akibatnya, dapat menyebabkan perkiraan efek pengobatan
yang berlebihan.
Aplikasi Dalam praktik fisioterapi, terapi massage memiliki peran utama dalam
perawatan dari pasien dengan gangguan muskuloskeletal. Dalam sebuah
studi kohort besar, 87% peserta dengan keluhan pada lengan, leher
dan/atau bahu dirawat dengan terapi massage, seringkali dalam
kombinasi dengan terapi olahraga. Terapi massage dapat didefinisikan
dengan cara yang berbeda. Baru-baru ini, Panel Ottawa mendefinisikan
massage sebagai 'manipulasi jaringan lunak dan sendi menggunakan
tangan atau perangkat genggam'. Definisi ini juga termasuk manipulasi
(tulang belakang) dan penggunaan perangkat mekanis. Definisi lain dari
massage adalah 'manipulasi sistematis dari' jaringan lunak tubuh dengan
tekanan berirama dan membelai untuk mencegah, mengembangkan,
memelihara, merehabilitasi, atau menambah fisik berfungsi atau
menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan fungsi dari otot dan tulang.
Implikasi Berkenaan dengan implikasi bagi dokter,perawat dan terapis yang timbul
dari review ini, hasilnya menunjukkan bahwa massage sebagai
pengobatan yang berdiri sendiri mengurangi rasa sakit dan
meningkatkan fungsi. Hasilnya – terutama yang di mana massage
dibandingkan dengan tanpa perawatan – secara klinis relevan, terutama
pada orang dengan nyeri punggung bawah, nyeri bahu atau osteoartritis
lutut. Pada populasi pasien lain, efektivitas pijat hampir tidak dievaluasi.
Berkenaan dengan implikasi untuk penelitian lebih lanjut, ulasan ini
menyoroti kebutuhan untuk studi yang lebih baik dan lebih besar dari
kemanjuran dan penerimaan terapi massage pada populasi pasien lain.
Temuan yang menjanjikan membutuhkan konfirmasi lebih lanjut. Studi
masa depan terapi massage perlu melaporkan detail yang lebih besar
tentang intervensi di luar frekuensinya (sesi per minggu), dan harus
termasuk jenis pijat, durasi sesi pijat, dan intensitas atau
tingkat/kedalaman tekanan. Ini akan secara signifikan membantu peneliti
dalam memilih teknik yang tepat dan menafsirkan hasil studi pijat.
Daftar Pustaka

Anggriawan.F. & Ambardini.R. (2015). Tingkat Keberhasilan Masase Frirage Dan Akupresur
Dalam Mengurangi Nyeri Dan Meningkatkan ROM (Range Of Motion) Pada Pasien
Cedera Bahu Di Klinik Sasana Husada Yogyakarta. MEDIKORA,16(1). Available At
https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/view/4568

Anggriawan.N & Kushartanti.BM. (2014). Pengaruh Terapi Masase, Terapi Latihan, Dan
Terapi Kombinasi Masase Dan Latihan Dalam Penyembuhan Cedera Bahu Kronis Pada
Olahragawan, MEDIKORA,12(1). Available At
https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/view/4582

C Bervoets.D., AJ Luijsterburg.P, JN Alessie.J., J Buijs.M & P Verhagen.M. (2017). Massage


therapy has short-term benefits for people with common musculoskeletal disorders
compared to no treatment: a systematic review. Journal of Physiotherapy,Vol 61, 106-
116. DOI: 10.1016/j.jphys.2015.05.018

Dolder.A., Ferreira.P. & Refshauge.K. (2012). Effectiveness of soft tissue massage and
exercise for the treatment of non-specific shoulder pain: a systematic review with meta-
analysis. British Journal of Sports Medicine. DOI: https://doi.org/10.1136/bjsports-
2011-090553

Jodi.S. & Kushartanti.B,M, (2019). Efektivitas Terapi Masase Terhadap Nyeri Gerak Dan
Fungsi Gerak Sendi Ankle Pasca Cedera Ankle. MEDIKORA, 18(2), 92-99. Available
At https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/download/29202/12883

Young-Ran Y. (2017). Effectiveness of massage therapy on the range of motion of the


shoulder: a systematic review and meta-analysis. J.Society of Physical Therapy
Science, 29(2), 365–369. DOI: https://doi.org/10.1589/jpts.29.365

Anda mungkin juga menyukai